Gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS)
PADA REMAJA DI MTs. PEMBANGUNAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013

Oleh:
DIAN MUTI SARI
NIM: 108101000036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

GAMBARAN PRAKTEK PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS)
PADA REMAJA DI MTs. PEMBANGUNAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:
DIAN MUTI SARI
NIM: 108101000036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI
Skripsi, Oktober 2013
Dian Muti Sari, NIM : 108101000036
Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013
xx + 134 halaman, 35 tabel, 2 bagan, 14 gambar, 3 lampiran


ABSTRAK
Masalah gizi remaja berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi
sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi, kekurangan dan kelebihan gizi. Dimana
masalah tersebut terjadi akibat pola makan yang tidak seimbang. Untuk mencegah
terjadinya masalah gizi penting sekali memulai gaya hidup sehat sesuai dengan
Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Pedoman Gizi Seimbang terdiri dari 4 prinsip yaitu
keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan
secara systematic random sampling. Gambaran praktek pedoman gizi seimbang
dilihat berdasarkan ke empat prinsip pada Pedoman Gizi Seimbang.
Berdasarkan hasil penelitian gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang
(PGS) diketahui bahwa jenis bahan makanan yang dikonsumsi remaja 62,5% tidak
sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang, tingkat kecukupan zat gizi pada remaja,
antara lain tingkat kecukupan energi, karbohidrat, protein dan vitamin A sebagian
besar sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi, Sedangkan tingkat kecukupan lemak,
vitamin C dan zat besi sebagian besar tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi.
Frekuensi makan remaja 85,4% tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dan
56,3% remaja memiliki pola hidup bersih yang sesuai dengan Pedoman Gizi

Seimbang. Selain itu juga sebagian besar remaja memiliki aktivitas fisik sedang
sebanyak 70,8%. Persentase berat badan ideal remaja paling banyak yakni berat
badan ideal normal sebanyak 69,8%. Dan keseluruhan remaja tidak sesuai dalam
mempraktekkan Pedoman Gizi Seimbang.
Kata kunci

: Gambaran Praktek, Pedoman Gizi Seimbang, Remaja

Daftar Bacaan

: (41) (1989 – 2012)
ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH MAJOR
NUTRITION MAJOR
Undergraduated Thesis, October 2013
Dian Muti Sari, NIM : 108101000036
Overview Balanced Nutrition Guidelines (PGS) Practice on Adolescents In MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013

xx + 134 pages, 35 table, 2 charts, 14 pictures, 3 appendix
ABSTRACT
Adolescents Nutritional problem have a big impact on the growth and
development of the body and its effects on nutritional problems in adulthood.
Common nutritional problem is iron deficiency anemia, nutritional deficiency and
obesity. The problem occurs due to an unbalanced diet. To prevent the occurrence of
important nutritional problems start at healthy lifestyle in accordance with the
Guidelines for Balanced Nutrition (PGS). Balanced Nutrition guidelines consist of
four principles are diversity of food, physical activity, hygiene and ideal body weight.
This research is descriptive. Sampling was done by systematic random
sampling. Preview balanced nutrition practice guidelines seen by the four principles
on Balanced Nutrition Guidelines.
Based on the results of the research overview Balanced Nutrition practice
guidelines (PGS) note that the type of food consumed 62.5% of adolescents are not in
accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition, adequacy of nutrient levels in
adolescents, among others, the adequacy of energy, carbohydrate, protein and
vitamins A partially substantial accordance with the Recommended Daily Intake,
while sufficient levels of fat, vitamin C and iron are largely in accordance with the
Recommended Daily Intake. 85.4% ate frequency adolescents not in accordance with
the Guidelines for Balanced Nutrition and 56.3% of adolescents had a clean lifestyle

which is in accordance with the Guidelines for Balanced Nutrition. In addition, most
of the adolescents had moderate physical activity as much as 70.8%. The percentage
of ideal body weight adolescents that most normal ideal body weight as much as
69.8%. And adolescents do not fit within the overall practice Balanced Nutrition
Guidelines.
Key Word

Reading List

: Overview of Practice, Guidelines for Balanced Nutrition,
Adolescents
: (41) (1989 – 2012)
iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Dian Muti Sari


Tempat/Tgl Lahir

: Jakarta, 16 Maret 1990

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Pondok Surya Mandala Blok V1 No. 8 RT 08 RW 13,
Jaka Mulya, Bekasi Selatan 17146

No Telp / Hp


: 021 – 82431653 / 085777588700

Email

: [email protected]

II. PENDIDIKAN
1995 – 1996

: TK Cendrawasih

1996 – 2002

: SD Negeri Jati Asih X Bekasi

2002 – 2005

: SMP Negeri 9 Bekasi

2005 – 2008


: SMA Negeri 6 Bekasi

2008 – 2013

: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Program Studi
Kesehatan Masyarakat

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada
Allah (Subhanahu Wata’ala) yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan
serta tak lupa juga ilmu pengetahuan yang Kau limpahkan. Atas perkenaan-Mu jualah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Gambaran Praktek
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013“.

Sholawat serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad” juga
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang dengan kasih dan doanya telah mendukung
dalam berbagai hal.
2. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Febrianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.
4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku Sekretaris Program Studi Kesehatan
Masyarakat dan Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
dengan sabar memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan, motivasi, tuntunan
dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan yang luar biasa kepada
penulis.sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.Sn.Kes, MHS selaku dosen pembimbing II yang
banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam
vi


menyelesaikan skripsi ini dan memberikan ilmu - ilmu baru, semoga Allah
SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.
7. Ibu Andarini, M.Si dan Ibu Minsarnawati, M.Kes selaku Penguji Ujian
Skripsi.
8. Segenap dosen pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat yang juga
telah memberikan peneliti wawasan berkenaan dengan tema yang diambil.
9. Pihak sekolah MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Thank’s a lot buat Ibnu Syeh Fajar sudah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini, terima kasih buat dukungannya, waktu yang sudah diluangkan,
terima kasih sudah bersedia menjadi pendengar untuk keluh kesahku dan
terima kasih juga atas doanya. “sukses selalu!”
11. Adikku Ica, terima kasih atas dukungan dan doanya serta bantuannya dalam
menyelesaikan skripsi ini. “semangat cacay!”
12. Wulan, Irda, Desy, Dewi, Nindy, terima kasih atas dukungan dan doanya.
“sukses dan semangat terus sobat!”
13. Teman – teman kesmas 2008. Sukses buat kita semua ya teman.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih kurang dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan
dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, Oktober 2013

(Dian Muti Sari)
Penulis
vii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................

i

ABSTRAK .......................................................................................................

ii

ABSTRACT ......................................................................................................

iii

LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..........................................................................

v

KATA PENGANTAR...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. . xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A.

Latar Belakang .............................................................................

1

B.

Rumusan Masalah .......................................................................

6

C.

Pertanyaan Penelitian ...................................................................

7

D.

Tujuan Penelitian ..........................................................................

8

E.

Manfaat Penelitian .......................................................................

9

F.

Ruang Lingkup ............................................................................

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

11

BAB I

A.

Remaja .........................................................................................
viii

11

1. Pengertian Remaja ..................................................................

11

2. Penggolongan Remaja .............................................................

12

3. Pertumbuhan dan Fisiologi Remaja ........................................

13

4. Kebutuhan Gizi Remaja .........................................................

14

B. Cara Menentukan Kebutuhan Zat Gizi ......................................

17

1. Energi .......................................................................................

17

2. Protein, lemak dan karbohidrat ..............................................

20

3. Vitamin dan mineral ...............................................................

21

C. Pola Konsumsi Makanan .............................................................

21

1. Jenis Bahan Makanan .............................................................

23

2. Jumlah Bahan Makanan (Zat Gizi) ........................................

24

3. Frekuensi Makan .....................................................................

26

D. Konsep Dasar Gizi Seimbang .....................................................

27

1. Pedoman Gizi Seimbang .........................................................

28

a. Pentingnya membiasakan makan makanan beraneka ragam 30
b. Pentingnya pola hidup bersih .............................................

35

c. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga ....................

37

d. Pentingnya berat badan ideal .............................................

39

E. Dampak praktek tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang

42

1. Dampak apabila terjadi Gizi Kurang ......................................

42

2. Dampak apabila terjadi Gizi Lebih ........................................

45

F. Penilaian Konsumsi Makanan .....................................................

46

ix

1. Metode Food Frequency Quetioner (FFQ) ............................

47

2. Metode Food Recall 24 Jam ..................................................

48

3. Estimated Food Frequency ....................................................

49

4. Food weighing .........................................................................

49

G. Kerangka Teori ............................................................................

51

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL ................

52

A. Kerangka Konsep ........................................................................

52

B. Definisi Operasional.....................................................................

54

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

61

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................

61

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................

61

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................

61

1. Populasi ...................................................................................

61

2. Sampel .....................................................................................

62

D. Jenis Data yang Dikumpulkan, Instrumen Penelitian, Uji Coba
Instrumen dan Cara Pengumpulannya ........................................ 63
1. Jenis Data yang Dikumpulkan ...............................................

63

2. Instrumen Penelitian ...............................................................

64

a. Instrumen .............................................................................

64

b. Uji Coba Instrumen ............................................................

66

4. Cara Pengumpulan Data .........................................................

67

E. Pengolahan Data ..........................................................................

70

F. Analisis Data ................................................................................

74

x

1. Analisis Univariat ...................................................................

74

BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................

75

A. Gambaran Umum MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ................................................ 75
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................

75

2. Gambaran Umum Karakteristik Populasi ..............................

76

3. Gambaran Umum Karakteristik Responden ..........................

76

a. Umur Responden ................................................................

76

b. Jenis Kelamin Responden ..................................................

77

c. Golongan Remaja pada Responden ...................................

78

B. Analisis Univariat ........................................................................

79

1. Gambaran Pola Konsumsi Makanan pada Remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 79
a. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi
Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013 ............................................................ 79
b. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2013 ......................................................................... 86
c. Gambaran Frekuensi Makan pada Remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 .................................................................................... 95
2. Gambaran Pola Hidup Bersih pada Remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 96
3. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja di MTs. Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ....................... 97
xi

4. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 ...................................................................................... 97
5. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 .......................................................................................... 98
6. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal pada
Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013 ................................................................. 98
7. Gambaran Tingkat Asupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal
pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ........................................... 99
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................. 107
A. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 107
B. Gambaran Pola Konsumsi Makanan pada Remaja Di MTs.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ............................ 107
1. Gambaran Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Remaja
Di MTs. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ........ 107
2. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 ......................................................................................... 109
3. Gambaran Frekuensi Makan pada Remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 122
C. Gambaran Pola Hidup Bersih pada Remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ... 123
D. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja di MTs. Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 .................................... 124

xii

E. Gambaran Berat Badan Ideal (Status Gizi) pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 .............................................................................................. 125
F. Gambaran Praktek Pedoman Gizi Seimbang pada Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2013 .............................................................................................. 126
G. Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal (Status Gizi)
pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013 ...................................................................... 128
H. Gambaran Tingkat Asupan Zat Gizi dan Berat Badan Ideal
(Status Gizi) pada Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 ............................................... 129
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 131
A. Simpulan ....................................................................................... 131
B. Saran ............................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

xiii

xx

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Hal

2.1

Rumus FAO/WHO/UNU untuk Menentukan AMB

18

2.2

Koefisien Aktivitas Fisik Untuk Laki – laki dan Perempuan

19

2.3

Angka Kecukupan Gizi Rata – rata yang Dianjurkan Per Orang
Per hari

26

2.4

Indikator Kecukupan Zat Gizi Pada Remaja Usia 13 – 15 Tahun

35

2.5

Prinsip Pola Hidup Bersih dan Sehat Pada Remaja Berdasarkan
Pedoman Gizi Seimbang

36

2.6

Pengelompokkan Aktivitas Fisik

38

2.7

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut
Umur (IMT/U) Anak Umur 13 – 15 Tahun

41

5.1

Distribusi Populasi Berdasarkan Kelas

75

5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

77

5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Remaja di
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

78

5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi
Makanan

79

5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 81
Makanan Pokok yang Dikonsumsi

5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 81
Lauk yang Dikonsumsi

xiv

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Hal

5.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 82
Pauk yang Dikonsumsi

5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 84
Sayur yang Dikonsumsi

5.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 85
Buah yang Dikonsumsi

5.10

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 87
Kecukupan Energi

5.11

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 88
Kecukupan Karbohidrat

5.12

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 89
Kecukupan Protein

5.13

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 91
Kecukupan Lemak

5.14

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 92
Kecukupan Vitamin A

5.15

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 93
Kecukupan Vitamin C

5.16

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tingkat 95
Kecukupan Zat Besi (Fe)

5.17

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan

95

5.18

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Hidup Bersih

97

5.19

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik

97

5.20

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Ideal

98

5.21

Hasil Analisis Gambaran Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal
Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

99

xv

Tahun 2013
5.22

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Energi dan Berat
100
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.23

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Berat 101
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.24

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Protein dan Berat
102
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.25

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Lemak dan Berat
103
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.26

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin A dan Berat 104
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.27

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Vitamin C dan Berat 105
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

5.28

Hasil Analisis Gambaran Tingkat Kecukupan Zat besi (Fe) dan Berat 106
Badan Ideal Remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013

xvi

DAFTAR BAGAN

Nomor

Keterangan

Hal

2.1

Kerangka Teori

51

3.1

Kerangka Konsep

53

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Hal

2.1

Tumpeng Gizi Seimbang

29

5.1

Distribusi Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin

76

5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

78

5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 80

5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 83
Sayur

5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan 85
Buah

5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Energi

86

5.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Karbohidrat

87

5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Protein

89

5.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Lemak

90

5.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Vitamin A

91

5.11

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Vitamin C

93

5.12

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan
Zat Besi (Fe)

94

5.13

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan
(Intensitas Makan)

96

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Lampiran 2

Analisis Univariat

Lampiran 3

Hasil Uji Coba Instrumen

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrisi yang sama, namun dengan jumlah
yang berbeda. Nutrisi yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis
yang spesifik sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat. Kebutuhan akan nutrisi
berubah sepanjang daur kehidupan, dan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan masing – masing tahap kehidupan. (Departemen Gizi FKM UI,
2009)
Masalah gizi di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah gizi
yang secara public health sudah terkendali, yaitu Kekurangan Vitamin A pada
anak Balita, Gangguan Akibat Kurang Iodium dan Anemia Gizi pada anak 2-5
tahun; Masalah yang belum dapat diselesaikan, yaitu masalah gizi kurang dan
pendek (stunting); dan Masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam
kesehatan masyarakat, yaitu gizi lebih (Kemenkes, 2012).
Remaja sangat berperan aktif dalam pembangunan nasional, remaja
merupakan penerus bangsa. Remaja yang menderita masalah gizi akan
menghadapi masalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas rendah. Rendahnya
Sumber Daya Manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan
bebas di era globalisasi. Untuk mencapai sasaran global dan perkembangan gizi

1

masyarakat perlu dilakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang
dilakukan secara berkelanjutan. (Depkes, 1995)
Menurut Krummel (1992) dalam Arisman (2004) masa remaja terbagi
menjadi tiga kelompok, yaitu remaja awal usia 11 – 13 tahun, remaja madya usia
14 – 15 tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun. Masa remaja merupakan
sebuah dunia yang lengang dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial, dan gizi.
Masalah gizi remaja perlu mendapat perhatian khusus karena pengaruhnya
yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya
pada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi yang sering terjadi dan merupakan
kelanjutan dari masalah gizi pada usia remaja, yaitu anemia defisiensi besi,
kelebihan dan kekurangan berat badan (Arisman, 2004). Masalah gizi seperti gizi
kurang maupun gizi lebih pada dasarnya muncul akibat perilaku konsumsi
makanan yang tidak seimbang (Kurniasih, dkk, 2010).
Makanan modern atau makanan siap saji adalah makanan yang tergolong
makanan tinggi lemak, tinggi garam, tinggi gula, tetapi rendah serat dan vitamin,
seperti makanan kalengan, fried chicken, hamburger atau pizza (Khasanah,
2012). Kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan modern sudah mulai tampak
dikalangan remaja. Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan
berdampak pada kesehatan dalam fase dewasa dan usia lanjut.
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan
pertambahan berat badan (Arisman, 2004). Konsumsi energi yang tidak
seimbang akan menyebabkan keseimbangan positif atau negatif. Kelebihan
2

energi dari energi yang dikeluarkan akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga
berat badan berlebih atau kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang dari
yang dikeluarkan terjadi keseimbangan negatif. Akibatnya, berat badan lebih
rendah dari normal atau ideal (Apriadji, 1986 dalam Elnovriza, dkk, 2008).
Data Riskesdas (2010) bahwa prevalensi kegemukan pada remaja usia 13 –
15 tahun sebesar 2,5% sedangkan prevalensi kekurusan sebesar 10,1%. Untuk
provinsi Banten prevalensi kegemukan pada usia 13 – 15 tahun sebesar 3,4%.
Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa,
sementara obesitas tersebut merupakan faktor resiko terjadinya penyakit
degeneratif. Penelitian yang dilakukan oleh Adiningsih (2002) dalam Awalia
(2006) pada remaja di SLTP favorit di Surabaya mendapatkan prevalensi gizi
lebih meningkat dari 12,8% menjadi 15,9% dan prevalensi obesitas meningkat
dari 6,5% menjadi 8,5%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati,
dkk (2010) pada remaja SMPN 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng didapatkan
persentase remaja sangat kurus 1%, kurus 9,4% serta remaja yang overweight
dan obesitas masing – masing 2,1%. Penelitian Arumsari (2008) pada remaja
putri peserta Program Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi
(PPAGB) di Kota Bekasi didapatkan prevalensi anemia pada remaja usia 13 – 15
tahun sebesar 50,3 %.
Untuk mencapai status gizi yang baik perlu dikembangkan Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) dimana terdapat empat prinsip gizi seimbang yaitu pertama,
perubahan pola konsumsi makanan melalui konsumsi pangan yang beranekaragam
3

yaitu konsumsi energi, karbohidrat 45 – 65% dari kebutuhan energi total, lemak 25

– 30% dari kebutuhan energi total, protein untuk laki – laki 60 g/hari dan
perempuan 57 g/hari, vitamin A untuk laki – laki 600 RE dan perempuan 600
RE, vitamin C untuk laki – laki 75 mg dan perempuan 65 mg, zat besi (Fe) untuk
laki – laki 19 mg dan perempuan 26 mg. Kedua, perubahan pola hidup bersih
dimana pola makan bergizi seimbang akan menjadi tak berguna bila tidak diikuti

dengan penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih. Ketiga, pola hidup aktif
atau aktivitas fisik dimana perlu adanya keseimbangan antara asupan dan
pengeluaran energi untuk beraktivitas serta mencegah dampak dari masalah gizi.
Dan keempat, pemantauan berat badan ideal dimana untuk mempertahankan berat
badan yang ideal dan demi kebugaran tubuh serta kesehatan (Kurniasih, dkk, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati, dkk (2010) pada remaja SMPN
4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng didapatkan bahwa pola makan remaja
berdasarkan persentase asupan energi pada umumnya kurang sebanyak 50 orang
(52,1%), asupan protein umumnya cukup sebanyak 60 orang (62,5%), asupan
lemak pada umumnya kurang sebanyak 58 orang (60,4%) tetapi berdasarkan
persentase asupan karbohidrat pada umumnya cukup sebanyak 49 orang (51%).
Sedangkan berdasarkan penelitian Andriadi (2011) pada remaja SMP 258
Kelurahan Cibubur Jakarta Timur bahwa responden yang menunjukkan perilaku
hidup bersih dan sehat tinggi sebanyak 105 responden (66,5%) dan yang
berperilaku hidup bersih dan sehat rendah sebanyak 53 responden (33,5%).
Penelitian Sorongan (2012) pada remaja SMP Frater Don Bosco Manado
didapatkan 100 responden (100%) memiliki aktivitas fisik yang ringan.
4

Persentase penduduk usia 13 – 15 tahun yang mengkonsumsi energi
dibawah kebutuhan minimal provinsi Banten sebanyak 46 persen. Sedangkan
persentase yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebanyak
35,7 persen (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa MTs.
Pembangunan Syarif Hidayatullah UIN Jakarta didapatkan 52,5% siswa memiliki
pola konsumsi makanan tidak beraneka ragam, 50% siswa kecukupan energi
kurang sesuai dengan AKG, 50% siswa kecukupan karbohidrat kurang dari
setengah kebutuhan energi, 80% siswa kebutuhan lemak lebih dari 25%
kebutuhan energi, dan 82,5% siswa kebutuhan zat besi kurang dari AKG. Dari
data tersebut didapatkan 63% siswa memiliki pola konsumsi kurang sesuai
dengan Pedoman Gizi Seimbang. Selain itu 2,5% siswa berstatus gizi kurus,
12,5% siswa berstatus gizi gemuk, 10% berstatus gizi obesitas dan 75% berstatus
gizi normal. Dari data tersebut berarti prevalensi kegemukan pada siswa MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih besar dari angka prevalensi
nasional yaitu 2,5% dan lebih besar dari angka prevalensi provinsi Banten yaitu
3,4%.
Pola makan yang tidak bergizi seimbang beresiko menyebabkan
kekurangan gizi dan juga dapat terjadi gizi lebih (Kurniasih, dkk, 2010). Masalah
gizi kurang pada remaja meliputi anemia defisiensi besi dan berat badan kurang
(Arisman, 2004). Masalah gizi kurang tersebut akan berdampak pada penurunan
prestasi disekolah (Elnovriza, dkk, 2008). Masalah gizi berlebih akan berdampak

5

pada terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, penyakit jantung koroner,
dan diabetes melitus. (Khasanah, 2012).
Gaya hidup yang tidak sehat tidak muncul langsung saat dewasa tetapi
sudah dimulai sejak remaja (WHO, 2003). Penting sekali memulai gaya hidup
sehat sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang sejak dini untuk mencegah
terjadinya tiga masalah gizi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh
mengenai gambaran praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

B. Rumusan Masalah
Masalah gizi seperti gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya muncul
akibat perilaku yang tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Untuk
mencegah tiga masalah gizi dan mencapai status gizi yang baik perlu
dikembangkan Pedoman Gizi Seimbang dimana merupakan salah satu strategi
dalam perubahan gaya hidup yang tidak sehat.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan didapatkan 52,5%
memiliki pola konsumsi makanan tidak beraneka ragam, 50% siswa kecukupan
energi kurang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi serta 50% siswa kecukupan
karbohidrat kurang dari setengah kebutuhan energi, 80% siswa juga kebutuhan
lemaknya lebih dari 25% kebutuhan energi, dan kebutuhan zat besi kurang dari
Angka Kecukupan Gizi sebanyak 82,5% siswa. Dari data tersebut berarti siswa
MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pola konsumsi
6

kurang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Prevalensi kegemukan pada
siswa MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih besar dari
angka prevalensi nasional dan lebih besar dari angka prevalensi provinsi Banten.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran
praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2013. MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dipilih karena merupakan salah satu sekolah madrasah swasta favorit di
tangerang selatan dengan status sosial ekonomi orang tua menengah keatas dan
belum pernah dilakukan penelitian mengenai topik yang sama di sekolah
tersebut.

C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran jenis bahan makanan dilihat dari Pedoman Gizi
Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013 ?
2. Bagaimana gambaran tingkat kecukupan zat gizi dilihat dari Pedoman Gizi
Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013 ?
3. Bagaimana gambaran frekuensi makan pada remaja di MTs. Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?
4. Bagaimana gambaran pola hidup bersih pada remaja di MTs. Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?
7

5. Bagaimana gambaran aktivitas fisik remaja di MTs. Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?
6. Bagaimana gambaran berat badan ideal remaja di MTs. Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?
7. Bagaimana gambaran aktivitas fisik dan berat badan ideal remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ?
8. Bagaimana gambaran tingkat kecukupan zat gizi dan berat badan ideal
remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian
1. Diketahuinya gambaran jenis bahan makanan dilihat dari Pedoman Gizi
Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013.
2. Diketahuinya gambaran tingkat kecukupan zat gizi dilihat dari Pedoman Gizi
Seimbang pada remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013.
3. Diketahuinya gambaran frekuensi makan pada remaja di MTs. Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
4. Diketahuinya gambaran pola hidup bersih pada remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
5. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada remaja di MTs. Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
8

6. Diketahuinya gambaran berat badan ideal pada remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
7. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik dan berat badan ideal remaja di MTs.
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
8. Diketahuinya gambaran tingkat kecukupan zat gizi dan berat badan ideal
remaja di MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi civitas akademik sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk dasar
pelaksanaan pengembangan kegiatan di sekolah dalam rangka program
peningkatan gizi dan kesehatan berbasis sekolah. Terutama berkaitan dengan
praktek Pedoman Gizi Seimbang pada remaja di sekolah.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan di
Bidang Kesehatan dan digunakan untuk mengembangkan keilmuan
khususnya sebagai bahan untuk memperluas hasil – hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan menjadi pengembangan kompetensi diri
sesuai dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti

9

masalah yang berkaitan dengan gizi masyarakat. Serta menjadi sumbangan
pemikiran dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Praktek Pedoman
Gizi Seimbang (PGS) Pada Remaja Di MTs. Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
deskriptif. Kelompok studi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII, dan
VIII MTs. Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei – Juli 2013.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja
Remaja merupakan kelompok peralihan dari anak-anak ke dewasa dan
merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan – perubahan yang ada di
lingkungan sekitarnya, khususnya pengaruh pada masalah konsumsi makanan.
Jumlah remaja di negara berkembang tumbuh dengan pesat. (Moehji, 2003 dalam
Hendrayati, dkk, 2010).
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 20 tahun, dan ditandai
dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi
dan aspek fungsional (Jafar, 2005).
Menurut Depkes (1992) berdasarkan umur kronologis dan berbagai
kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu :
a.

Pada buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah bila
seorang anak telah mencapai umur 10 – 28 tahun untuk anak perempuan
dan 12 – 20 tahun untuk anak laki – laki.

b.

Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan
Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum
menikah.

11

c.

Menurut undang – undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila
telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai
tempat untuk tinggal.

d.

Menurut UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah
remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk
anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki – laki.

e.

Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18
tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.

f.

Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 – 18 tahun.

2. Penggolongan Remaja
Menurut Soetjiningsih (2007) kategori remaja, sebagai berikut :
a.

Masa remaja awal (Early adolescence) : usia 11 – 13 tahun.

b.

Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) : usia 14 – 16 tahun.

c.

Masa remaja lanjut (Late adolescence) : usia 17 – 20 tahun.
Sedangkan menurut Krummel (1996) kategori remaja di bagi menjadi 3

periode, yaitu :
a.

Remaja awal : usia 10 – 14 tahun

b.

Remaja tengah : usia 15 – 17 tahun

c.

Remaja akhir : usia 18 – 21 tahun
Penggolongan ini berdasarkan konteks pengertian perilaku makan serta

pencitraan tubuh pada remaja, sesuai dengan lingkup kerja dalam

12

mengembangkan program pendidikan gizi dan penyediaan pelayanan
kesehatan.
3.

Pertumbuhan dan Fisiologi Remaja
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini
berkisar hanya pada aspek – aspek fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi
perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal
meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran
besar dan berat jantung dan paru – paru, bertambah sempurna sistem kelenjar
kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks dan munculnya
atau tumbuhnya tanda- tanda kelamin sekunder (Jafar, 2012).
Pada masa pra remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa
prasekolah. Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja
dibandingkan dengan anak laki – laki. Masa ini merupakan masa transisi dari
masa anak ke dewasa. Pada masa ini pula terjadi pacu tumbuh berat badan dan
tinggi badan yang disebut sebagai pacu tumbuh adolesen, terjadi pertumbuhan
yang pesat dari alat – alat kelamin dan timbulnya tanda – tanda seks sekunder
(Soetjiningsih, 2007).
Remaja tumbuh pada kecepatan yang bervariasi, sehingga terjadi variasi
ukuran dan bentuk yang pada sebelumnya masih belum tampak. Walaupun

13

terdapat remaja yang tumbuh lebih cepat atau ada yang tumbuh lebih lambat,
pada akhirnya akan mencapai ukuran rata – rata dewasa. Dikatakan bahwa
remaja yang tumbuh dengan kecepatan yang lebih pesat nantinya bisa tumbuh
lebih tinggi daripada remaja yang tumbuh dengan kecepatan yang lambat.
Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi
yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini,
remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah
maupun olahraga. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan
untuk persiapan reproduksi (Jafar, 2012).
4.

Kebutuhan Zat Gizi Remaja
Remaja membutuhkan energi dan gizi untuk melakukan deposisi
jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang
terjadi kedua kali setelah yang pertama di alami. Kebutuhan gizi remaja relatif
besar, hal tersebut karena pada masa remaja masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih
banyak (Soetjiningsih, 2007).
Kebutuhan gizi remaja dapat dikenali dari perubahan komposisi
tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya
dan selanjutnya mempengaruhi kebutuhan gizinya.

14

a.

Energi
Energi

dibutuhkan

untuk

mendukung

pertumbuhan,

perkembangan, aktifitas otot, fungsi metabolik lainnya, dan untuk
memperbaiki kerusakan jaringan. Kebutuhan energi tinggi pada periode
remaja sedangkan yang digunakan untuk deposisi jaringan dan
pertumbuhan hanya 3% dari total energi yang dibutuhkan (Soetjiningsih,
2007). Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk energi usia
13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu 2400 Kkal untuk laki – laki dan
2350 Kkal untuk perempuan. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60%
berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan
lain-lain.
b.

Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena
proses pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi
remaja adalah 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. Menurut LIPI (2004) Angka
Kecukupan Gizi untuk protein usia 13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu
60 gram untuk laki – laki dan 57 gram untuk perempuan.
Protein dibutuhkan untuk sebagian besar proses metabolik
terutama pertumbuhan, perkembangan dan merawat jaringan tubuh.
Kebutuhan

puncak

protein

seimbang

dengan

asupan

energi

(Soetjiningsih, 2007).

15

c.

Lemak
Lemak memegang peranan penting sebagai komponen struktural
dan fungsional membran sel dan prekursor senyawa yang meliputi
berbagai segi dari metabolisme. Lemak juga sebagai sumber energi yang
berkadar tinggi dan sebagai pengangkut vitamin yang larut lemak.
Konsumsi lemak dianjurkan 25 – 30% dari kebutuhan energi (Depkes,
2003).
Asupan lemak yang kurang adekuat, akan terjadi gambaran klinis
defisiensi asam lemak esensial, dan nutrien yang larut dalam lemak serta
pertumbuhan yang buruk. Sebaliknya kelebihan asupan lemak beresiko
kelebihan berat badan, obesitas serta meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskuler di kemudian hari (Soetjiningsih, 2007).

d.

Karbohidrat
Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi
lemak tubuh. Asupan yang tidak adekuat menyebabkan ketosis, dan
sebaliknya asupan yang berkelebihan akan mengarah pada kelebihan
kalori (Soetjiningsih, 2007).

e.

Zat besi (Fe)
Remaja adalah kelompok yang rawan terhadap defisiensi zat besi.
Defisiensi zat besi dapat mengenai semua kelompok status sosial
ekonomi. Kebutuhan Fe meningkat pada remaja karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat, dan ekspansi volume darah dan masa

16

otot. Menurut LIPI (2004) Angka Kecukupan Gizi untuk zat besi (Fe)
usia 13 – 15 tahun yang dianjurkan yaitu 19 mg untuk laki – laki dan 26
mg untuk perempuan.
Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh
dan peran lainnya pada pembentukkan sel darah merah. Kekurangan
asupan zat besi menyebabkan defisiensi besi atau anemia besi
tergantung dari bioavailabilitas zat besi pada makanan (Soetjiningsih,
2007).

B. Cara Menentukan Kebutuhan Zat Gizi
1. Energi
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) dalam
Almatsier (2004) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang
diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila mempunyai
ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan
kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas
fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Dalam penentuan kebutuhan
energi terdapat dua komponen utama yaitu Angka Metabolisme Basal (AMB)
atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR)
adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan
proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk

17

jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan
ginjal, pankreas, dan lain – lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di
dalam sel – sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. AMB dipengaruhi
oleh umur, gender, berat badan dan tinggi badan. Ada beberapa cara untuk
menentukan AMB, yaitu : (Almatsier, 2006)
a.

b.

c.

Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)
Laki – laki

= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

Perempuan

= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

Cara cepat (2 cara)
Laki – laki

= 1 Kkal x kg BB x 24 jam

Perempuan

= 0,9 Kkal x kg BB x 24 jam

Laki – laki

= 30 Kkal x kg BB

Perempuan

= 25 Kkal x kg BB

Cara FAO/WHO/UNU
Tabel 2.1
Rumus FAO/WHO/UNU untuk Menentukan AMB
Kelompok umur
AMB (kkal/hari)
Laki- laki

Perempuan

0–3

60,9 B*) – 54

61,0 B – 51

3 – 10

22,7 B + 495

22,5 B + 499

10 – 18

17,5 B + 651

12,2 B + 746

18 – 30

15,3 B + 679

14,7 B + 496

30 – 60

11,6 B + 879

8,7 B + 829

≥ 60

13,5 + 478

10,5 B + 596

Sumber : (FAO/ WHO/ UNU, 1985 dalam Almatsier, 2006)
18

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada
berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan
yang dilakukan.
Tabel 2.2
Koefisien Aktivitas Fisik Untuk Laki – laki dan Perempuan
Koefisien aktivitas fisik
Kelompok
Jenis kegiatan
aktivitas
Laki – laki Perempuan
(x AMB)
Ringan

75% waktu digunakan 1,56

1,55

untuk duduk atau berdiri.
25% waktu digunakan
untuk

berdiri

atau

bergerak.
Sedang

40% waktu digunakan 1,76

1,70

untuk duduk atau berdiri.
60% waktu digunakan
untuk aktivitas pekerjaan
tertentu.
Berat

25% waktu digunakan 2,10

2,00

untuk duduk atau berdiri.
75% waktu digunakan
untuk aktivitas pekerjaan
tertentu.
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 dengan penyesuaian oleh Muhilal, dkk,
Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi V, 1994, dalam Almatsier
(2004).
19

Kebutuhan energi seorang sehari ditaksir dari kebutuhan energi untuk
komponen – komponen sebagai berikut : Angka Metabolisme Basal (AMB),
aktivitas fisik dan pengaruh dinamik khusus makanan/SDA (biasanya
diabaikan). Guna untuk menentukan kebutuhan energi suatu penduduk,
aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas: ringan,
sedang dan berat. Untuk tiap kelompok aktivitas fisik kemudian ditetapkan
suatu faktor aktivitas.
2. Protein, lemak, dan karbohidrat
Menurut WHO dalam Almatsier (2006) menentukan kebutuhan protein,
lemak dan karbohidrat adalah sebagai berikut :
a.

Protein : 10 – 15 % dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
sehari adalah 2450 Kkal, energi yang berasal dari protein hendaknya
sebesar 245 – 368 Kkal atau 61 – 92 gram protein.

b.

Lemak : 10 – 25 % dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah 2450 Kkal, energi yang berasal dari lemak
hendaknya sebesar 245 – 613 Kkal atau 27 – 68 gram lemak.

c.

Karbohidrat : 60 – 75 % dari kebutuhan energi total, atau sisa dari
kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari
protein dan lemak. Bila kebutuhan energi sehari sebesar 2450 Kkal
maka energi yang berasal dari karbohidrat sebesar 1470 – 1838 Kkal
atau 368 – 460 gram karbohidrat.

20

3. Vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan (AKG) karena angka – angka tersebut diperhitungkan
untuk sebagian besar pen