Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae

(1)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella

Sativa) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella

dysenteriae

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

SALMA ABDUL WADUD K.A. NIM: 1111103000087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(2)

i Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 September 2014


(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan banyak sekali nikmat. Nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Nikmat akal yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang yang seperti kita rasakan saat ini, serta kepada keluarga dan sahabatnya.

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul “Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan pada penyusunan laporan penelitian ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd selaku dekan dan kepada dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Pembimbing yang saya hormati Bu Yuliati, S.Si, M.Biomed dan dr. Lucky Brilyantina, M.Biomed yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, serta nasihat kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Mba Novi selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi yang telah banyak membantu dan memberikan arahan selama penelitian di laboratorium. 4. Pak satpam kampus II UIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan


(6)

v

Hana yang telah memberikan motivasi terbesar serta kasih sayang yang lebih kepada penulis selama melakukan penelitian ini.

6. Teman-teman seperjuangan riset Maya, Niken, Lintang, Arif, dan Fahrul yang telah bahu membahu menyiapkan alat dan bahan selama di laboratorium, dan saling memotivasi.

7. Teman-teman PSPD 2011 yang juga turut memberikan perhatian dan dukungan, serta motivasi.

8. Pak Dedi, yang telah memudahkan saya dalam mencari biji jintan hitam. Semoga Tuhan membalas segala kebaikannya.

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan seluruh pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu segala kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 15 September 2014

Penulis


(7)

ABSTRAK

Salma Abdul Wadud K.A. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae. Biji jintan hitam telah lama digunakan untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan beberapa penyakit, khususnya di daerah Timur Tengah dan Asia Tenggara. Ekstrak biji jintan hitam mengandung daya hambat antibakteri yang terdiri dari Nigellone, Thymoquinone, dan fixed oil serta turunannya yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai macam bakteri. Bakteri Shigella dysenteriae merupakan penyebab tersering dan terpenting dalam kasus disentri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak biji jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Ekstrak jintan hitam dibuat dalam empat konsentrasi yaitu 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75% dengan metode disc difussion. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Post Hoc dengan menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan daya hambat yang bermakna (p<0,05) antara berbagai konsentrasi ekstrak biji jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini pada keempat konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75% secara berturut-turut didapatkan zona hambat yaitu 27,3 mm; 29,7 mm, 34,3 mm, 39,7 mm. Berdasarkan klasifikasi Greenwood, daya hambat yang dihasilkan oleh ekstrak ini termasuk dalam klasifikasi kuat. Seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak biji jintan hitam menunjukkan adanya peningkatan dari daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae..

Kata Kunci: ekstrak biji jintan hitam, Shigella dysenteriae, disc diffusion

ABSTRACT

Salma Abdul Wadud K.A. Medical Education Study Program. Antibacterial Effectiveness Test of Black Seed (Nigella sativa) Extract Against The Growth of Shigella dysenteriae

Black seed has been used to promote health and fight disease for centuries especially in the Middle East and Southeast Asia. Black seed extract contains antibacterial inhibition consist of Nigellone, Thymoquinone, and fixed oil and its derivatives are able to inhibit the growth of various bacteria. Shigella dysenteriae are the most important cause of acute bloody diarrhea (dysentery). The aim of this study is to observe the inhibitory effect of black seed extract against the growth of Shigella dysenteriae. Black seed extracts is diluted into four concentrations 1%, 1.25%, 1.5%, and 1.75% wich is tested using disc diffusion method. Based on data were analyzed using the Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc test using the Mann-Whitney test showed a significant differences in inhibiting potention (p <0.05) between different concentrations of black seed extract towards the growth of bacteria Shigella dysenteriae. The results obtained from this study at four concentrations of black seed 1%, 1.25%, 1.5%, and 1.75% respectively obtained the inhibition zone of 27.3 mm; 29.7 mm, 34.3 mm, 39.7 mm. Based on a Greenwood classification, the inhibition produced by these extracts are included in a strong classification. The research also showed Black seed extract inhibit the growth of Shigella dysenteriae concentration dependent manner.


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...2

1.3. Tujuan Penelitian ...2

1.3.1. Tujuan Umum ...2

1.3.2. Tujuan Khusus ...2

1.4. Manfaat Penelitian ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1. Landasan Teori ...4

2.1.1. Jintan Hitam (Nigella sativa) ...4

2.1.1.1. Morfologi dan Klasifikasi ...4

2.1.1.2. Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam ...6


(9)

2.1.2. Shigella dysenteriae ...8

2.1.2.1. Morfologi dan Klasifikasi ...8

2.1.2.1. Patogenesis Diare oleh Shigella dysenteriae...10

2.1.3. Metode Pengujian Antibakteri ...12

2.1.4. Mekanisme Kerja Antibakteri ...14

2.2. Kerangka Teori...16

2.3. Kerangka Konsep ...16

2.4. Definisi Opersional ...17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...18

3.1. Desain Penelitian ...18

3.2. Waktu dan Tempat ...18

3.3. Bahan yang Diuji...18

3.4. Sampel Bakteri ...18

3.5. Identifikasi Variabel ...18

3.5.1. Variabel Bebas ...18

3.5.2. Variabel Terikat ...19

3.6. Alat dan Bahan Penelitian ...19

3.6.1. Alat Penelitian ...19

3.6.2. Bahan Penelitian...19

3.7. Cara Kerja Penelitian ...19

3.7.1. Tahap Persiapan ...19

3.7.1.1. Tahap Sterilisasi Alat dan Bahan ...19

3.7.1.2. Persiapan Determinasi Biji Jintan Hitam ...20

3.7.1.3. Proses Ekstraksi Biji Jintan Hitam ...20

3.7.1.4. Pembuatan Stok Variabel ...20

3.7.1.5. Pembuatan Nutrient Agar ...21

3.7.1.6. Pembuatan Kulur Bakteri ...21


(10)

ix

3.7.2.1. Uji Penghambatan Pertumbuhan Bakteri ...22

3.8. Alur Penelitian ...23

3.9. Analisis Data ...24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...25

4.1. Hasil ...25

4.1.1. Ekstraksi Biji Jintan Hitam ...25

4.1.2. Hasil Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae ...26

4.1.3. Uji Statistik Kebermaknaan Konsentrasi Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae ...29

4.2. Pembahasan ...29

4.3. Hambatan Penelitian ...35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...36

5.1. Simpulan ...36

5.2. Saran ...36

DAFTAR PUSTAKA ...37


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam ...7 Tabel 2.2. Klasifikasi Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri ...13 Tabel 2.3. Definisi Operasional ...17 Tabel 4.1. Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan uji

Mann-Whitney ... 29 Table 4.2. Diameter Zona Hambat Ekstrak Nigella Sativa Menggunakan


(12)

xi

Gambar 2.1. Tanaman Nigella sativa ...4

Gambar 2.2. Biji Jintan Hitam ...5

Gambar 2.3. Struktur Kimia Thymoquinone ...6

Gambar 2.4. Pewarnaan Gram Shigella dysenteriae ...10

Gambar 2.5. Patogenesis Molekular Shigella dysenteriae ...11

Gambar 4.1. Hasil Ekstraksi Biji Jintan Hitam ...25

Gambar 4.2. Ekstrak Biji Jintan Hitam Pada Berbagai Konsentrasi ...25

Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1% terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ...26

Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,25% terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ...27

Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,5% terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ...27

Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,75% terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ...28


(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Teori ...16 Bagan 2.2. Kerangka Konsep ...16 Bagan 3.1. Alur Penelitian ...23


(14)

xiii


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan ...41

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan ...42

Lampiran 3 Tabel Rata-Rata Zona Hambat Ekstrak Jintan Hitam ...43

Lampiran 4 Pembuatan Stok Variabel ...44

Lampiran 5 Alat dan Bahan Penelitian ...45


(16)

1

PENDAHULUAN 1.1Latar belakang

Nigella sativa atau biasa dikenal dengan sebutan jintan hitam merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Biji jintan hitam telah digunakan sebagai obat herbal sejak zaman Rasulullah SAW sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab hadits Bukhori -volume 007, No.Hadits 592- bahwasanya biji jintan hitam dapat menyembuhkan semua penyakit, kecuali kematian. Biji jintan hitam tumbuh di Negara Asia Barat, namun sekarang dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia.1

Biji jintan hitam memiliki banyak kandungan kimiawi yang bermanfaat bagi tubuh. Komposisi nutrisi diantaranya adalah Protein 21%, Karbohidrat 35%, dan Lemak 35-38%. Senyawa aktif dalam Jintan hitam adalah Nigellone, Thymoquinone, dan fixed oil. Sehingga memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi, anti-kanker, anti-jamur, analgesik, aktifitas antidiabetik, dan antibakteria.2,3

Sebagian besar efek antibakteri pada biji jintan hitam adalah karena biji jintan htam mengandung Alkaloid, Saponin, Timokuinon, dan Flavonoid. Senyawa Flavonoid dan Saponin dapat mendenatrurasikan protein pada dinding sel bakteri.4

Khasiat jintan hitam sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh Asniyah (2009) bahwa ekstrak biji jintan hitam dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% yang menghasilkan zona hambat secara berturut-turut 8,8±0,75 mm, 10,05 ± 1,14 mm, dan 12,05±0,83 mm.5 Juga telah dibuktikan oleh Alawiyah et al (2009), ekstrak jintan hitam dengan pelarut etanol menggunakan metode dilusi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan Kadar Hambat Minimal (KHM) 7%.6


(17)

2

Shigella dysenteriae merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek yang berhabitat di saluran cerna manusia. Infeksi Shigella dysenteriae pada saluran cerna dapat menyebabkan diare berdarah atau disentri, khususnya pada yang terjadi pada anak.7 Di negara berkembang, Shigella dysenteriae merupakan salah satu agen penyebab yang paling berperan dalam epidemik diare pada anak.8

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak biji jintan hitam terhadap Shigella dysenteriae yang merupakan salah satu penyebab dari disentri. Penelitian ini meliputi uji efektifitas biji jintan hitam (Nigella sativa) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan metode disc diffusion.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana efektifitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas ekstrak biji jintan hitam (Nigellasativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui zona hambat yang terbentuk pada media Agar Shigella dysenteriae dengan pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75%

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

 Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(18)

 Memperkaya wawasan peneliti terhadap penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan.

 Sebagai syarat kelulusan dari pendidikan pre-klinik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Institusi

 Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan, khususnya di bidang mikrobiologi klinik.

 Ikut serta dalam memajukan PSPD FKIK-UIN Syarif Hidayatullah melaui publikasi penelitian ini

c. Bagi Keilmuan

 Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

 Sebagai sumber referensi bagi praktisi kesehatan yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi klinik.

 Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

d. Bagi Sosial

 Menambah pengetahuan masyarakat mengenai senyawa alam yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

 Sebagai rujukan untuk pemanfaatan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Jintan Hitam (Nigella sativa) 2.1.1.1 Morfologi dan Klasifikasi

Tumbuhan herbal jintan hitam berasal dari Mediterania. Namun saat ini telah dikembangbiakan di berbagai negara, termasuk Arab Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia. Tanaman herbal jintan hitam merupakan spesies tumbuhan semak rendah yang termasuk dalam famili Raucunculaceae2

Gambar 2.1. Tanaman Nigella sativa

(Sumber: Rajsekhaar, 2011) Klasifikasi ilmiah biji jintan hitam adalah sebagai berikut: 2

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ranunculales


(20)

Famili : Ranunculaceae Genus : Nigella

Spesies : Nigella sativa

Tanaman jintan hitam merupakan tumbuhan herbal yang tumbuh dalam kala tahunan, biasanya ditanam di daerah pegunungan atau sengaja ditanam sebagai rempah-rempah. Berbatang halus, daunnya berbau segar, bunganya berwarna biru lembut, memiliki 5-10 kelopak bunga, yang masing-masing berisi beberapa biji.2

Gambar 2.2. Biji jintan hitam (Nigella sativa)

Bentuk bijinya kerucut kecil dan berserabut, panjangnya berukuran tidak lebih dari 3mm. Memiliki tinggi 45 cm. Panjang daun 2,5-5,0 cm, linear-lanceolate. Bijinya hitam kecil dengan ukuran panjang 0,2 cm dan lebar 0,1 cm. Tampak luar berwarna hitam, dan tampak putih dalamnya. Memiliki aroma, bentuk sama dengan biji wijen, namun berwarna hitam. Bijinya digunakan untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Biji jintan hitam tumbuh dengan tinggi sekitar 20-30 cm. Buahnya berbentuk kapsul menggembung, terdiri dari 3-7 folikel tumbuh dan berbuah sekitar bulan Januari hingga April dan bijinya dapat diambil sekitar 10 hingga 15 hari setelah berkecambah 2


(21)

6

2.1.1.2 Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam

Komposisi biji jintan hitam (Nigella sativa) terdiri dari volatile oil (0,5 1,6%), fixed oil (35,6- 41,6 %), protein (22,7 %), asam amino seperti: Albumin, Globulin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Valin, Glisin, Alanin, Fenilalanin, Argini, Asparagin, Sistin, Asam Glutamat, Asam Aspartat, Prolin, Serin, Threonin, Trytophan, Tyrosin, gula reduksi, Alkaloid, asam organik, Tanin, Resin, Methabin, Melathin, serat, serta mineral seperti : Fe, Na, Cu, Zn, P, Ca, dan Vitamin seperti Askorbat, Tiamin, Niasin, Piridoksin, Asam Folat. Selain itu mengandung asam lemak seperti Asam Linoleat (50%), Asam Miristat (0,35%). Berdasarkan pada kandungan asam amino dan asam lemaknya, dapat dikatakan kandungan zat gizi biji jintan hitam (Nigella sativa) cukup tinggi. 2,11

Biji jintan hitam mengandung 8 jenis dari 10 asam amino esensial, 7 jenis dari 10 asam amino non esensial. Selain itu biji jintan hitam mengandung asam lemak esensial, yaitu Asam Linoleat dan Asam Linilenat yang penting untuk pembentukan Prostaglandin E1 yang menyeimbangkan dan memperkuat sistem imun 2,11

Gambar 2.3. Struktur Kimia Thymoquinon


(22)

Bahan aktif yang terkandung dalam biji jintan hitam antara lain Thymoquinone, Thmohdroquinone, Dithymoquinone, Thymol, Nigellicine, Nigellimine-N-oxide, Carvacrol, Nigellidine, dan Alpha-Hedrin. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Thymoquinone, komponen utama dalam minyak esensial biji jintan hitam, memiliki efek anti-inflamasi, analgesik, antipiretik, antimikroba, serta dapat menurunkan tekanan darah. 2,12

Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Jintan Hitam (Nigella sativa)

Fundamental Oil Composition (1,4%) Nigella sativa

Carvone 21,1%

Alfa-Pinene 7,4%

Sabinene 5,5%

Beta-Pinene 7,7%

P-cymene 46,8%

Fatty Acid

Myristic Acid (C14:0) 0,5%

Palmitic Acid (C16:0) 13,7%

Palmitoleic Acid (C16:1) 0,1%

Stearic Acid (C18:0) 2,6%

Oleic Acid (C18:1) 23,7%

Linoleic Acid (C18:2) (Omega-6) 57,9% Linoleic Acid (C18:3n-3) (Omega-3) 0,2%

Arachidic Acid (C20:0) 1,3%

Saturated and Unsaturated Fatty Acid

Saturated Acid 18,1%

Monounsaturated Acids 23,8%

Polyunsaturated Acids 58,1%

Nutrional Value

Protein 208 ug/g

Thiamin 15 ug/g

Ribovlafin 1 ug/g

Pyridoxine 5 ug/g

Niacin 57 ug/g

Folacin 610 ug/g

Calcium 1,859 ug/g

Iron 105 ug/g

Copper 18 ug/g

Zinc 60 ug/g

Phosphorus 5,265 ug/g

Nutrional composition

Protein 21%

Carbohydrates 35%

Fats 35-38%


(23)

8

2.1.1.3 Manfaat Biji Jintan Hitam

Biji jintan hitam juga telah dibuktikan memiliki efek positif terhadap imunitas tubuh. Selain itu jintan hitam terbukti meningkatkan paroduksi IL-3 pada sel limfosit, serta IL-1β yang merangsang aktivitas makrofag. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Jabre (2005) terbukti bahwa ekstrak biji jintan hitam dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh sebanding dengan efek supressornya. Terjadi produksi TNF α, aktivasi sel-sel limfosit, serta peningkatan IL-1β. 13

Menurut Al- Ghamdi (2001), kandungan biji jintan hitam antara lain minyak Atsiri, minyak lemak, melantin (Saponin), zat pahit Nigelin, Nigelon, dan Timoquinon. Minyak atsiri mempunyai aktivitas sebagai anti alergi, anti asma, dan anti inflamasi.14

Thymoquinone yang terkandung dalam biji jintan hitam dapat menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase dari metabolisme arakidonat. Thymoquinone juga dapat menghambat peroksidasi non enzimatik. Asam lemak tidak jenuh yang tidak lazim yang mirip dengan asam arakhidonat juga berperan menghambat substrat. Hal ini mendukung fakta bahwa biji jintan hitam berperan sebagai anti inflamasi. 14

Selain itu, aktifitas thymoquinone pada ekstrak biji jintan hitam juga dapat sebagai antioksidan15, anti-kanker16, spasmolitik dan bronkodilator17

2.1.2. Shigella dysenteriae

2.1.2.1. Morfologi dan Klasifikasi

Habitat asli Shigella terbatas pada saluran cerna manusia, tempat organisme ini menimbulkan disentri basilar. Shigella adalah bakteri batang pendek Gram negatif yang ramping, berbentuk kokobasil ditemukan pada biakan yang muda. 10, 18


(24)

Klasifikasi ilmiah Shigella adalah sebagi berikut: 19

Kingdom : Bakteria Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma Proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Famili : Enterobakteriaceae Genus : Shigella

Spesies : Shigella boydii Shigella dysenteriae Shigella flexneri Shigella sonnei

Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob. Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan mencapai diameter sekita 2 mm dalam 24 jam. Shigella dapat tumbuh subur pada suhu optimum 370 C. 10

Semua Shigella memfermentasikan glukosa. Kecuali Shigella sonnei, Shigella tidak memfermentasikan laktosa. Ketidakmampuannya memfermentasikan laktosa membedakan Shigella pada medium diferensial


(25)

10

Gambar 2.4. Pewarnaan Gram Shigella dysenteriae

Shigella membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan gas. Organisme ini juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasikan manitol dengan organisme yang tidak dapat memfermentasikan manitol. 10

Shigella memiliki struktur antigen yang kompleks. Terdapat banyak tumpang tindih pada sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian besar organisme memiliki antigen O yang sama dengan basil enterik lain. Antigen O somatik Shigella adalah hipopolisakarida. Spesifitas serologiknya bergantung pada polisakarida. Ada lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi shigella berdasarkan pada karteristik biokimiawi dan antigennya. 10

2.1.2.2. Patogenesis Diare oleh Shigella dysenteriae

Infeksi Shigella hampir selalu terbatas pada saluran cerna, jarang terjadi invasi ke aliran darah. Shigella sangat menular, dosis infektifnya adalah 103 organisme (sedangkan pada Salmonella, dan Vibrio biasanya


(26)

105-108). Proses patologi yang penting adalah invasi ke sel epitel mukosa (misal, sel M), dengan menginduksi fagositosis, keluar dari vakuola fagositik, bermultiplikasi dan menyebar di dalam sitoplasma sel epitel, dan menyebar ke sel yang ada di dekatnya. Mikroabses yang terjadi di dinding usus besar dan ileum terminal menyebabkan nekrosis membran mukosa, ulserasi superfisial, perdarahan, dan pembentukan pseudomembran pada daerah ulserasi. Psedomembran ini terdiri dari fibrin, leukosit, debris sel, membran mukosa yang nekrotik, dan bakteri. Saat proses mereda, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut. 10

Shigella dysenteriae dapat menyebabkan tiga bentuk diare, yaitu disentri klasik dengan tinja konsisten lembek disertai darah, mukus, dan pus. Kedua, watery diarrhea atau diare cair. Ketiga, kombinasi antara disentri klasik dengna tinja konsistensi lembek disertai darah, mukus, pus, dengan watery diarrhea.19

Gambar 2.5. Patogenesis molekular Shigella dysenteriae

(Sumber: Gunnar N, 2008)

Shigella sp menghasilkan toksin yang disebut dengan Shigatoksin dan melakukan multipikasi tanpa invasi di dalam jejunum kemudian memproduksi toksin. Toksin ini kemudian berikatan dengan reseptor dan menyebabkan aktivasi proses sekresi sehingga terjadi diare cair ( watery diarrhea) yang tampak pada awal penyakit, hal ini merupakan tanda dari


(27)

12

sifat enterotoksik Shigatoksin. Selanjutnya, perjalanan penyakit melibatkan usus besar dan invasi jaringan dimana aksi Shigatoksin akan memperberat gejalanya. Efek enterotoksik Shigatoksin lebih pada penghambatan absorpsi elektrolit, glukosa, dan asam amino dari lumen interstisial. 20,21

Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang dapat mengenai usus sistem saraf pusat. Eksotoksin ini adalah protein yang bersifat antigenik (merangsang antitoksik) dan bersifat mematikan untuk hewan percobaan sebagai enterotoksin juga menghambat absorbsi gula dan asam amino di usus halus. Sebagai “neurotoksin” material ini dapat menyebabkan infeksi Shigella dysentriae yang sangat berat dan fatal serta minimbulkan reaksi susunan saraf pusat yang berat. Toksin dapat menyebabkan diare diawal tidak berdarah, encer, dan banyak kemudian menginvasi usus besar mengakibatkan disentri lanjut dengan feses yang disertai dengan darah dan nanah. 10,21

2.1.3 Metode Pengujian Antibakteri

Metode pengujian antibakteri biasanya dilakukan secara in vitro dengan menggunakan dua metode, yakni metode difusi dan metode dilusi.22

a. Metode Difusi

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan. Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu metode difusi cakram kertas, metode lubang, dan metode parit 23

1. Metode Difusi Carkram Kertas

Prinsip dari metode difusi cakram adalah bahan atau sampel yang akan dijadikan antimikroba direndam dalam cakram kemudian cakram tersebut ditaruh di atas media perbenihan agar padat yang telah dioleskan


(28)

dengan bakteri yang akan diuji, setelah itu diinkubasi pada suhu 370 C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati zona jernih di sekitar cakram uji yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba.22 Efektifitas antibakteri didasarkan pada klasifikasi respon penghambatan pertumbuhan bakteri menurut Greenwood (1995)

Tabel 2.2. Klasifikasi Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Hambat Daya Hambat Pertumbuhan

>20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

<10 mm Tidak ada

(Sumber: Greenwood, 1995) 2. Metode Lubang

Pada lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Cara ini dapat diganti dengan meletakkan cawan porselin kecil yang biasa disebut fish spines di atas medium agar. Kemudian cawan tersebut diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi pada suhu 370 C selama 18-24 jam dilakukan pengamatan dengan melhat ada atau tidaknya zona hambat disekeliling lubang atau cawan.23,25

3. Metode Parit

Lempeng agar yang telah dilakukan inokulasi dengan bakteri uji dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan zat antimikroba, kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu optimum yang sesuai dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah ada tidaknya zona hambatan di sekitar parit. 25

b. Metode Dilusi

Metode ini digunakan untuk menentukan kadar hambat minimun (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) dari bahan sampel antibakteri yang akan dilakukan uji.22


(29)

14

Prinsip dari metode dilusi itu sendiri yaitu menggunakan suatu seri tabung rekasi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel-sel bakteri yang diuji. Kemudian masing-masing tabung diisi dengan bahan sampel antimikroba yang akan diuji yang sebelumnya telah dilakukan pengenceran secara serial. Setelah itu, seri tabung diinkubasi pada suhu 370 C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah bahan sampel antibakteri yang diuji pada tabung yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih ( tidak tampak pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari sampel tersebut. Kemudian biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada media agar padat, diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam dan diamati ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh. Konsentrasi terendah biakan padat yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan koloni bakteri adalah KBM dari sampel bahan antibakteri yan diuji.22

2.1.4. Mekanisme Kerja Antibakteri

Mekanisme daya kerja suatu bahan antibakteri terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat fungsi membran sel, menghambat sintesis protein, dan menghambat sintesis asam nukleat. 26,27

1. Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki lapisan luar yang kaku, yaitu dinding sel. Dinding sel mempertahankan bentuk dan ukuran mikroorganisme yang memiliki tekanan osmotik internal tinggi. Dinding sel mengandung polimer kompleks peptidoglikan yang terdiri dari polisakarida dan polipeptida. Lapisan peptidoglikan lebih tebal pada dinding sel bakteri Gram positif daripada bakteri Gram negatif. Senyawa yang dapat menghambat sintesis dinding sel adalah Basitrasin, Teikoplanin, Vankomisin, Ristosetin, dan Novobiosin dengan cara menghambat biosintesis dari peptidoglikan. 26,27


(30)

2. Menghambat Fungsi Membran Sel

Membran sitoplasma bekerja sebagai barier permeabilitas selektif yang berfungsi sebagai transpor aktif, sehingga mengontrol komposisi internal sel. Jika integritas fungsional membran sitoplasma terganggu, makromolekul dan ion dapat keluar dari sel sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel. 26,27

3. Menghambat Sintesis Protein

Protein merupakan penyusun utama struktur sel. Semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim yang terbuat dari protein. Reaksi metabolisme ini merupakan reaksi biosintesis zat-zat penting dan reaksi penting lainnya yang menghasilkan energi. Suhu tinggi dan konsentrasi yang tinggi dari suatu senyawa antibakteri dapat menyebabkan koagulasi dan denaturasi terhadap protein dan asam nukleat. 26,27

4. Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Beberapa senyawa kimia sintetik dan alami merupakan inhibitor dalam sintesa RNA dan DNA. Senyawa-senyawa yang menghambat sintesa asam nukleat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu senyawa-senyawa yang menghambat pembentukan komponen penyusun asam nukleat, yaitu Purin dan Pirimidin; dan senyawa yang menghambat polimerisasi nukleotida menjadi asam nukleat. DNA dan RNA merupakan komponen penting dalam sintesa asam nukleat karena dapat menghambat pertumbuhan sel atau menyebabkan kematian sel. 26,27


(31)

16

2.2 Kerangka Teori

2.3. Kerangka Konsep

 Variabel bebas: Pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae di media Nutrient Agar (NA), diukur dengan diameter zona hambatan yang terbentuk dalam milimeter (mm)

 Variabel terikat: Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75% serta kontrol positif berupa cakram antibiotik Chloramphenicol 30µg dan kontrol negatif berupa etanol 96%.

Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)

Senyawa aktif diperoleh melalui proses ekstraksi dengan pelarut etanol 96%

Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Protein

Merusak senyawa asam amino yang menyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri

Pertumbuhan bakteri terhambat

Ekstrak biji Jintan Hitam (Nigella

sativa) dengan konsentrasi 1%; 1,25%; 1,5%; dan

1,75%

Biakan Shigella dysentreriae

Pertumbuhan bakteri normal

Pertumbuhan bakteri terhambat Bagan 2.1. Kerangka Teori


(32)

2.4 Definisi Operasional

Tabel 2.3. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur 1. Zona hambat

Shigela Dysenteriae

Zona bersih di sekitar cakram pada media Agar yang telah ditanami Shigela Dysentriae Penggaris (mm) Diameter zona bersih (clear zone)

Numerik

2. Konsentrasi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa)

Ekstrak biji Jintan Hitam (Nigella sativa) yang telah tentukan (1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%) Mikro pipet (1000 µL) Jumlah ekstrak sesuai dengan berbagai konsentrasi Kategorik

3. Larutan kontrol negatif

Larutan kontrol negatif yaitu etanol 96% Mikro pipet (1000 µL) Cakram uji berisi Etanol 96% Kategorik

4. Kontrol posistif Kontrol positif berupa cakram antibiotik

Chloramphenicol

Tidak ada Cakram antibiotik Chloramphe-nicol


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode disc diffusion secara triplo yakni dibuat tiga rangkaian pada tiap kali percobaan pada masing-masing konsentrasi untuk melihat efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Proses determinasi tanaman dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, sedangkan proses ekstraksi biji jintan hitam (Nigella sativa) dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor. Kemudian, penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Bahan yang Diuji

Biji jintan hitam yang didapatkan di BALITRO, yang kemudian dilakukan determinasi di LIPI Bogor, yang selanjutnya dilakukan ekstraksi di BALITRO menggunakan pelarut Etanol 96%.

3.4. Sampel Bakteri

Bakteri Shigella dysenteriae diisolasi di media Nutrient Agar, dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.

3.5. Identifikasi Variabel 3.5.1. Variabel Bebas

Pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae di media Nutrient Agar (NA), diukur dengan diameter zona hambatan yang terbentuk dalam milimeter (mm)


(34)

3.5.2. Variabel Terikat

Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi 1%; 1,25%; 1,5%1,75% serta kontrol positif berupa cakram antibiotik Chloramphenicol 30µg dan kontrol negatif berupa etanol 96%.

3.6. Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, mikropipet (1000μl), mikrotip, vortex, bunsen, korek api, ose, cawan petri, penggaris, rak tabung, timbangan digital, autoclave, baki, swab kapas steril, stopwatch, inkubator, penggaris, laminar air flow, tisu, pinset, hot plate, tabung reaksi, tabung erlenmeyer, gelas ukur 1000 mL, stirer, plastik anti panas, dan karet gelang.

3.6.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pertumbuhan bakteri Nutrient Agar , aquades, larutan Mc Farland 0.5, ekstrak biji jintan hitam, pelarut etanol 96%, NaCl steril, alkohol 70%, biakan Shigella dysentriae , cakram antibiotik Chloramphenicol30μg, dan cakram uji kosong (blank disc).

3.7. Cara Kerja Penelitian 3.7.1. Tahap Persiapan

3.7.1.1. Tahap Steilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang digunakan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit dengan mengatur tekanan 1,5 atm pada suhu 1210 C setelah sebelumnya dicuci bersih, dikeringkan, dibungkus dengan kertas, dan kemudian dibungkus dengan plastik anti panas.


(35)

20

3.7.1.2. Persiapan dan Determinasi Biji Jintan Hitam

Biji jintan hitam didapatkan dari BALITRO sebanyak 1000 gram. Kemudian biji jintan hitam tersebut dilakukan determinasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kebun Raya Bogor untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang digunakan. Dengan cara mencocokkan morfologi yang ada pada biji jintan hitam terhadap kepustakaan dan dibuktikan dibidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Kebun Raya Bogor.

3.7.1.3. Proses Ekstraksi Biji Jintan Hitam

Biji jintan hitam dilakukan ekstraksi di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor. Biji jintan hitam sebanyak 1000 gram dalam keadaan kering dihaluskan dengan menggunakan mesin penggiling (grinder). Kemudian, biji jintan hitam yang telah halus direndam dalam pelarut etanol 96% sebanyak 5000mL dengan perbandingan 1000gr : 5000mL pelarut etanol 96%.

Biji jintan hitam yang telah direndam dalam pelarut etanol 96% dikocok menggunakan mixer selama 2-3 jam, kemudian diamkan selma 24 jam. Setelah itu, sampel disaring menggunakan penyaring. Hasil filtrat penyaringan kemudian dirotavapor. Saat di dalam rotator evaporator, pelarut etanol 96% divakum lalu didestilasi sehingga menjadi cair. Cairan pelarut etanol 96% dari hasil destilasi ditampung. Jika pelarut etanol 96% sudah menguap semua, akan didapatkan ekstrak kental biji jintan hitam.

3.7.1.4. Pembuatan Variabel Konsentrasi Ekstran Biji Jintan Hitam

Konsentrasi yang akan divariasikan adalah 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%. Pelarut etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik Chloramphenicol sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6 variabel.


(36)

Volume zat terlarut konsentrasi 1% didapatkan dengan cara N (Volume zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut, yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,04 mL.

Volume zat terlarut konsentrasi 1,25% didapatkan dengan cara N (Volume zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut, yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1,25% adalah 0,05 mL.

Volume zat terlarut konsentrasi 1,5% didapatkan dengan cara N (Volume zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut, yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,06 mL.

Volume zat terlarut konsentrasi 1,75% didapatkan dengan cara N (Volume zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut, yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,07 mL.

3.7.1.5. Pembuatan Nutrient Agar

Nutrient Agar (NA) dalam bentuk serbuk ditimbang 10 gram pada timbangan digital. Kemudian memasukkan NA ke dalam tabung erlenmeyer 500ml, dan menambahkan aquades sebanyak 500ml. Masukkan stirer sebagai pengaduk. Setelah itu, memanaskannya diatas hotplate dengan api sedang hingga homogen (terlihat bening). Tutup tabung dengan menggunakan buntalan kapas. Setelah homogen, media disterilkan dalam autoclave dengan tekanan 1,5 atm pada suhu sebesar 1210 C selama 15 menit. Setelah itu, tuang NA yang telah disterlikan ke dalam cawan petri kemudian memasukkannya kedalam lemari pendingin pada suhu ± 30C, tunggu hingga agar mengeras.

3.7.1.6. Pembuatan Kultur Bakteri

Pembuatan suspensi bakteri dilakukan untuk perbanyakan stok, dengan cara menginokulasi 1 ose biakan murni bakteri Shigella dysenteriae ke dalam


(37)

22

media agar nutrien yang telah dibuat, kemudian diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam dalam inkubator.

3.7.1.7. Proses Identifikasi Bakteri Shigella dysenteriae

Sebelum dilakukan penelitian, bakteri Shigella dysenteriae yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi ulang. Identifikasi yang dilakukan adalah dengan metode pewarnaan Gram. Tampak dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x bentuk batang pendek, ramping, Gram negatif .

3.7.2. Tahap Pengujian

3.7.2.1. Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakter Shigella dyseteriae

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose suspensi bakteri Shigella dysenteriae ke dalam lautan pengencer NaCl. Kemudian dikocok menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya dengan larutan standar 0.5 mF. Suspensi bakteri Shigella dysenteriae dioleskan menggunakan swab kapas steril pada media pertumbuhan Nutrient Agar. Cakram uji kosong (blank disc) yang telah direndam ke dalam variabel konsentrasi ekstrak jintan hitam tadi diletakkan diatas permukaan agar secara steril di dalam Laminar air flow.

Kemudian media diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 370 C selama 18-24 jam, kemudian diukur diameter zona bening (clear zone) dalam milimeter (mm) dengan menggunakan penggaris .


(38)

3.8. Alur Penelitian

Kultur bakteri Shigella dysenteriae di media Agar nutrien

Pembuatan inokulum, 1 ose Shigella dysenteriae dalam larutan NaCl

Larutan inokulum NaCl dan Shigella dysenteriae divortex hingga homogen

Kekeruhan inokulum distandarisasi dengan menggunakan larutan standarisasi konsentrasi 0,5 Mc

Farland

Usapkan bakteri ke media Agar nutrien dengan swab kapas steril

Disc diletakkan di media Agar nutrien yang telah ditanami Shigella

dysenteriae

Inkubasi selama 24 jam

Hitung diameter zona bening di sekeliling cakram

Ekstrak biji jintan hitam divortex hingga homogen

Pembuatan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%

Konsentrasi ekstrak yang telah homogen dengan pelarut etanol 96% kemudian

dipindahkan ke cawan petri

Rendam blank disc ke dalam konsentrasi ekstrak homogen dalam cawan petri selama

15 menit

Kontrol positif cakram

Chloramphenicol

Rendam blank disc ke dalam etanol 96 % di

dalam cawan petri selama 15 menit

Pembuatan kontrol negatif.


(39)

24

3.9. Analisis Data

Data hasil penelitian efek ekstrak biji jintan hitam pada Shigella dysenteriae dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk melihat apakah ada perbedaan efektifitas yang bermakna dari masing-masing cakram uji yang mengandung kontrol negatif berupa etanol 96%, berbagai variabel konsentrasi ekstrak biji jintan hitam (1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%) dan kontrol positif (Antibiotik Chloramphenicol30 μg) dalam menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae.

Data pada penelitian ini berupa variabel kategorik-numerik lebih dari 2 kelompok tidak berpasangan sehingga menggunakan uji one way ANOVA jika distribusi normal. Jika distribusi data tidak normal maka menggunakan uji nonparametrik yaitu uji Kruskall-Walls. Analisis Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney dilakukan untuk menentukan pada variabel mana yang memiliki kebermaknaan.


(40)

25

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1. Ekstraksi Biji Jintan Hitam

Biji jintan hitam didapatkan di BALITRO, yang kemudian dilakukan determinasi di LIPI Bogor, sehingga dipastikan bahwa biji tersebut adalah Nigella sativa. Selanjutnya 1000 gram biji jintan hitam dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi di BALITRO menggunakan pelarut etanol 96% sehingga didapatkan ekstrak sebanyak 32,8 gram.

Gambar4.1. Hasil ekstraksi biji jintan hitam

Gambar4.2. Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) pada berbagai konsentrasi

KONTROL (-) 1%

1,25% 1,5%


(41)

26

4.1.2. Hasil Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan

Shigella dysenteeriae

Berdasarkan hasil uji efektifitas ekstrak biji jintan hitam didapatkan adanya zona hambat yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak jintan hitam seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar4.3. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1% terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae

Penelitian ini menggunakan uji metode disc diffusion secara triplo dengan konsentrasi biji jintan hitam 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75%. Agar nutrien yang telah terinokulasi bakteri Shigella dysenteriae diletakkan blank disc yang telah direndam selama 15-30 menit pada berbagai konsentrasi biji jintan hitam. Setelah diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 370C, akan terbentuk zona jernih (clear zone) disekeliling blank disc yang menunjukkan adanya respon penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri yang terdapat pada ekstrak biji jintan hitam.

Ekstrak biji jintan hitam diketahui memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae yang terlihat adanya zona hambat di sekitar blank disc.

1%

Kontrol (+)


(42)

Gambar4.4. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,25% terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae

Gambar4.5. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,5% terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae

Kontrol (+)

Kontrol (-) 1,25 %

Kontrol (+)

Kontrol (-) 1,5 %


(43)

28

Gambar4.6. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,75% terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae

Rata-rata zona hambat yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak biji jintan hitam, kontrol positif (Chloramphenicol), dan kontrol negatif (etanol 96%), sebagai berikut:

Grafik 4.1. Grafik Rata-Rata Diameter Zona Hambat

Berdasarkan grafik 4.1. tampak bahwa zona hambat paling tinggi

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 1,25 1,5 1,75 K(+) K(-)

Z

ONA HA

M

B

A

T

(m

m

)

KONSENTRASI EKSTRASK JINTAN HITAM (%)

Kontrol (+) Kontrol (-)


(44)

1,75% dengan rata-rata zona hambat 35,66 mm. Sedangkan zona hambat paling rendah didapatkan pada ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi terendah yakni 1% dengan rata-rata diameter zona hambat 27,33 mm . Seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak biji jintan hitam menunjukkan adanya peningkatan dari diameter zona hambat. Hal ini juga menyatakan bahwa pertambahan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam berbanding lurus dengan bertambah kuatnya zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

4.1.3. Uji Statistik Kebermaknaan Konsentrasi Ekstrak Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae Berdasarkan analisis statistik Pos Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antar konsentrasi dan kontrolnya. Dapat dikatakan bahwa ekstrak biji jintan hitam efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae pada semua konsentrasi uji (Tabel 4.1)

Tabel 4.1.Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan uji Mann-whitney

Konsentrasi 1% 1,25% 1,5% 1,75% Kloramfenikol Etanol

96%

1% 0,043 0,046 0,043 0,043 0,034

1,25% 0,046 0,043 0,043 0,034

1,5% 0,046 0,043 0,037

1,75% 0,043 0,034

Kloramfenikol 0,034

Etanol 96%

4.2. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menegtahui efektifitas antibakteri dari ekstrak biji jintan hitam terhdap bakteri Shigella dysenteriae. Metode yang digunakan yaitu adalah metode disc diffusion. Ekstrak biji jintan hitam terbukti kuat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae pada variabel konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5% dan 1,75% menurut klasifikasi Greenwood (1995).


(45)

30

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Alawiyah et al (2009) yang juga membuktikan bahwa perubahan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam memiliki efek terhadap terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae5. Pada penelitian tersebut menggunakan metode dilusi agar. Sampel bakteri Shigella dysenteriae dengan empat kali pengulangan. Variabel bebas pada penelitian tersebut yaitu ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi 4%, 5%, 6%, 7%, 8%. Adapun proses ekstraksi biji jintan hitam sebanyak 100 gram dengan metode maserasi menggunakan pelarut murni (etanol 100%), sehingga didapatkan 25 mL hasil ekstrak biji jintan hitam. Penelitian Alawiyah et al (2009) menggunakan metode dilusi agar, sehingga bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM).

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Alawiyah et al (2009) menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi variabel ekstrak biji jintan hitam maka semkin sedikit pertumbuhan koloni yang dapat dilihat pada tiap spot penetesan inokulasi bakteri Shigella dysensetriae. Konsentrasi terendah ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri disebut sebagi Kadar Hambat Minimal (KHM). Berdasarkan data yang didapatkan pada penelitian tersebut disimpulkan pada konsentrasi 7% merupakan KHM terhadap bakteri Shigella dysenteriae.5

Pada penelitian ini menguji efektivitas ekstrak biji jintan hitam terhadap bakteri Shigella dysenteriae dengan metode disc diffusion. Sampel yang digunakan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Selain itu ekstrak biji jintan hitam yang dibuat pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96% sebagai pelarutnya. Sehingga senyawa aktif di dalam ekstrak pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alawiyah et al (2009). Dari hasil penelitian ini didapatkan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam terkecil yaitu 1% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan kategori hambatan kuat. Hambatan pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae lebih besar seiring dengan lebih besarnya konsentrasi ekstrak biji jintan hitam yang digunakan, dan tergolong kategori kuat.


(46)

Penelitian lain yang menggunakan ekstrak biji jintan hitam dalam pengaruhnya terhadap suatu bakteri adalah Zuridah et al (2008) mengenai uji aktifitas Nigella sativa sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, dan Bacillus cereus. Variabel bebas pada penelitian tersebut adalah ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi 25 mg/20 µL, 50 mg/20 µL, dan 100 mg/20 µL. Adapun media agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan bakteri. Pada penelitiannya proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10% pada saat pembuatan pembagian konsentrasi dan sebagai kontrol negatif.29

Dengan metode disc diffusion penelitian yang dilakukan Zuirah et al (2008) didapatkan hasil sebagai berikut:

Table 4.2. Diameter Zona Hambat Ekstrak Nigella Sativa Menggunakan Pelarut Metanol Pada Beberapa Bakteri

Bakteri Uji Konsentrasi 25

mg/20 µL

Konsentrasi 50 mg/20 µL

Konsentrasi 100 mg/20 µL

S. aureus 14mm 17mm 25mm

E. coli - 8mm 9mm

K. pneumoniae 8mm 10mm 13mm

P. aeruginosa 8mm 9mm 10mm

Bacillus cereus 10mm 18mm 21mm

Sumber: Zuridah, et al. 2008

Dalam penelitiannya Zuridah et al (2008) menyatakan bahwa ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan respon penghambatan yang lemah. Sedangkan ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus menunjukkan respon penghambatan yang kuat. Hal ini disebabkan karena faktor jenis pelarut yang digunakan saat ekstraksi yaitu metanol serta sifat bakteri Gram negatif dan Gram positif dari bakteri yang diuji. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Zuridah et al (2008) adalah saat pembuatan ekstraksi jintan hitam


(47)

32

dimana penelitian tersebut menggunakan metanol sebagai pelarutnya dan menggunakan DMSO 10% pada saat pembuatan pembagain konsentrasi variabel bebas.29

Penelitian serupa yang telah dilakukan oleh Aishah et al (2013) dalam menggunakan ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris. Ekstrak biji jintan hitam dengan menggunakan pelarut metanol pada variabel konsentrasi 100 mg/mL menunjukkan sensitifitas terhadap semua bakteri yang diuji yang menghasilkan zona hambat ≥ 15 mm. Sedangkan pada variabel konsentrasi 50 mg/mL bakteri Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris menghasilkan zona hambat ≤ 15 mm dan Stretococcus pyogenes tetap menghasilkan zona hambat ≥ 15 mm. Pada konsentrasi 1mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL, dan 20 mg/mL tidak menghasilkan zona hambat kecuali pada konsentrasi variabel 20 mg/mL pada bakteri Stretococcus pyogenes menghasilkan zona hambat ≤15 mm. 3

Aishah et al (2013) juga membandingkan ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris dengan menggunakan pelarut aqudes. Didapatkan pada konsentrasi 100 mg/mL bakteri Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris menghasilkan zona hambat ≤ 15 mm, dan bakteri Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa menghasilkan zona hambat ≥15 mm. Pada variabel konsentrasi 50 mg/mL semua bakteri uji menghasilkan zona hambat ≤15 mm. Dan pada variabel konsentrasi 1 mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL, dan 20 mg/mL tidak meghasilkan zona hambat kecuali pada konsentrasi variabel 20 mg/mL pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Stretococcus pyogenes menghasilkan zona hambat ≤15 mm. 3

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Aishah et al (2013) adalah saat pembuatan ekstraksi jintan hitam dimana penelitian tersebut menggunakan metanol dan aquades sebagai pelarutnya, serta perbedaan pada bakteri yang diuji. Sedangkan metode yang digunakan adalah sama, yaitu dengan metode disc diffusion.


(48)

Biji jintan hitam telah digunakan sebagai obat tradisional sejak dahulu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Senyawa-senyawa aktif dalam biji jintan hitam yang diduga berperan sebagai antimikroba yang diperoleh melalui proses ekstraksi dingin (maserasi) dengan etanol 96% adalah alkaloid, flavonoid, sapononin, dan protein. Kemampuan senyawa alkaloid bereaksi dengan senyawa asam amino penyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan asam amino bakteri karena sebagian besar asam amino telah beraksi dengan gugus basa dari senyawa alkaloid. Perubahan susunan rantai asam amino pada DNA akan mengakibatkan perubahan keseimbangan genetik pada asam amino DNA sehingga DNA bakteri akan mengalami kerusakan. Kerusakan pada DNA inti sel bakteri akan mendorong terjadinya lisis pada inti sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan menjadi inaktif dan lisis.5

Aktifitas biologis senyawa flavonoid terhadap bakteri dilakukan dengan merusak dinding sel dari bakteri yang terdiri atas lipid dan asam amino yang akan bereaksi dengan gugus alkohol pada senyawa flavonoid sehingga dinding sel akan rusak dan senyawa tersebut dapat masuk kedalam inti sel bakteri. Selanjutnya senyawa ini juga akan berkontak dengan DNA inti sel bakteri dan dengan adanya perbedaan kepolaran antara lipid penyusun DNA dengan gugus alkohol pada senyawa flavonoid dapat terjadi reaksi dan merusak struktur lipid dari DNA bakteri sehingga inti sel bakteri juga akan lisis dan bakteri akan mati.5

Saponin termasuk dalam fitokimia yang memiliki spektrum aktivitas sebagai anti jamur dan mikroba. Hal ini didasarkan pada kemampuannya untuk membentuk kompleks dengan protein dan dinding sel sehingga terjadi denaturasi protein dan rusaknya dinding sel yang berakibat sel menjadi lisis.5

Kemampuan ekstrak biji jintan hitam sebagai antibakteri disebabkan karena zat kimia yang terkandung didalamnya yaitu Timokuinon, Ditimokuinon, Timohidrokuinon, Timol, dan Tanin. Timokuinon diduga dapat membentuk komplek yang irreversibel dengan asam amino nukleofilik pada protein bakteri, sehingga menyebabkan inaktivasi protein. Sedangkan Tanin bekerja dengan mengadakan komplek hidrofobik dengan protein, menginaktivasi adhesin, enzim,


(49)

34

dan protein transport dinding sel, sehingga mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.6

Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut ekstrak biji Jintan Hitam karena mempunyai kelarutan yang relatif tinggi dan bersifat inert sehingga tidak akan bereaksi dengan komponen lainnya. Etanol memiliki titik didih yang rendah sehinga memudahkan pemisahan minyak dari pelarutnya dalam proses destilasi. Penggunaan etanol sebagai pelarut dengan konsentrasi 96% ditujukan supaya dapat menarik komponen senyawa polar, non polar, dan senyawa semi polar. Sehingga dapat menarik bahan atau zat aktif yang terkandung dalam tanaman lebih banyak. Selain itu, penggunaaan etanol sebagai pelarut dikarenakan toksisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan pelarut metanol.30,31

Etanol merupakan senyawa yang memiliki kemiripan sifat fisik dan kimia dengan Alkohol. Dalam agama Islam, alkohol sebagai salah satu bahan yang menyebabkan efek serupa dengan khamr, yakni memabukkan, memiliki ketentuan khusus dalam penggunaannya. Majelis Ulama Indonesia sendiri memperbolehkan (Mubah) penakaian etanol sebagai pelarut apabila dalam produk akhir tidak terkandung residu alkohol. Alkohol yang digunakan pun tidak boleh merupakan prosuk samping industri minuman keras. Mengingat hal ini, pada proses akhir ekstraksi menggunakan metode maserasi, dilakukan destilasi dengan tujuan menguapkan pelarut yang digunakan sehingga menghasilkan ekstrak jintan hitam yang kental.32

Penggunaan antibiotik Chloramphenicol sebagai kontrol positif karena Chloramphenicol merupakan penghambat sintesis protein mikroba yang poten. Senyawa ini berikatan dengan secara reversibel pada sub unit 50S ribosom bakteri dan menghambat tahapan peptidil transferase dalam sintesis protein. Chloramphenicol adalah antibiotik bakterostatis berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif, baik aerob maupun anaerob.27

Berdasarkan uraian diatas, membuktikan bahwa biji jintan hitam mempunyai peran sebagai antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae


(50)

dengan efektifitas yang kuat karena mengandung alkaloid, flavonoid, sapononin, dan protein yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri . Kandungan antibakteri Thymoquinon dan Thymohydroquinone yang terdapat pada biji jintan hitam memiliki aktifitas yang sinergis dengan antibiotik Chloramphenicol sebagai antibakterial. 33

Oleh karena itu, terbukti bahwa ekstrak biji jintan hitam mempunyai dasar kuat untuk digunakan sebagai bahan obat alam alternatif untuk mengatasi kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, didapatkan beberapa hambatan dalam proses persiapan hingga akhir, yaitu:

1. Zona hambat yang dihasilkan ekstrak jintan hitam terhadap bakteri Shigella dysenteriae memiliki zona yang sangat besar. Sehingga sering kali saat pengambilan data, zona dari satu konsentrasi dengan konsentrasi lainnya bertabrakan, dan sulit untuk menghitung diameter zona hambatnya. Sehingga penelitian ini menggunakan satu cawan petri yang berisi 3 disc, kontrol negatif, kontrol positif, dan konsentrasi uji untuk memudahkan penghitungan zona hambat.

2. Antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif pada awalnya menggunakan antibiotik Ciprofloksasin, karena merupakan antibiotik lini pertama pada infeksi Shigella dysenteriae. Namun, zona yang dihasilkan terlalu besar yakni 60 mm sehingga mempersulit bagi peneliti untuk mengukur zona hambat konsentrasi uji. Karena zona yang tampak bertabrakan antara kontrol positif dengan konsentrasi uji. Sehingga peneliti mengganti kontrol positif dengan antibiotik Kloramfenikol yang merupakan antibiotik spektrum luas dan memiliki aktifitas sinergis dengan biji jintan hitam sebagai anti bakteri.

3. Tidak diukur jumlah kadar bahan aktif pada ekstrak jintan hitam yang digunakan pada penelitian ini.


(51)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Ekstrak biji jintan hitam pada konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5% dan 1,75% dengan metode disc diffusion secara signifikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan efektifitas kuat.

2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji jintan hitam, maka semakin kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian mengenai efektifitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, maka disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:

1. Melakukan penelitian uji toksikologi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae.

2. Melakukan uji efektivitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap spesies Shigella lainnya.

3. Uji aktivitas bakteri ekstrak jintan hitam terhadap Shigella dysenteriae secara in vivo


(52)

37

1. Gray, Jerry D. Rasulullah is My Doctor, Cetakan pertama. Sinergi Publishing, Jakarta. 2010. Hal: 84-88

2. Rajasekhar, Saha and Bhupendar Kuldeep. A Review-Pahrmacognosy and pharmacology of Nigella Sativa. International Research Journal of Pharmacy, 2(11), 36-39. 2011

3. Nor; Aishah Hasan; Mohd. Zain Nawahwi; Haslinda AB Malek. Antimicrobial Activity of Nigella sativa Seed Extract. Sains Malaysiana. 2013.

4. Najah A, Mohammed. Effect Of Nigella sativa L. extract Against Streptococcus mutans and Streptococcus mitis in Vitro. J. Bagh Collage Dentistry. Vol24(3), 2013

5. Asniyah. Efek Antimikroba Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Pertumbuhan Escherichia coli In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammaditah Surakarta. Surakarta. 2009

6. Muhammad Kuddah, Alawiyah; Roekistiningsih; Ruhana, Amalia. Uji Anti Mikroba Ekstrak Biji Jintan Hitam ( Nigella sativa) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae dengan Metode Dilusi Agar. Skripsi. PS Pendidikan Dokter dan PS Ilmu Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang. 2009

7. Buletin Jendela: Data dan Informasi Kesehtan. Situasi Diare di Indonesia. 2011. Kementrian Kesehatan RI.

http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf www.depkes.go.id (diakses pada 5 januari 2014)

8. Juffrie, Mohammad; Oswari, Hanifah, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, Jilid 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Hal: 90 9. Venkatesan, Malabi M, et al. Construction, Characterization, and Animal

Testing of WRSd1, a Shigella dysenteriae 1 Vaccine. Journals.asm.org 2002


(53)

38

10.Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC halaman 258-259

11.Bessedik Amina; Allem Rachida. Molecular Composition and Antibacterial Effect of essential oil of Nigella sativa. African Journal of Biotechnology. Laboratory of Local natural Bioressources, Faculty of Science, Hassiba Benbouali University of Chlef, Algeria. Vol 12(20),pp.3006-3012. 15 May 2013

12.A Najmi; SF Haque; M. Naseeruddin; R.A. Khan. Effect of Nigella sativa oil on various clinical and biochemical parameters of metabolic syndrome. Departements of oharmacology and medicine, JN Medical College AMU Aligarh, India. 2008 16:85-87

13.Aljabre, S.H.M., M.A. Randhawa, N. Akhtar, O.M. Antidermophyte activity of ether extract of Nigella sativa and its active principle, thymoquinone. Journal of Ethnopharmacology, 101:3116-119. 2005

14.Al-Ghamdi, M.S. Anti-Inflamatory, analgesic and anti-pyretic activity of Nigella sativa. Journal of Ethnopahrmacology, 76: 45-48. 2001

15.Daba, M.H. and M.S. Abdulrahmen. Hepatoprotective activity of thymoquinone ini isolated rat hepatocytes. Toxicology Letters, 95: 23-29. 1998

16.Badary, O.A. and A.M. Gamal El-Din. Inhibitory Effect of Thymoquinone Against 20-Methylchlolanthrene-induced Fibrosarcoma Tumorrigenesis. Cancer Detection and Prevention Journal, 25:362-368. 2001

17.Gilani, A.H., N, Aziz. et al. Bronchodilator, spasmolytic and calcium antagonistic activities of Nigella sativa seed (Kalonji): A Traditional Herbal Product with Multiple Medicinal Uses. Journal Pakistan Medical Association, 51: 115-20. 2001

18.Johnson, Arthur.G; Ziegler, Richard.J; Hawley, Louise. 2011. Essential Mikrobiologi dan Imunologi. Pamulang: Binarupa Aksara publisher

19.R.Dodd, Christine, and Jones, Dorothy. A Numerical Taxonomic Study of the Genus Shigella. Departement of Microbiology, The University Leicester 128. February 1982.


(54)

20.Schroeder, Gunnar N and Hilbi, Hubert. Molecular Pathogenesis of Shigella spp: Controlling Host Cell Signaling, Invasion, and Death by Type III Secretion. Institute of Microbiology, ETH Zurich, Switzerland. January 2008. P 134-156

21.Venkatesan, Malabi M. et al. Infection and immunity: Construction, Characterization, and Animal testing of WRSd1, a Shigella dysenteriae 1 Vaccine. American Society for Microbiology. 2002

22.Tim Mirobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia Publishing. 2003

23.B.Coyle, Marie. Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA: Amrican Society for Microbiology. 2005; p 39

24.Greenwood. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial and Chemotheraphy, USA: Mc Graw Hill. 1995

25.Pratiwi, S.T. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga. 2008. Hal: 22-42; 188-189

26.Hardman, Joel.G; Limbird, Lee.E; Gilman, Alfred Goodman. 2001. Goodman and Gilman The Pharmacological Basis of Therapeutics 10th edition. McGraw-Hill Companies

27.Katzung,G. Bertram. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC. 2010 ;775

28.Sopiyudin Dahlan, Muhammad. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. 2011

29.Zuridah, H; Fairuz, A.R.M; Zakri, H.Z; Rahim, M.N.A. In vitro Antibacterial Activity of Nigella sativa Against Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, and Bacilus cereus. Faculty of Health Science, University Teknologi MARA, Selangor, Malaysia. 331-333. 2008

30.Diana Susanti, Ari. dkk. Polaritas Pelarut Sebagai Pertimbangan Dalam Pemilihan Pelarut Untuk Ekstraksi Minyak Bekatul Dari Bekatul Varietas Ketan. Fakultas Teknik Kimia, UNS. Surakarta.2012

31.Bimakr M,Rahman RA, Taip FS,Ganjloo A, Salleh LM, Selamat J, et al. Comparison of different extraction methods for the extraction of major


(55)

40

bioactive flavonoid compounds from spearmint (Mentha spicata L.)leaves. Elsevier. 2011;89:67-72

32.Ranasasmita, Raafqi dan Roswiem, Anna P. Kehalalan Produk Obat-Obatan , Terutama Obat Herbal. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XIV

33.Halawani, Eman. Antibacterial Activity Of Thymoquinone and Thymohydroquinone of Nigella Sativa L. and Their Interaction With Some Antibiotics. Departement of Biology, Faculty of Science, Thaif University, Saudi Arabia. 2009


(56)

41


(57)

42

LAMPIRAN 2 (Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan)


(58)

LAMPIRAN 3 (Rata-Rata Diameter Zona Hambat Ekstrak Biji Jintan Hitam Terhadap Perumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae)

Perlakuan Rata-rata Diameter

Zona Hambat (mm)

Standar Deviasi

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1%

27,33 0,57

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,25%

29,66 0,57

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,5%

34,00 2,08

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,75%

39,66 0,57

Kontrol positif ( Kloramfenikol) 35,66 0,57


(59)

44

LAMPIRAN 4 (Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi) Konsentrasi yang akan divariasikan adalah 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%. Pelarut Etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik Chloramphenicol sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6 variabel.

Keterangan: n= Volume zat terlarut

 Volume zat terlarut konsentrasi 1% 1% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,04 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,25% 1,25% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,05 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,5% 1,5% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,06 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,75% 1,75% = n/ 4 mL x 100%


(60)

LAMPIRAN 5 (Alat dan Bahan) 1. Alat dan Bahan

Vortex Autoclave Isolasi Bakteri

Nutrient Agar Laminar Air Flow

Timbangan Digital Inkubator


(61)

46

LAMPIRAN 6 (Daftar Riwayat Hidup)

Nama : Salma Abdul Wadud K.A.

Tempat, Tanggal Lahir : Kairo, 31 Juli 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. MPR X No. 15, Cilandak Barat, Jakarta Selatan

Email : abdulwadudsalma@yahoo.com

No. Telepon : 082125889587

Riwayat Pendidikan :

 1997-1998 : RA Al Mu’awanah, Jakarta

 1998-1999 : SDI Al Hikmah, Jakarta

 1999-2001 : SD ‘Ain Jalut, Kuwait

 2001-2004 : Sekolah Indonesia Riyadh

 2004-2005 : SDIT Al Hikmah, Jakarta

 2005-2008 : SMPIT Darul Hikmah, Bekasi

 2008-2011 : SMAIT Al Kahfi, Bogor

 2011- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(1)

(2)

LAMPIRAN 2 (Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan)


(3)

LAMPIRAN 3 (Rata-Rata Diameter Zona Hambat Ekstrak Biji Jintan Hitam Terhadap Perumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae)

Perlakuan Rata-rata Diameter Zona Hambat (mm)

Standar Deviasi Konsentrasi ekstrak biji Jintan

Hitam 1%

27,33 0,57

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,25%

29,66 0,57

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,5%

34,00 2,08

Konsentrasi ekstrak biji Jintan Hitam 1,75%

39,66 0,57

Kontrol positif ( Kloramfenikol) 35,66 0,57


(4)

LAMPIRAN 4 (Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi) Konsentrasi yang akan divariasikan adalah 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%. Pelarut Etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik Chloramphenicol sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6 variabel.

Keterangan: n= Volume zat terlarut

 Volume zat terlarut konsentrasi 1% 1% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,04 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,25% 1,25% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,05 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,5% 1,5% = n/ 4 mL x 100%

N= 0,06 mL

 Volume zat terlarut konsentrasi 1,75% 1,75% = n/ 4 mL x 100%


(5)

LAMPIRAN 5 (Alat dan Bahan) 1. Alat dan Bahan

Vortex Autoclave Isolasi Bakteri

Nutrient Agar Laminar Air Flow

Timbangan Digital Inkubator Persiapan Alat


(6)

LAMPIRAN 6 (Daftar Riwayat Hidup)

Nama : Salma Abdul Wadud K.A.

Tempat, Tanggal Lahir : Kairo, 31 Juli 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. MPR X No. 15, Cilandak Barat, Jakarta Selatan

Email : abdulwadudsalma@yahoo.com

No. Telepon : 082125889587 Riwayat Pendidikan :

 1997-1998 : RA Al Mu’awanah, Jakarta  1998-1999 : SDI Al Hikmah, Jakarta  1999-2001 : SD ‘Ain Jalut, Kuwait  2001-2004 : Sekolah Indonesia Riyadh  2004-2005 : SDIT Al Hikmah, Jakarta  2005-2008 : SMPIT Darul Hikmah, Bekasi  2008-2011 : SMAIT Al Kahfi, Bogor

 2011- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta