Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM
PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI RUMAH SAKIT
SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :
YOGA TEGUH GUNTARA
NIM: 1110104000024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Undergraduate Thesis, July 2014
Yoga Teguh Guntara, ID Number: 1110104000024

Experience Room Head Nurse in Implementing Islamic Leadership Style
A Study at Syarif Hidayatullah Hospital
Xviii + 83 pages + 1 draft + 1 Table + 7 appendixes

ABSTRACT
Islamic leadership style is model of leadership style applied by the Prophet
Muhammad SAW. Islamic leadership style is applied, namely Syura (deliberation), ‘Adl bil
qisth (justice, with equality), dan Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with
the values of Islam in the Islamic leadership style.
This research aims to gain an overview of the meaning of meaning Head Nurse
experience in the application of Islamic leadership style. This research is a qualitative one
with descriptive phenomenology design through in-depth interviews. Participants were
occupied as Head Nurse at the Hospital room Syarif Hidayatullah, set directly (purposive)
with the principle of suitability (appropriateness) and sufficiency (adequacy). Retrieval of
data and research conducted during the month of June 2014. Data collected in the form of
recording in-depth interviews and analysis with Collazi method.
This research identified four themes Syura (deliberation);‘Adl bil qisth (justice, with
equality); Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with the values of Islam in
the Islamic leadership style. The results of this research can provide a picture of the room
Head Nurse experience in the application of Islamic leadership style at Syarif Hidayatullah

Hospital already skilled leadership during the process, but the application is still not
maximized. Required further research on in-depth exploration of how to get more
comprehensive results from room Head Nurse experience in the application of Islamic
leadership style, as well as subsequent researchers can choose a wider scope and complex so
get more complete data.
Keywords: Experience, Islamic Leadership Style, Room Head Nurse
Reference: 59 (1990-2014)

iii

FAKULTAS KEDKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Juli 2014
Yoga Teguh Guntara, NIM: 1110104000024
Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di
Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Xviii + 83 halaman + 1 bagan + 1 Tabel + 7 lampiran

ABSTRAK
Gaya kepemimpinan Islam merupakan model gaya kepemimpinan yang diterapkan

oleh Nabi Muhammad SAW. Gaya kepemimpinan Islam yang diterapkan yaitu Syura
(permusyawaratan), ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam
(kebebasan berekspresi) dan disertai dengan nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan
Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran makna dari arti pengalaman
Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melalui wawancara
mendalam. Partisipan meliputi yang menjabati sebagai Kepala Perawat Ruangan di Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian
(appropriateness) dan kecukupan (adequancy). Pengambilan data dan penelitian dilakukan
selama bulan Juni 2014. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara mendalam
dan analisis dengan metode Collazi.
Penelitian ini mengidentifikasi empat tema yaitu Syura (Permusyawaratan); Adl bil
qisth (Keadilan, disertai kesetaraan); Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi); dan Nilainilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam. Hasil penelitian ini dapat memberikan
gambaran kepada Kepala Perawat Ruangan mengenai pengalaman Kepala Perawat Ruangan
dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah sudah
terterapkan selama proses kepemimpinannya, akan tetapi dalam penerapannya masih belum
maksimal. Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi lebih mendalam mengenai
cara untuk mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam
penerapan gaya kepemimpinan Islam, serta peneliti selanjutnya dapat memilih ruang lingkup

yang lebih luas dan kompleks sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap.
Kata Kunci: Pengalaman, Gaya Kepemimpinan Islam, Kepala Perawat Ruangan
Daftar Bacaan: 59 (1990-2014)

iv

M

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Yoga Teguh Guntara

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 07 April 1992
Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Agama


: Islam

Status

: Belum Menikah

Alamat

: Desa Lundang, Jorong Panampuang Kecamatan Ampek Angkek,
Kab. Agam, Sumatra Barat

No Hp

: 0857-1453-6223

Email

: yogateguhguntara@gmail.com


Riwayat Pendidikan :
1.
2.
3.
4.

SD Negeri 11 Bonjol Alam
MTs Swasta Pon-Pes Diniyyah Pasia
MA Swasta Pon-Pes Diniyyah Pasia
S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(1998-2004)
(2004-2007)
(2007-2010)
(2010-2014)

Pengalaman Organisasi:
1. Anggota Organisasi Pondok Pesantren Modern Diniyyah (OPPMD) (2007-2008)
2. Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIK
(2012-2013)

3. Anggota Senat Mahasiswa (SEMA) Universitas, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
(2013-2014)
Pengalaman Seminar dan Training :
1. Seminar Nursing as partner Society and delivering Public health 2011
2. Seminar Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi
Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012
3. Workshop Keperawatan “Update Diagnosa NANDA, Aplikasi ISDA dan Diagnostic
Reasoning” 2012
4. Training Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) 2013
5. National Leadership Training “World No Tobacco” 2013
6. Kegiatan Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba Di Perguruan Tinggi melalui
Mahasiswa FISIP DKI Jakarta oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) 2014

viii

Skripsi Ini Penulis Persembahkan
“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta,
ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah
yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

(QS. Lukman: 27)
Alhamdulillah…. dengan ridha-Mu ya Allah…..
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cinta telah ku gapai, namun itu
bukan akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Ibu…… Ayah……
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku
Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah
Doamu hadirkan keridhaan untukku, Petuahmu tuntunkan jalanku
Pelukmu berkahi hidupku, di antara perjuangan dan tetesan doa malammu
Dan sebait doa telah merangkul diriku, Menuju hari depan yang cerah
Kini diriku telah selesai dalam studiku
Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan skripsi ini untuk yang termulia, Ayahanda ……
Ibunda …………dan Adik-adikku ……..,
Terima kasih atas cintanya, semoga karya ini dapat mengobati beban kalian
walau hanya sejenak, semua jasa-jasa kelian tak kan dapat kulupakan.
Semoga Allah berserta kita semua
Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, spesial buatnya
Sahabat-sahabatku, …,
Terima kasih…. Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi

selamanya, Bersama kalian warna indah dalam hidupku, suka dan duka berbaur dalam
kasih, Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan bantuan dan doa
dari awal hingga akhir yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Kesuksesan bukanlah suatu kesenangan, bukan juga suatu kebanggaan,
Hanya suatu perjuangan dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan…
Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya
Amiin…

ix

KATA PENGANTAR
‫السا ع يك ورحمة ه وبركاته‬
Puji dan syukur kehadirat Al-Qowy, Dzat yang selalu memberikan rahmat,
hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan
Gaya Kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidyatullah” dapat
diselesaikan. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Khotamul Anbiya’
wal Mursalin Muhammad Ibnu Abdilah SAW.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,
banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan
penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.
Penulis Juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan, dorongan, dan do’a serta kerjasama. Penulis menyadari tidak
akan mampu membalas jasa-jasa tersebut, hanya lantuanan do’a semoga ArRahman memberikan balasan dengan khoirul-jaza yang dapat mengantarkan ke
pintu ridho dan Surga-Nya. Terkhusus kepada:
1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

3. Bapak Ns.Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan dan Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep. dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku
dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan dengan sabar

memberikan arahan, saran, dan perbaikan serta motivasi kepada penulis
selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep.
dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku Dosen Penguji Skripsi, terima
kasih sebesar-besarnya atas saran dan masukan yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh staf Dosen pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
Ilmunya dan banyak kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada Orang tua tercinta, Ibunda Delli Yanti dan Ayahanda tercinta
Yurdial Yannu, yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya dalam
menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini.
8. Kepada Direktur dan Seluruh staf Rumah Sakit Syarif Hidayatullah yang
telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di RS Syarif Hidayatullah

xi

9. Kepada seluruh Keluarga PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik, khususnya
teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan
2010, yang telah membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam
mencapai cita-cita.
10. Kepada teman-teman SEFTer yang berhati LOGOS senantiasa membantu,
mendukung dan memberikan Doa serta CS3-nya dalam proses pembuatan
skripsi ini Siti Maryam M, Hilma Azmi, Andry Septian S, Laras Ayunda
Pratama, Rustiana, Adelina Vidya, Awalia Bella Rizky P, Siti Nina
Inayah, Nurnafidah, dan Agnes Virgianti L.
Mudah-mudahan segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis
berharap mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis khususnya.
‫والسا ع يك ورحمة ه وبركاته‬
Ciputat, 10 Juli 2014

Yoga Teguh Guntara

xii

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul..............................................................................................

i

Lembar Pernyataan.......................................................................................

ii

Abstrak.........................................................................................................

iii

Lembar Persetujuan......................................................................................

v

Lembar Pengesahan......................................................................................

vi

Daftar Riwayat Hidup..................................................................................

viii

Persembahan................................................................................................. ix
Kata Pengantar.............................................................................................. x
Daftar Isi.......................................................................................................

xiii

Daftar Bagan................................................................................................. xvii
Daftar Tabel.................................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................

1

B. Rumusan Masalah........................................................................

5

C. Pertanyaan Penelitian...................................................................

6

D. Tujuan..........................................................................................

6

E.

Manfaat Penelitian.......................................................................

6

1. Bagi Rumah Sakit....................................................................

6

2.Bagi Kepala Ruangan...............................................................

6

xiii

F.

3.Bagi Perkembangan Institusi Keperawatan..............................

6

4.Bagi Peneliti..............................................................................

6

Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman..................................................................................

8

B. Kepemimpinan.............................................................................

8

1.Pengertian Kepemimpinan........................................................

8

2.Teori-Teori Kepemimpinan......................................................

10

3.Gaya Kepemimpinan................................................................. 12
C. Kepala Perawat Ruangan.............................................................

15

D. Kepemimpinan Islam...................................................................

17

1 Pengertian Kepemimpinan Islam..............................................

17

2.Rasulullah Muhammad SAW...................................................

19

3.Gaya Kepemimpinan Islam (Rasulullah)..................................

22

4.Karakter Pemimpin Islam.........................................................

32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Konsep.........................................................................

41

B. Definisi Istilah..............................................................................

42

BAB IV METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian..................................................................

43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................

44

C. Pengumpulan Data.......................................................................

44

D. Informan Penelitian......................................................................

47

xiv

E.

Tehnik Pengumpulan Data...........................................................

48

F.

Validasi Data................................................................................

49

G. Tehnik Analisis Data.................................................................... 52
H. Etika Penelitian............................................................................

53

BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian.........................................

55

B. Hasil Penelitian............................................................................

55

1.Karakteristik Partisipan.............................................................

55

2.Hasil Analisis Tematik..............................................................

56

Tema 1. Syura (permusyawaratan)............................................

56

Tema 2. Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan)................. 58
Tema 3. Hurriah al-kalam (kebebasan berekspresi)..................

60

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam..... 62
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi.....................................

71

Tema 1. Syura (permusyawaratan)............................................

71

Tema 2. Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan)...............

74

Tema 3. Hurriah al-kalam (kebebasan berekspresi)..................

76

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam....

78

B. Keterbatasan Penelitian................................................................

81

xv

BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 82
B. Saran............................................................................................. 83
1.Institusi Keperawatan................................................................ 83
2.Peneliti Selanjutnya................................................................... 83
3.Pelayanan Keperawatan............................................................
Daftar Pustaka
Lampiran

xvi

83

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan

3.1

Judul Bagan

Hal

Konsep pikir

41

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

5.1

Judul Tabel

Hal

Matriks Analisis Tematik

65

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemimpin

adalah

seseorang

yang

mempergunakan

wewenang

dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam
Warouw., dkk, 2013). Pemimpin memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada
orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu
tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang
diinginkan (Suarli & Bahtiar, 2010).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
konstruktif untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Maka, pemimpin itu harus mahir melaksanakan kepemimpinannya, jika
dia ingin sukses dalam melakukan tugas-tugasnya (Kartono, 2011 dalam Warouw.,
dkk, 2013). Kepemimpinan dalam keperawatan yang dipimpin oleh Kepala Perawat
Ruangan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada staf
keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien
(Putri, 2011).
Kepala Perawat Ruangan merupakan seorang tenaga perawatan profesional
yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994 dalam Simanullang 2013).
Kepala Perawat Ruangan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengorganisasi
kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan (Swanburg, 2001).
1

2
Pimpinan keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan,
mendesak dan membujuk stafnya untuk melakukan sesuatu pada kapan klien dan
rekan kerja memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka
tetapi pada apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan
keperawatan (Putri, 2011).
Kepemimpinan diikuti oleh gaya kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan erat
hubungannya dengan kematangan dalam bidang pekerjaan maupun dalam bidang
psikologis, maka dalam memimpin seseorang akan mempunyai gaya yang berbedabeda dengan seorang pemimpin lainnya. Selain itu, gaya kepemimpinan seseorang
bukanlah semata-mata bergantung pada watak seorang pemimpin saja, tetapi ada
kecendrungan dari seseorang pemimpin untuk menggunakan gaya kepemimpinan
yang berbeda dalam menghadapi bawahan yang beraneka ragam tingkat
kedewasaannya (Moeljono, 2008).
Islam merupakan agama dan sistem kehidupan yang menghubungkan antara
individu yang menghubungkan antara individu dengan berbagai dimensi kehidupan
ini. Pemimpin dalam Islam tidak sekedar mengarahkan, membawahi, memerintah.
Tapi lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka mempunyai intuisi
pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin sukses menjadi pemimpin,
maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership Rasulullah Muhammad SAW
(shallallâhu 'alaihi wa sallam). Bagi beliau, pemimpin itu tidak saja mendireksi,
membawahi, meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada
manusia maupun kepada Allah. Power kepemimpinan beliau leadership yang
dibimbing oleh wahyu dan bersinergi dengan kepekaan dan kecerdasan telah
melahirkan keputusan-keputusan yang terarah, terukur dan tepat sasaran (Fathi, 2009).

3
Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam) memberi teladan
melalui kepemimpinan dengan contoh, selalu selangkah di depan untuk diikuti yang
lain beliau melakukannya tanpa menunjukkan arogansi, tetapi menunjukkan
keberanian tetap rendah hati. Dalam prosesnya beliau, dipandang sebagai manusia
yang memilki integritas tinggi, bersemangat menuntaskan misi dan penuh kasih dalam
membantu pengikutnya menuju jalan yang benar (Noor, 2011).
Beliau, menerapkan tiga gaya kepemimpinan Islam: Syura (permusyawaratan),
‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam (kebebasan
berekspresi). Ketiga gaya kepemimpinan terapan ini berjalan seiring dengan lima
ajaran yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-akmal asysyakhshi atau integritas pribadi, Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan,
Fa’iliyyah al-qiyadiyyah atau daya kepemimpinan, Makarim al-akhlaq atau perilaku
etis, dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan spiritual.
Karateristik yang ada pada pribadi Nabi Muhammad SAW, melambangkan jenis
kepemimpinan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Keagungan kepemipinan Nabi
Muhammad SAW merupakan sumber inspirasi bagi berbagai tipe orang berpengaruh,
baik itu negarawan, raja, komandan dan militer, maupun pemipin politik (Noor, 2011).

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab [33] :21).

4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saipul (2009) didapatkan bahwa
kecendrungan gaya kepemimpinan situasional yang diterapakan di Rumah Sakit Islam
Banyuwangi. Hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Yuswanto (2013) yang
berjudul Pengembangan Model Kepemimpinan Keperawatan di Rumah Sakit Kelas A
di Indonesia, menunjukkan bahwa dari 5 model kepemimpinan dalam literatur yaitu
model kepemimpinan efektif, tranformasional, transaksional, visioner dan servant
leadership mendukung terbentuknya rancangan model kepemimpinan keperawatan
Indonesia yang dapat merupakan alternatif model kepemimpinan untuk diterapkan
kepala ruang di rumah sakit kelas A di Indonesia.
Hasil penelitian penilaian empiris prinsip-prinsip kepemimpinan Islam oleh
Ahmad dan Ogunsola OK (2011) pada fungsi kepemimpinan seperti yang diadopsi
oleh administrator akademik dalam International Islamic University, Malaysia
didapatkan

bahwa,

kepemimpinan

administrator

Islam.

Penelitian

akademik
juga

dijiwai

menunjukkan

dengan

prinsip-prinsip

bahwa,

pendekatan

kepemimpinan lebih disukai digunakan dalam hubungannya dengan transaksional
alternatif dan gaya transformasional, sedangkan sumber pengetahuan dari Quran dan
Sunnah diberi prioritas tertinggi sebagai sumber pengembangan prinsip-prinsip
kepemimpinan.
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Syarif Hidayatullah, bahwa Rumah Sakit Syarif Hidayatullah merupakan Rumah
Sakit yang bernuansa Islami sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Dalam bidang
keperawatan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, terdapat 5 orang Kepala Perawat
Ruangan sebagai pemimpin dalam keperawatan dan 2 orang Supervisi Kepala
Perawat Ruangan.

5
Berdasarkan dari ulasan diatas, dikarenakan masih belum banyaknya riset atau
penelitian mengenai penerapan atau aplikasi gaya kepemimpinan Islam oleh kepala
perawat ruangan di Rumah Sakit. Maka, peneliti tertarik ingin meneliti tentang
“Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan
Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah”
B. Rumusan Masalah
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan
bimbingan yang ditujukan kepada staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan
dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien (Putri, 2011). Kepala Perawat Ruangan
bertanggung jawab untuk memimpin dan mengorganisasi kegiatan pelayanan dan
asuhan keperawatan (Swanburg, 2000 dalam Simanullang 2013).
Gaya kepemimpinan Islam yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW
dan nilai-nilai islam yang ditanamkan oleh beliau dapat dijadikan sebagai inspirasi
bagi para pemimpin termasuk pemimpin dalam keperawatan. Sehingga, dengan model
gaya kepemimpinan Rasulullah yaitu: Syura (permusyawaratan), ‘Adl bil qisth
(keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) dan
nilai- nilai Islam yang ditanamkan oleh beliau dalam gaya kepemimpinannya dapat
memotivasi dan mempengaruhi lingkungan dan orang lain dan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan oleh suatu kelompok atau organisasi (Noor, 2011).
Peneliti ingin meneliti, pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam
penerapan gaya kepemimpinan Islam yang mengandung nilai-nilai Islam seperti yang
diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam), di Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah.

6
C. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya
kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah ?
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya
kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam yang dapat diterapkan di Rumah
Sakit.
2. Bagi Kepala Perawat Ruangan
Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam yang dapat diterapkan oleh
Kepala Perawat Ruangan terhadap stafnya di Rumah Sakit.
3. Bagi perkembangan Institusi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam

bidang keperawatan, khususnya Manajemen

Dalam

Keperawatan mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna
untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

7
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan untuk
mengetahui pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan
Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.
Jenis penelitian ini adalah dengan metode pendekatan fenomenologi deskriptif
yang tujuannya untuk memahami dan mendapatkan informasi mendalam dari pengalaman
gaya kepemimpinan Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan
Islam. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perawat Ruangan dan Supervisor
Kepala Perawat Ruangan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Juni 2014.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman
Pengalaman merupakan proses melakukan, melihat dan memiliki hal-hal yang
terjadi, keterampilan atau pengetahuan yang didapatkan melalui sesuatu dan lamanya
waktu yang telah dihabiskan melakukan sesuatu pada diri seseorang (www.merriamwebster.com).
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam
Warouw., dkk, 2013). Pemimpin memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada
orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu
tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang
diinginkan (Suarli & Bahtiar, 2010).
Kepemimpinan merupakan suatu proses mengenai pengarahan dan usaha
untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok
(Umar, 2000). Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi

kelompok demi tercapainya tujuan organisasi (Khoir, 2011). Kepemimpinan
merupakan seni untuk membuat orang lain mengikuti kehendak kita dan
meyakinkan orang lain. Atau dengan kata lain, kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi (Manz dan Charles, dalam Dwiwibawa dan Riyanto 2008).

8

9
Kepemimpinan memegang peranan sangat penting

dalam manajemen

organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasanketerbatasan tertentu pada diri manusia. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam
ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,
kedudukan dalam organisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang antusias (David, 1985 dalam Baihaqi 2010).
Menurut Ariani (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan
proses pemberian pengaruh yang tidak memaksa. Pemimpin mempunyai pengikut
yang secara sukarela melaksanakan tugas-tugasnya dengan keahlian

dan

intelektualnya sebagai sumber kekuasaan. Kekuasaan tersebut digunakan untuk
memelihara fleksibilitas dan memperkenalkan perubahan.
Menurut Wahjosumidjo (1987, dalam Tim Pengembang Ilmu Pedidikan
FIP-UPI 2007) menjelaskan bahwa butir-butir pengertian dari berbagai
kepemimpinan pada hakikatnya memberikan makna:
a. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan
(Ability), dan kesanggupan (capability).
b. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak
dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya dan perilaku pemimpin
itu sendiri.
c. Kepemipinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara
pemimpin, pengikut dan situasi.

10
Kepemimpinan adalah tentang kekuasaan. Kekuasaan adalah kapasitas
untuk mempengaruhi, membujuk, dan mengilhami orang lain (Harari, 2005).
Kepemimpinan dalam keperawatan (kepala ruangan) merupakan penerapan
pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada staf keperawatan untuk
menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan
tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Pimpinan
keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan, dan mendesak dan
membujuk stafnya untuk melakukan tetapi pada kapan klien dan rekan kerja
memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka tetapi pada
apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan keperawatan
(Putri, 2011).
Hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Yuswanto (2013) yang
berjudul Pengembangan Model Kepemimpinan Keperawatan di Rumah Sakit
Kelas A di Indonesia, menunjukkan bahwa dari 5 model kepemimpinan dalam
literatur yaitu model kepemimpinan efektif, tranformasional, transaksional,
visioner dan servant leadership mendukung terbentuknya rancangan model
kepemimpinan keperawatan Indonesia yang dapat merupakan alternatif model
kepemimpinan untuk diterapkan kepala ruang di rumah sakit kelas A di Indonesia.
2. Teori-teori Kepemimpinan
Nursalam (2011) menjelaskan berbagai teori-teori kepemimpinan sebagai
berikut:
a. Teori Bakat (Trait Theory)
Teori bakat menentukan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik

11
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut
juga sebagai Great Man Theory.
b. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, kepribadian seseorang cenderung sangat bervariasi dan
berbeda-beda akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan.
c. Teori Kontigensi dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara faktor bawaan, perilaku,
dan situasi.
d. Teori Kontemporer
Teori ini menekankan pada keempat komponen penting dalam suatu
pengelolaan, yaitu manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta
lingkungan. Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang
pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai
tujuan organisasi. Teori kontemporer tersebut juga perlu didukung oleh
motivasi, interaksi, dan teori transfomasi.
e. Teori Interaktif
Menurut Schein (1970, dalam Nursalam 2011) menekankan bahwa staf atau
pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi
dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis. Sistem tersebut dianggap
suatu sistem yang terbuka jika terjadi adanya perubahan energi dengan
lingkungan asumsi teori ini sebagai berikut:

12
1) Manusia

memiliki

karakteristik

yang

sangat

kompleks.

Mereka

mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
2) Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu
3) Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula
4) Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang
harus diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi.
5) Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana
seseorang

pemimpin

mempengaruhi,

mengarahkan,

memotivasi,

dan

mengendalikan bawahannya dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat
menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien (Purwanto, 2006).
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan
perilaku organisasinya (Nawawi, 2003 dalam Setiawan 2010). Menurut Rivai
(2002, dalam Lingga 2011) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus
dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang
diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.

13
Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri
kepemimpinan otoriter:
1) Wewenang mutlak berada pada pimpinan
2) Keputusan dan kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
3) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
4) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara ketat
5) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
6) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat
7) Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
8) Lebih banyak kritik dari pada pujian
9) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
10) Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
11) Cendrung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman
12) Kasar dalam bersikap
13) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan
bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cendrung bermoral
tinggi, dapat berkerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengerahkan diri sendiri.

14
Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri
kepemimpinan demokratis:
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak
2) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3) Keputusan dibuat besama antara pimpinan dan bawahan
4) Komunikasi berlangsung timbal balik
5) Pengawasan dilakuakan secara wajar
6) Prakarsa dapat datang dari bawahan
7) Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan
pertimbangan
8) Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif
9) Pujian dan kritik seimbang
10) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
masing- masing
11) Pemimpin meminta kesetian bawahan dengan wajar
12) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
13) Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai
14) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama
c. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laisses Faire)
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan
adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta
bawahan.

15
Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri
kepemimpinan Bebas (Laisses Faire):
1) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
2) Pimpinan hanya lebih banyak dibuat oleh bawahan
3) Kebijakan kebanyakan dibuat oleh bawahan
4) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
5) Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan
6) Prakarsa selalu berasal dari bawahan
7) Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan
8) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
9) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
10) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.
C. Kepala Perawat Ruangan
Kepala Perawat Ruangan adalah seorang tenaga perawatan professional
yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994 dalam Simanullang
2013). Kepala Perawat Ruangan bertanggung jawab untuk memimpin dan
mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000
dalam Simanullang 2013), meliputi :
1. Struktur Organisasi
Struktur Organiasi terdiri dari: struktur, bentuk, dan bagan. Berdasarkan
keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal
maupun horizontal.

16
2. Pengelompokan Kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk
memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki serta sesuaikan dengan kebutuhan klien.
Metoda penugasan tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi
klien/keperawatan total, metode tim keperawatan, metode keperawatan primer,
dan metode moduler.
3. Koordinasi Kegiatan
Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan kerjasama
yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Selain itu, perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua
tim atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan.
4. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai apakah
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala Ruang berkewajiban untuk
memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu
diperlukan uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar
penampilan kerja.
5. Kelompok Kerja
Kegiatan diperlukan kerjasama antar staf dan kebersamaan dalam kelompok,
hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam
kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan
dan asuhan keperawatan.

17
Menurut Marquis dan Huston (2010, dalam Simanullang 2013), kepala
ruangan sangat berperan dalam penjadwalan, pengembangan perawat, sosialisasi
perawat, dan mengadakan pelatihan untuk perawat. Kepala Ruangan haruslah
menunjukkan bahwa ia memilki kemampuan bekerja harmonis, bersikap objektif
dalam menghadapi persoalan dalam pelayanan keperawatan melalui pengamatan,
dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku stafnya. Kepala Ruangan harus
peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan
bantuan orang lain dan mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial
(Mininjaya, 2004 dalam Simanullang 2013).
D. Kepemimpinan Islam
1. Pengertian Kepemimpinan Islam
Kepemimpinan di dalam Islam adalah suatu hal yang inheren, serta
merupakan salah satu subsistem Islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek
kehidupan secara prinsipal. Islam mengatur niat, amal, tujuan sekaligus sumber
kehidupan, otak manusia, kemudian mengatur proses hidup, perilaku dan tujuan
hidup. Dalam Islam seorang pemimpin dan yang dipimpin harus mempunyai
keberanian untuk menegakkan kebenaran yang dilakasanakan melalui prinsip
kepemimpinan, yaitu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh rasa
tanggung jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi
yang dipimpin (Feisal, 1995 dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI
2007).
Menurut Shihab dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007)
menjelaskan bahwa Islam menyebutkan kepemimpinan dengan beberapa istilah
nama, diantaranya imamah (imam), imarah (pengatur), dan wilayah (wali), yang
semuanya itu pada hakikatnya adalah amanah (tanggung jawab).

18
Menurut Celik (2002) kepemimpinan dalam Islam didasarkan pada
kepercayaan dan menekankan ketulusan, integritas dan kasih sayang. Hal ini dianggap
sebagai kontrak psikologis antara pemimpin dan pengikutnya menjamin bahwa ia akan
mencobanya terbaik untuk membimbing mereka, untuk melindungi mereka, dan
memperlakukan mereka dengan adil. Kepemimpinan dalam Islam berakar dalam
keyakinan dan patuh kepada Sang Pencipta (Allah SWT). Ini berpusat pada melayani
Sang Pencipta. Ini berarti bahwa seorang pemimpin muslim bertindak sesuai dengan
perintah dari Sang Pencipta dan Rasul-Nya , dan harus mengembangkan karakter moral
Islam.

Kepemimpinan dalam Islam erat kaitannya dengan model kepemimpinan
yang diterapkan oleh Rasulullah. Rasulullah Muhammad SAW (shallallâhu
'alaihi wa sallam) memberi teladan melalui kepemimpinan dengan contoh, selalu
selangkah di depan untuk diikuti yang lain beliau melakukannya tanpa
menunjukkan arogansi, tetapi menunjukkan keberanian tetap rendah hati. Dalam
prosesnya Nabi Muhammad SAW, dipandang sebagai manusia yang memilki
integritas tinggi, bersemangat menuntaskan misi dan penuh kasih dalam
membantu pengikutnya menuju jalan yang benar (Noor, 2011).
Kepemimpinan dalam Islam merupakan hal pokok bagi kepribadian islami
dan sudah banyak diberi contoh oleh Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi
wa sallam), yang telah menjadikan dirinya sebagai Da‟iyah (seseorang yang
melakukan dakwah) untuk menjadi seorang pemimpin, baik secara de jure
maupun de facto, dalam membimbing orang lain menuju jalan yang lurus
(Ihdinasshiratal mustaqim) (Noor, 2011).
Suatu kepemimpinan dalam Islam, haruslah mempunyai kekuatan iman
atau keyakinan untuk mencapai tujuan, keuletan, dan ketabahan untuk dapat
mencapai berbagai target yang telah dicanangkan melalui beberapa individu yang

19
berpegang teguh pada ajaran agama mereka dan memahami tugas dan
tanggungjawab yang diamananahkan kepada mereka (Fathi, 2009).
2. Rasulullah Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam) adalah manusia
fenomenal dalam sepanjang sejarah kehidupan dan peradaban manusia. Ia adalah
manusia biasa, namun memiliki keistimewaan-keistimewaan yang langsung
diberikan Allah kepadanya (Gulen, 2002).

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,
tetapi ia adalah utusan (rasul) Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS Al-ahzab [33]: 40).
Nabi Muhammad lahir 12 Rabi‟ul Awwal tahun 570 M, putra Abdullah,
saudagar miskin dari keluarga terhormat dalam suku Quraisy yang berkuasa. Nabi
Muhammad menjadi yatim piatu ketika berumur 6 tahun, kemudian dibesarkan
oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu pamannya, Abu Thalib. Pada umur 24 tahun
beliau berkerja untuk seorang janda kaya, Khadijah dan kemudian mereka
menikah. Mereka dikaruniai 6 orang anak, tetapi dua putra mereka meninggal
ketika kecil. Menerima wahyu pertama kali di Gua Hira, melalui perantara
malaikat jibril. Allah mengutus Rasulullah untuk membimbing manusia menuju
kebenaran dan membersihkan mereka dari dosa-dosa. Orang-orang yang
dicerahkan oleh Rasulullah menemukan jalan menuju Kehadiran Ilahi dan
mendapat derajat kemanusiaan tertinggi (Adair, 2010).

20
Rasulullah dikenal sebagai orang yang benar dan jujur bahkan sebelum
Islam datang. Penduduk Mekkah, bahkan kaum kafir sekalipun, menyebutnya Alamin (yang dapat dipercaya) (Gulen, 2002). Beliau dalam semua sisi
kehidupannya adalah teladan yang agung dan utama bagi manusia sebab
kesempurnaan dalam segala sesuatu. Inilah sisi yang akan kita paparkan dalam
pasal ini untuk menjelaskan pada kita bahwa tidak ada kesempurnaan bagi
manusia seperti apapun hebatnya dalam segala keadaan kecuali dengan mengikuti
contoh Rasullah. Ini adalah bukti bahawa ia adalah utusan-Nya (Hawwa, 2007).
Menurut Hawwa (2007), Setiap Rasul Allah wajib memiliki empat sifat
asasi berikut ini, sehingga pantas untuk mengemban Risalah Ilahi:
a. Ash-Shidqul Muthlaq atau kejujuran secara mutlak yang tidak rusak dalam
segala kondisi. Sekiranya setiap perkataannya diuji, pastilah sesuai dengan
kenyataan, baik ketika ia berjanji, serius, bercanda, memberi kabar, maupun
ketika bernubuat.
b. Al-Iltizamul Kamil atau komitmen dan sifat amanah yang sempurna dengan
apa yang ia serukan, sebagai wakil Allah. Tugas sebagai Rasul adalah
menyampaikan kepada manusia risalah yang dibebankan oleh Allah kepada
mereka
c. At-Tablighul Kamil atau penyampaian kandungan risalah secara sempurna dan
kontinu, disertai rasa tidak peduli pada kebencian, siksaan, kejahatan, tipu
daya, konspirasi, atau sikap kasar manusia yang menghadapi dakwahnya. Juga,
istiqamah dalam mengerjakan perintah Allah dan tidak menyeleweng dariNya.

21
d. Al-Aqlul Azhim atau intelegensi yang cemerlang. Manusia tidak tunduk dan
mengikuti orang lain kecuali jika orang tersebut lebih cerdas darinya, agar
mereka merasa tenang bahwa ia tidak membawa mereka pada jalan yang salah.
Tanpa intelegensia yang cemerlang, pengemban risalah juga tidak akan
mampu meyakinkan orang lain akan kebenaran yang ia bawa. Oleh karena itu,
seorang rasul seharusnya adalah seorang yang paling cerdik, paling cerdas,
paling bijak, dan paling sempurna pengetahuannya dibandingkan manusia lain,
sehingga keberadaan dirinya sendiri bisa menjadi bukti kebenaran risalah yang
ia sampaikan.
Menurut Alwi (2009) Nabi Muhammad SAW selalu tersenyum dan ketika
menyendiri beliau selalu bertafakur. Lebih sering melihat kebawah. Tidak pernah
memotong pembicaraan lawan bicaranya dan memperlakukan orang lain sebagai
yang paling mulia dalam padangannya. Dalam kehidupan ditengah kaumnya, Nabi
Muhammad SAW selalu baik hati, riang, dan sopan terhadap semua orang. Rasul
selalu lebih dahulu memberikan salam. Rasulullah tidak suka menjadi pemimpin
yang pasif, tidak mau hanya tinggal duduk saja lalu orang melayaninya. Bagi
beliau kehadirannya untuk melayani, bukan untuk dilayani.
Menurut Al-Aqqad dalam Alwi (2009), sejarah hidup nabi itu sendiri
terdapat suri teladan yang baik. Makna uswatun hasanah ini tidak terbatas dalam
beberapa segi, melainkan dalam segala kehidupan Rasulullah. Seorang pemimpin
dapat mengambil pelajaran dari kepemimpinan Rasulullah.

22
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab[33] :21).
3. Gaya Kepemimpinan Islam (Rasulullah Muhammad SAW)
Islam merupakan agama dan sistem kehidupan yang menghubungkan
antara individu yang menghubungkan antara individu dengan berbagai dimensi
kehidupan ini. Pemimpin dalam Islam tidak sekedar mengarahkan, membawahi,
memerintah. Tapi beliau lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka
mempunyai intuisi pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin
sukses menjadi pemimpin, maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership
Rasulullah. Bagi beliau, pemimpin itu tidak saja mendireksi, membawahi,
meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada manusia maupun
kepada Allah. Power kepemimpinan beliau leadership yang dibimbing oleh
wahyu dan bersinergi dengan kepekaan dan kecerdasan telah melahirkan
keputusan-keputusan yang terarah, terukur dan tepat sasaran (Fathi, 2009).
Nabi Muhammad SAW, menerapkan tiga gaya kepemimpinan Islam:
Syura (permusyawaratan), „Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan
Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) (Noor, 2011). Berikut penjelasan dari
setiapnya:
a. Syura (permusyawaratan)
Syura merupakan model dasar pengambilan keputusan, dan dalam melakukan
hal ini Al-quran menyerukan kepada para pemimpin muslim agar
bermusyawarah dengan mereka yang berpengaruh atau yang lebih memiliki
pengetahuan dan lebih paham tentang persoalan yang sedang dihadapi Syura
adalah sebuah metode yang menerapkan musyawarah diantara para pemimpin

23
dan pengikut mengenai berbagai persoalan penting terutama jika masalahnya
bersifat kritis dan membutuhkan solusi bijak (Noor, 2011).
Gaya kepemimpinan ini tampak jelas dari perintah Al-quran dalam sebuah
surah membahas perintah ini. Nabi Muhammad SAW sendiri diperintah dalam
Al-quran untuk bermusyawarah dengan shahabah (sahabat) beliau mengenai
urusan kenegaraan dan dalam pelaksanaan berbagai urusan umat pada
umumnya. Dalam hal ini, beliau menunjukkan keterbukaan dan keagungan
dalam b