Variabel Pengamatan METODE PENELITIAN A.

murni diperoleh dari PAU Bioteknologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 2. Penyiapan inokulum pre culture Bacillus megatherium dan Pseudomonas putida ditumbuhkan dalam media Pikovskaya cair yang di shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 48 jam pada suhu kamar. Setelah tumbuh, biakan siap untuk dinokulasikan ke bahan carrier. 3. Penyiapan bahan carier BPF · Kulit pisang dan Zeolit Kulit pisang segar diperoleh dari beberapa home industri sale di Kab. Kendal, kemudian dihaluskan dan disaring dengan ayakan diameter 0,5 mm. Zeolit dihaluskan dan disaring dengan ayakan diameter 0,5 mm. · Pencampuran bahan carrier Bahan-bahan carrier yang sudah disiapkan dicampur hingga homogen, sesuai dengan perlakuannya. Selanjutnya bahan pembawa tersebut disterilkan dengan outoklaf 121 C selama 30 menit. Bahan pembawa yang sudah steril ditambah inokulum Bakteri Pelarut Fosfat sesuai dengan perlakuan 1,5x10 5 CFUg bahan pembawa kemudian diinkubasikan selama 6 minggu.

D. Variabel Pengamatan

a. Untuk menjawab pertanyaan penelitian 1, benarkah kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan pembawa inokulum Bakteri Pelarut Fosfat, maka dilakukan pengukuran variabel : 1. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat metode Plate Count dengan media selektif Pikovskaya 2. pH H 2 Operbandingan bahan : H 2 O = 1: 2,5 3. P total ekstrak HClO 4 , HNO 3 pekat 4. Bahan organikmetode Walkey and Black b. Untuk menjawab pertanyaan penelitian 2, bagaimana karakteristik pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat pada bahan pembawa kulit pisang, maka dilakukan pengukuran variabel pada minggu ke-2, minggu ke-4, dan minggu ke-6, yaitu : 1. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat metode Plate Count dengan media selektif Pikovskaya 2. Aktifitas fosfatase secara kualitatif dengan membandingkan besarnya diameter zone bening c. Variabel pendukung yang diperlukan meliputi analisis awal bahan carrier, yaitu : 1. N total metode Kjeldhal 2. CP ratio dan CN ratio 3. pH H 2 O perbandingan bahan : H 2 O = 1 : 2,5 4. Bahan organik metode Walkey and Black 5. P total ekstrak HClO 4 , HNO 3 pekat

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Awal Sifat-sifat Bahan Pembawa Inokulum

Pada penelitian ini menggunakan tiga macam bahan pembawa, dimana hasil analisis awal terhadap sifat-sifat bahan pembawa inokulum tersebut disajikan selengkapnya pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Sifat-sifat bahan pembawa inokulum No Kandungan Hara kulit pisang 120 g kulit pisang 90 g + Zeolit 30 g kulit pisang 60 g + Zeolit 60 g 1 pH H 2 O 5,4 5,6 6,2 2 Kadar air 90 72 56 3 C-organik 51,74 39,74 29,92 4 N total 0,23 0,48 1,61 5 Ratio CN 224,96 82,79 18,58 6 Bahan Organik 89,21 68,35 51,46 7 P total 0,18 0,13 0,11 8 Ratio CP 281,19 301,06 274,49 Sumber : Hasil analisis Laboratorium, Agustus 2007 Menurut Burton 1979, bahan carrier yang baik adalah bersifat tidak meracun mikrobia, kemampuan absorpsi tinggi, mudah disterilkan, dan dihaluskan, mudah menempel pada bahan tanaman biji misalnya dan tersedia secara melimpah. Pisang Musa paradisiaca L merupakan tanaman buah-buahan yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Negara Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar di Asia Cahyono, 1995, sehingga menyebabkan melimpahnya kulit pisang. Kadar air dari ketiga macam bahan pembawa yang digunakan dalam penelitian ini tergolong tinggi, hal ini disebabkan karena adanya pektin, yaitu senyawa hidrokoloid karbohidrat yang terdapat pada jaringan tanaman muda dan buah yang dapat menyerap air 40-100 kali volumenya Hanifah, 2004, selain itu kadar bahan organik dan N totalnya tergolong tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi untuk mendukung aktivitas pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat.