pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya tidak berfikir untuk mendaur ulang (recycle)

kebutuhan-kebutuhan yang sudah mereka konsumsi. Melainkan mereka hanya
membuang limbahnya begitu saja tanpa berfikir untuk memanfaatkannya. Ibarat
sebuah pepatah habis manis sepah dibuang. Dengan gambaran tak jauh berbeda
ketika kita mengkonsumsi buah pisang kemudian membuang limbah kulit pisangnya
di sembarang tempat. Kebanyakan masyarakat tidak memanfaatkan kembali limbah
kulit pisang tersebut, padahal tanpa kita tahu sebenarnya kulit pisang berpotensi
menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar. Namun, baterai dari kulit
pisang mungkin baru sekali didengar. Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap
sel baterai terdiri atas 2 elektroda yang berbeda, dipisahkan satu sama lain dalam
cairan penghantar yang disebut elektrolit. Masing-masing elektroda memiliki sistem
sendiri dan menghasilkan potensial yang berbeda. Perbedaan potensial di antara
keduanya disebut elektromotive force. Sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan
tenaga listrik. Baterai sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding,

laptop, radio, senter dan alat – alat elektronik lainnya. Begitu banyaknya peranan
baterai bagi kehidupan manusia. Namun tak dipungkiri juga, bahwa baterai yang kita
gunakan sehari-hari sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam sekitar.
1

Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan,
timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini dibuang sembarangan maka
logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari air dan tanah penduduk
juga membahayakan kesehatan. Jika air yang tercemar logam berat ini digunakan
oleh masyarakat, bisa menyebabkan penyakit kronis yang nantinya menimbulkan
gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi bahkan kanker.
Aksi mikroorganisme di dalam baterai, merkuri anorganik yang ada di
dalamnya bisa diubah menjadi methylmercury, kemudian berkumpul dalam tubuh
ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel
otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang
menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian. Sedangkan kadmium baterai dapat
mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau
kecacatan tulang berat. Zat lainnya yang terkandung dalam baterai yaitu timbal.
Timbal juga dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.

Peristiwa seperti ini semestinya tidak diabaikan. Jika diabaikan bukan hanya
kesehatan kita yang dirugikan tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut.
Sehingga, harus ada pengganti bahan kimia tersebut, salah satunya yaitu
pengembangan potensi limbah kulit buah sebagai baterai ramah lingkungan.
Limbah kulit pisang memiliki banyak manfaat, seperti sebagai bahan pembuatan
pasta pada baterai. Cara membuat pasta dari kulit pisang cukup mudah dan

2

pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai sangat bermanfaat
bagi masyarakat.
Hal inilah yang melatar belakangi penelitian tentang potensi kulit pisang
(Musa paradisiaca) sebagai baterai kering ramah lingkungan ( biodelegredable )
dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang juga untuk meperkecil dampak
krisis energi. Melimpahnya Pohon Pisang yang terdapat dikabupaten Oku Timur,
Sumatera Selatan yang belum dimanfaatkan secara maksimal menarik peneliti untuk
melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan
pengganti pasta dalam baterai.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah limbah kulit pisang mempunyai kandungan zat yang bersifat elektrolit
sehingga dapat mengantarkan arus listrik ?
2. Apakah limbah pisang berpotensi menggantikan peranan baterai yang biasa
digunakan masyarakat ?

C. TUJUAN

3

1. Untuk mengetahui kandungan kulit pisang yang dapat mengantarkan arus
listrik.
2. Untuk membuktikan bahwa limbah kulit pisang dapat menjadi alternatif
sumber arus listrik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kulit Pisang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kulit adalah lapisan yang ada di luar
sekali. Pisang adalah tanaman jenis Musa, buahnya berdaging dan dapat dimakan.
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhanterna raksasa berdaun besar

memanjang dari sukuMusaceae. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompokkelompok tersusun menjari, yang disebut sisir.

4

Jadi dapat disimpulkan bahwa kulit pisang adalah bagian paling luar dari
tanaman jenis Musa yang dagingnya dapat dimakan yang tersusun dalam tandan
dengan kelompok menjari yang disebut sisir. Sifat kimia yang dimiliki kulit pisang
yaitu memiliki gizi yang cukup tinggi dan mudah teroksidasi dengan ditandai
perubahan warna pada kulit pisang.(puji hartono.2008)
B. Kandungan dalam Kulit Pisang
Sebelum membedah manfaat kulit pisang, tak ada salahnya memahami senyawa
apa saja yang terdapat di dalam kulit yang sering dianggap limbah tersebut. Secara
umum, kulit pisang banyak mengandung karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein,
anti-oksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, beragam vitamin B kompleks di
antaranya vitamin B6, minyak nabati, serat, serotonin dan banyak lagi lainnya. Semua
komponen senyawa ini memiliki beragam khasiat yang baik bagi tubuh. Tak hanya
itu, kupit pisang juga ternyata bisa menjadi sumber energi alternatif
Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan
mineral, terutama kalium. Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100
gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Pisang kaya mineral seperti

kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis
makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya dapat
diserap tubuh. Secara sederhana kulit buah pisang segar dapat dipergunakan sebagai
bahan baku pembuatan alkohol, termasuk anggur, karena selain mengandung gula,
juga mempunyai aroma yang menarik.
5

Hasil analisis kulit pisang di Indonesia menunjukkan bahwa kulit pisang
memiliki kandungan–kandungan makanan yang cukup tinggi. Untuk mengetahui
lebih

Kandungan dalam kulit pisang
Air (%)

Jumlah
68,90

Karbohidrat (%)

18,50


Lemak (%)

2,11

Protein (%)

0,32

Kalium (mg/100gr)

71,5

Fosfor (mg/100 gr)

11,7

Besi (mg/100 gr)

1,6


Vitamin :
B (mg/100gr)

0,12

C (mg/100gr)
17,5
kandungan dalam kulit pisang dapat dilihat dari tabel 1.(Nurcholis.2013)

Tabel1. Kandungan dalam Kulit Pisang

6

jelas

C. Teori Dasar Sel Listrik
Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda
yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit.
Masing-masing elektroda memiliki sistem sendiri dan menghasilkan potensial yang

beda. Perbedaan potensial di antara keduanya disebut elektromotive force.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang
disuplai baterai ketika digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap
dan efisen dapat dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik
dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel primer hal ini tidak mungkin atau
hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer yang dapat
diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan elektrolitnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang
mengalir proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan besarnya
hambatan baterai dan sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh partikel
muatan yang disebut ion dan melewati bagian logam dari sirkui oleh elektron. Reaksi

7

kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan dari konduksi
elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO 2, MnO2,NiO2,
CuCl,

atau AgCl.


Mereka

adalah

agens

depolarisasi.

Dicirikan

dengan

mudahnyamenerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak
magterial anodik, biasanya logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah
melepas elektron membentuk ion positif dalam elektrolit. Reaksi ini disebut oksidasi.
Prospek Baterai Pisang
Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif,hanya sedikit yang
dibudidayakan secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur.
Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman, namun

potensi yang terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang mempunyai potensi
menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses
panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit
(pengganti pasta pada baterai). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan
arus listrik dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga
buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007)
menembahkan, bahwa selain buah apel, jeruk buah lain yang dapat menghasilkan
listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan yang dilakukan oleh wasis Sucipto, S.Pd
(2007) yang membuktikan bahwa kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber arus
listrik searah.(Itatrie.2012)
8

D. Hal-hal yang Menyebabkan Kulit Pisang dapat Menghantarkan

Arus

Listrik
Umumnya, kulit pisang berukuran rata-rata 15 cm x 3 cm dengan berat sekitar 27
gram per buah. Potensi dari tanaman ini terdapat dihampir seluruh bagian tanaman.

Namun, potensi terbesarnya ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang ini
mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan.
Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang
berfungsi sebagai elektrolit ( pengganti pasta pada baterai ). Elektrolit inilah yang
nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.
Kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral seperti kalium,
magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat mengandung glukosa,
apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang kedap udara selama
beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat diperoleh etanol. Etanol
lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat atau asam asetat.
Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
C6H12O6

2 CH3CH2OH

Glukosa

Etanol

2 CH3COOH + H2O
Asam asetat

Asam asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam kulit pisang yang
sudah difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan asam asetat, hal
tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal pH berkisar antara 45. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung zat elektrolit lain seperti
9

kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi membentuk garam
kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat menghantarkan listrik karena
dapat terionisasi. Reaksi ionisasi yang terjadi yaitu sebagai berikut:
KCl



K+ + Cl-

Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga
buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007)
menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain tang dapat menghasilkan listirk
yaitu kulit pisang.Seperti percobaan yang dilakukan oleh Wasis Sucipto, S.Pd (2007)
yang membuktikan bahwa kulit pisang dan dapat digunakan sebagai sumber arus
listrik searah
Arus listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang
bersifat menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang
bersifat menarik ion positif. Ketika air rendaman kulit pisang bersentuhan dengan
unsur seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam larutan, sehingga dapat terjadi
aliran elektron yang menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua elektrode
dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari anode ke katode, dan lampu
menyala.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh
pemanfaatan kulit pisang sebagai sumber arus listrik adalah 1 volt. Dan ketahanan
dalam LED 400 mA rata-rata selama 24 jam. Kontruksi aki cairan kulit pisang sama
dengan aki pada mobil. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang
mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam
10

jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K +). Kulit pisang juga mengandung
garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara
potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl.
Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu
terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan
Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat.
Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga
mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng
dalam pisang hanya mencapai 2%. Sehingga mineral yang paling berperan dalam
menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam
sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam
menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.
Sebuah data menunjukan bahwa berat bersih baterai kering dari kulit pisang yang
digunakan rata-rata sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh ratarata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang
lebih 8 baterai. Bayangkan saja,jika satu buah kulit pisang dapat menghasilkan 8
baterai, maka selain kita dapat menghemat membeli batu baterai juga akan
mengurangi limbah kulit.
E. Dasar-dasar Teori Penetapan
1. Penentuan pH Suatu Larutan

11

Untuk mengetahui pH suatu larutan, diperlukan indikator universal.
Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator diteteskan pada larutan yang akan
diukur pHnya kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
Tabel 2. Daerah warna pH Indikator Universal

pH
≤ 345
6
7
8
9
≥10

Warna Indikator Universal
Merah Jingga
Kuning
Hijau Kekuning-Kuningan
Biru Kehijau-hijauan
Biru
Ungu

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan
indikator universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter.
a. Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator
yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator
universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

12

b.Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap
kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat
sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta
warna yang tersedia.
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga
(Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari
6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan
pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi
kuning. Contoh indikator cair lainnya
adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein
= pp). pH di bawah 8,

fenolftalein tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH
larutan di atas 10.

2. Teori Kadar Magnesium(Mg)

13

A. Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertamatama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+

+

2CN-

Ag(CN)2

Hg2+

+

2Cl-

HgCl2

Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan
titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion
kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang
dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion
logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek

14

biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai
titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus
yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi
dapat dinyatakanoleh persamaan :
M(H2O)n + L M(H2O)

(n-1)

L + H2O

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat
kelarutan tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah kompleks logam
dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan merkuro nitrat dan perak
sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri (Khopkar, 2008,
hal:76).
Macam-macam

titrasi

kompleksometri, antara lain :

1. Titrasi Langsung

15

yang

sering

digunakan

dalam

Titrasi ini biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada
pH titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat. Contoh
penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.
2. Titrasi Kembali
Titrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH
titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh
penentuannya ialah untuk penentuan ion Ni. Titrasi penggantian atau
titrasi substitusi. Titrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang tidak
bereaksi sempurna dengan indikator logam yang membentuk kompleks
EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh
penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.
3. Titrasi Tidak Langsung
Titrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu : titrasi kelebihan kation
pengendap (misalnya penetapan ion sulfat, dan fosfat), dan titrasi
kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks (misalnya penetapan ion
sianida). Penentuan titik akhir titrasi kompleksometri dilakukan dengan
cara visual, sebagai indikator digunakan jenis indikator logam seperti :
EBT, Mureksida, Xylenol Orange, Calcon, Dithizon, pan-Asam
Sulfosalisilat. Indikator logam merupakan suatu asam atau basa organik

16

yang dapat membentuk kelat dengan ion logam dan warna kelat tersebut
berbeda dari warna indikator bebas.(orpa matana.2013)
B. Indikator Eriochrome Black T (EBT)
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang
merupakan bagian dari titrasi. Di dalamnya bentuk protaned Eriochrome
Black T berwarna biru. Kemudian berubah warna menjadi merah ketika
membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain.
Nama lain dari Erichrome Black T adalah Solochrome Black T
(Wikipedia, 2012).Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah
larutannya tidak stabil,dan hanya bias digunakan dalam suasana basa .
Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah
jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai gantinya
dapat diganti dengan indikator Calmagite. Indikator ini stabil dan dalam
kebanyakan sifatnya sama dengan Eriochrome Black T.
EBT dipakai untuk titrasi dengan suasana pH = 7-11, untuk
penetapan kadar dari logam Cu, Al, Fe, Co, Ni, Pt dipakai cara titrasi
tidak langsung, sebab ikatan kompleks antara logam tersebut dengan EBT
cukup stabil.

17

C. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic)
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan
EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA
sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan
suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya
atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom
koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom
nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap
dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang
tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi
parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang
menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam
yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam
dari EDTA dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah
sebagai berikut

:

18

Sebagai penitrasi/pengomplek logam, biasanya yang digunakan
yaitu garam Na2EDTA (Na2H2Y), karena EDTA dalam bentuk H4Y dan
NaH3Y tidak larut dalam air. EDTA dapat mengomplekkan hampir semua
ion logam dengan perbandingan mol 1 : 1 berapapun bilangan
oksidasi logam tersebut.
Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam
dengan logam yang lain. Reaksi pembentukan komplek logam (M)
dengan EDTA (Y) adalah :

M + Y → MY

EDTA (ethylene diamine tetraacetic) merupakan suatu kompleks
kelat yang larut ketika ditambahkan ke dalam suatu larutan yang
mengandung kation logam tertentu seperti Ca2+ dan Mg2+, di mana akan
membentuk kompleks dengan logam-logam tersebut. Ketika ditambahkan
suatu indikator EBT ke dalam larutan yang mengandung kompleks
tersebut maka akan menghasilkan perbahan warna pada pH tertentu,
sehingga dengan prinsip ini kadar magnesium dapat diukur.
EDTA dapat mengomplekkan hampir semua ion logam dengan
perbandingan mol 1 : 1 berapapun bilangan oksidasi logam tersebut.
Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam
dengan logam yang lain. Karena selama titrasi terjadi reaksi pelepasan ion
H + maka larutan yang akan dititrasi perlu ditambah larutan buffer.
19

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap
dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang
tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi
parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang
menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam
yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
(Tarmizi.2012)
3. Teori Kadar Kalium (K)
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna
putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium
ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral
lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif
terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan
natrium.

Dalam

bahasa

Inggris,

kalium

disebut

potassium.

(wikipedia.akses.2015)
Kalium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur)
merupakan garam yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air.
Tak mudak terbakar. Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam pupuk,
menyediakan potassium dan sulfur. Kalium sulfat juga merupakan biproduk
pada produksi asan sendawa.

20

Kalium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad
ke-14, dan dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut pada abad
ke-17 sebagai arcanuni atau sal duplicatum, dianggap sebagai kombinasi
garam asam dan garam alkali.
Dihasilkan sebagai biproduk dalam banyak reaksi kimia, dan
kemudian digunakan untuk disuling dari kainit, salah satu mineral Stassfurt,
namun proses itu telah ditinggalkan karena garam dapat dibuat cukup murah
dari klorida dengan membusukkannya dengan asam belerang dan calcining
residunya. Untuk memurnikan produk mentahnya maka dilarutkan dalam air
panas dan larutan yang disaring dan bisa didinginkan, saat bagian terbesar
garam yang dilarutkan itu menghablur dengan promptitule yang khas.
Kristal yang amat bagus memiliki bentuk piramida sisi 6 ganda,
namun sesungguhnya termasuk sistem rhombik. Kristal-kristal itu transparan,
amat keras dan sama sekali permanen di udara. Memiliki ras pahit, asin.
Garamnya dapat larut dalam air, namun tak dapat larut dalam garam abu tajam
dari sp. gr. 1,35, dan dalam alkohol sebenarnya. Melebur pada suhu 1078 °C.
Garam

mentah

itu

biasa

digunakan

(wikipedia.akses.2015)

21

dalam

pengolahan

kaca.

BAB III
METODE ANALISA
A.

B.

Waktu dan Tempat Analisa
Waktu

: 3 September - 14 September 2015

Tempat

: Laboratorium SMK-SMAK Makassar

Pembuatan Pengganti Komponen Baterai
Bahan

:

1.

Kulit pisang ambon atau pisang susu

2.

Baterai bekas

Alat

:
1.

Pisau

2.

Latex

3.

Masker

4.

Tang

22

5.

Voltmeter dengan tegangan kecil

Prosedur Kerja
1.

:

Disiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan secara
lengkap. Digunakan latex dan masker sebelum melakukan
percobaan.

2.

Dipotong kulit pisang menjadi sekecil mungkin

3.

Dibuka tutup baterai (+) menggunakan tang, hati-hati BATANG
KARBON jangan sampai patah.

4.

Dikeluarkan semua isi karbon, pembatas antara positif dan
negative jangan sampai robek atau rusak

5.

Dimasukkan kulit pisang yang sudah di potong-potong dan
ditutup kembali tutup baterai dengan rapi

6.

Dicek aliran listrik pada baterai dari kulit pisang menggunakan
voltmeter.

23

7.

Dilihat apabila bergerak menunjukan adanya aliran listrik pada
baterai maka percobaan BERHASIL.

8.

Dipastikan ada atau tidak nya aliran listrik pada baterai,
digunakan tester lampu kecil

24

C. Analisa Sampel
1. Penentuan Uji pH
A. Tujuan

: Untuk menegetahui pH larutan kulit pisang

menggunakan indikator universal
B. Dasar Prinsip

:

Untuk menetukan pH kulit pisang dengan menggunakan indikator
universal. Pada penggunaan indikator universal harus diperhatikan pH
yang dapat dibedakan.
C. Alat

:

1.

Botol Timbang

2.

Indikator Universal

D. Bahan

: Filtrat kulit pisang

E. Prosedure Kerja

:

Preparasi Sampel

25

1.

Dipotong sampel kulit pisang hingga menjadi beberapa bagian
yang kecil

2.

Dimasukkan potongan kulit pisang tersebut kedalam gelas piala
500 mL

3.

Dimasukkan aquadest kedalam gelas piala yang berisi potongan
kulit pisang

4.

Dididihkan campuran kulit pisang dengan aquadest selama ± 1
jam

5.

Disaring kedalam gelas piala

6.

Filtrat dianalisis untuk penetapan uji pH dan kadar Mg

Uji pH

2.

1.

Dimasukkan filtrat kulit pisang kedalam botol timbang

2.

Diukur pH menggunakan indikator universal

Uji Bioetanol
FILTRAT

ZA urea

PEMANASAN
26
T = 1210C ; t = 15 menit

FERMENTASI

INKUBASI

ANALISIS KADAR
ALKOHOL

A. Tujuan

Diagram alir fermentasi

: Untuk mengetahui adanya kandungan

bioetanol dalam kulit pisang

B. Dasar Prinsip

Gambar :

:

27

Sampel dianalisa dengan menggunakan alat destilasi dengan suhu 80oC
yang kemuadian di tentukan berat jenisnya dengan menggunakan
tabel.
C. Alat

:

1. Labu destilasi
2. Thermometer
3. Hot Plate
D. Bahan

: Filtrat kulit pisang

E. Prosedur Kerja

:

1.
2.
3.
4.

Diambil 20cc zat yang akan diukur kadar alkoholnya
Dimasukkan dalam labu destilasi dan didestilasi
Diatur suhu destilasi jangan sampai melebihi 80o (suhu etanol)
Dihentikan destilasi ketika filtrat telah mencapai 25cc atau bila

5.

ada kenaikan suhu melebihi 80oC
Ditentukan berat jenisnya dengan menggunakan tabel, dicari kadar
alkoholnya.

4. Penentuan Kadar Magnesium (Mg)
A. Tujuan

: Untuk mengetahui kadar magnesium yang

terkandung dalam kulit pisang

28

B. Dasar Prinsip

:

Sampel yang akan di analaisa di larutkan ke dalam erlenmeyer
kemudian ditambahkan buffer pH 10 dan dititar dengan EDTA
dengan EBT sebagai penunjuk.
C. Reaksi
Mg2+

:
HIn2-(Biru)

+

MgIn-(Merah)
(Biru)

+

+

H2Y2-

H+

D. Alat

:

1. Neraca Digital
2. Erlenmeyer 250
3. Buret
4. Statif
5. Corong
6. Labu ukur
7. Pengaduk
8. Pipet volume

29

MgIn-(Merah) +
MgY2-

+

HIn2-

H+

9. Gelas piala 500 ml
E. Bahan

:

1.

Filtrat kulit pisang

2.

Buffer pH 10

3.

Indikator EBT

4.

Larutan EDTA

30

F.

Prosedur Kerja

:

1.

Ditimbang ± 10 g sampel kulit pisang kedalam botol timbang

2.

Dilarutkan dan diimpitkan larutan kedalam labu ukur 100 ml

3.

Dipipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml

4.

Ditambahkan buffer pH 10 sampai pH 9,80.

5.

Ditambahkan sedikit indikator EBT

6.

Dititrasi dengan EDTA sampai warna berubah dari merah
muda ke biru.

7.

Dicatat volume titran yang digunakan.

G. Perhitungan

Kadar Mg=

5.

:

( EDTA ) x Volume EDTA x Faktor Pengenceran
x 100
g Sampel

Penentuan Kadar Kalium (K)
A. Tujuan

: Untuk mengetahui kadar kalium dalam

sampel kulit pisang

B. Dasar Prinsip

:

Penentuan kadar K dengan metode AAS yang didasarkan pada
absorbsi cahaya oleh atom-atom yang menyerap cahaya pada
panjang gelombang 766.5 nm.
C. Reaksi

:

HNO3 + K2SO4
D. Prosedure Kerja

KNO3 + H2SO4
:

Preparasi Sampel
1.Dipotong kulit pisang hingga sekecil mungkin
2. Ditimbang ± 5 gram kulit pisang yang telah dipotong kedalam
cawan kosong yang telah disediakan
3. Diperarang sampel ± 2 jam atau hingga sampel terarang
sempurna
4. Dimasukkan sampel yang telah diperarang kedalam tanur
selama ± 2 jam

5. Dimasukkan cawan yang berisi sampel yang telah dipijarkan
sebelumnya kedalam eksikator
6. Ditimbang cawan yang berisi sampel, mencatat hasil
penimbangan
7. Dilarutkan sampel menggunakan larutan HNO3 pekat dan
aquabidest
8. Disaring sampel yang telah dilarutkan
9. Dipipet 5 ml sampel kedalam labu ukur 100 ml dan diimpitkan
10. Dianalisa sampel menggunakan AAS
Pembuatan Larutan Induk
1.Dihitung terlebih dahulu bobot larutan induk yang akan dibuat
2. Ditimbang larutan induk ( K2SO4 ) yang telah dihitung
sebelumnya ke dalam gelas piala 100 ml
3.Dilarutkan K2SO4 menggunakan aquabidest kedalam labu ukur
500 ml dan diimpitkan
Pembuatan Larutan Induk

1. Dihitung volume larutan standar dengan 2.00 ppm, 4.00 ppm,
6.00 ppm, 8.00 ppm
2. Dimasukkan larutan induk kedalam mikroburet yang telah
disediakan
3. Dimasukkan larutan induk kedalam labu ukur 50 ml dengan
konsentrasi yang berbeda yang telah dhitung sebelumnya
4. Ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 3 ml kedalam setiap
larutan standar yang telah dibuat kedalam labu ukur 50 ml
5. Diencerkan dan diimpitkan larutan standar
6. Dianalisa larutan standar kedalam AAS

E. Perhitungan

B=
A=

:

n .∑ x . y−∑ x . ∑ y
2
2
n . ∑ x −(∑ x )
´y −B . x´

y = A + B.x

x=

y− A
B

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

HASIL
1.

Hasil Penentuan Uji pH
Pengamatan

2.

:

1.

Alfiandy Setiawan

=

pH 4

2.

Melisah Mirsyah

=

pH 4

3.

Pratiwi Sosalia Monalisa R

=

pH 4

4.

Ulfa Novianty

=

pH 4

Hasil Penentuan Kadar Magnesium (Mg)
a.

Pengamatan
1.

Bobot Sampel

:
= 10. 0169 g

2.

Konsentrasi EDTA

= 0.0108 N

3.

Volume Penitar (Sampel)

= 0.55 mL

b. Perhitungan

% Mg

¿

( EDTA ) x V EDTA x FP x Ar Mg
x 100
mg Sampel

0.0108
¿

¿

mmol
100
mg
x 0.55 ml x
x 24
ml
10
mmol
x 100
10016.9 mg

1.4256
x 100
10016.9
% Mg ¿ 0.01
3.

Hasil Penentuan Kadar Kalium (K)
a.

Pengamatan

:

1.

Bobot Sampel

=

5.0053 g

2.

Konsentrasi standar 1

=

2 ppm

3.

Konsentrasi standar 2

=

4 ppm

4.

Konsentrasi standar 3

=

6 ppm

5.

Konsentrasi standar 4

=

8 ppm

b. Perhitungan

:

V 1 x C1

= V2

50 ml x 2 ppm

= V2 x1000ppm
V2

X

C2

=

0.1 ml

V 1 x C1

=

V2

50 ml x 4 ppm

=

V2 x 1000 ppm

=

0.2 ml

=

V2 x C2

V2

V 1 x C1

X

C2

50 ml x 6 ppm

=

V2 x 1000 ppm

=

0.3 ml

V 1 x C1

=

V2

50 ml x 8 ppm

=

V2 x 1000 ppm

=

0.4 ml

V2

V2

ppm=

X

C2

Ar mg
x
Mr V

1000 ppm=

2 Ar K ❑
mg
x
Mr K 2 SO 4 0,5 L

mg K 2 SO 4=

¿

Mr K 2 SO 4
mg
x 1000
x 0,5 L
2 Ar K
L

174
mg
x 1000
x 0,5 L
78
L

mg=1115,3846 mg

g = 1.11 gram

X

Y

x.y

x2

2

0.2441

0.4882

4

4

0.9872

3.9489

16

6

1.5958

9.5748

36

8

1.9371

15.4968

64

∑x = 20
´x

=5

∑y = 4.7642 ∑x.y = 29.5087
´y

=

1.19105

B=

n .∑ x . y−∑ x . ∑ y
n . ∑ x 2−(∑ x )2

¿

4 . 29,5087−20 . 4,7642
4 .120−400

¿

118,0342−95,284
480−400

¿

22,7502
80

= 0,2843
A=

´y −B . x´

∑x2 = 120

= 1,19105 – 0,2843 . 5
= -0,2304
y = A + B.x
y–A=B.x
4,7642 – (-0,2304) = 0,2843 . x
4,9946 = 0,2843 . x
x = 17,56 ppm

PEMBAHASAN
1. Pada analisa pH pada kulit pisang, hasil yang diperoleh ialah kulit pisang
berada pada pH 4 dan telah memenuhi syarat, disebabkan karena kulit pisang
bersifat asam sehingga mampu menjadi elektrolit pada baterai yang bisa
membuat baterai dapat digunakan.
2. Pada analisa kadar Magnesium, hasil yang diperoleh ialah sebesar 0,01% dan
telah memenuhi syarat, disebabkan karena pada kulit pisang terdapat
kandungan Magnesium namun jumlah Magnesium hanyalah 15% dari jumlah
pisang keseluruhan dan oleh karena itu, hasil kadar yang diperoleh juga
sedikit.
3. Pada analisa kadar Kalium, hasil yang diperoleh ialah sebesar 17.56 ppm dan
telah memenuhi syarat, karena standar nasional indonesia menyatakan bahwa
kandungan kalium dalam air limbah sebesar 0.1 ppm – 2 ppm.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
a. Berdasarkan hasil dari analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kandungan yang terdapat pada kulit pisang yang mampu menghantarkan arus
listrik adalah :
1.

Magnesium

dengan

kadar

sebesar 0.01%
2.

Kalium

dengan

konsentrasi

sebesar 17.56 ppm
b. Kulit pisang mampu menghantarkan arus listrik sebagaimana percobaan yang
telah dilakukan oleh kelompok kami

B. SARAN
1. Kami harapkan agar penelitian ini dapat menambah wawasan ataupun ilmu
pengetahuan bagi siswa(i) SMK-SMAK Makassar dan mampu dilanjutkan
lagi untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih bagus dari sebelumnya.
2. Kami juga mengharapkan agar pihak sekolah bisa mengatur kembali jadwal
project work siswa(i) kelas 4 khususnya pada hari Jumat agar tidak harus
bertabrakan dengan jadwal praktek kelas 3 di hari itu juga.

Daftar Pustaka
Matana, Orpa dkk. 2013. Melaksanakan Analisis Volumetri. Makassar: Sekolah
Menengah kejuruan-SMAK Makassar.
Anonim.http://awjee.blog.com/2012/11/25/penentuan-ca-dan-mg/ diakses tanggal 4
Oktober 2015 pukul 22.00 WITA.
Anonim.http://chemist-try.blogspot.co.id/2013/01/penentuan-kadar-kalsium-danmagnesium.html?m=1 diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21.33 WITA.
Anonim.http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-potensi-kulitmusa.html diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 14.15 WITA.

pisang-

Anonim.http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=805 diakses tanggal 11 Oktober
2015 pukul 09.47 WITA

Anonim.http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-penentuan-cadan-mg.html diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 14.09 WITA.

Anonim.http://itatrie.blogspot.co.id/2012/10/laporan-kimia-analitikkompleksometri.html?m=1 diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21. 45
WITA.
Anonim.http://jenggaluchemistry.wordpress.com/identifikasi-asam-basa-penentuanpH-larutan/ diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21.55 WITA
Anonim.http://kimiaterpadusmakma20153a31.blogspot.com/2015/03/penetapankadar-p2o5-yang-larut-dalam.html diakses 23 Agustus 2015 pukul 20.04
WITA
Anonim.http://manfaatdankandungan.blogspot.com/2013/04/manfaat-dankandungan-kulit-pisang.html diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 20.55
WITA

Anonim.http://sisni.bsn.go.id/index/php/sni_main/sni/detail_sni/10418
diakses tanggal 18 Oktober 2015 pukul 21.00 WITA

LAMPIRAN I

1. Penentuan Uji pH

Pengamatan

A1

A2

A3

A4



pH

4

4

4

4

4

2. Penetapan Kadar Magnesium

Pengamat
A1

A2

A3

A4

10.0169 g

10.0169 g

10.0169 g

10.0169 g

0.5 ml

0.8 ml

0.6 ml

0.3 ml

0.0108 N

0.0108 N

0.0108 N

0.0108 N



an
Bobot
Sampel
Volume
Penitar
Konsentrasi
penitar(EDT

0.01 %

A)
g

Ar Mg

g

24 eq

24 eq

100
10

100
10

Faktor
Pengenceran

g

24 eq

g

24 eq

100
10

100
10

0.01 %

0.01 %

Kadar
0.01 %

Magnesium Pengamata
3.

0.01 %

A
Analisa Kalium

n
Bobot
5.0053 g
Sampel
Faktor
Pengenceran
Kadar kalium

100
5

17.56 ppm

LAMPIRAN II

1.

Ekstrak Kulit Pisang

Gambar 1. Penggerusan kulit
pisang

2. Penentuan Uji pH

Gambar 2. Hasil
penggerusan kulit pisang
dimasukkan dalam gelas
piala 500 mL

Gambar 3. Proses pemanasan
kulit pisang

Gambar
1. pengukuran
Pengukuranekstrak
pH larutan
Gambar
2. Hasil
menggunakan
indikator
universal
larutan kulit pisang

3. Penetapan Kadar Magnesium (Mg)

Gambar 1. Penimbangan ekstrak
kulit pisang

Gambar 3. Proses pemipetan
dan memasukkan sampel
dalam erlenmeyer

Gambar 2. Proses
pengimpitan sampel

Gambar 4. Proses Penambahan pereaksi
pada sampel

Gambar 5. Hasil penitaran sampel
ekstrak kulit pisang

4. Penetapan Kadar Kalium
Preparasi Sampel

Gambar 1. Proses
penimbangan sampel

Gambar 2. Proses
memperararang sampel

Gambar 3. Proses pengabuan
dan proses pengikatan uap
air

Gambar 4. Proses
Gambarsampel
6. Sampel telah
penimbangan
siap dianalisa

Gambar 5. Proses pelarutan
sampel dengan HNO3

Proses preparasi Larutan Induk

Gambar 7. Proses
penimbangan sampel

Gambar 9. Proses
pengimpitan larutan induk

Gambar 8. Proses pelarutan
larutan induk

Proses Analisa Sampel

Gambar 11. Sampel siap di
Gambar 10. Proses pembuatan
analisa pada AAS
larutan standar
Gambar 12. Hasil analisa
kalium dalam kulit pisang

LAMPIRAN II
DETAIL SNI
Nomor SNI
Judul

: SNI 6989.69:2009

: Air dan air limbah � bagian 69 : Cara uji kalium(K) secara

Spektrofotometri Serapan Atom(SSA) � nyala
File SNI Belum Tersedia
Terimakasih kepada para pengunjung website BSN yang telah memanfaatkan
fulltext akses seluruh koleksi digital SNI melalui SNI Online selama 2 tahun
(2010-2012). Mulai Tahun 2013, website BSN akan menyediakan full text akses
SNI yang baru ditetapkan selama 1 tahun. SNI hasil adopsi badan standar asing
tidak dapat kami tampilkan semua secara fulltext, terkait peraturan hak cipta
di masing-masing Organisasi Pengembang Standar. Dokumen SNI yang tidak
tersedia secara online dapat diperoleh (sesuai ketentuan yang berlaku) di:
Perpustakaan BSN, email:dokinfo@bsn.go.id, phone: +62 21 3927422 ext 222

Abstraksi

: Metode pengujian ini digunakan untuk menentukan logam
kalium (K) terlarut dan total dalam air dan air limbah secara
spektrofotometri serapan atom (SSA)-nyala dengan kisaran

0,1 mg/L sampai dengan 2 mg/L pada panjang gelombang
766.5 nm.
Panitia Teknis

: 13-03-S1 Kualitas Air

ICS

: 1. 13.060.50 Pengujian Kandungan Kimia dalam Air

SK Penetapan

: 102/KEP/BSN/11/2009

Tanggal Penetapan

: 06-11-2009[dd-mm-yyy]

SNI Ini Merevisi

: 1. SNI 06-242-7-1991 Air, Metode pengujian kalium dengan
alat spektrofotometri serapan atom

LPK

:
1. LP 082 IDN – Pusat Sarana Pengendalian Dampak
Lingkungan (Pusarpedal) (60 SNI lainnya)
2. LP 335 IDN - Analytical Laboratory Smartri, PT Sinar Mas
Agro Resources & Technology(SMART), tbk (20 SNI
lainnya
3. LP 846 IDN - Balai Penelitian Tanah Bogor (34 SNI
lainnya)

Printed

: Hardcopy & e-File

Judul Halaman

:1