5. Komunikasi awal dengan sampel
Para peneliti menemukan bahwa menghubungi responden sebelum mengirim kuesioner akan meningkatkan tingkat respon. Kontak awal yang dilakukan peneliti
mengidentifkasi diri, mendiskusikan tujuan penelitian, dan meminta kerjasama. Kontak awal dapat dilakukan melalui surat, kartu pos, atau panggilan telepon, tetapi
beberapa bukti menunjukkan bahwa kontak telepon adalah yang paling efektif.
6. Surat Pengantar Kuesioner
Tujuan utama dalam melakukan survei dengan kuesioner adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Surat pengantar yang menyertai
kuesioner sangat mempengaruhi tingkat pengembalian, oleh karena itu harus dirancang dengan hati-hati. Dalam surat pengantar dijelaskan maksud pengedaran
kuesioner, jaminan kerahasiaan jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Surat harus singkat, tetapi menyampaikan informasi tertentu. Tujuan
penelitian dijelaskan sehingga memberikan pemahaman pada responden bahwa jawaban dari mereka sangat penting.
Kata pengantar dalam kuesioner banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan kuesioner tersebut. Kata-kata yang digunakan juga sangat mempengaruhi
responden dalam menjawabnya. Misalnya, kata pengantar yang kasar tentu tidak akan mendapat simpati responden, bahkan mungkin ditolak. Untuk itu, disarankan,
gunakan kata-kata yang sopan, wajar, menghormat, dan jangan terlalu panjang. Cukuplah misalnya, beberapa kalimat pengantar, tujuan, dan ucapan terima kasih
atas kesediaan responden untuk menjawabnya.
Dalam surat pengantar kuesioner harus memuat beberapa point penting antara lain:
a. Maksudtujuan penelitian b. Pentingnya penelitian yang dilakukan
c. Batas waktu dan cara pengembalian d. Kesiapan untuk menerima masukan
e. Penawaarn untuk memberikan informasi hasil penelitian f. Ucapan terima kasih kepada responden
7. Tindak lanjut
Beberapa hari setelah batas waktu yang ditentukan dalam surat pengantar, peneliti dapat menghubungi responden dengan mengirimkan surat tindak lanjut
disertai salinan kuesioner yang lain. Karena surat pengantar yang pertama tidak berhasil untuk kelompok non responden. Bila menggunakan pendekatan pribadi
pada surat pertama, maka dapat dicoba menggunakan pendekatan profesional pada surat tindak lanjut pertama.
Keberhasilan surat tindak lanjut terletak pada pendekatan yang diyakini oleh peneliti bahwa individu yang diharap dapat mengisi kuesioner, tetapi mungkin
karena beberapa kelalaian atau kesalahan dalam riset berakibat hasilnya gagal diamati . Kemudian surat tindak lanjutnya menyebutkan lagi pentingnya studi dan
nilai kontribusi pribadi, dengan menggunakan kalimat yang berbeda dan memberi penekanan terhadap surat awal. Sebaiknya menggunakan pendekatan dan bahasa
yang agak berbeda untuk meyakinkan pada responden pentingnya kontribusi dari mereka untuk mengisi kuesioner tersebut.
8. Menganalisis data kuesioner
Peneliti yang mempelajari penelitian kualitatif pembelajaran pada lembaga pendidikan tinggi di Amerika mengikuti pendekatan khusus untuk menganalisis data
kuesioner. Semua jawaban pilihan diberi kode dan dimasukkan ke dalam program
analisis ecstatic untuk data kualitatif. Prosedur ini memudahkan penentuan prosentase, mean rata-rata, range dan tabulasi silang. Semua komentar dan
jawaban tertutup dimasukkan seluruhnya ke dalam analisis teks ethnograf yang memudahkan pengkodean dan pemilihan kata-kata responden sehingga polanya
dapat dipastikan.
pengecekan setiap kategori jawaban pada pertanyaan tertutup tertentu. Pada umumnya diasumsikan bahwa kuesioner dan interview yang sesuai atau
paling sesuai untuk riset deskriptif , kenyataanya kuesioner dan interview dapat digunakan untuk berbagai disain riset.
Glesne dan web menyertakan beberapa komentar dari responden dalam merespon pertanyaan. Dengan cara ini pembaca mendapatkan gambaran
perspektif emic yaitu perspektif para responden terhadap fenomena yang sedang dipelajari. Contohnya disertakan komentar dari responden tentang pertanyaan
terbuka mengenai ketertarikan mereka terhadap pengajaran kursus metode riset kualitatif.
Data kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat dianalisa dengan metoda statistik menggunakan bantuan komputer dengan software program SPSS
for window s versi 10 untuk data kuantitatif, sedang data kualitatif menggunakan tiga jalur analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Miles dan Huberman, 1992
58
MENGANALISIS KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, MORAL DAN SPIRITUAL
Menurut Gagne Abin Syamsuddin Makmun, 2003, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
a
Informasi verbal;
yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
b
Kecakapan intelektual;
yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol
matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan discrimination, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. Hasil yangdiperoleh darikecakapan intelektual adalah daya intelektual,daya nalar atau day
a fikir yang tajam pada diri seseorang yang membuahkan antara lain: munculnya kemampuan daya kreatifitas untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan berbagai karya seni, untuk mewujudkan buah pikiran baik secara lisan maupun tertulis, dsb. Kalau ada kelemahan, kesulitan atau
hambatan dalam upaya penguasaan kemampuan intelektual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli pendidikan atau kepada guru.
c
Strategi kognitif
; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
d
Sikap;
yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan
memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk
bertindak.
e
Kecakapan motorik;
ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
59
MENJELASKAN PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlumemperhatikan prinsip-prinsip penilaian
sebagai berikut: 1. ValidsahihPenilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isistandar kompetensi dan kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yangseharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuaiuntuk mengukur kompetensi. 2. Objektif Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender,dan hubungan emosional.
3. TransparanterbukaPenilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilankeputusan terhadap hasil
belajar peserta didik dapat diketahuioleh semua pihak yang berkepentingan.
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, statussosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu, Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satukomponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaianyang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Bermakna, Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudahdipahami, mempunyai arti,
bermanfaat, dan dapatditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik,dan orangtua serta masyarakat
8. SistematisPenilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
9. Akuntabel, Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapatdipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,maupun hasilnya.
10.
Beracuan criteria, Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
60
MENJELASKAN MINAT BELAJAR SISWA
61
MENENTUKAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI YANG TEPAT UNTUK RANAH PENGETAHUANKETERAMPILANSIKAP
BACA MATERI INDIKATOR SOAL NOMOR 59
62
MEMANFAATKAN POTENSI KOGNITIF YANG DIMILIKI PESERTA DIDIK DLAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN IPS SMP YANG MAMPU
MENJADIKAN PEMBELAJAR YANG TANGGUH BACA MATERI INDIKATOR SOAL NOMOR 59
63
GURU DAPAT MEMBERI CONTOH TEORI BELAJAR Gurudapatmengidentifikasisifatpengetahuanyangtepatdikembangkanberdasarkanteoribelajar
konstruktivistik dan Gurudapatmenganalisishakikatbelajarberdasarkanteoribelajarkonstruktivistik.
Apa pengetahuan itu? Menurut pendekatan konstruktivistik, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai kunstruksi kognitif seseorang
terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai
suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Bila
guru bermaksud untuk mentransfer konsep, ide, dan pengetahuannya tentang sesuatu kepada siswa, pentransfer itu akan diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa sendiri melalui
pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Proses mengkonstruksi pengetahuan. Manusia dapat mengetahui sesuatu
dengan menggunakan inderanya. Melalui interaksinya dengan objek dan lingkungannya, misalnya dengan melihat, mendengar,menjamah, mambau, atau
merasakan, seseorang dapat mengetahui sesuatu. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan melainkan sesuatu proses pembentukan. Semakin banyak
seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya, pengetahuan dan pemahamannya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci
Proses belajar konstruktivistik. Secara konseptual, proses belajar jika
dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian
makna oleh siswa kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih
dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta- fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…..constructing and
restructuring of knowledge and skills schemata within the individual in a complex network of increasing conceptual consistency…..”. pemberian makna terhadap
objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang
terbentuk baik dalam budaya kelas maupun diluar kelas. Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam
memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan
sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijasah, dan sebagainya.
64
MENENTUKAN BERBAGAI KEGIATAN PEMBELAJARAN
DENGAN ASPEK YANG AKAN DINILAI
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, keberhasilan proses pembelajaran, tingkat kesulitan
belajar siswa, menentukan tindak lanjut pembelajaran, laporan hasil belajar peserta didik, dan pertanggungjawaban accountability terhadap pihak-pihak yang berkepntingan. Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan kompetensi peserta didik diperlukan suatu teknik penilaian. Ada beberapa macam teknik penilaian seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 7. Macam-macam Teknik Penilaian IPS Jenis Penilaian
Teknik Bentuk
Tes Tertulis
Obyektif: memilih jawaban, yang dibedakan menjadi: 1 pilihan ganda
2 dua pilihan benar-salah, ya-tidak 3 menjodohkan
4 Isian singkat 5 sebab-akibat
Urian singkat Uraian bebas
Lisan Pertanyaan
Pernyataan Non Tes
a. Penilaian Unjuk
Kerja performance, 1 Pengamatan
2 Daftar Cek Check-list 3 Skala Penilaian Rating Scale
b. Penilaian Sikap
1 PengamatanObservasi perilaku Peserta didik 2 Skala sikap
3 Sosiometri 4 Pertanyaan langsung
5 Laporan pribadi 6 Catatan kejadian khusus anecdotal record
c. Penilaian Proyek
Laporan sesuai komponen proyek. d.
Penilaian Produk 1
Hasil pembuatan peta 2
Kliping 3
Makalah e.
Penilaian portofolio 1
Catatan anekdot 2
Tulisan refleksi 3
Review 4
Laporan 5
Rekaman videotapes 6
Photogambar 7
Cuplikan tulisan 8
Catatan iskusikegiatan ilmiah 9
Rekaman sesuatuaudiotapes 10
Draft 11
Ilustrasi 12
Karya berupa benda 13
Modelmaket 14
Klipping 15
Diagram 16
Grafik dan chart 17
Hasil print out computer 18
Lagu 19
Puisi e. Penilaian Diri self
assessment 1
Laporan diri 2
Skala sikap 3
Daftar check
66
MENJELASKAN PENDEKATAN, STRATEGI, DAN METODE PEMBELAJARAN
Beberapa Contoh model pembelajaran kooperatif mata pelajaran IPS: 1. Model Jigsaw Tema Menelusuri Lembah Bengawan Solo
o Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang. o Bagikan bahan ajarkartu tugas dan peta aliran Bengawan Solo
o Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan bahan ajarkartu tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.
- Kartu 1 membahas asal usul kehidupan manusia
- Kartu 2 membahas lapisan kulit bumi
- Kartu 3 membahas kebudayaan zaman purba
- Kartu 4 membahas interaksi kehidupan manusia
- Kartu 5 membahas kehidupan ekonomi
1 Kelompok Ahli o
Masing-masing siswa yang memiliki bahan ajarkartu tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok membentuk kelompok ahli dengan jumlah 5 kelompok.
o Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. o
Semua anggota kelompok ahli harus memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas dan dapat menginformasikan kepada kelompok cooperative awal.
3 Kelompok Cooperative awal o
Apabila diskusi sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali kelompok cooperative awal
o Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di
kelompok ahli. o
Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.
o Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan reflesi terhadap materi yang telah
dipelajari
2. Model Numbered Heads Togerher Tema Keragaman Bentuk Muka Bumi