Sistem Pengelolaan Pajak Air Di Unit pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang

(1)

Nama : Hena Herlina

Alamat : Jl. Cihanjuang No. 66 Rt.03 Rw.02 Cimahi Utara 40513

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 14 Januari 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Awal :

1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri CIBABAT 1 Cimahi 2. Tahun 2001-2004 : SLTP. Negeri 47 Bandung 3. Tahun 2004-2007 : SMA. Pasundan 3 Cimahi 4. Tahun 2007- sekarang : Universitas Komputer Indonesia


(2)

Nama : Intan Rosalina

Alamat : Jl. Cicukang No.42 RT02/06 Kec. Arcamanik 40294 Bandung

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 8 September 1989

Agama : Islam

Pendidikan Awal :

1. Tahun 1995-2001 : SDN Binaharapan 04 2. Tahun 2001-2004 : SLTPN Negeri 49 Bandung 3. Tahun 2004-2007 : SMAN 23 Bandung


(3)

30

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1. Analisis Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan

Analisis system merupakan kegiatan penguraian suatu system informasi yang utuh dan nyata ke dalam komponen yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi masalah-masalah yang muncul, sehingga mengarah kepada suatu solusi untuk perbaikan maupun pengembangan kea rah yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan.

4.1.1. Analisis Dokumen yang digunakan

Dalam kegiatan pendataa, penetapan, dan pembayaran pajak air, Dinas Pendapatan mengeluarkan suatu surat berupa dokumen.

1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat pemberitahuan dari wajib pajak yang berisi besaran jumlah pajak air bawah tanah dan atau air permukaan yang diambil dan atau dimanfaatkan wajib pajak dalam suatu masa pajak.

2. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan yang menentukan besaran jumlah pajak yang terutang.

3. Tanda Bukti Penerimaan adalah tanda bukti yang diberikan kepada wajib pajak setelah melakukan pembayaran pajak air.


(4)

4.1.2. Analisis Prosedur Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan Berikut ini adalah prosedur pengelolaan pajak air yang berjalan :

1. Wajib Pajak (WP) memberikan data WP kepada petugas dinas luar. 2. Petugas dinas luar memberikan data WP kepada bagian pembukuan.

Bagian pembukuan mencatat data WP dalam buku daftar WP.

3. Bagian pembukuan mempersiapkan SPTPD sebanyak 5 rangkap dan diserahkan kepada petugas dinas luar.

4. Petugas dinas luar menyerahkan SPTPD kepada WP untuk diisi.

5. SPTPD yang sudah diisi diberikan kepada bagian pembukuan untuk diperiksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap, SPTPD dikembalikan kepada WP untuk dilengkapi. Apabila sudah lengkap SPTPD diberikan kepada bagian penetapan.

6. Bagian penetapan menginput data SPTPD, menetapkan pajak dan mencetak SKPD sebanyak 5 rangkap.

7. SPTPD dan SKPD diberikan kepada kepala seksi (KASI) Pajak. KASI Pajak memberikan paraf pada SKPD.

8. SPTPD dan SKPD diberikan kepada kepala UPPD. SKPD ditandatangani oleh kepala UPPD.

9. SPTPD dan SKPD diberikan kepada bagian pengarsipan untuk dipilah. Lembar pertama SPTPD dan SKPD untuk WP, lembar kedua dan ketiga SPTPD dan SKPD untuk Sub Dinas (Subdis) pengendalian (Propinsi), lembar keempat SPTPD dan SKPD untuk Sub Dinas


(5)

(Subdis) pajak (Propinsi) dan lembar kelima SPTPD dan SKPD untuk bagian pengarsipan.

10.SKPD dari bagian pengarsipan diberikan kepada bagian pembukuan untuk dicatat dalam buku produksi penetapan yang akan diberikan kepada kepala tata usaha. SKPD diberikan kembali kepada bagian pengarsipan untuk disimpan sebagai arsip.

11.petugas dinas luar memberikan SPTPD yang sudah valid dan SKPD yang sudah ditandatangani dan di cap kepada WP.

12.WP melakukan pembayaran di bagian bendahara dengan menyerahkan SKPD yang sudah ditandatangani dan di cap.

13.bendahara mengeluarkan tanda bukti penerimaan sebanyak 5 rangkap. Tanda bukti peneriamaan tersebut diberikan kepada WP, Subdis pengendalian, Subdis pajak, benadahara dan bagian pengarsipan, masing-masing 1 lembar.

14.Bendahara mencatat penerimaan pajak air dalam satu hari dalam daftar himpunan harian. Daftar himpunan harian direkap menjadi rekapitulasi air bawah tanah (ABT) dan air permukaan (APER), yang akan diberikan kepada kepala tata usaha.

4.1.2.1. Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan Flow map adalah peta yang memberikan gambaran urutan-urutan pelaksanaan tugas kegiatan dari mulai input, proses serta output yang dihasilkan.


(6)

SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD

Data WP Data WP Data WP

Mencat at data WP Buku daftar WP Wajib Pajak SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD Petugas Dinas Luar Bag. Pembukuan Bag. Penetapan Mengisi SPTPD SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD isi

SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD isi

SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD isi

Diperiks a SPTPDSPTPD SPTPD SPTPD valid SPTPDSPTPD

SPTPDSPTPD isi

Y

SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD isi

T SPTPDSPTPD SPTPD SPTPD valid SPTPDSPTPD SPTPD SPTPD valid KASI Pajak Input SPTPD SKPD Tetapkan & cetak SKPD SPTPDSPTPD SPTPDSKPD SPTPDSPTPD SPTPDSKPD Diparaf SPTPDSPTPD SPTPD SKPD paraf

Kepala UPPD PengarsipanBag.

SPTPDSPTPD SPTPD SPTPD valid SPTPDSPTPD SPTPD SPTPD valid SPTPDSPTPD SPTPD SKPD paraf

Di ttd & cap SPTPDSPTPD SPTPD SKPD ttd & cap A SPTPD valid SPTPD valid SPTPDSPTPD SPTPD SKPD ttd & cap Bendahara Subdis Pengendalian SPTPD valid

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap SKPD ttd &

cap

Subdis Pajak

SPTPD valid

SKPD ttd & cap

SPTPD valid

SKPD ttd & cap

Kepala Tata Usaha

1

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap B Dicatat Bukti Produksi Penetapan 1 Bukti Produksi Penetapan Input SPTPD Pe mbay a ran Cetak tanda bukti penerimaan SPTPDSPTPD SPTPD Tanda bukti penerimaan C Mencat at bukti penerim aan Daftar himpunan harian Membuat rekapitul asi ABT & APER Rekapitulasi ABT & APER Tanda bukti penerimaan C Tanda bukti penerimaan 2 Tanda bukti penerimaan Tanda bukti penerimaan 2 Rekapitulasi ABT & APER

Gambar 4.1 Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan Keterangan :


(7)

B : Arsip SKPD

C : Arsip Tanda Bukti Penerimaan

4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan

Diagram konteks merupakan diagram yang memperlihatkan entitas luar yang berinteraksi dengan system penerimaan pajak air adalah sebagai berikut :

Wajib Pajak

SI Penerimaan Pajak

Air Data WP, SPTPD, SPTPD isi

SPTPD ttd & cap

Subdis Pengendalian

Subdis Pajak

Bag. Pengarsipan

Kepala Tata Usaha SPTPD valid, SKPD ttd & cap

Tanda bukti penerimaan

SPTPD valid, SKPD ttd & cap Tanda bukti penerimaan

Tanda bukti penerimaan SPTPD valid, SKPD ttd & cap

Buku produksi penetapan, Rekapitulasi ABT & APER

Gambar 4.2 Diagram Konteks

Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan

4.1.2.3. Data Flow Diagram Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran system secara logika, diagram ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah modul system informasi dalam bentuk jaringan proses-proses yang saling terhubung satu sama lain.

Data Flow Diagram system pengelolaan pajak air yang sedang berjalan digambarkan pada gambar 4.3.


(8)

1 Mencatat Data WP 1 Memeriksa SPTPD 2 Input SPTPD 3 Menetapkan & Mencetak SKPD 4 Paraf SKPD Wajib Pajak Data WP SPTPD valid SKPD SPTPD valid SKPD SKPD 6 Input SKPD

Ttd & cap SKPD ttd & cap

5 Ttd & cap

SKPD Skpd paraf

7 Mencatat

SKPD Ttd & cap

8 Cetak tanda Bukti Penerimaan Pembayaran SKPD

ttd & cap

Tanda bukti penerimaan

9 Mencatat tanda

Bukti Pembayaran Tanda bukti penerimaan

10 Merekap daftar

Himpunan Harian Rekap daftar

himpunan harian Kepala Tata Usaha

Rekapitulasi ABT & APER

Buku produksi penetapan Subdis Pengendalian Subdis Pajak Bagian Pengarsipan SPTPD valid SPTPD valid SPTPD valid

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap

SKPD ttd & cap

Tanda bukti penerimaan Tanda bukti penerimaan Tanda bukti penerimaan

SKPD ttd & cap SKPD ttd & cap

Tanda bukti penerimaan

Gambar 4.3 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan 4.1.3. Evaluasi Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan

Berdasarkan analisis system pengelolaan pajak air yang berjalan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan system informasi dalam pengelolaan pajak air terdapat beberapa permasalahan.


(9)

Permasalahan yang ada pada system pengelolaan pajak air yang sedang berjalan yaitu:

Tabel 4.1.

Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

No Masalah Solusi

1. System masih bersifat single user, sehingga sumber daya yang sudah tersedia dapat digunakan secara efisien.

Membuat program aplikasi yang bisa digunakan multi user.

2. Data wajib pajak dicatat dalam buku daftar induk wajib pajak memerlukan waktu yang cukup lama.

Membuat penyimpanan data wajib pajak dalam bentuk database, sehingga memudahkan dalam pencarian dan penggunaan kembali data wajib pajak.

3. SPTPD dan SKPD yang telah ditetapkan disimpan menjadi arsip dan dicatat pada buku produksi penetapan, sehingga dalam pencarian data SPTPD dan SKPD menggunakan waktu yang cukup lama.

Membuat penyimpanan data SKPD dalam bentuk database, sehingga memudahkan dalam pencarian dan penggunaan kembali data SPTPD dan SKPD pajak.


(10)

4. Proses perhitungan besar ketetapan pajak air dan denda masih menggunakan perhitungan manual.

Membuat suatu fungsi

perhitungan otomatis untuk menghitung besar ketetapan pajak air dan denda.

5. Bendahara harus mencatat tanda bukti penerimaan untuk membuat daftar himpunan harian dan membuat rekapitulasi ABT dan APER

Dalam pogram aplikasi, terdapat menu laporan penerimaan pembayaran yang berisi penerimaan pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan laporan.


(11)

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan laporan kerja praktek ini dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Data wajib pajak disimpan dalam database, sehingga memudahkan dalam pencarian data dan penggunaan data wajib pajak untuk laporan penetapan SKPD dan laporan penerimaan pembayaran.

2. Data SPTPD dan data penetapan SKPD disimpan dalam penyimpanan database sehingga memudahkan dalam pencarian data dan pembuatan laporan penetapan SKPD.

3. Proses perhitungan besar ketetapan pajak air dan denda menggunakan proses komputer, sehingga meminimalkan terjadi kesalahan perhitungan pajak air dan denda.

5.2. Saran

Agar sistem yang dikembangkan ini bisa bekerja secara maksimal, penulis mengajukan saran, yaitu :

1. Untuk pembuatan program aplikasi, dilengkapi dengan proses untuk angsuran pembayaran pajak air dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air.

2. pada pengembangan sistem yang akan dating, diharapkan sampai pada tahap pengujian dan implementasi.

3. pengembangan sistem dengan membuat website Dinas Pendapatan UPPD Propinsi Wilayah XIII( Padalarang).

Dibuat jaringan Wide Area Network yang dapat digunakan oleh Dinas pendapatan UPPD propinsi wilayah XIII (padalarang) dengan Dinas Teknis yang terkait.


(12)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan yang masyarakat perlukan semakin luas pula kebutuhan masyarakat yang harus di penuhi. Sehingga masyarakat harus berupaya membuat usaha–usaha yang dapat menopang kebutuhan hidupnya. Dengan semakin banyaknya usaha-usaha masyarakat atau perusahaan-perusahaan yang berkembang, maka penggunaan air semakin besar pula. Sehingga pemerintah membuat peraturan mengenai pajak pemanfaatan air. Hal ini dikarenakan semakin banyak perusahaan semakin besar pula penggunaan air yang dipakai. Hal tersebut dapat berdampak pada lingkungan sekitar.

Berdasarkan “Perda Provinsi Jawa Barat Nomor : 6 Tahun 2001 Tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air bawah tanah dan Air

Permukaan”. Dalam hal ini diperlukan pemahaman dalam pelaksanaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang selanjutnya disebut Pajak adalah Pungutan Daerah atas Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan, dimana yang dimaksud dengan Air Bawah Tanah yaitu semua air yang yang terdapat dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah,termasuk mata air yang muncul secara alamiah diatas permukaan tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan Air Permukaan yaitu air yang berada diatas permukaan Bumi, tidak termasuk air laut.


(13)

Obyek pajak dalam Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah :

1. Pengambilan Air Bawah tanah dan atau Air Permukaan 2. Pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan

3. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan Dalam hal ini ada beberapa pengecualian bagi obyek pajak yaitu:

1. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan oleh Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.

2. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan untuk kepentingan pengairan pertanian rakyat.

3. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga.

4. Pengambilan air untuk keperluan peribadatan, penanggulangan bahaya kebakaran dan untuk keperluan penelitian serta penyelidikan yang tidak menimbulkan kerusakan atas sumber air dan lingkungannya atau bangunan pengairan beserta tanah turutannya.

Sedangkan subyek pajak yaitu orang pribadi atau badan yang mengambil atau memanfaatkan atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan atau air permukaan. Dan wajib pajak yaitu orang pribadi atau badan yang mengambil atau memanfaatkan atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan air permukaan. Serta yang bertanggunng jawab atas pembayaran pajak ini yaitu untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya, atau ahli warisnya,


(14)

sedangkan untuk badan yaitu pengurus atau kkuasanya. Tak ketinggalan dasar pengenaan pajak yaitu Nilai Perolehan Air.

Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan dengan tujuan yaitu adanya pengendalian akan pemanfaatan air, agar ketersediaan air tetap terpelihara dan terpenuhinya berbagai kepentingan sesuai dengan fungsi air berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membantu merancang Sistem Informasi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan di UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang dan mengambil judul laporan kerja praktek: “ SISTEM PENGELOLAAN PAJAK AIR DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) PROVINSI WILAYAH XXV SUMEDANG”.

2.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang timbul pada Dinas Pendapatan UPPD Propinsi Wilayah XXV (Sumedang) antara lain :

a. Data wajib pajak dicatat pada buku daftar wajib pajak, dimana buku daftar wajib pajak tersebut berbentuk buku besar, sehingga dalam pencarian data wajib pajak memerlukan waktu yang cukup lama.

b. SKPD yang telah ditetapkan dan SPTPD disimpan menjadi arsip dalam ruangan arsip, sehingga untuk pencarian data SPTPD dan SKPD kemudian


(15)

hari memerlukan yang cukup lama. Serta SKPD yang telah ditetapkan dicatat pada buku produksi penetapan.

c. Proses perhitungan besar ketetapan pajak air dan dena masih menggunakan perhitungan manual, sehingga kemungkinan terjadi kesalah perhitungan besar ketetapan pajak air dan denda tersebut.

d. Data buku penerimaan pembayaran harus dicatat dan dibuat rekapitulasi dahulu sebelum dibuat laporan penerimaan pembayaran, sehingga pembuatan laporan menjadi kurang efisien, karena data bukti penerimaan harus dicatat dalam periode perhari dan perbulan dengan data yang sama sebelum dibuat laporan penerimaan pembayaran.

b. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya yang penulis ambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana system pelayanan dalam pembayaran dan penagihan pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan yang berjalan pada UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang

2. Bagaimana system pelayanan dalam pembayaran dan penagihan pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan yang diusulkan pada UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang

3. Bagaimana system komputerisasi pada UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang

2.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun maksud dari penulisan laporan kerja praktek inni untuk memenuhi syarat mata kuliah kerja praktek program Strata I Jurusan Manajemen


(16)

Informatika. Dan juga diharapkan penulis mendapatkan pengalaman praktek kerja di dunia kerja yang sesungguhnya.

Sedangkan tujuan laporan ini antara lain adalah:

1. Untk mengetahui prosedur perancangaan Sistem informasi Pembayaran Pajak Air Permukaan pada UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang ada dan dihadapi

oleh UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang dalam Pembayaran Pajak Air Permukaan.

2.4. Batasan Masalah

Agar penelitian dan penyusunan sistem informasi ini dapat dilakukan secara terarah sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan batasan permasalahan.

1. Sistem informasi yang akan dikembangkan menggunakan metode pendekatan terstuktur.

2. Program aplikasi yang akan dibuat, hanya digunakan untuk pendaftaran wajib, perhitungan besaran pajak air dan denda, serta pembuatan laporan penetapan SKPD dan laporan penerimaan pembayaran.

3. Program aplikasi yang akan dikembangkan digunakan pada bagian pembukuan, bagian penetapan dan bendahara pada dinas pendapatan UPPD Propinsi wilayah XXV (Sumedang).


(17)

2.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Lokasi tempat penulis melaksanakan kerja praktek adalah di UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang yang beralamat di Jl. Cut Nyak Dhien No. 114 Sumedang. Adapun pelaksananya dilakukan mulai tanggal 2 Agustus 2010 sampai dengan 14 agustus 2010 dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, dan waktu pelaksanaannya adalah dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00. waktu istirahat dari pukul 12.00 samapi dengan pukul 13.00.

Tabel 1.1.

Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 1 Laporan Ben26

2 Laporan DHS

3 Mengarsipkan Laporan 4 Menginputkan Ben26 5 Menginputkan Data Pegawai 6 Pendaftaran

7 Penetapan 8 Loksus 9 Pembayaran 10 Penyerahan STNK

11 Pengawasan (control CPU)

No Aktivitas Waktu (Bulan Agustus Tahun 2010)

2.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan pelaksanaan kerja praktek, system pelaksanaan kerja praktek, lokasi dan waktu dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.


(18)

BABII LANDASAN TEORI

Bab ini memnjelaskan tentang teori-teori yang relevan dengan masalah kerja praktek. Teori-teori yang diambil umumnya didasarkan pada judul penelitian yang dilakukan.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan yang mencakup tinjauan umum perusahaan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Bab ini menjelaskan tentang analisis praktek kerja lapangan harus meliputi atau menjelaskan tentang system yang sedang berjalan dan system yang diusulkan pada perusahaan serta harus memperlihatkan masalah dan pemecahannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang sedang diteliti dan saran-saran yang penulis kemukakan untuk instansi / perusahaan tempat kerja praktek.


(19)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai berikut:

Menurut jog [2]” Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja ari prosedur -prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan alat untuk meyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”,.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari produser, yang telah dijabarkan diatas lebih menekannkan pada urutan-urutan operasi didalam sebuah sistem, yang berarti suatu sistem merupakan jaringan kerja dari berbagai operasi yang berurutan, berhubungan, berkumpul bersama dan bekerjasama demi penyelesaian suatu tujuan tertentu, sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Jog [2]” Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Sebuah sistem dapat terdiri dari sistemsistem bagian (subsistem) masing -masing dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari


(20)

9

komponen-komponen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai.

4.1.1. Elemen Sistem

Menurut [Lad05] Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjaddi tak terarah an tak terkendali

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan selanjutnya menjadi bahanuntuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud( tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

3. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran,cetakan laporan dan sebagainya.

4. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.


(21)

10 5. Mekanisme pengembalian umpan balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan ataupun proses. 4.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat yang tertentu yaitu mempunyai komponen – komponen (component), batasan sisitem (boundary), lingkaran luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan sistem (interface), dan sasaran (objective). Berikut ini adalah beberapa karakteristik atau sifat –sifat dari karakteristik tersebut :

a. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerjasama atau sama lain membentuk suatu kesatuan. Suatu sistem tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung komponen – komponen atau subsistem – subsistem dimana setiap subsistem mempunyai sifat – sifat ari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan sistem

Batasan sistem merupakan batasan daerah yang membatasi diantara suatu sistem dan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan


(22)

11

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang menunjukan ruang lingkup sistem itu.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar ari suatu sistem adalah di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan an dapat juga bersifat merugikan sistem.

d. Penghubung sistem

Penghubung merupakan media penghubung dari suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber – sumber daya yang mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan adanya penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan sistem

Masukan adalah suatu masukan yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan apat berupa masukan perawatan, masukan signal. Masukan perawatan adalahsesuatu yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroprasi sedangkan masukan signal adalah sesuatu yang diproses untuk didapatkannya suatu keluaran.

f. Keluaran sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari masukan yang di olah dan diklasifikasikan menjadi yang berguna. Keluaran dapat berupa masukan untuk subsistem lainnya.


(23)

12 g. Pengolahan sistem

Sesuatu dapat mempunyai suatu bagian pengolahan atau sistem itu sendiri sebagian pengolahannya. Pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

suatu sistem pasti memiliki tujuan /sasaran apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tiak akan ada gunanya. Sassaran dari sistem dapat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan di hasilkan oleh sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila sasaran yang diharapkan mengenai tujuannya.

4.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem pisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide - ide yang tidak tampak secara phisik seperti sistem hubungan antara manusia dan tuhan. Sedangkan sistem phisik merupakan sistem yang ada secara phisik seperti sistem komputer.


(24)

13

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, dan tidak dibuat oleh manusia seperti sistem perputaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin bisa isebut human machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh sistem tersebut karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi engan manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tertentu dan sistem tak tentu

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yangg tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas 4. Sistem diklasifikasikan sebagai siistem tertutup dan sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruhi dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.


(25)

14

Informasi merupakan hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang mennggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Dari pengertian di atas, sebelum melangkah ke pengertian selanjutnya tentang informasi, alangkah baiknya kita mengetahui dahulu pengertian tentang data.

Menurut Abd [5] “ Data adalah deskripsi atau penggambaran tentang benda, kejadiaan aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaru langsung terhadap pemakai “

Dari teori yang Abdul Kadir jabarkan di atas , dapat ditarik kesimpulan bahwa data merupakan sesuatu kenyataan yang menggambarkan adanya sebuah kejadian-kejadian (event) , namun data belum mempunyai arti atau makna langsung terhadap pemakainya.

Pendekatan lain dalam pendefinisian data juga diungkapkan Jogianto pada bukunya, sebagai berikut :

Jog[2] “ Data merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut”.

Data merupakan bentuk yang masih mentah belum diolah atau diproses yang berisi tentang penggambaran tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang belum mempunyai makna.


(26)

15

Setelah mengetahui penjelasan tentang data di atas, berikut dijelaskan tentang pengertian informasi menurut beberapa pakar :

Definisi informasi oleh Jogianto Hartono yang menjelaskan bahwa informasi merupakan sebuah bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya adalah sebagai berikut :

Jog[2] “ Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya “.

Lebih lanjut Abdul Kadir dalam bukunya mendefinisikan informasi sebagai berikut :

Abd[5] “ informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (McFadden, 1999) “.

Berdasarkan pengertianyang telah dijelaskan para pakar di atas dapat disimpulkan bahwainformasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

4.3. Pengertian System Informasi

Menurut Abd[5] dalam bukunya yang berjudul pengenalan sistem informasi, “bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Hall, 2001)”. Selain itu juga sistem informasi merupakan


(27)

16

kerangka kerja yang mengkoordinasiakn sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran – sasaran perusahaan (Wilkinson, 1992).

4.4. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 4.4.1. Metode Pendekatan system

Metode pendekatan system yang dilakukan adalah metode terstruktur karena metode pendekatan ini memberika alat Bantu seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), table relasi, bagan alir dokumen (flowmap) dan diagram konteks. Yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut.

4.4.2. Alat Bantu Analisis

Analisis system dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Sebelum suatu system informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu dimulai dengan adanya suatu perancangan untuk mengembangkan system tersebut. Tanpa adanya perancangan system yang baik, pengembangan system tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan system memiliki tujuan mendesan system baru yang dapat menyelesaikan


(28)

masalah-17

masalah yang dihadapi suatu instansi atau perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternative system yang terbaik, kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan meliputi perancangan input, output dan file. Alat bantu yang digunakan penulis dalam perancangan terstruktur ini adalah flowmap, diagram konteks, data flow diagram dan kamus data.

4.4.3. Flowmap

Flowmap merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan merepresentasikan symbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar. Tujuan utama penggunaan flowmap adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan menggunakan symbol-simbol yang standar untuk mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

4.4.4. Diagram Konteks

Diagram kontek merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan interaksi sistem informasi tersebut dengan lingkungan dimana sistem tersebut ditempatkan. Dalam penggambaran itu, sistem di anggap sebagai sebuah objek yang tidak di jelaskan secara rinci karena yang di tekankan adalah interaksi sistem engan lingkungan yang akan mengaksesnya.

Dalam pembentukan diagram konteks, perlu diperhatiakan hal – hal sebagai berikut :


(29)

18

1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau external perusahaan, an departemen terkait. Dimana sistem itu akan digunakan,harus diidentifikasikan secara rinci dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

2. Kemungkinan kejadian – kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan sistem harus diidentifikasikan secara lengkap.

3. Arah anak panah yang menunjukan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang akan dibentuk.

4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual dalam bentuk sederhana dan mudah dipahami oleh pembuat sistem.

4.4.5. Data Flow Diagram

Data Flow diagram (DFD) merupakan peralatan yang berfungsi untik menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain engan menunjukkan dari dan kemana data mengalir serta penyimpanannya.


(30)

19

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat

Proklamator bangsa kita menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan menghormati jasa-jasa pahlawannya. Sebagai pelaku sejarah, tidak jarang kita melihat antar pelaku sejarah melakukan koreksi terhadap pelaku sejarah lain, makanya tidak heran didalam kenegaraan kita sering menemui pemelintiran sejarah.

Merujuk hal tersebut, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat memandang perlu untuk senantiasa membangun komitmen kedinasan jajaran aparaturnya. Komitmen kedinasan adalah suatu keniscayaan karena kalau tidak dibangun menjadi satu, jangankan yang asal muasalnya sangat heterogen yang homogeb juga bisa memillliki presepsi berbeda, visi berbeda, opininya berbeda. Apalagi aparatur Dinas Pendapatan berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Oleh karenanya penting komitmen kedinansan menjadi satu masa melalui yang di lalui pada OPD lain sebagai referensi penguat, sebagai referensi pembanding, tapi ketika menjadi satu aparatur Dispenda harus memiliki esprit de corps kuat terhadap organisasi.. Dinas Pendapatan telah menempuh suatu


(31)

perjalanan panjang tanpa terhindar dari pasang surut, hal ini pula yang menjadi salah satu pertimbangan ketika adanya wancana penggabungan Dinas pendapatan

dan Biro Keuangan, pertimbangan sejarah panjang bahwa tidak mudah membangun Dinas Pendapatan yang memiliki asal muasal dari Biro Keuangan Daerah. Jadi sejarah-sejarah ini membuktikan bahwa pengalaman itu adalah guru dalam kehidupan kita.

6.1.2. Sejarah Singkat UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang

Unit Pelayanan Pendapatan daerah Provinsi Wilayah XXV Sumedang berdiri pada tanggal 25 september 1971 dengan nama cabang Dinas berkedudukan di jalan Mayor Abdurahman No. 113 yang sekarang dijadikan Mes, berdasarkan peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009, Tentang Organisasi Tata Kerja unit Pelaksanaan Teknis Dinas dan Badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, UPPD Provinsi Wilayah XXV sumedang mempunyai luas wilayah oprasional 152.220 km² yang terdiri dari 26 Kecamatan 270 Desa dan 7 Kelurahan dengan wilayah terjauh Kecamatan Cibugel dengan jarak ± 50 km. sehingga dalam pelaksanaan oprasionalnya memerlukan SDM yang berkualitas dengan di dukung sarana dan prasarana yang memadai agar Visi dan Misi dari Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibidang pendapatan daerah yang berpedoman kepada Rencana Kerja Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas sebagai pelayanan pendapatan daerah, yaitu : “Pelaksanaan Administrasi dan Penyelenggaraan Pelayanan Umum dibidang Pendapatan Daerah”.


(32)

6.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Sejalan dengan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan program kerja tahunan mengacu kepada arah kebijakan yang sudah di tetapkan dinas. Peranan UPPD dalam melaksanakan oprasional dibidang pendapatan daerah menjalankan keseimbangan yang optimal antara peningkatan pendapatan daerah dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat untuk mendukung visi dinas, yaitu : “Menjadi pengelola pendapatan daerah yang amanah dengan berorientasi kepada kepuasan pelayanan publik” ,sedangkan misi dinas yaitu :

1. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat 3. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan organisasi 3.1.4. Landasan Hukum

1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 7 Tahun 2001, Tentang pajak kendaraan bermotor(PKB).

2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2001, Tentang bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2001, Tentang Pajak Bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).

4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 6 Tahun 2001, tentang pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (P3.ABT/APER).


(33)

5. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan tata kerja dinas Daerah Provinsi Jawa Barat(Lembaran Negara).

6. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2009, tentang retribusi pemakaian kekayaan Daerah(RPKD).

7. Peraturan daerah provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2005, tentang retribusi tempat pelelangan ikan(TPI).

Dengan mengacu kepada visi dan misi serta dasar hokum diatas maka sistem perpajakan daerah merupakan bagian integral dari system parpajakan nasional, maka perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan merupakan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan daerah, maka posisi dan peran unit pelayanan pendapatan daeran Provinsi Wilayah XXV Sumedang sesuai dengan peranannya yaitu sebagai pelaksana operasional dibidang pendapatan daerah. Sesuai dengan arah kebijakan Dinas pendapatan Provinsi untuk memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan dalam rangka peningkatan PAD perlu melakukan berbagai upaya serta kegiatan, baik kegiatan insifikasi maupun extensifikasi disamping meningkatkan koordinasi dibidang pendapatan daerah dengan SKPD terkait ditingkat kabupaten, hal ini mengingat masih banyak potensi yang masih belum tergali baik dari sector pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, Pajak Air Bawah Tanah juga Pajak Air permukaan maupun pajak bahan bakar kendaraan bermotor dengan mengacu pada visi dan misi.


(34)

3.1.5. Bidang Kepegawaian

Pelaksanaan tugas Bidang Kepegawaian Tahun 2010 sasaran lebih diarahkan kepada peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur (SDA) melalui kegiatan pembinaan teknis dan administrasi maupun disiplin dengan pormasi penempatan tugas pelayanan berbasis kinerja sesuai dengan kemampuan dan pemahaman terhadap bidang tugasnya, adapun jumlah pegawai di UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang sebanyak 24 orang terdiri dari :

1. Berdasarkan Pangkat dan Golongan - Golongan III/d = 4 orang - Golongan III/c = 1 orang - Golongan III/b = 7 orang - Golongan III/a = 4 orang - Golongan II/d = 3 orang - Golongan II/c = 1 orang - Golongan II/a = 3 orang - Golongan I/a = 1 orang 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

- Strata 2 = 4 orang - Strata 1 = 7 orang

- D3 = 1 orang

- SMA = 11 orang


(35)

3. Pormasi Pegawai dan Penempatan Tugas

- Kepala UPPD = 1 orang

- Ka. Sub. Bag Tata Usaha = 1 orang

- Kepala Seksi PKB/BBNKB = 1 orang

- Kepala Seksi Non PKB/BBNKB = 1 orang

- Pelaksana di UPPD = 13 orang

- Pelaksana di Samsat = 7 orang

3.1.6. Sarana dan Prasarana UPPD

Kantor Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXV Sumedang yang terletak di Jl. Cut Nyak Dien No. 114 Sumedang terdiri dari bangunan UPPD dan bangunan SAMSAT dengan luas Area 2.137 M² dengan rincian sebagai berikut :

1. Tanah kantor UPPD seluas 997 M²

2. Bangunan kantor 318 M²

3. Tanah Kantor SAMSAT 825 M²

4. Gedung Kantor SAMSAT 511 M²

5. Tanah Mes UPPD yang beralamat di Jl. May bdurahman No.113 Sumedang dengan luas tanah 315 luas bangunan 221,25 M²

6. Dua Unit Motor Roda 4 (empat) 7 unit Kendaraan Roda 2 (dua) 6.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Bagan struktur organisai menunjukan bagaimana departemen-departemen di dalam organisasi di koordinasikan bersama-sama melalui suatu jalur wewenang an tanggung jawab.


(36)

Bagan organisasi adalah penggambaran secara grafik yang menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi.

Struktur Organisasi UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang (Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 113 Tahun 2009).

KEPALA UNIT

SUB. BAG TATA USAHA

SEKSI PBBKB/BBNKB SEKSI

NON PBBKB/BBNKB KELOMPOK

JAFUNG

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang

6.3. Deskripsi Kerja

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat No 15 Tahun 2000 tgl 12 Desember 2000 tentang susunan organisasi tata kerja, disebutkan bahwa bagan struktur organisasi unit pelaksaan teknis Dinas Propinsi Wilayah XXV padalarang terdiri dari :

1. Kepala UPPD

2. Sub. Bagian Tata Usaha

3. Seksi Pajak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)


(37)

5. Seksi Non Pajak

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Dari segi pertanggungjawaban, Kepala UPPD Propinsi Wilayah XXV Sumedang bertanggung jawab kepada kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat. Setiap kepala seksi an kepala Sub Tata Usaha berpedoman kepada tata kerja Dan biang tugas yang telah ditentukan, yaitu :

1. Kepala Unit Pelayanan Pendapatan Daerah

a. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengenalikan pelaksanaan tugas pokok

berdasarkan kebijaksanaan dan petunjuk teknis kepala dinas.

b. Mengatur dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan teknis oprasional di bidang perpajakan dan penapatan daerah yang ada di wilayah kerja UPPD.

c. Memfasilitasi dan mengenalikan tugas – tugas di bidang perpajakan an pendapatan daerah.

d. Menyelenggarakan koordinasi dan kerja sama dalam rangka perencanaan tugas an fungsi dinas.

2. Sub Bagian Tata Usaha

a. Menyelenggarakan, dan mengelola dan membina di bidang umum

administrasi kepegawaian, keunangan an perlengkapan.

b. Pengurusan rumah tangga, surat menyurat kearsipan.

c. Menyelenggarakan pembinaan organisasi dan tata laksana disertai dengan pengembangannya.


(38)

d. Mengumpulkan dan mengelola bahan atau laporan dibidang aministrasi serta mengajukan pemecahan masalah dan pertimbangan kepada kepala UPP untuk bahan pertimbangan lebih lanjut.

3. Seksi Pajak PKB / BBNKB

a. Melaksanakan tugas dibidang penggunaan PKB dan BBNKB dari pungutan yang resmi dan sah lainnya yang ada hubungan dengan tugasnya.

b. Memberi informasi dan saran kepada kepala UPPD baik yang mengenai persoalan yang berhubungan dengan PKB /BBNKB maupun persoalan dinas lainnya sebagai penentuan kebijaksanaan kepala dinas.

c. Menyusun program kerja dalam rangka melaksanakan tugasnya.

d. Mempertanggungjawabkan tugas - tugas unit pelayanan teknis pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor kepada kepala UPPD sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pajak Non PKB / BBNKB

a. Melaksanakan tugas dibidang pungutan pajak non PKB dan BBNKB dari pungutan yang resmi dan sah lainnya yang ada hubungannya dengan tugasnya.

b. Memberi informasi, saran dan pertimbangan kepada kepala UPPD baik

mengenai persoalan yang berhubungan dengan tugasnya maupun persoalan –

persoalan dinas yang lainnya sebagai bahan penentuan kebijaksanaan kepala dinas selanjutnya.


(39)

d. Mempertanggungjawabkan tugas – tugas pokok unit pelayanan Teknis Pajak Non PKB dan BBNKB kepada kepala UPPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Seksi Non Pajak

a. Melaksanankan tugas dibidang non pajak dan pungutan yang resmi dan sah lainnya yang ada hubungannya dengan tugasnya.

b. Memberi informasi saran dan pertimbangan kepada kepala UPPD baik

mengenai persoalan yang berhubunagn dengan tugasnya maupun persoalan –

persoalan dinas lainnya sebagai bahan penentuan kebijaksanaan kepala dinas selanjutnya.

c. Menyusun program kerja dalam rangka melaksanakan tugasnya.

d. Mempertanggungjawabkan tugas – tugas pokok unit pelayanan Teknis Non Pajak kepada kepala UPPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Melaksanakan tugas dan perintah yang di berikan simpanan langsung.

b. Melaksanakan tugas arsip, pengelolaan barang, pranata komputer

(supervisior) dan tugas – tugas fungsional yang lainnya.

c. Menindaklanjuti segala kebijakan dan kebijaksanaan yang diberikan oleh pimpinan dengan menerapkannya di lapangan.

d. Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi pimpinan alam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.


(40)

e. Mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan kepada pimpinan langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6.4. Proses Perhitungan

Perhitungan Nilai Perolehan Air (NPA) dilaksanakan oleh Dinas Teknis. Dinas Teknis untuk air bawah tanah adalah Dinas Pertambangan an Energi Propinsi Jawa Barat an untuk air permukaan adalah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat.

NPA yang di tentukan oleh Dinas Teknis, diterima oleh Dinas Pendapatan UPPD dan dihitung besaran pajak. Besaran pajak yang terutang dihitung dengan cara mengkalikan tarip pajak dengan NPA. Tarif Pajak Air Bawah Tanah ditetapkan sebesar 20% dari Pajak Air permukaan ditetapkan sebesar 10%.

1. Contoh kasus untuk Pajak Air Bawah Tanah

Diketahui NPA sebesar Rp. 1.000.000, maka besaran pajak yang dikenakan = 20% x Rp. 1000.000 = Rp. 200.000.

2. Contoh kasus untuk Pajak Air permukaan

Diketahui NPA sebesar Rp. 1000.000, maka besaran pajak yang dikenakan = 10% x Rp. 1000.000 = Rp. 100.000.


(41)

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Maria Ulfah Mustika Dewi NIM. 10507222

Hena Herlina NIM. 10507194

Intan Rosalina NIM. 10507204

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(42)

iii LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ….……… i

DAFTAR ISI ……….……… iii

DAFTAR TABEL ……….……… vi

DAFTAR GAMBAR ……….……… vii

DAFTAR SIMBOL ……….……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……… xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ………. 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………. 3

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ………. 4

1.4. Batasan Masalah ………. 5

1.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ………. 6

1.6. Sistematika Penulisan ………. 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem ……….… 8

2.1.1.Elemen Sistem ……….… 9

2.1.2.Karakteristik Sistem ………. 10

2.1.3.Klasifikasi Sistem ………. 12


(43)

iv

2.4.1.Metode Pendekatan Sistem ……….. 16

2.4.2.Alat bantu Analisis ……….. 16

2.4.3.Flowmap ……….. 17

2.4.4.Diagram Konteks ……….. 17

2.4.5.Data Flow Diagram ……….. 18

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ……….. 19

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat …….. 19

3.1.2. Sejarah Singkat UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang …. 20 3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ……….. 21

3.1.4. Landasan Hukum ……….. 21

3.1.5. Bidang Kepegawaian ……….. 23

3.1.6. Sarana dan Prasarana UPPD ……….. 24

3.2. Struktur Organisasi ……….. 24

3.3. Deskripsi Kerja ……….. 25

3.4. Proses Perhitungan ……….. 29

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1.Analisis Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan …….. 30

4.1.1. Analisis Dokumen yang digunakan ……….. 30

4.1.2. Analisis Prosedur Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 31

4.1.2.1. Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 32

4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 34

4.1.2.3. Data Flow Diagram Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 34


(44)

v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………..…. 38

5.2. Saran ………... 38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(45)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil A’lamin dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul : “ SISTEM

PENGELOLAAN PAJAK AIR DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) PROVINSI WILAYAH XXV SUMEDANG”.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang berkenan demi karya yang lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, perhatian, semangat dan bimbingan kepada kami :

1. Ayah dan Ibu kami yang sangat kami cintai serta kakak-kakak dan adik kami tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril, spiritual maupun material.

2. Dadang Munandar, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika.

3. Ibu Lusi Melian, selaku Dosen Wali MI-5 sekaligus Pembimbing Kerja Praktek.

4. Hj. Sri Handayani,Sip,MSi selaku Pembimbing Lapangan selama di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang.


(46)

iii

5. Seluruh Staf dan Karyawan Seluruh di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang.

6. Dosen Pengajar dan Staf Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung khususnya di Jurusan Manajemen Informatika.

7. Seluruh rekan-rekan MI-5 angkatan 2007, terima kasih atas segala informasinya dan kekompakkannya. Sukses buat semua.

8. Seluruh pihak yang memiliki andil besar dalam penulisan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini yang terlewatkan dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek kami ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan serta wawasan bagi seluruh pihak yang membutuhkannya.

Bandung, Oktober 2010


(47)

(48)

Nama : Hena Herlina

Alamat : Jl. Cihanjuang No. 66 Rt.03 Rw.02 Cimahi Utara 40513

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 02 Desember 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Awal :

1. Tahun 1994-1995 : TK. AISIYAH Bandung

2. Tahun 1995-2001 : SDN. SUKARASA 3,4,5 Bandung 3. Tahun 2001-2004 : SLTP. Agkasa Lanud Husein S. Bandung 4. Tahun 2004-2007 : SMA. Angkasa Lanud Husein S. Bandung 5. Tahun 2007- sekarang : Universitas Komputer Indonesia


(1)

iv

2.3. Pengertian Sistem Informasi ……….………. 15

2.4. Metode dan Pengembangan Sistem ……….…. 16

2.4.1.Metode Pendekatan Sistem ……….. 16

2.4.2.Alat bantu Analisis ……….. 16

2.4.3.Flowmap ……….. 17

2.4.4.Diagram Konteks ……….. 17

2.4.5.Data Flow Diagram ……….. 18

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ……….. 19

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat …….. 19

3.1.2. Sejarah Singkat UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang …. 20 3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ……….. 21

3.1.4. Landasan Hukum ……….. 21

3.1.5. Bidang Kepegawaian ……….. 23

3.1.6. Sarana dan Prasarana UPPD ……….. 24

3.2. Struktur Organisasi ……….. 24

3.3. Deskripsi Kerja ……….. 25

3.4. Proses Perhitungan ……….. 29

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan …….. 30

4.1.1. Analisis Dokumen yang digunakan ……….. 30

4.1.2. Analisis Prosedur Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 31

4.1.2.1. Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 32

4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 34

4.1.2.3. Data Flow Diagram Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 34


(2)

v

4.1.3. Evaluasi Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan… 35 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………..…. 38 5.2. Saran ………... 38 DAFTAR PUSTAKA


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil A’lamin dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul : “ SISTEM

PENGELOLAAN PAJAK AIR DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN

DAERAH (UPPD) PROVINSI WILAYAH XXV SUMEDANG”.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang berkenan demi karya yang lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, perhatian, semangat dan bimbingan kepada kami :

1. Ayah dan Ibu kami yang sangat kami cintai serta kakak-kakak dan adik kami tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril, spiritual maupun material.

2. Dadang Munandar, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika.

3. Ibu Lusi Melian, selaku Dosen Wali MI-5 sekaligus Pembimbing Kerja Praktek.

4. Hj. Sri Handayani,Sip,MSi selaku Pembimbing Lapangan selama di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang.


(4)

iii

5. Seluruh Staf dan Karyawan Seluruh di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang.

6. Dosen Pengajar dan Staf Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung khususnya di Jurusan Manajemen Informatika.

7. Seluruh rekan-rekan MI-5 angkatan 2007, terima kasih atas segala informasinya dan kekompakkannya. Sukses buat semua.

8. Seluruh pihak yang memiliki andil besar dalam penulisan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini yang terlewatkan dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek kami ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan serta wawasan bagi seluruh pihak yang membutuhkannya.

Bandung, Oktober 2010


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Hena Herlina

Alamat : Jl. Cihanjuang No. 66 Rt.03 Rw.02 Cimahi Utara 40513

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 02 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Awal :

1. Tahun 1994-1995 : TK. AISIYAH Bandung

2. Tahun 1995-2001 : SDN. SUKARASA 3,4,5 Bandung 3. Tahun 2001-2004 : SLTP. Agkasa Lanud Husein S. Bandung 4. Tahun 2004-2007 : SMA. Angkasa Lanud Husein S. Bandung 5. Tahun 2007- sekarang : Universitas Komputer Indonesia