Perancangan Kampanye Sosial Dalam Memberikan Informasi Akan Dampak Negatif Pertunjukan Topeng Monyet di Persimpangan Jalan

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL DALAM MEMBERIKAN

INFORMASI AKAN DAMPAK NEGATIF PERTUNJUKAN TOPENG MONYET DI PERSIMPANGAN JALAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013/2014

Oleh:

Agung Rizky Rachmatullah 51910164

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

1. Nama Lengkap : Agung Rizky Rachmatullah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Oktober 1992

3. Domisili : JL. Asep Berlian No. 233 Bandung

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Agama : Islam

6. Telepon : 085624269635

7. E-mail : agung.rizky03@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. (2004) Lulus SDN Cicadas 21 Bandung 2. (2007) Lulus SMP Pasundan 3 Cimahi 3. (2010) Lulus SMK Pasundan 3 Bandung

4. (2010-2014) Lulus Universitas Komputer Indonesia

Kemampuan

1. Menguasai Program pengolah grafis (Adobe Photoshop, Adobe illustrator, Adobe Indesign, Corel Draw) serta program pengolah website (Adobe Dreamweaver).

2. Menguasai program-program penunjang pengeditan video ( Adobe Premiere, Ulead) serta program pembuatan animasi (Adobe After Effect , Adobe Flash, 3D’s Max).

3. Menguasai kamera untuk menunjang dalam fotografi dan videografi. 4. Menguasai program pengolah dokumen (MS. Office).


(5)

Pengalaman Pekerjaan

1. Freelancer Graphic Designer dan Motion Graphic Designer (2007-sekarang)

2. Praktik Kerja Lapangan di PT. Cakrawala Global Informatika (2009) - Division of Web Design and Animation Interactive

3. CV. Bandung Asik Tour – BATOUR (2010-2013) - Graphic Designer

- Web Developer

4. PT. Ryfes Global Asia – RYGA (2013) - Graphic Designer

- Web Developer

5. Praktik Kerja Lapangan di PT. ALMIDIA (2013) - Graphic Designer

- Editor

- Motion Graphic Designer Pengalaman Organisasi

1. OSIS – Organisasi Siswa Intra Sekolah (2007-2009) 2. Ketua OSIS SMK Pasundan 3 Bandung (2008)

3. FOKUS – Forum Komunikasi Siswa Kota Bandung (2008-2010) 4. FUNCO Comic DKV UNIKOM (2010-2013)

5. LKMM Badan Eksekutif Mahasiswa (2011-2012)

6. Ketua Himpunan Mahasiswa DKV UNIKOM (2012-2013) 7. Protokoler UNIKOM (2012-2014)


(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

ABTRACT.. ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah... 3

I.3 Fokus Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan ... 4

BAB II PERTUNJUKAN TOPENG MONYET .………5

II.1 Sejarah Topeng Monyet di Indonesia... 5

II.2 Topeng Monyet dan Budaya ... 6

II.3 Estetika Pertunjukan Topeng Monyet ... 7

II.4 Kontroversi Topeng Monyet di Persimpangan Jalan ... 9

II.5 Kampanye ... 10

II.6 Solusi Permasalahan dan Media Kampanye ... 11

II.7 Target Audiens ... 14

II.8 Dinas terkait dalam penyelenggaraan kampanye ... 15

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL …….…...17

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 17

III.1.2 Strategi Kreatif ... 19


(7)

III.1.3 Strategi Media ... 23

III.1.3.1 Media Utama... 23

III.1.3.2 Media Pendukung... 24

III.1.4 Strategi Distribusi ... 24

III.2 Konsep Visual ... 26

III.2.1 Format Desain ... 27

III.2.2 Tipografi ... 34

III.2.3 Ilustrasi ... 35

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ……….………...41

IV.1 Media Utama ………...41

IV.2 Media Pendukung ………...45

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN... 56

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... 71


(8)

54 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Halim, DK. (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta, Indonesia : PT Bumi Aksara.

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, Indonesia : ANDI.

Meinarno, Eko A., Widianto, Bambang., & Halida, Rizka. (2011). Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat: Pandangan Antropologi dan Sosiologi. Jakarta, Indonesia : Salemba Humanika.

Sachari, Agus. (2002). Sosiologi Desain. Bandung, Indonesia : ITB.

Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta, Indonesia : PT Rajagrafindo Persada.

Venus, Drs. Antar. (2009). Manajemen Kampanye. Bandung, Indonesia : Simbiosa Rekatama Media.

Media Online :

Departemen Sosial Republik Indonesia. (2014). Visi dan Misi.

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Depsos(Diakses pada 8 Juni 2014)

Jakarta Animal Aid Network. (2014, 5 Januari).Aid For Dancing Monkey. http://jakartaanimalaid/blog/?page_id=5800(Diakses pada 24


(9)

Kadek. (2012, 29 Desember).Wah, di Semarang Ada Kompetisi Topeng Monyet.

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/29/1835217/twitter.com (Diakses pada 24 April 2014)

Matsui, Kazuhisa. (2013, 16 November). Topeng Monyet.

http://indonesia-campur.blogspot.com/2013/11/topeng-monyet.html (Diakses pada 24 April 2014)

Suryana, Dede. (2013, 23 Oktober). Mengintip Sejarah Topeng Monyet.

http://jakarta.okezone.com/read/2013/10/23/500/885625/menginti p-sejarah-topeng-monyet (Diakses pada 30 Desember 2013)

Wage, Wisnu. (2013, 19 November). Alasan Kota Bandung Harus Bebas Topeng Monyet.

http://bandung.bisnis.com/read/20131119/6/458576/alasan-kota-bandung-harus-bebas-dari-topeng-monyet(Diakses pada 24 April 2014)


(10)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya untuk dapat menyelesaikan PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL DALAM MEMBERIKAN INFORMASI AKAN DAMPAK NEGATIF PERTUNJUKAN TOPENG MONYET DI PERSIMPANGAN JALAN. Banyak ilmu-ilmu yang didapat dalam proses perancangan ini, banyak informasi-informasi yang bermanfaat dapat diperoleh dari adanya proses perancangan, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Fenomena yang terjadi ditengah masyarakat menjadi sebuah landasan untuk membuat sebuah perancangan. Masalah yang terjadi dimana topeng monyet menjadi sebuah fenomena yang hadir di masyarakat. Fenomena itu terjadi ketika pertunjukan topeng monyet menggelar pertunjukan di tempat yang bukan semestinya.

Semoga apa yang dibuat ini menjadi sesuatu yang bermanfaat walaupun dalam pembuatan laporan perancangan ini masih ditemukan banyak kekurangan. Maka dari itu, sebuah kritikan serta saran menjadi hal yang penting untuk memperbaiki agar kedepannya menjadi lebih baik.

Bandung, 13 Agustus 2014

Agung Rizky Rachmatullah


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Topeng monyet merupakan sebuah fenomena yang terjadi dikeseharian masyarakat kota, khususnya kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta. Tidak banyak buku dan literatur yang membahas sejarah serta perkembangan pertunjukan topeng monyet. Dalam sejarahnya topeng monyet merupakan sebuah seni pertunjukan yang melibatkan monyet dalam setiap penampilannya untuk menghibur masyarakat dimasa kolonial Belanda pada tahun 1890-an. Pertunjukan topeng monyet ini digelar dari satu tempat ke tempat yang lain. Seiring berjalannya waktu topeng monyet ini menjadi sebuah budaya dan tradisi yang hadir ditengah masyarakat, khususnya kota-kota besar, menjadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan sebagai sebuah hiburan murah dengan kelucuan monyet yang dapat melakukan atraksi dan menirukan gerakan manusia.

Dewasa ini topeng monyet banyak diperbincangkan, dari adanya anggapan bahwa topeng monyet merupakan sebuah eksploitasi menurut berbagai LSM seperti JAAN (Jakarta Animal Aid Network), Profauna dan masih banyak lagi. Adapun masyarakat yang merasa terganggu oleh pertunjukan topeng monyet ini karena pagelaran topeng monyet kini hadir di persimpangan jalan, itu sangat berbahaya karena dapat membahayakan pawang monyet dan monyetnya karena banyaknya kendaraan dijalan.

Maka dari itu banyak opini negatif tentang topeng monyet dari isu sebuah eksploitasi yang dimana adanya sebuah kekerasan dalam melatihnya, pertunjukan yang digelar dipersimpangan jalan yang bisa membahayakan, serta mengganggu ketertiban umum. Selain hal-hal yang telah diurai diatas, dari hasil survei serta wawancara yang telah penulis lakukan pada masyarakat, topeng monyet sudah tidak nyaman lagi dinikmati masyarakat sebagai hiburan yang menyenangkan, sebab banyak faktor-faktor yang membuat seperti itu, seperti estetika pertunjukan yang dimana pada tradisi dan sejarahnya topeng monyet ini hadir dari satu pemukiman ke pemukiman lain, digelar di halaman rumah sehingga masyarakat


(12)

2 bisa menyaksikannya khususnya anak-anak, sangat bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi saat ini dimana pertunjukan topeng monyet digelar di persimpangan jalan lampu lalu lintas.

Berbagai fenomena topeng monyet hadir ditengah masyarakat dimana adanya opini dari berbagai LSM lingkungan dan pencinta hewan bahwa topeng monyet merupakan sebuah eksploitasi serta pertunjukan topeng monyet yang digelar di persimpangan jalan menjadi sebuah fenomena yang cukup banyak juga di kota-kota besar di Indonesia. Dampak negatifnya ialah mengabaikan keselamatan pawang dan monyetnya serta pagelaran tersebut mengganggu pengendara di jalan. Motif dari pertunjukan topeng monyet yang ada dipersimpangan jalan ialah motif ekonomi, bagaimana caranya topeng monyet ini dapat menghasilkan uang lebih banyak ketika pertunjukan ini digelar dipersimpangan jalan. Dengan kata lain pertunjukan topeng monyet ialah sebuah tindakan mengamen dijalan.

Dengan adanya fenomena topeng monyet seperti itu muncul berbagai opini hadir ditengah masyarakat. Dari adanya sebuah eksploitasi sampai dengan mengganggu ketertiban umum. Maka dari itu harus ada sebuah upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Bukan menghapuskan sebuah pertunjukan topeng monyet, namun ditertibkan serta dikelolanya pertunjukan topeng monyet agar pertunjukan ini tidak merugikan aspek-aspek tertentu dan eksistensi hiburan topeng monyet terus ada serta dapat dilestarikan sebagai sebuah budaya.


(13)

I. 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan merusak keindahan kota dan mengganggu ketertiban umum.

2. Adanya opini dari beberapa LSM bahwa topeng monyet merupakan sebuah eksploitasi.

I.3. Fokus Masalah

Bagaimana agar pertunjukan topeng monyet tidak digelar lagi dipersimpangan jalan yang dapat mengganggu ketertiban umum ?

1.4. Batasan Masalah

Permasalahan ini ada dalam batasan masalah yang difokuskan dalam beberapa hal antara lain :

1. Ruang lingkup masalah mengenai topeng monyet berada di Kota Bandung, karena di kota Bandung fenomena topeng monyet marak terjadi.

2. Pertunjukan topeng monyet yang digelar dipersimpangan jalan yang mengganggu ketertiban umum.

I.5. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan yang akan dibuat, untuk bisa menjadi salah satu media informasi yang memberikan pemahaman kepada para pelaku topeng monyet dalam menggelar pertunjukannya. Jangan sampai pertunjukan topeng monyet ini melanggar aspek-aspek tertentu seperti ketertiban umum dan lain sebagainya.


(14)

4 I.6. Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari perancangan ini, antara lain :

1. Menjadi sebuah media informasi kepada para pelaku pertunjukan topeng monyet agar dapat bijak dalam menggelar pertunjukannya. 2. Memberikan pemahaman dimana pertunjukan topeng monyet pantas

digelar.

3. Untuk keilmuan Desain Komunikasi Visual, dapat menjadi media penyaluran ide, gagasan serta kreatifitas berupa visualisasi dalam memberikan solusi sebuah permasalahan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.


(15)

BAB II

PERTUNJUKAN TOPENG MONYET

II.1 Sejarah Topeng Monyet di Indonesia

Selama ini tidak banyak literatur buku yang membahas sejarah dari pertunjukan Topeng Monyet, namun ada beberapa buku yang membahas singkat tentang pertunjukan topeng monyet. Adapun pada jaman Hindia Belanda, (dikutip dari okezone.com, 2013) bahwa menurut Matthew Isaac Cohen Atraksi monyet dan anjing merupakan sebuah perkembangan seni pertunjukan komersial di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19.

Gambar II.1.1 Foto Karya Charles Brejier diambil dari koleksi foto Tropenmuseum Amsterdam

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2013/10/23/500/885625/mengintip-sejarah-topeng-monyet (Diakses pada 30 Desember 2013)

Kemudian (dikutip dari okezone.com, 2013) Prof. Peter J.M Nas, dalam bukunya yang berjudul : The Indonesian Town Revisited, yang didalam buku tersebut menulis sebuah catatan kaki yang menjelaskan tentang istilah topeng monyet. Didalam catatan tersebut mengatakan “Pertunjukan yang menampilkan monyet dan anjing telah direproduksi di Indonesia. Di Jakarta dikenal dengan


(16)

6 nama “Topeng Monyet” sementara itu di Jawa disebut “Ledhek Khetek”, menurut Prof. Peter J. M Nas (seperti dikutip okezone.com, 2013) topeng monyet ialah sebuah miniatur sirkus dan merupakan sebuah hiburan mengamen yang umum digelar disebuah pasar, pemukiman pedesaan maupun perkotaan diseluruh Wilayah Barat Indonesia pada awal tahun 1890-an.

Tulisan dari catatan kaki yang Prof. Peter J. M Nas tulis cocok dengan dokumentasi yang dilakukan Charles Brejier. Charles Brejier (seperti dikutip okezone.com, 2013) merupakan seorang anggota dari de Ondergedoken Camera atau juru foto Amsterdam yang bekerja di Indonesia pada tahun 1947 sampai dengan 1953. Pertunjukan topeng monyet sangat disukai oleh anak-anak pribumi maupun dari anak-anak yang berasal dari bangsawan kolonial Belanda dan Eropa, atraksi topeng monyet ini bertahan terus hingga era 70-an. Seiring berjalannya waktu, pertunjukan topeng monyet ini berkembang pesat di Jawa Barat serta Jawa timur. Namun menurut sebuah penelitian budaya, pertunjukan topeng monyet ini jarang ditemukan diluar dari pulau jawa.

Pertunjukan topeng monyet dapat pula dijumpai di India, Pakistan, Thailand, Vietnam, China, Korea bahkan Jepang. Di Jepang topeng monyet sudah dikenal sejak abad ke-12 pada zaman Kamakura. Zaman Kamakura ialah zaman dimana dimulainya adanya sistem pemerintahan feodal di Jepang. Topeng monyet di Jepang berfungsi sebagai seni syukuran atau seni sumbayan ketika tahun baru.

II.2 Topeng Monyet dan Budaya

Dalam perkembangannya topeng monyet di Indonesia menjadi sebuah budaya yang diwariskan oleh era kolonial Belanda yang dimana pertunjukan ini umum digelar untuk menghibur para pribumi dan bangsawan Belanda maupun Eropa. Seiring berjalannya waktu topeng monyet menjadi sebuah hiburan yang murah, sebagai miniatur sirkus yang digemari masyarakat.

Topeng monyet menjadi budaya karena adanya kebiasaan melakukan pertunjukan dan terus berkembang menjadi warisan dari generasi ke generasi hingga sampai saat ini dapat dikenal sebagai pertunjukan topeng monyet. Hadir


(17)

ditengah masyarakat menjadi budaya yang tidak bisa dipisahkan dalam bermasyarakat. Definisi dari budaya itu sendiri dalam ilmu antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat 1990:180). Dalam perjalanan topeng monyet ada hal-hal yang terus dipertahankan, yaitu interaksi langsung antara monyet dan penonton. Itu menjadi sesuatu yang menarik, menjadikan poin penting dalam pertunjukan dan menambah keseruan bagi penonton.

II. 3 Estetika Pertunjukan Topeng Monyet

Topeng monyet merupakan sebuah pertunjukan komersial sama seperti sirkus, namun bedanya adalah dalam skala pertunjukan yang dimana sirkus mempunyai skala pertunjukan yang lebih besar dan lebih beragam atraksi yang ditampilkannya, berbeda dengan topeng monyet yang hadir dari sebuah kesederhanaan. Topeng monyet menunjukan pertunjukannya dengan sederhana, alunan musik yang khas pengantar monyet untuk bermain, dan monyet pun mulai melakukan gerakan gerakan yang menghibur. Dalam pertunjukannya monyet menampilkan beberapa peran untuk dimainkan.

Gambar II.3.1 Foto Pertunjukan Topeng Monyet di persimpangan Jalan Kota Bandung Sumber : Dokumentasi Pribadi

Estetika sebuah pertunjukan topeng monyet harus dapat dinikmati dan menghibur, karena itu adalah fungsi utama dalam sebuah pertunjukan, walaupun sebenarnya dalam pertunjukan tersebut ada fungsi pemenuhan kebutuhan


(18)

8 ekonomi. Adanya sebuah kebutuhan ekonomi sebagai alasan pertunjukan ini, namun dari segi kualitas pertunjukan nilai-nilai estetik harus diperhatikan. Ini yang terjadi dewasa ini, nilai-nilai estetika pertunjukan topeng monyet ini yang hilang, alasan pertunjukan hanya sebatas fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomi, nilai-nilai estetika diabaikan padahal estetika dalam pertunjukan topeng monyet adalah sesuatu yang penting walaupun itu sangat sederhana, seperti pertunjukan memainkan beberapa peran menjadi polisi, tentara, pembalap dan lainnya. Ini yang hilang dari pertunjukan topeng monyet dewasa ini.

Gambar II.3.2 Foto Pertunjukan Topeng Monyet di persimpangan Jalan Kota Bandung Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar yang ditampilkan adalah salah satu potret pertunjukan topeng monyet yang digarap secara asal-asalan. Tidak ada unsur sesuatu yang menghibur, nilai estetika dalam pertunjukannya hilang hanya mementingkan kebutuhan ekonomi dalam menggelar pertunjukannya. Tidak ada musik pengiring serta peran yang dimainkan oleh monyet, apalagi pawang monyet yang masih dibawah umur, menjadi sebuah ironi dan menjadi nilai negatif dimata masyarakat. Ada beberapa titik pertunjukan topeng monyet yang digelar di persimpangan jalan lampu lalu lintas di Kota Bandung, antara lain :

1. Lampu lalu lintas Dago Cikapayang

2. Lampu lalu lintas Sukajadi


(19)

4. Lampu lalu lintas Kiaracondong

5. Lampu lalu lintas Cihampelas

6. Lampu lalu lintas Sudirman

7. Lampu lalu lintas Tegalega

8. Lampu lalu lintas Laswi

9. Lampu lalu lintas Riau

10. Lampu lalu lintas Gatot Subroto

II. 4 Kontroversi Topeng Monyet di Persimpangan Jalan

Topeng monyet menjadi sebuah fenomena bagi kehidupan sosial masyarakat di kota Bandung. Berbagai masalah muncul dari pertunjukan topeng monyet ini, dari isu eksploitasi hingga ketertiban umum. Memang terlihat sebuah eksploitasi ketika monyet melakukan gerakan atraksi. Namun apa bedanya dengan sirkus hewan yang sama-sama dituntut untuk melakukan atraksi yang bahkan lebih berbahaya?, ini yang harus dipecahkan. Banyak pihak yang mendukung akan diberhentikannya pertunjukan topeng monyet. Namun itu bukanlah solusi karena topeng monyet mempunyai rekam jejak di Indonesia yang menjadi sebuah budaya dan tradisi di Indonesia. Berbeda dengan halnya pertunjukan topeng monyet yang digelar di persimpangan jalan. Setuju bila pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan untuk ditertibkan ataupun diberhentikan karena mengganggu pengendara jalan untuk melakukan aktifitas, dan itu menjadi sebuah nilai negatif terhadap pertunjukan ini. Namun solusinya bukan diberhentikan tapi diberi ruang untuk melakukan pertunjukan agar dapat dinikmati seutuhnya. Pertunjukan topeng monyet ini bukan hanya mementingkan urusan ekonomi semata, namun nilai-nilai positif dan estetikanya yang harus dihadirkan kembali sehingga menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi masyarakat.

Ketika topeng monyet hadir dipersimpangan jalan itu menjadi sebuah kontroversi dimana pertunjukan tersebut menjadi sesuatu hal yang mengganggu ketertiban umum. Pertunjukan topeng monyet dalam peraturan daerah kota


(20)

10 Bandung termasuk kegiatan mengamen. Maka dari itu adapun peraturan daerah yang mengaturnya, yakni : “Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 tentang penyelengaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3), yaitu [ Mengamen, mencari upah jasa dari pengelapan mobil di simpang jalan, lampu merah. Didenda Rp. 250.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) ]”.

II. 5 Kampanye

Kampanye merupakan sebuah rangkaian komunikasi untuk merubah suatu pandangan tertentu. Menurut Rogers dan Storey (Seperti dikutip Venus, 2009) mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Pada definisi ini maka ada empat hal yang harus ada dalam sebuah aktivitas kampanye, yakni tindakan kampanye yang ditunjukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, serta melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.

Venus (2009) menjelaskan “Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai” (h.10). Maka dari itu secara inheren ada sebuah keterikatan antara sebuah motivasi dan tujuan kampanye.

Dalam sebuah kampanye, pesan yang ingin disampaikan haruslah persuasi. Peterson dan Burnett mendefinisikan (seperti dikutip Venus, 2009) persuasi sebagai “Tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan mengadopsi pandangan komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu”. Pada dasarnya sebuah kampanye akan menyampaikan pesan-pesan kepada khayalak. Pesan-pesan-pesan tersebut bisa berbentuk apapun, mulai dari sebuah poster, spanduk, baliho, pidato, iklan hingga selebaran. Bentuk dari pesan-pesan dalam kampanye selalu menggunakan simbol-simbol, baik secara verbal ataupun nonverbal untuk memancing respon dari khalayak.


(21)

II. 6 Solusi Permasalahan dan Media Kampanye

Permasalahan yang terjadi mengenai topeng monyet ini menjadi sesuatu yang cukup kompleks. Dimana harus ada penyelesaian yang sebisa mungkin tidak ada satu pun pihak yang dirugikan. Solusi dari permasalahan yang terkait pertunjukan topeng monyet yang berada di persimpangan jalan ini ialah harus ada sebuah upaya untuk memberikan informasi serta himbauan kepada pawang monyet bahwasannya pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan ialah suatu tindakan yang negatif karena mengganggu ketertiban umum serta berbahaya bagi keselamatan monyet serta pawang monyetnya. Maka dari itu kampanye sosial ialah sebuah media untuk memberikan informasi-informasi tersebut. Namun, dalam perancangan ini tidak hanya saja memberikan informasi, tetapi memberikan ruang bagi para pelaku topeng monyet untuk menggelar pertunjukan ditempat yang sesuai dan tidak mengganggu ketertiban umum.

Seperti yang telah diuraikan bahwa solusi dari permasalahan ini ialah sebuah kampanye sosial. Kampanye sosial ini memiliki tujuan, yakni :

1. Memberikan himbauan kepada pawang topeng monyet untuk tidak menggelar pertunjukan di persimpangan jalan.

2. Memberikan informasi akan dampak negatif dari pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan.

3. Memberikan pemahaman kepada pawang topeng monyet bahwa pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan ialah suatu tindakan yang melanggar.

4. Memberikan ruang atau tempat alternatif bagi pawang monyet dalam menggelar pertunjukannya.

Dalam perancangan kampanye ini dibutuhkan media-media untuk mendistribusikan informasi yang akan disampaikan, antara lain :


(22)

12 1. Booklet

Dalam sebuah kampanye booklet bisa menjadi sebuah media informasi yang detail, dimana didalam booklet tersebut berisi semua informasi tentang pertunjukan topeng monyet. Definisi dari bookletitu sendiri merupakan media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak dengan bentuk cetakan buku berukuran kecil dan tipis.

2. Poster

Poster menjadi bagian penting dalam penyebaran, pendistribusian informasi kampanye yang ditunjukan pada target audiens agar tujuan dari kampanye tersebut dapat tercapai. Dalam definisinya Poster merupakan sebuah karya desain grafis yang mempunyai komposisi-komposisi visual seperti illustrasi dan tipografi yang didalamnya terdapat informasi yang bersifat persuasif. Didalam poster informasi yang disampaikan harus singkat, padat serta harus menarik perhatian agar informasi yang disampaikan dapat tersampaikan kepada khalayak. Pada umumnya poster ditempel pada dinding ataupun permukaan lain yang berada di tempat umum sehingga mudah dilihat oleh khalayak. Sebuah poster itu pada dasarnya sangat berguna untuk komersial dalam mengiklankan suatu produk, kegiatan pendidikan, entertainment, maupun event tertentu, serta bisa juga sebagai alat propaganda (Ensiklopedia Encarta – 2012). Dalam pembuatan sebuah poster ada prinsip-prinsip yang harus ditekankan, yakni :

 Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan prinsip yang harus ada dalam sebuah poster. Keseimbangan dapat berupa warna, ukuran maupun bentuk sehingga menghasilkan poster dengan komposisi yang baik.


(23)

 Alur Baca (Movement)

Poster harus memiliki alur baca yang bertujuan untuk memudahkan khalayak untuk membaca ataupun melihat informasi yang ada dalam poster.

 Penekanan (Emphasis)

Dalam sebuah poster harus ada salah satu bagian atau elemen grafis yang menonjol seperti ilustrasi ataupun judul poster sehingga khalayak dapat memahami isi yang disampaikan oleh poster.  Kesatuan (Unity)

Kesatuan didalam poster berfungsi untuk mengkelompokan informasi yang ingin disampaikan dengan grafis pendukung, seperti warna, latar dan sebagainya.

 Kesan (Specific Appeal)

Poster dirancang untuk keperluan tertentu berdasarkan suatu tema, maka akan menciptakan sebuah kesan yang selarah dengan informasi yang ingin disampaikan.

3. Spanduk

Spanduk menjadi salah satu alternatif media dalam sebuah kampanye. Spanduk ialah sebuah media informasi yang dapat digunakan untuk keperluan promosi suatu produk ataupun event. Spanduk sendiri pada umumnya tersebar ditempat umum dengan ukuran yang cukup besar, untuk memudahkan penyampaian informasi kepada masyarakat.

4. Stiker

Stiker menjadi media dalam sebuah kampanye untuk mengingatkan adanya kampanye yang sedang berlangsung. Kusrianto (2009) menjelaskan “Stiker merupakan bahan promosi yang paling


(24)

14 banyak dan sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produknya karena sifatnya yang sangat fleksibel”.

5. Kaos/T-shirt

Kaos/T-shirt menjadi media pendukung dalam kampanye pertunjukan topeng monyet ini, sama seperti fungsi dari stiker dimana mengingatkan adanya kampanye yang sedang berlangsung.

6. Event

Dalam kampanye pertunjukan topeng monyet ini, event pertunjukan topeng monyet menjadi media dimana dengan adanya eventini memberikan ruang bagi para pelaku topeng monyet ini untuk melakukan pertunjukan yang digarap secara menarik. Di Event ini pertunjukan topeng monyet harus memperhatikan beberapa hal seperti cara memperlakukan monyet dalam pertunjukan, gerakan atraksi yang menghibur, serta musik pengiring yang memeriahkan pertunjukan topeng monyet ini. Diharapkan dengan adanya event ini pertunjukan topeng monyet dapat menjadi tontonan yang menarik masyarakat. Definisi event sendiri menurut Any Noor (2009:7) adalah sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.

II. 7 Target Audiens

Pawang monyet adalah target audiens dari kampanye ini, sebab para pelaku pertunjukan topeng monyet ini yang menggelar pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan.


(25)

 Demografis

Secara demografis para pawang monyet berada dalam usia yang produktif yaitu pada umur 17-40 tahun. Aspek kehidupan sosial para pelaku topeng monyet hidup dalam keadaan yang sederhana bahkan kekurangan. Karena penghasilan dari melakukan pertunjukan topeng monyet ini jauh dari kata berkecukupan. Dari tingkat pendidikan para pawang topeng monyet umumnya pendidikan terakhir ialah jenjang SD, adapun yang sampai jenjang SMP. Karena latar belakang pendidikan yang seperti itu, untuk mencari pekerjaan sangat sulit. Maka dari itu menggelar pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan menjadi mata pencaharian utama.

 Psikogafis

Dengan latar belakang sosial maupun pendidikan yang tidak layak, secara personal mereka orang-orang yang tidak bisa berkomunikasi secara baik, serta suka berkelompok.

 Geografis

Secara geografis, target audiens berada di kota Bandung. Dalam menggelar pertunjukan topeng monyet, target audiens memanfaatkan persimpangan jalan.

II. 8 Dinas Terkait terselenggaranya Kampanye

Untuk terselenggaranya kampanye sosial ini, maka turut bekerjasama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia, agar pada penyelenggaraan kampanye mendapat dukungan kuat dari pemerintah. Dengan adanya lembaga terkait diharapkan menjadikan kampanye ini dikenali juga oleh masyarakat untuk menghindari ketidakjelasan akan kampanye yang sedang berlangsung.


(26)

16 Gambar II. 8. 1 Logo Kementrian Sosial Republik Indonesia

Sumber : Kemensos.go.id (diakses 1 Juni 2014)

Tugas pokok Kementrian Sosial ialah melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang kesejahteraan sosial sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Kementrian Sosial memilik fungsi, yakni :

 Melakukan perumusan, perencanaan kebijaksanaan teknis di bidang sosial sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden.

 Melakukan penyusunan program kerja tahunan kementrian sosial.

 Menyelenggarakan kegiatan dibidang kesejahteraan sosial masyarakat.


(27)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III. 1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan adalah hal yang penting karena untuk mencapai sebuah tujuan perlu adanya sebuah strategi agar perancangan dapat tepat sasaran. Dalam perancangan. permasalahan yang telah diurai di BAB II, media perancangan ialah sebuah kampanye sosial kepada pawang topeng monyet untuk tidak melakukan pagelaran pertunjukan dipersimpangan jalan. Gagasan-gagasan yang dibangun harus dapat menerjemahkan fenomena yang terjadi dan mampu memberikan informasi yang tepat.

III. 1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi diperlukan agar secara penyampaian gagasan serta informasi dalam sebuah kampanye dapat mudah dimengerti dan diterima oleh target audiens. Pendekatan komunikasi yang digunakan memiliki tujuan yang persuasi untuk membujuk, mempengaruhi, mengubah perilaku target audiens. Serta memberikan informasi apa yang menjadi hal negatif dari pertunjukan topeng monyet ini dengan bahasa verbal serta bahasa visual, diharapkan dapat memberikan pengaruh kepada target audiens.

 Visual

Secara visual yang akan didesain dengan sebuah ilustrasi yang menampilkan pagelaran pertunjukan topeng monyet. Ilustrasi yang digunakan sendiri ialah dengan visual-visual gaya flat desain serta referensi karakter dari serial animasi Adventure Time. Selain visual yang digunakan adalah sebuah ilustrasi, ada juga headline dan subheadline yang berupa teks untuk melengkapi ilustrasi yang ditampilkan.


(28)

18  Verbal

Pendekatan yang digunakan secara verbal dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan juga persuasif karena target audiens dari kalangan masyarakat bawah. Adapun gagasan yang akan ditampilkan dalam kampanye tersebut, meliputi :

1. Gagasan utama

Ada 2 gagasan dalam perancangan kampanye ini, yakni :

a. Gagasan pertama ialah memberikan himbauan ataupun larangan untuk tidak menggelar pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan. Serta sebuah informasi akan apa dampak negatif apabila menggelar pertunjukan di persimpangan jalan.

b. Gagasan kedua ialah memberikan tempat ataupun ruang untuk menggelar pertunjukan topeng monyet ditempat tertentu yang tidak mengganggu ketertiban umum dan dapat menghibur masyarakat. Ruang untuk menggelar pertunjukan topeng monyet itu sendiri itu ialah sebuah event festival pertunjukan topeng monyet. Diharapkan event ini ialah sebagai pengganti tempat menggelar pertunjukan topeng monyet bagi para pelaku topeng monyet.

2. Kata kunci

Penggunaan kata kunci dalam perancangan kampanye ini adalah “Lampu Lalu Lintas dan Bermain Topeng Monyet”.

3. Tagline

Tagline yang digunakan ialah “ Kawasan Lampu Lalu Lintas bukan tempatnya bermain Topeng Monyet”dan “STOP, Pertunjukan Topeng Monyet dikawasan Lalu Lintas”.


(29)

III. 1.2 Strategi Kreatif

Untuk Mencapai suatu tujuan, maka dibutuhkan sebuah strategi, sehingga mendapat perhatian, menumbuhkan minat, keingintahuan sampai dengan tindakan nyata. Strategi kreatif yang digunakan dalam perancangan kampanye ini ialah sebuah event, dimana event ini sebagai ruang para pelaku topeng monyet untuk melakukan pertunjukan ditempat yang sesuai dan tidak mengganggu ketertiban umum. Event yang akan diadakan ialah sebuah festival pertunjukan topeng monyet yang dimana pawang monyet dituntut untuk mempunyai kreatifitas dalam menggelar pertunjukannya. Maka di akhir event akan ada sebuah reward(penghargaan atau hadiah) bagi penampilan yang terbaik. Adapun rangkaian eventyang berlangsung, yakni :

a. Pra Event

Sebelum event berlangsung, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dimana tahapan tersebut menjadi tujuan diadakannya sebuah perancangan ini, yakni memberikan sebuah himbauan serta informasi untuk para pelaku topeng monyet agar tidak menggelar pertunjukannya dipersimpangan jalan. Dalam tahap ini juga diberikan informasi mengenai event yang akan berlangsung yang dimana event ini bertujuan untuk memberikan ruang menggelar pertunjukan topeng monyet yang tidak melanggar aturan dan merugikan berbagai hal. Serta bertujuan agar eksistensi pertunjukan topeng monyet terus ada.

b. Event

Didalam event akan ditampilkan berbagai pertunjukan topeng monyet yang ditunjukan oleh para pawang topeng monyet. Diharapkan dalam event para pawang topeng monyet dapat menampilkan kreatifitasnya ketika monyet dapat beratraksi. Event ini akan berlangsung di Kebun Binatang Bandung. Tempat ini dipilih karena Kebun Binatang adalah salah satu tempat yang ramai pengunjung.


(30)

20 c. PascaEvent

Setelah event ini berlangsung, penampilan pertunjukan topeng monyet terbaik akan diberikan hadiah. Hadiah diberikan untuk memotivasi para pawang topeng monyet lain untuk menampilkan kreatifitasnya dalam melakukan atraksi yang lebih menghibur.

III.1.2.1 Mekanisme Penyelenggaraan Event 1. Dasar penyelenggaraan Event

Event yang diselenggarakan merupakan bagian dari rangkaian kampanye sosial yang dirancang untuk para pelaku topeng monyet. Tujuan dari event ini ialah memberikan tempat untuk para pelaku topeng monyet dalam menggelar pertunjukannya.

2. Nama Event

Eventini bernama “Festival Pertunjukan Topeng Monyet”.

3. Waktu dan Tempat

- Event ini mulai diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2014 setiap hari jumat, sabtu dan minggu, dimulai pada pukul 09.00 WIB.

- Event diselenggarakan di Kebun Binatang Bandung yang beralamat JL. Kebun Binatang No.6 Bandung. Kebun binatang dipilih sebagai tempat event ini berlangsung karena kebun binatang ialah salah satu tempat yang selalu ramai pengunjung. Pengunjung selain dapat melihat beranekaragam binatang yang ada, disuguhkan pula pertunjukan topeng monyet sebagai hiburan tambahan.


(31)

4. Bentuk Kegiatan

Sebuah pertunjukan yang digelar untuk menghibur para pengunjung kebun binatang serta ajang para pawang topeng monyet dalam menampilkan kreatifitasnya beratraksi karena di akhir eventakan ada hadiah bagi penampilan terbaik.

5. Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan eventini, yakni :

- Memberikan tempat untuk para pelaku topeng monyet dalam menggelar pertunjukannya.

- Penyaluran kreatifitas para pawang topeng monyet dalam menampilkan atraksi.

- Hiburan tambahan bagi para pengunjung kebun binatang.

6. Maksud

Maksud dari penyelenggaraan eventini, yakni :

- Sebagai sebuah solusi yang ditawarkan dari perancangan kampanye sosial, dimana para pelaku topeng monyet yang menggelar pertunjukan dipersimpangan jalan dapat berpindah ketempat yang telah disediakan dinas sosial yaitu sebuah event pertunjukan topeng monyet yang berlokasi di Kebun Binatang Bandung.

- Agar pertunjukan topeng monyet menjadi salah satu pertunjukan yang menghibur bagi masyarakat.

- Untuk menjaga tradisi dan eksistensi pertunjukan topeng monyet ini agar selalu ada.


(32)

22 7. Gambaran pelaksanaanEvent

Eventyang berlangsung akan melalui beberapa mekanisme, antara lain :

a. Mekanisme pendaftaran untuk mengikuti Event

1. Petugas Dinas Sosial kota Bandung mendatangi 10 titik persimpangan jalan yang menjadi pusat kegiatan pertunjukan topeng monyet di kota Bandung. Tindakan yang dilakukan, yakni :

- Mendata pawang topeng monyet.

- Memberikan informasi terkait kampanye yang sedang berlangsung.

- Memberikan anjuran untuk mengikuti event yang diselenggarakan.

- Pendaftaran event dilakukan pada saat petugas datang ke 10 titik persimpangan jalan atau dengan cara mendaftar ke Dinas Sosial kota Bandung yang beralamat JL. Sindang Sirna no. 40 Bandung.

2. Setelah mendata para pawang topeng monyet akan mendapatkan informasi jadwal pertunjukan melalui telepon.

3. Catatan, para pawang topeng monyet yang belum mendapatkan jadwal pentas dianjurkan untuk menggelar petunjukan ditempat lain kecuali persimpangan jalan.

b. Mekanisme Event

1. Event dilakukan setiap hari jumat, sabtu dan minggu, dimulai pada pukul 09.00 Wib

2. Event berlangsung di arena pentas Kebun Binatang Bandung.


(33)

3. Pertunjukan topeng monyet berlangsung setiap 2 Jam sekali.

4. Pawang monyet dituntut untuk menampilkan kreatifitasnya dalam beratraksi.

5. Para pengunjung dapat memberikan uang saweran pada pertunjukan topeng monyet.

6. Setiap diakhir eventakan diberikan rewardatau hadiah bagi penampilan terbaik.

7. Para pawang topeng monyet akan mendapatkan upah setiap menggelar pertunjukan di eventtersebut.

III. 1.3 Strategi Media

Dalam perancangan ini harus ada sebuah media untuk menyampaikan informasi ataupun pesan pada target audiens. Lalu dalam strategi media ini, harus ada sebuah identitas kampanye seperti logo untuk selalu mengingatkan akan adanya kampanye ini. Untuk menunjang keberhasilan kampanye ini, maka dibuat beberapa media yang digunakan untuk menerjemahkan apa yang ingin disampaikan, antara lain :

III.1.3.1 Media Utama Booklet

Booklet menjadi media utama dalam perancangan ini. Didalam booklet ini terdapat himbauan serta informasi tentang aturan yang berlaku dimana pertunjukan topeng monyet tidak boleh digelar dipersimpangan jalan. Didalam booklet ini juga dijelaskan adanya event yang akan berlangsung. Booklet ini dibagikan secara gratis kepada target audiens.


(34)

24 III.1.3.2 Media Pendukung

 Poster dan Flyer

Poster dan Flyer menjadi media pendukung dalam kampanye ini. Poster merupakan media informasi yang mudah untuk dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat, serta dalam penyebarannya sangat fleksibel dan cepat menyebar luas kepada masyarakat. Fungsi dari flyer hampir sama dengan poster, dengan ukuran yang kecil mampu memberikan informasi seputar kampanye pada masyarakat.

 Stiker

Stiker menjadi media pendukung kampanye untuk mengingatkan adanya kampanye yang sedang berlangsung.

 Spanduk

Spanduk menjadi media pendukung dalam kampanye. Spanduk diharapkan dapat menjadi media informasi untuk untuk target audiens. Spanduk sendiri pada umumnya ditempatkan di tempat-tempat tertentu dimana target audiens melakukan kegiatan.

 Kaos/T-shirt

T-shirt sendiri dapat menjadi media pendukung untuk mengingatkan akan adanya kampanye ini.

III. 1. 4 Strategi Distribusi

Pendistribusian kampanye dilakukan agar media kampanye dapat terjangkau oleh target audiens, sehingga informasi dapat tersampaikan. Adapun cara untuk mendistribusikan informasi kampanye dengan cara mempublikasikan media-media kampanye dititik-titik tertentu di Kota Bandung dimana pertunjukan topeng monyet ini berlangsung. Ada 10 titik di Kota Bandung, yakni :


(35)

1. Lampu lalu lintas Dago Cikapayang 2. Lampu lalu lintas Sukajadi

3. Lampu lalu lintas dekat Balubur 4. Lampu lalu lintas Kiaracondong 5. Lampu lalu lintas Cihampelas 6. Lampu lalu lintas Sudirman 7. Lampu lalu lintas Tegalega 8. Lampu lalu lintas Laswi 9. Lampu lalu lintas Riau

10. Lampu lalu lintas Gatot Subroto

Dalam mendistribusikan kampanye menggunakan pendekatan-pendekatan yang baik dan membimbing, agar tercipta rasa nyaman bagi target audiens, sehingga target audiens akan dapat dengan mudah dalam menangkap informasi yang disampaikan lewat kampanye ini. Pendistribusian kampanye dilakukan dengan cara mendekati langsung target audiens lalu media di distribusikan pada target audiens.

Kampanye ini akan berlangsung selama satu tahun dengan target keberhasilan yang diharapkan dapat merubah perilaku para pelaku topeng monyet dalam menggelar pertunjukannya, serta mampu mengkoordinir para pelaku topeng monyet untuk berpindah tempat dari persimpangan jalan ke tempat yang telah disediakan oleh dinas sosial kota Bandung yaitu Event Festival Topeng Monyet yang digelar di Kebun Binatang Bandung. Apabila kampanye ini dianggap kurang berhasil maka kedepannya akan ada pembaharuan konsep untuk meningkatkan keberhasilan kampanye yang dilakukan selanjutnya.

Kampanye dimulai dari bulan September 2013 sampai dengan Agustus 2014. Dalam rentang waktu satu tahun tersebut, pendistribusian media kampanye dilakukan secara bertahap.


(36)

26 Gambar III.1.4.1 Tabel Pendistribusian

Bulan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Booklet

Poster

Stiker

Spanduk

Event

III. 2 Konsep Visual

Ada beberapa macam konsep visual yang digunakan dalam kampanye ini. Konsep visual yang pertama berupa ilustrasi pagelaran topeng monyet, yang menggunakan gaya visual dengan referensi flat desain. Flat desain dipilih agar visual yang ditampilkan secara sederhana, sehingga diharapkan target audiens bisa dengan mudah memahami apa yang disampaikan. Jenis flat desain ini digunakan untuk media utama bookletdan poster himbauan.


(37)

Konsep visual yang kedua menggunakan referensi dari serial kartun Adventure Time. Visual ini menggambarkan kecerian dalam pertunjukan topeng monyet. Konsep visual ini digunakan untuk sosialisasi informasi akan adanya eventpertunjukan topeng monyet.

Gambar III.2.2 Referensi Visual Serial Kartun Adventure Time

Sumber :

http://illikeswhatilikes.wordpress.com/2013/09/29/list-o-the-week-top-20-episodes-of-adventure-time/(Diakses 10 Mei 2013)

Gambar III.2.3 Visualisasi pertunjukan topeng monyet pada event

III. 2.1 Format Desain

Berikut format yang akan digunakan dalam pembuatan konten kampanye dalam berbagai media, antara lain :


(38)

28 20 cm

13 cm 1. Booklet

Bookletmenggunakan kertas jenis artpaper210 gram, dengan ukuran ( 20 cm x 13 cm).

Gambar III.2.1.1 Format Booklet

2. Poster

Dalam perancangan kampanye ini ada beberapa jenis poster, antara lain :

a. Poster Himbauan untuk tidak menggelar pertunjukan topeng monyet di persimpangan jalan. Poster ini dibuat dalam format kertas A2 (42 cm x 59,4 cm) dengan menggunakan jenis kertas artpaper210 gram.


(39)

59,4 cm 42 cm


(40)

30 42 cm

59,4 cm

29,7 cm

42 cm Gambar III.2.1.3 Format poster Himbauan 2

b. Poster Event yang digunakan untuk mempublikasikan event yang akan berlangsung. Poster ini dibuat dalam format kertas A3 (29,7 cm x 42 cm) dengan menggunakan jenis kertas artpaper210 gram.


(41)

Gambar III.2.1.6 Desain Stiker 1 29,7 cm

42 cm

Gambar III.2.1.5 Format poster SosialisasiEventuntuk masyarakat 3. Stiker

Visual yang digunakan untuk stiker adalah visual dari ilustrasi yang digunakan dalam poster. Stiker ini mempunyai ukuran ber-diameter 7 cm dengan menggunakan stiker berjenis Sticker Printing.


(42)

32 14,8 cm

21 cm 10 cm

6 cm

Gambar III.2.1.7 Desain Stiker 2 4. Flyer

Flyer menggunakan kertas jenis artpaper 210 gram, dengan ukuran kertas A5 (14,8 cm x 21 cm).


(43)

Gambar III.2.1.9 Spanduk 360 cm

90 cm 5. Spanduk

Spanduk menjadi media pendukung dengan (360 cm x 90 cm).

6. Kaos/T-shirt


(44)

34 7. Booth event.

Dalam pagelaran eventpertunjukan topeng monyet, diperlukan sebuah booth/stand untuk pertunjukan. Booth di rancang untuk pertunjukan dengan ukuran Lebar 4 m dan tinggi 4 meter.

Gambar III.2.1.11 Rancangan Booth

III. 2.2 Tipografi

Jenis Tipografi yang digunakan antara lain :

1. ARIAL

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 123456789~!@#$%^&*()_+{}:”?><,.

Jenis tipografi ini digunakan karena memiliki ketegasan agar target audiens bisa melihat informasi yang disampaikan. Tipografi ini untuk keperluan headlineserta subheadlinedalam poster.


(45)

2. Berlin Sans FB Demi Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 123456789~!#$%^&*()_+|}{“:?></

Jenis tipografi ini digunakan untuk keperluan headline, agar menarik perhatian target audiens.

3. Trebuchet MS

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ ~!@#$%^&*()_+|}{“:?><,./;’[]1234567890

Jenis tipografi ini digunakan untuk menuliskan konten informasi agar informasi yang disampaikan dapat terbaca dengan jelas.

4. Creativeblock BB

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz !@#$%&*()_+|?/><.,:’;}{][1234567890

Jenis tipografi ini digunakan untuk keperluan headlinepada poster event, agar menarik perhatian target audiens.

III. 2. 3 Ilustrasi

Dalam perancangan kampanye ini terdapat ilustrasi sebagai penarik perhatian untuk target audiens. Ilustrasi yang akan ditampilkan dalam kampanye ini ialah sebuah pertunjukan topeng monyet yang sedang digelar di persimpangan jalan. Teknisnya dalam pembuatan ilustrasi ini pertama-tama membuat gambar ilustrasi secara manual pada sebuah kertas, lalu di scan dan ditransfer pada komputer. Setelah itu mulai sebuah proses digitalisasi dimana teknik tracing digunakan. Software yang digunakan untuk mendigitalisasi ilustrasi ini ialah Adobe Illustrator.


(46)

36 1. Karakteristik Tokoh

Tokoh yang digunakan dalam kampanye ini ialah visualisasi pawang dengan monyetnya sedang menggelar pertunjukan. Karakter yang digunakan ada beberapa macam dibedakan atas dasar kegunaan karakter dalam berbagai media untuk keperluan perancangan.

Referensi Sketsa Digital Hasil Akhir

Gambar III.2.3.1 Studi karakter pada media booklet

Gambar III.2.3.2 Karakter pada media pendukung untuk keperluan event


(47)

Gambar III.2.3.3 Karakter pada media pendukung untuk keperluan event 2. Elemen Visual

Ada beberapa elemen visual yang akan ditampilkan dalam perancangan kampanye ini, antara lain :

Headline

Gambar III.2.3.4Headline Bookletdan Poster Himbauan


(48)

38 Gambar III.2.3.7SubheadlinePoster himbauan 2

Gambar III.2.3.6HeadlinePoster Event

Headline yang digunakan dalam poster 1 menggunakan tipografi jenis Berlin Sans FB Demi Bold, Arial, CreativeBlock BB dan Trebuchet MS, sedangkan jenis tipografi dalam poster 2 adalah Arial. Warna headline dibuat mencolok agar dapat menarik perhatian masyarakat.

Subheadline

Adapun headline yang digunakan untuk poster himbauan 2 menggunakan jenis tipografi Arial.

 Konten Informasi

Konten informasi menggunakan jenis huruf Trebuchet MS, dimaksudkan agar target audiens dapat memahami dengan mudah apa yang disampaikan.


(49)

Gambar III.2.3.8 Konten Informasi

 Logo

Dalam kampanye, logo peranannya cukup penting untuk menunjukan identitas adanya sebuah kampanye. Logo ini selalu menjadi elemen visual yang akan hadir disetiap media-media yang digunakan untuk keperluan kampanye.

Gambar III.2.3.9 Logo

Logo kampanye ini dibuat dengan sebuah ilustrasi binatang yaitu monyet. Monyet dengan memakai enggrang menggambarkan sebuah pertunjukan topeng monyet. Dalam logo ini terdapat tulisan pertunjukan topeng monyet. Tulisan topeng monyet dibuat tebal dan besar, diharapkan agar logo ini dapat terbaca serta terlihat dengan jelas.


(50)

40

 Warna

Warna yang akan digunakan dalam kampanye ini ialah, warna-warna cerah yang kontras dipengaruhi oleh gaya penggambaran serta dimaksudkan agar menarik perhatian target audiens.


(1)

2. Berlin Sans FB Demi Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 123456789~!#$%^&*()_+|}{“:?></

Jenis tipografi ini digunakan untuk keperluan headline, agar menarik perhatian target audiens.

3. Trebuchet MS

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ ~!@#$%^&*()_+|}{“:?><,./;’[]1234567890

Jenis tipografi ini digunakan untuk menuliskan konten informasi agar informasi yang disampaikan dapat terbaca dengan jelas.

4. Creativeblock BB

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz !@#$%&*()_+|?/><.,:’;}{][1234567890

Jenis tipografi ini digunakan untuk keperluan headlinepada poster event, agar menarik perhatian target audiens.

III. 2. 3 Ilustrasi

Dalam perancangan kampanye ini terdapat ilustrasi sebagai penarik perhatian untuk target audiens. Ilustrasi yang akan ditampilkan dalam kampanye ini ialah sebuah pertunjukan topeng monyet yang sedang digelar di persimpangan jalan. Teknisnya dalam pembuatan ilustrasi ini pertama-tama membuat gambar ilustrasi secara manual pada sebuah kertas, lalu di scan dan ditransfer pada komputer. Setelah itu mulai sebuah proses digitalisasi dimana teknik tracing digunakan. Software yang digunakan untuk mendigitalisasi ilustrasi ini ialah


(2)

1. Karakteristik Tokoh

Tokoh yang digunakan dalam kampanye ini ialah visualisasi pawang dengan monyetnya sedang menggelar pertunjukan. Karakter yang digunakan ada beberapa macam dibedakan atas dasar kegunaan karakter dalam berbagai media untuk keperluan perancangan.

Referensi Sketsa Digital Hasil Akhir


(3)

Gambar III.2.3.3 Karakter pada media pendukung untuk keperluan event 2. Elemen Visual

Ada beberapa elemen visual yang akan ditampilkan dalam perancangan kampanye ini, antara lain :

Headline

Gambar III.2.3.4Headline Bookletdan Poster Himbauan


(4)

Gambar III.2.3.7SubheadlinePoster himbauan 2 Gambar III.2.3.6HeadlinePoster Event

Headline yang digunakan dalam poster 1 menggunakan tipografi jenis Berlin Sans FB Demi Bold, Arial, CreativeBlock BB dan Trebuchet MS, sedangkan jenis tipografi dalam poster 2 adalah Arial. Warna headline dibuat mencolok agar dapat menarik perhatian masyarakat.

Subheadline

Adapun headline yang digunakan untuk poster himbauan 2 menggunakan jenis tipografi Arial.

 Konten Informasi

Konten informasi menggunakan jenis huruf Trebuchet MS, dimaksudkan agar target audiens dapat memahami dengan mudah apa yang disampaikan.


(5)

Gambar III.2.3.8 Konten Informasi

 Logo

Dalam kampanye, logo peranannya cukup penting untuk menunjukan identitas adanya sebuah kampanye. Logo ini selalu menjadi elemen visual yang akan hadir disetiap media-media yang digunakan untuk keperluan kampanye.

Gambar III.2.3.9 Logo

Logo kampanye ini dibuat dengan sebuah ilustrasi binatang yaitu monyet. Monyet dengan memakai enggrang menggambarkan sebuah pertunjukan topeng monyet. Dalam logo ini terdapat tulisan pertunjukan topeng monyet. Tulisan topeng monyet dibuat tebal dan besar, diharapkan agar logo ini dapat terbaca serta terlihat


(6)

 Warna

Warna yang akan digunakan dalam kampanye ini ialah, warna-warna cerah yang kontras dipengaruhi oleh gaya penggambaran serta dimaksudkan agar menarik perhatian target audiens.