Kampanye Pencegahan Dampak Negatif Softlens dalam Penggunaan Sehari-hari bagi Wanita.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR………..i

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR GAMBAR 2.1 Model Kampanye……….…..11

2.2 Anatomi Mata…..……….…..15

2.3 Perbandingan Mata Astigmatis dengan Mata Normal………17

2.4 Perbandingan Kelainan Refraksi Mata dengan Mata Normal………..…….18

3.1 Diagram Batang Kuesioner 1……… 42

3.2 Diagram Batang Kuesioner 2……….45

4.1 Timeline Kampanye………...54

4.2 Logo Kampanye……….56

4.3 Warna………..57


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

4.5 Font Logo GeoSans Light………..57

4.6 SHE Band (Duta)………..59

4.7 Poster Teaser………..61

4.8 Poster 1………...62

4.9 Poster 2………...63

4.10 Poster 3……….64

4.11 Poster Event……….65

4.12 Poster Reminding……….66

4.13 Iklan Majalah Teaser………67

4.14 Iklan Majalah 1………68

4.15 Iklan Majalah 2………69

4.16 Iklan Majalah 3………70

4.17 Iklan Majalah Event………71

4.18 Iklan Majalah Reminding………72

4.19 Advertorial………..73

4.20 Brosur………..74

4.21 Ambient Media………74

4.22 X Banner………..75

4.23 Umbul-Umbul………..75

4.24 Baliho………...76


(3)

4.26 Facebook………79

4.27 Twitter………79

4.28 Aplikasi Mobile Application………..80

4.29 Gimmick –Kalender………..81

4.30 Gimmick - Soft lenses’ case dan packaging..81

DAFTAR TABEL 1.1 Tabel Skema Perancangan……….…..6

4.1 Tabel Budgeting……….………....82

DAFTAR LAMPIRAN 1.1 Transkripsi Hasil Wawancara……….41

4.1 Hasil Jawaban Responden…...……….……...43

c. Corpus Data-data Logo yang ada……… .84

DAFTAR ISTILAH……… 84

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...………...1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup………...3

1.3Tujuan Perancangan………..………3


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan………..5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye…….…………..……….7

2.1.1 Pengertian Kampanye………7

2.1.2 Syarat Kampanye………..8

2.1.3 Tujuan Kampanye……….9

2.1.4 Jenis Kampanye………9

2.1.5 Model Kampanye………10 2.2 Komunikasi……….11

2.2.1 Efek Komunikasi……….11

2.2.2 Komunikasi Massa………..13

2.2.3 Syarat Komunikasi Yang Baik………14 2.3 Mata……….……….………..14

2.3.1 Struktur dan Proses Mata……….15

2.3.2 Kelainan Refraksi Pada Mata………...16

2.4 Lensa Kontak………..18


(5)

2.4.2 Jenis Lensa Kontak………..19

2.4.3 Komplikasi Yang Sering Terjadi Pada Pemakaian Lensa Kontak……….21

BAB III DATA DAN ANALISIS DATA 3.1 Data dan fakta………..32

3.1.1 Ikatan Dokter Indonesia………32

3.1.2 PERDAMI (Pehimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia)………...33

3.1.3 Netra Klinik Spesialis Mata………..34

3.1.4 Hasil Wawancara dengan Dokter Sutarya Enus…….36

3.1.5 Hasil Wawancara dengan Refraksionis Optisien……..38

3.1.6 Hasil Wawancara dengan beberapa Toko Optik…...…39

3.1.7 Hasil Kuesioner……….40

3.1.8 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………....46

3.2 Analisa Permasalahan………....……49

3.2.1 Strategi Komunikasi………...50

3.2.2 Targeting……….50

3.2.3 Positioning………..51

3.2.4 Strength………..51


(6)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.6 Opportunity………51

3.2.7 Threats………51

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi………..………52 4.1.1 Tahap Conditioning………...53

4.1.2 Tahap Informing………53

4.1.3 Tahap Reminding………..53

4.1.4 Timeline Kampanye………..54

4.2 Konsep Kreatif……….………..….…..55

4.2.1 Konsep Verbal………55

4.2.2 Konsep Visual………....56

4.3 Konsep Media………..………...57

4.4 Hasil Karya………61

4.5 Budgeting………..82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..……….85

5.2 Saran………..……….………..….…...85


(7)

DAFTAR ISTILAH……….88

LAMPIRAN ………92

UCAPAN TERIMA KASIH………..95

DATA PENULIS……….96


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mata merupakan salah satu indera di antara panca indera, yang paling penting bagi manusia. Dengan mata, manusia dapat melihat indahnya dunia, melihat orang-orang yang dicintai, dan melihat segala bentuk rupa yang ada di sekitar lingkungan kita. Namun pada kenyataanya, tidak semua orang memiliki mata yang sehat sehingga mengharuskan mereka untuk menggunakan alat bantu untuk melihat. Salah satu alat bantu itu adalah lensa kontak.

Lensa kontak adalah lensa optik kecil yang sangat tipis yang dipakai langsung pada mata untuk mengatasi masalah penglihatan (misalnya rabun jauh, rabun dekat, astigmatis, atau presbiopia). Lensa kontak ada yang keras atau lunak, dapat digunakan untuk

menggantikan kacamata dan juga dapat mempertegas atau mengganti warna mata.

Lensa kontak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1887 oleh Adolf Eugen Fick, ahli Fisiologi Jerman. Pengujian pertama kali dilakukan pada binatang menggunakan bahan kaca coklat yang berat dan berdiameter 18-21mm. Plastik mulai diperkenalkan sebagai bahan pembuatan pinggiran lensa kontak pada tahun 1936, sedangkan zona optiknya masih menggunakan kaca. Pengaplikasian plastik pada seluruh permukaan baru dimulai pada tahun 1946.

Sedangkan lensa kontak lunak(soft lens) mulai diperkenalkan pada akhir tahun 1950, menggunakan Hydroxyethyl Methacrylate (HEMA), yaitu sejenis bahan polymer yang dapat mengandung air, dibuat oleh Dr. Drahoslav Lim dan Dr. Kevin Tuohy dari California. Bahan ini terus dikembangkan sebagai bahan soft lens hingga saat ini


(9)

2

Soft lens merupakan salah satu jenis dari lensa kontak yang paling banyak digunakan

oleh orang-orang di seluruh dunia, khususnya wanita. Soft lens menjadi suatu alternatif bagi mereka yang memiliki kelainan refraksi pada mata dan tidak mau menggunakan kacamata, karena memiliki kegunaan yang sama dengan kacamata konvensional. Soft

lens dikatakan lebih modis dan dapat membuat orang-orang menjadi lebih percaya diri

dibanding saat mereka harus menggunakan kacamata konvensional. Namun dalam

beberapa tahun belakangan ini, soft lens menjadi suatu trend yang membuat ketergantungan orang menjadi semakin besar sehingga cenderung menggunakan soft

lens dalam kehidupan sehari-harinya.

Tren soft lens ini tidak hanya digunakan oleh mereka yang memiliki kelainan refraksi mata, tetapi juga bagi mereka yang tidak memiliki kelainan refraksi pada mata dan membuat mereka menggunakan soft lens jenis plano. Seperti fashion, orang menggunakan soft lens juga untuk menunjang penampilan mereka, dimana saat ini berbagai macam soft lens dengan berbagai warna dan motif beredar di seluruh dunia. Dari berbagai macam warna dan motif, soft lens tersebut pasti memancing banyak minat dari berbagai orang untuk menggunakan lensa kontak dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data pada harian Kompas pada tanggal 27 Juli 2010, disebutkan bahwa cukup banyak kasus gangguan mata akibat lensa kontak yang menyebabkan penderitanya berurusan dengan unit gawat darurat (UGD). Harian tersebut juga mengatakan mengenai data terbaru yang dilansir oleh Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan tiap tahunnya lebih dari 700.000 orang harus masuk UGD karena terluka atau komplikasi dari alat-alat kesehatan. Penyebab terbesarnya disebabkan oleh komplikasi lensa kontak. Lebih dari seperempat kasus yang terkait dengan lensa kontak antara lain disebabkan karena infeksi serta iritasi berat pada mata

Banyak orang tidak peduli mengenai dampak negatifhaya menggunakan soft lens. Karena masih banyak orang yang lebih mengutamakan penampilan mereka dibandingkan kesehatan mereka sendiri. Oleh karena itu, penulis mengangkat topik ini dan membuat perancangan media yang berisi informasi mengenai bahayanya


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

menggunakan soft lens bagi mata mereka. Hal tersebut sering disepelekan oleh orang-orang yang menggunakan soft lens. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh semua orang agar penyakit mata yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Peranan penulis sebagai Desainer Komunikasi Visual disini adalah memberikan informasi kepada target audience yaitu para wanita remaja hingga dewasa mengenai bahayanya menggunakan lensa kontak dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengkomunikasikan suatu pesan visual kepada audience sehingga audience menyadari apa maksud dari pesan tersebut.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka masalah yang harus dibahas adalah:

1. Bagaimana caranya memberi informasi kepada masyarakat mengenai dampak

negatif soft lens terhadap mata?

2. Bagaimana membuat sebuah informasi yang menarik?

3. Bagaimana menyampaikan tips-tips dalam menggunakan soft lens?

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas diatas, maka hasil-hasil yang akan dicapai melalui Tugas Akhir ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai mengenai dampak negatif

soft lens terhadap mata. Bahaya apa sajakah yang mengancam mata mereka,

bagaimana alternatifnya, bagaimana cara merawat dan menggunakan soft lens yang baik dan aman.


(11)

4

2. Dengan adanya kampanye ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat di

Indonesia, terlebih lagi bagi para pemakai soft lens sehingga masyarakat menjadi lebih peduli dan menjadi lebih bijak pada kesehatan.

3. Kampanye yang dilakukan melalui berbagai macam media berupa media cetak,

media elektronik, media luar ruang dan media cinderamata.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diambil dari Instansi kesehatan Ikatan Dokter Indonesia cabang Bandung, Dokter Mata, Refraksionis Optisien, surat kabar, internet, buku dan majalah.

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah pengumpulan dan penganalisaan data. Ada beberapa metode yang digunakan yaitu :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengunjungi Ikatan Dokter Indonesia spesialis mata (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) sebagai institusi yang menjadi mitra bagi kampanye yang akan dibuat. Selain itu penulis juga mengunjungi beberapa toko optik untuk mendapatkan informasi mengenai konsumen dan juga mengunjungi Rumah Sakit khusus Mata untuk memperoleh keterangan yang bersifat medis

2. Wawancara

Melakukan wawancara dengan dokter spesialis mata dan lensa kontak dan Refraksionis Optisien

3. Studi Pustaka

Mempelajari sejarah lensa kontak dan penyakit-penyakit mata yang berhubungan melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan kesehatan mata, majalah, koran dan internet.


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

4. Kuesioner

Membagikan kuesioner kecenderungan pemakaian lensa kontak kepada masyarakat untuk mengetahui kecenderungan dan kebiasaan masyarakat menggunakan lensa kontak dalam kehidupan sehari-hari dan bahayanya.


(13)

6

Latar Belakang

- Orang-orang menggunakan soft lens dalam kehidupan

sehari-hari sebagai trend mode fashion

- Angka penderita penyakit mata semakin tinggi

- Kurangnya kepedulian masyarakat mengenai hal ini

- Belum pernah dibuat tindakan sosial mengenai hal ini

Rumusan Masalah

- Bagaimana caranya memberi informasi kepada

masyarakat mengenai bahaya lensa kontak terhadap mata?

- Bagaimana membuat sebuah informasi yang menarik?

- Bagaimana menyampaikan tips-tips dalam menggunakan

lensa kontak?

Tujuan Perancangan

- Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

bahaya soft lens terhadap mata melalui kampanye

- Mencegah meningkatnya penderita penyakit mata akibat

penggunaan soft lens

Masyarakat mengetahui bahaya penggunaan soft lens sehari-hari Para pengguna soft lens menjadi lebih bijak dalam pemakaiannya Komplikasi dan penyakit mata akibat pemakaian soft lens berkurang 1.5 Skema Perancangan


(14)

85 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak peduli kepada dampak negatif soft

lens dan lebih mementingkan penampilan dibandingkan kesehatan, walaupun mereka

sudah mengetahui apa saja dampaknya bagi mata. Padahal hal ini sangat perlu diperhatikan oleh para pengguna soft lens. Kurangnya sosialisasi mengenai dampak negatif soft lens ini menjadi salah satu halangan bagi masyarakat, khususnya para wanita untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari

soft lens. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah kampanye yang terencana dan menarik agar

masyarakat menjadi lebih peduli akan hal ini dan dapat menjaga kesehatan mata mereka. Penyampaian cara pencegahan sisi negatif dari soft lens adalah dengan diadakan kampanye dalam tiga tahap, yaitu tahap conditioning, tahap informing dan tahap

reminding dengan menggunakan media below the line dan above the line. Dalam

perancangan tersebut juga diadakan event dengan mengundang duta kampanye ini yaitu SHE band agar lebih menarik perhatian masyarakat. Kampanye dilakukan untuk mengajak target agar memeriksakan kesehatan mata mereka. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan masyarakat, terlebih wanita yang menggunakan soft lens untuk merawat dan menjaga kesehatan mata mereka, dan melakukan prosedur penggunaan soft lens dengan baik agar penyakit yang tidak diinginkan dapat dihindari.

5.2Saran

Sebaiknya lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang kesehatan mata dan bidang fashion ,terlebih produsen soft lens lebih memperhatikan sisi negatif soft lens dan


(15)

86

kecenderungan tata cara pemakaian konsumen dengan cara menjalankan perannya sebagai instansi fashion, beauty dan life style dengan lebih giat mempublikasikan tata cara pemakaian dan perawatan soft lens dengan baik dan benar.


(16)

85 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sayre, Shay, 2002. Campaign Planner for Promotion and IMC. California: Thomson Learning-South Western.

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Ilyas, Sidarta, 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Widya Medika. Elsevier, 2007. Contact Lens and Anterior Eye. London: SEO.


(1)

4

Universitas Kristen Maranatha 2. Dengan adanya kampanye ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia, terlebih lagi bagi para pemakai soft lens sehingga masyarakat menjadi lebih peduli dan menjadi lebih bijak pada kesehatan.

3. Kampanye yang dilakukan melalui berbagai macam media berupa media cetak, media elektronik, media luar ruang dan media cinderamata.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diambil dari Instansi kesehatan Ikatan Dokter Indonesia cabang Bandung, Dokter Mata, Refraksionis Optisien, surat kabar, internet, buku dan majalah.

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah pengumpulan dan penganalisaan data. Ada beberapa metode yang digunakan yaitu :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengunjungi Ikatan Dokter Indonesia spesialis mata (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) sebagai institusi yang menjadi mitra bagi kampanye yang akan dibuat. Selain itu penulis juga mengunjungi beberapa toko optik untuk mendapatkan informasi mengenai konsumen dan juga mengunjungi Rumah Sakit khusus Mata untuk memperoleh keterangan yang bersifat medis

2. Wawancara

Melakukan wawancara dengan dokter spesialis mata dan lensa kontak dan Refraksionis Optisien

3. Studi Pustaka

Mempelajari sejarah lensa kontak dan penyakit-penyakit mata yang berhubungan melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan kesehatan mata, majalah, koran dan internet.


(2)

5

4. Kuesioner

Membagikan kuesioner kecenderungan pemakaian lensa kontak kepada masyarakat untuk mengetahui kecenderungan dan kebiasaan masyarakat menggunakan lensa kontak dalam kehidupan sehari-hari dan bahayanya.


(3)

6

Universitas Kristen Maranatha

Latar Belakang

- Orang-orang menggunakan soft lens dalam kehidupan sehari-hari sebagai trend mode fashion

- Angka penderita penyakit mata semakin tinggi - Kurangnya kepedulian masyarakat mengenai hal ini - Belum pernah dibuat tindakan sosial mengenai hal ini

Rumusan Masalah

- Bagaimana caranya memberi informasi kepada masyarakat mengenai bahaya lensa kontak terhadap mata?

- Bagaimana membuat sebuah informasi yang menarik? - Bagaimana menyampaikan tips-tips dalam menggunakan

lensa kontak?

Tujuan Perancangan

- Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya soft lens terhadap mata melalui kampanye - Mencegah meningkatnya penderita penyakit mata akibat

penggunaan soft lens

Masyarakat mengetahui bahaya penggunaan soft lens sehari-hari Para pengguna soft lens menjadi lebih bijak dalam pemakaiannya Komplikasi dan penyakit mata akibat pemakaian soft lens berkurang


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak peduli kepada dampak negatif soft lens dan lebih mementingkan penampilan dibandingkan kesehatan, walaupun mereka sudah mengetahui apa saja dampaknya bagi mata. Padahal hal ini sangat perlu diperhatikan oleh para pengguna soft lens. Kurangnya sosialisasi mengenai dampak negatif soft lens ini menjadi salah satu halangan bagi masyarakat, khususnya para wanita untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari soft lens. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah kampanye yang terencana dan menarik agar masyarakat menjadi lebih peduli akan hal ini dan dapat menjaga kesehatan mata mereka. Penyampaian cara pencegahan sisi negatif dari soft lens adalah dengan diadakan kampanye dalam tiga tahap, yaitu tahap conditioning, tahap informing dan tahap reminding dengan menggunakan media below the line dan above the line. Dalam perancangan tersebut juga diadakan event dengan mengundang duta kampanye ini yaitu SHE band agar lebih menarik perhatian masyarakat. Kampanye dilakukan untuk mengajak target agar memeriksakan kesehatan mata mereka. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan masyarakat, terlebih wanita yang menggunakan soft lens untuk merawat dan menjaga kesehatan mata mereka, dan melakukan prosedur penggunaan soft lens dengan baik agar penyakit yang tidak diinginkan dapat dihindari.

5.2Saran

Sebaiknya lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang kesehatan mata dan bidang fashion ,terlebih produsen soft lens lebih memperhatikan sisi negatif soft lens dan


(5)

86

Universitas Kristen Maranatha kecenderungan tata cara pemakaian konsumen dengan cara menjalankan perannya sebagai instansi fashion, beauty dan life style dengan lebih giat mempublikasikan tata cara pemakaian dan perawatan soft lens dengan baik dan benar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sayre, Shay, 2002. Campaign Planner for Promotion and IMC. California: Thomson Learning-South Western.

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Ilyas, Sidarta, 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Widya Medika. Elsevier, 2007. Contact Lens and Anterior Eye. London: SEO.