Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Peternakan Ikan di CV Jatiluhur Mas

(1)

(2)

(3)

(4)

F - 1

1. DATA DIRI

Nama : Archena Harkafitra

Tempat/Tanggal Lahir : Solok / 29 Desember 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Koncara Timur Rt. 17 Rw. 10 no.29 Purwakarta Nomor Telepon : 081322286750

Email : archenahf@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

a. 2001 - 2007 : SDN 1 Nagri Kaler Purwakarta b. 2007 - 2009 : SMPN 1 Kota Purwakarta c. 2009 - 2011 : SMAN 2 Kota Purwakarta


(5)

PENGELOLAAN PETERNAKAN IKAN

DI CV. JATILUHUR MAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

Archena Harkafitra

10112264

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

2016


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan penulis menyusun penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) jurusan ilmu hukum pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Peternakan Ikan di CV. Jatiluhur Mas”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, Penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan penuh rasa hormat kepada yang terhormat:

1. Mama dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, doa yang tiada henti dipanjatkan kepada Allah, nasihat-nasihat yang sangat membantu selama pengerjaan skripsi ini. Semoga saya dapat membanggakan kalian.

2. Ibu Sufaatin, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan tetap tersenyum saat memberikan bimbingan, serta nasihat dan saran yang sangat membantu selama pengerjaan skripsi ini.

3. Ibu Tati Harihayati Mardzuki, S.T., M.T. selaku reviewer atas segala saran, nasihat dan koreksinya saat seminar maupun sidang yang membuat saya termotivasi untuk lebih berusaha dengan keras dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Ibu Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom. selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran untuk skripsi ini.


(7)

iv

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik Informatika yang sudah banyak memberikan ilmu baru yang sangat bermanfaat untuk saya dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Andrifo dan Lisfaro adik-adik lelaki tercinta yang selalu siap sedia membantu saya saat dirumah dan sibuk mengerjakan skripsi.

8. Ardi Pratama Septiadi, S.Kom yang selalu memberikan semangat dan banyak masukan baik untuk saya dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Roku-nin yang berisikan wanita-wanita tangguh dan konyol yang terkadang mengganggu waktu saya mengerjakan skripsi, tapi selalu dapat menghibur dikala penat, menyemangati disaat lelah, dan mendengarkan curhatan saya selama pengerjaan skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan selama skripsi mbava, unyu, dan arul.

11.Semua anggota IF-7 angkatan 2012 yang selalu membantu, menghibur ketika bertemu dan menyemangati selama pengerjaan skripsi ini.

12.Teman-teman di Jurusan Teknik Informatika lainnya yang banyak saya temui saat saya mulai sampai dengan selesai mengerjakan skripsi ini. 13.Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini,

yang tidak bisa disebutkan semuanya satu persatu.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam metode penulisan, penyajian maupun pembahasan materi, sehingga kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga dapat memperbaiki kekurangan dikemudian hari. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 25 Agustus 2016


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Profil Perusahaan ... 11

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 11

2.1.2 Logo Perusahaan ... 11

2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 11

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 14

2.2.1.1 Komponen Sistem Informasi ... 15

2.2.1.2 Mutu Informasi ... 16

2.2.2 Jenis-jenis Sistem ... 17

2.2.2.1 Sistem Deterministik dan Probabilistik ... 17

2.2.2.2 Sistem Tertutup dan Terbuka ... 18

2.2.3 Konsep Dasar Manajemen ... 18

2.2.3.1 Bentuk Kegiatan Manajemen ... 19

2.2.4 Sistem Informasi Manajemen ... 21 2.2.5 Analisis Perancangan OOAD (Object Oriented Analysis and


(9)

vi

2.2.6 UML ... 24

2.2.7 Visual Paradigm ... 28

2.2.8 Database ... 29

2.2.8.1 Database Management System ... 29

2.2.8.2 MySql ... 30

2.2.9 Bahasa Pemrograman ... 37

2.2.9.1 C Sharp (C#) ... 37

2.2.10 Visual Studio ... 38

2.2.11 TOPSIS (Technique for Order Performance by Similiarity to Ideal Solution) ... 38

2.2.12 Menghitung Jarak Antar Titik Koordinat ... 41

2.2.13 Metode SMART ... 42

2.2.14 Topologi Star ... 43

2.2.15 Arsitektur Jaringan Komputer client-server ... 44

2.2.16 Pengujian Perangkat Lunak ... 46

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 49

3.1 Analisis Sistem ... 49

3.1.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 49

3.1.1.1 Analisis Masalah ... 49

3.1.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 50

4.1.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 55

3.1.2 Analisis PDCA Sistem Informasi Manajemen CV. Jatiluhur Mas .. 57

3.1.2.1 Proses Pengiriman Pakan ... 57

3.1.2.2 Proses Pembayaran Pakan ... 71

3.1.2.3 Proses Pemilihan Kolam Siap Panen ... 74

3.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 78

3.2.1 Analisis Perangkat Keras ... 78

3.2.2 Analisis Perangkat Lunak ... 78

3.2.3 Analisis Pengguna ... 79

3.3 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 79

3.3.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) ... 80

3.3.2 Use Case Diagram ... 81

3.3.2.1 Definisi Aktor ... 83


(10)

vii

3.3.2.3 Skenario Use Case ... 84

3.3.3 Diagram Activity ... 94

3.3.4 Diagram Class ... 104

3.3.5 Diagram Sequence ... 107

3.3.6 Kodefikasi ... 114

3.4 Perancangan Sistem ... 114

3.4.1 Perancangan Detil Kelas ... 114

3.4.1.1 ClassKoneksi ... 115

3.4.1.2 Kolam ... 115

3.4.1.3 Mitra ... 116

3.4.1.4 Pakan ... 117

3.4.1.5 Pengiriman ... 118

3.4.1.6 Petugas ... 119

3.4.1.7 User ... 119

3.4.1.8 ClassCRUD ... 119

3.4.2 Perancangan Data ... 120

3.4.3 Perancangan Struktur Menu ... 124

3.4.3.1 Perancangan Struktur Menu Pemimpin perusahaan ... 124

3.4.3.2 Perancangan Struktur Menu Kabag gudang ... 125

3.4.4 Perancangan Antarmuka ... 125

3.4.4.1 Antarmuka Tampilan Utama ... 125

3.4.4.2 Antarmuka Mengelola Mitra Petani ... 127

3.4.4.3 Antarmuka Rute Pengiriman Pakan ... 129

3.4.4.4 Antarmuka Pemesanan Pakan ... 130

3.4.4.5 Antarmuka Mengelola Stok Pakan ... 131

3.4.4.6 Antarmuka Kolam Siap Panen ... 132

3.4.4.7 Antarmuka Pembayaran Pakan ... 133

3.4.5 Perancangan Pesan ... 133

3.4.6 Jaringan Semantik ... 133

3.4.6.1 Jaringan Semantik Pemimpin perusahaan ... 134

3.4.6.2 Jaringan Semantik Kabag gudang ... 134

3.4.7 Perancangan Method ... 135

3.4.7.1 Method Login ... 135


(11)

viii

3.4.7.3 Method Ubah Data ... 137

3.4.7.4 Method Hapus Data ... 138

3.4.7.5 Method Mencari Rute Pengiriman ... 139

3.4.7.6 Method Cari Kolam Ikan Siap Panen ... 140

3.4.8 Perancangan Arsitektur Jaringan Client-Server ... 141

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 143

4.1 Implementasi Sistem ... 143

4.1.1 Implementasi Perangkat Lunak ... 143

4.1.2 Implementasi Perangkat Keras ... 143

4.1.3 Implementasi Kelas ... 144

4.1.4 Implementasi Basis Data ... 144

4.1.5 Implementasi Antarmuka ... 147

4.1.6 Implementasi Jaringan Client-Server ... 148

4.2 Pengujian Sistem ... 150

4.2.1 Skenario Pengujian Black Box ... 150

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 151

4.2.2.1 Pengujian Login ... 151

4.2.2.2 Pengujian Menentukan Inisialisasi Kolam ... 152

4.2.2.3 Pengujian Memilih Kolam Siap Panen ... 154

4.2.2.4 Pengujian Mencari Rute Pengiriman ... 154

4.2.2.5 Pengujian Memesan Pakan Ke Pemasok ... 155

4.2.2.6 Pengujian Melakukan Pembayaran Ke Pemasok ... 157

4.2.2.7 Pengujian Memproses Pengiriman Pakan ... 158

4.2.2.8 Pengujian Memverifikasi Pengiriman Pakan ... 159

4.2.2.9 Pengujian Menambahkan Data Mitra ... 161

4.2.2.10 Pengujian Menambahkan Data Area Kolam ... 163

4.2.2.11 Pengujian Menambahkan Data Kolam ... 164

4.2.2.12 Pengujian Menambahkan Data Petugas ... 165

4.2.2.13 Pengujian Mengubah Data Mitra ... 166

4.2.2.14 Pengujian Mengubah Data Area Kolam ... 168

4.2.2.15 Pengujian Mengubah Data Kolam ... 169

4.2.2.16 Pengujian Mengubah Data Petugas ... 170

4.2.2.17 Pengujian Menghapus Data Mitra ... 171


(12)

ix

4.2.2.19 Pengujian Menghapus Data Kolam ... 172

4.2.2.20 Pengujian Menghapus Data Petugas ... 173

4.2.2.21 Pengujian Mengelola Pembayaran Pakan ... 174

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Blacbox ... 175

4.2.4 Skenario Pengujian Beta ... 176

4.2.5 Wawancara Pengguna ... 176

4.2.5.1 Wawancara Pengujian Beta Untuk Pemimpin Perusahaan.... 176

4.2.5.2 Wawancara Pengujian Beta Untuk Kepala Bagian Gudang .. 177

4.2.6 Kesimpulan Pengujian Beta ... 178

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 180

5.1 Kesimpulan ... 180

5.2 Saran ... 180


(13)

181

[2] G. B. Davis, Management Information System: Conceptual Foundations, Structure, and Development, Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1974.

[3] D. L. Kurniasih, "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop dengan Metode TOPSIS," 2301-9425, vol. III, no. 1, pp. 8-9, 2013.

[4] L. D. B. K. C. D. Jeffery L. Whitten, Sistems Analysis and Design Methods, Tokyo: McGraw-Hill Education, 2004.

[5] J. HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: ANDI, 2005.

[6] D. P. K. K. P. M. Sokovic, "Qualiti Improvement Methodologies PDCA cycle, RADAR Matrix, DMAIC and DFSS," JAMME, vol. 43, no. 1, pp. 477-478, 2010. [7] G. B. Davis, Management Information Systems: Conceptual Foundation, Structure, and Development, 2nd ed., vol. II, Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1974.

[8] Munawar, Pemodelan Visual dengan UML, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. [9] A. Kadir, Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data, Yogyakarta: Andi, 2002.


(14)

1

1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

CV. Jatiluhur Mas dirintis sejak tahun 1993, membuka kerja sama bagi masyarakat yang tertarik memiliki tambak ikan untuk menjadi mitra petani. Hingga 31 Desember 2015 terdapat 133 anggota mitra petani yang bergabung dengan CV. Jatiluhur Mas. CV ini menangani pemesanan pakan, pengiriman pakan, pemilihan kolam siap panen serta pembayaran pakan. Pemesanan pakan ikan dilakukan dengan cara menghubungi Kepala bagian gudang. Pesanan pakan ikan akan dikirim langsung ke kolam oleh petugas pengiriman sesuai kebutuhan mitra petani. Pengiriman pakan merupakan hal yang penting dalam usaha ternak ikan karena pakan merupakan kebutuhan untuk memenuhi asupan makanan di tambak ikan. Selain menangani pengiriman pakan, CV Jatiluhur Mas juga menangani panen ikan pada kolam mitra petani. Panen ikan di setiap kolam dipengaruhi permintaan dari pasar. Oleh karena itu, pemimpin perusahaan harus bisa memilah kolam yang siap dipanen agar permintaan pasar dapat terpenuhi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ayudya Dimas Bayunianto selaku pemimpin perusahaan CV. Jatiluhur Mas, menyatakan bahwa dengan bertambah banyaknya mitra petani yang bergabung dengan CV. Jatiluhur Mas menyebabkan tujuan pengiriman pakan ke kolam juga terus meningkat. Pengiriman pakan ke kolam dilakukan oleh petugas yang menentukan sendiri urutan tujuan kolam tanpa ada rekomendasi dari pemimpin perusahaan. Petugas pengiriman pakan banyak yang tidak memprioritaskan pengiriman secara subjektif dikarenakan tujuan pengiriman merupakan kolam miliknya sendiri ataupun milik kerabatnya. Petugas pengiriman mengacak tujuan kolam dan menimbulkan kecemburuan sosial dari pemilik kolam lainnya. Permasalahan tersebut menyebabkan mitra petani mengurangi pemesanan pakan ikan terhadap CV Jatiluhur Mas akibat pengacakan pengiriman pakan ikan ke kolam-kolam. Jika dilakukan pengurangan pemesanan pakan ikan ke CV. Jatiluhur Mas, tidak menutup kemungkinan mitra petani akan


(15)

memesan pakan ke pemasok lain atau membeli pakan sendiri. Hal ini dapat menyebabkan CV. Jatiluhur Mas kehilangan mitra petani.

Selain itu, CV. Jatiluhur Mas menerima pesanan ikan dari pasar-pasar tradisional setiap harinya. Pemimpin perusahaan menugaskan petugas pengangkatan ikan untuk mengecek ke kolam-kolam yang diperkirakan sudah siap panen dan perkiraan ukuran ternak ikannya sesuai dengan permintaan pasar. Pada saat pengecekan kolam, petugas pengangkatan ikan sering menemukan kolam yang ukuran ternak ikan dikolamnya tidak sesuai dengan ukuran ikan permintaan pasar. Petugas pengangkatan ikan harus mencari kembali kolam yang perkiraan ikan dikolamnya sesuai dengan permintaan pasar. Pengecekan perkiraan ukuran ikan ke kolam-kolam memerlukan waktu yang sangat lama. Sementara itu, panen harus dilakukan paling lambat sebelum pukul 8 malam, dikarenakan pasar memesan ikan hanya sehari sebelum pengiriman. Permasalahan tersebut menyebabkan terlambatnya proses panen serta pengiriman ikan ke pasar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sistem yang dapat mengatur kegiatan pengiriman pakan dari gudang ke kolam agar petugas tidak mengacak tujuan pengiriman dan pemesanan pakan dari mitra petani tidak berkurang, serta dapat memperkirakan kolam yang layak panen agar pemimpin perusahaan lebih cepat memproses kegiatan tambak ikan.

1.2Rumusan Masalah

Selanjutnya perumusan masalah dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membantu pemimpin perusahaan menentukan rute pengiriman pakan?

2. Bagaimana cara membantu pemimpin perusahaan untuk memperkirakan kolam mana saja yang layak panen?

1.3Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun sistem informasi manajemen untuk CV. Jatiluhur Mas


(16)

3

1. Membantu pemimpin perusahaan dalam menentukan rute pengiriman pakan dengan kriteria jarak area kolam dan banyak pakan yang dipesan.

2. Membantu pemimpin perusahaan untuk memperkirakan kolam mana saja yang layak panen.

1.4Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data dan area penelitian dibatasi hanya pada pengelolaan peternakan ikan CV. Jatiluhur Mas.

2. Proses kegiatan peternakan ikan di CV. Jatiluhur Mas ada 4 proses, yaitu: pemesanan pakan, pengiriman pakan, pembayaran pakan, dan pemilihan kolam siap panen. Hanya ada 3 proses yang akan dimplementasikan pada sistem informasi manajemen ini, yaitu: proses pengiriman pakan, pembayaran pakan dan proses pemilihan kolam siap panen.

a. Proses pemesanan pakan tidak diimplementasikan dalam sistem informasi manajemen ini dikarenakan prosedur yang sekarang sedang berjalan sudah cukup baik dan lebih cocok dilakukan secara manual. Selain itu, prosedur pemesanan pakan tidak dapat direncanakan atau ditentukan oleh CV. Jatiluhur Mas karena pemesanan pakan dilakukan berdasarkan keinginan pribadi dari setiap mitra petani.

3. Letak kordinat setiap area kolam ditentukan oleh bantuan Google Maps Earth.

4. Jumlah pakan dan tujuan kolam yang akan dikirimi pakan setiap harinya didapat dari pemesanan pakan yang dilakukan oleh setiap mitra petani. 5. Jumlah pemberian pakan ikan untuk mengetahui perkembangan perkiraan

ikan di kolam dihitung dari pemesanan pakan yang dikirim ke kolam. 6. Banyak kolam yang diisi pada setiap penyebaran bibit dan tanggal sebar

bibit di setiap kolam didapat dari data kolam milik mitra petani. 7. Pemesanan pakan dilakukan sehari sebelum pengiriman pakan. 8. Kolam yang berhimpitan letaknya dianggap 1 area.


(17)

9. Perhitungan perkiraan ukuran ikan didapat dari total bobot keseluruhan ikan per kolamnya.

10.Sistem yang akan di bangun berbasis desktop client-server.

11.Implementasi program dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemograman C#.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1-1 dan Gambar 1-2.

Gambar 1-1 Metode Penelitian (1)


(18)

5

Gambar 1-2 Metodologi Penelitian (2)


(19)

Keterangan dari masing-masing tahapan alur penelitian adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah

Tahap permulaan dari penelitian, mengidentifikasi atau mengenali masalah-masalah yang ada pada pengelolaan peternakan ikan CV. Jatiluhur Mas. 2. Pengumpulan Data

Berikut teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini: a. Studi Lapangan

Dengan melakukan observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke CV. Jatiluhur Mas di daerah Jatiluhur, Purwakarta untuk menganalisis permasalahan yang diambil. Selain itu dilakukan juga wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Bapak Ayudya Dimas Bayunianto selaku pemimpin perusahaan dan Bapak Sutanto selaku kabag gudang di CV. Jatiluhur Mas yang memberikan informasi-informasi mengenai CV. Jatiluhur Mas.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, buku, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan teori yang akan digunakan dalam membangun sistem informasi manajemen untuk pengelolaan peternakan ikan di CV. Jatiluhur Mas.

3. Analisis dan Perancangan

a. Analisis merupakan suatu kegiatan untuk memodelkan suatu masalah yang ada beserta solusi pemecahan masalahnya. Berikut merupakan analisis yang dilakukan:

1) Sistem yang sedang berjalan, menjelaskan bagaimana sistem pengelolaan peternakan ikan di CV. Jatiluhur Mas. Bagian ini terdiri dari:

a. Analisis masalah

b. Analisis prosedur yang sedang berjalan digambarkan menggunakan activity diagram yang menyediakan pemodelan hubungan antar aktifitas pada sistem yang sedang berjalan.


(20)

7

c. Analisis aturan bisnis

2) Analisis PDCA (Plan, Do, Check, Act) merupakan metode yang digunakan dalam sistem informasi manajemen yang akan dibangun, berikut penjelasan mengenai PDCA:

Plan (merencanakan), adalah tahap untuk menetapkan target atau sasaran yang ingin dicapai dalam pengingkatan proses ataupun permasalahan yang ingin dipecahkan, kemudian menentukan metode yang akan digunakan untuk mencapai target atau sasaran yang telah diteteapkan.

Do (melaksanakan), adalah tahap penerapan atau melaksanakan semua, yang telah direncanakan di tahap plan termasuk menjalankan proses-nya, serta melakukan pengumpulan data (data collection) yang kemudian akan digunakan untuk tahap check dan act.

Check (memeriksa), adalah tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil dari penerapan di tahap do. Melakukan perbandingan antara hasil sebenarnya yang telah dicapai dengan target yang ditetapkan yang telah ditentukan.

Act (menindak), adalah tahap untuk mengambil tindakan yang seperlunya terhadap hasil-hasil dari tahap check. Terdapat 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang dicapainya, antara lain tindakan perbaikan dan tindakan standarisasi.

3) Analisis kebutuhan non-fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan spesifikasi sistem. Analisis yang diperlukan pada tahap ini adalah analisis kebutuhan pengguna, analisis perangkat keras dan analisis perangkat lunak.

4) Analisis kebutuhan fungsional merupakan analisis untuk menggambarkan hubungan antar fungsional sistem yang akan dibangun. Berikut analisis yang dilakukan pada tahap ini:

a. Usecase Diagram

b. Usecase Scenario


(21)

d. Class Diagram

e. Sequence Diagram

b. Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk mentransformasikan hasil analisis ke dalam bentuk yang memudahkan pengimplementasian dan menghasilkan gambaran secara utuh mengenai sistem yang akan dibangun. Berikut merupakan perancangan yang dilakukan:

1) Perancangan kelas, digunakan untuk mendefinisikan setiap kelas yang dibutuhka untuk membangun sistem.

2) Perancangan basis data, analisis struktur data yang digunakan untuk menyajikan dan mendukung fungsionalitas komponen-komponen antarmuka yang diperlukan

a. Struktur Tabel

3) Perancangan struktur menu

4) Perancangan Antarmuka (User Interface), gambaran tampilan sistem dari sisi pengguna

5) Perancangan Pesan, gambaran tata letak tampilan dan keterangan tekstual secara terinci

6) Jaringan Semantik, gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan yang saling bersangkutan antar berbagai antarmuka

4. Implementasi Sistem

Pembuatan sistem informasi manajemen pengelolaan peternakan ikan, implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang sudah dibuat sebelumnya.

5. Pengujian Sistem

Pada tahap ini sistem yang telah dibangun akan diuji ada kesalahan atau tidak dan sudah sesuai dengan analisis yang ditentukan atau belum, pengujian menggunakan pengujian black box dan pengujian beta. Pengujian black box adalah pengujian yang dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas dari perangkat lunak, sedangkan pengujian beta merupakan hasil pengujian sistem yang didapat dari respon para pengguna sistem.


(22)

9

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Membahas perusahaan yang berkaitan dan berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Menganalisis masalah dari model penelitian serta melakukan perancangan yang dibuat berdasarkan kebutuhan pada CV. Jatiluhur Mas.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Merupakan tahapan implementasi sistem. Serta melakukan pengujian terhadap sistem yang sudah dibangun menggunakan pengujian black box dan pengujian beta dengan melakukan wawancara.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


(23)

(24)

11

2. BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Perusahaan

CV. Jatiluhur Mas merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan ikan, pengurusan mitra petani, serta penjualan pakan yang berlokasi di kecamatan Jatiluhur, Purwakarta.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

CV. Jatiluhur Mas yang mulai dirintis sejak tahun 1993 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ikan. Pemiliknya Yanto Sugianto awalnya memulai bisnisnya dengan membuka 2 petak tambak ikan dan berkembang menjadi 16 petak pada tahun 1996. Seiring berjalannya waktu tambak ikan bapak Yanto pun semakin berkembang. CV. Jatiluhur Mas memiliki beberapa bagian diantara nya bagian penjualan pakan ikan, bagian pengelolaan tambak ikan, dan bagian pengelolaan tambak milik mitra petani.

2.1.2 Logo Perusahaan

Logo perusahaan merupakan identitas diri suatu perusahaan. Logo dari CV. Jatiluhur Mas dapat dilihat pada Gambar 2-1.

Gambar 2-1 Logo CV. Jatiluhur Mas 2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang diterapkan oleh CV. Jatiluhur Mas adalah tipe organisasi fungsional dimana jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang


(25)

berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan professional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi.

Struktur organisasi CV. Jatiluhur Mas dipimpin oleh pemiliknya sendiri yang yaitu bapak Yanto Sugianto. Namun pada 2 tahun terakhir kepemimpinan CV. Jatiluhur Mas di berikan kepada anaknya yaitu Ayudya Dimas. Sebagai pemimpin perusahaan saat ini Ayudya Dimas membawahi beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang kepala bagian. Secara umum struktur organisasi CV. Jatiluhur Mas dapat dilihat pada Gambar 2-2.

Gambar 2-2 Struktur Organisasi CV. Jatiluhur Mas

Adapun tugas dan wewenang dari struktur organisasi CV. Jatiluhur Mas adalah sebagai berikut:

a. Owner

Tugas dari owner adalah sebagai berikut: i. Sebagai pemilik perusahaan.

ii. Memantau perkembangan dan kinerja perusahaan b. Pemimpin Perusahaan

Tugas dari pemimpin perusahaan adalah sebagai berikut:

i. Bertanggung jawab terhadap aktivitas perusahaan secara umum


(26)

13

iii. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. iv. Mengevaluasi hasil kerja yang dicapai dan mengambil

tindakan yang diperulukan.

v. Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

vi. Memperkirakan kolam siap panen untuk memenuhi permintaan pasar.

vii. Menangani pembayaran pakan mitra petani dengan cara transfer.

c. Kepala Bagian Gudang

Tugas dari kepala bagian gudang adalah sebagai berikut: i. Menerima pemesanan pakan

ii. Mengelola pakan yang akan dikirim

iii. Mendata stok pakan dan sisa pakan di gudang. iv. Menangani pembayaran pakan tunai mitra petani. d. Administrasi

Tugas dari bagian administrasi adalah sebagai berikut: i. Mengolah data calon mitra petani.

e. Kepala Bagian Pemasaran Ikan

Tugas dari kepala bagian pemasaran ikan adalah sebagai berikut: i. Mendata panen ikan milik mitra petani.

ii. Mendata penjualan hasil pemasaran panen ikan. f. Bagian Ekspedisi

Tugas dari bagian ekspedisi adalah: i. Melakukan pengiriman pakan.

ii. Mendata jumlah pakan yang dikirim ke setiap kolam milik mitra petani.

g. Bagian Packing ikan

Tugas dari bagian packing ikan adalah: i. Mem-packing ikan untuk dijual.


(27)

ii. Mengirim hasil panen yang sudah di packing ke pasar yang melakukan pemesanan ikan.

2.2 Landasan Teori

Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan judul penulisan ini diantaranya pembahasan mengenai konsep dasar sistem informasi, sistem informasi manajemen, pengadaan pakan ikan, perencanaan pengiriman pakan ikan, monitoring dan evaluasi pengiriman pakan, analisis perancangan OOAD (Object Oriented Analysis and Design), bahasa pemrograman, visual studio, database, metode TOPSIS (Technique for Order Performance by Similiarity to Ideal Solution) dan lain sebagainya. Berikut ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan menjadi sumber kajian dari sistem informasi manajemen yang akan dibangun.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang [1].

Hubungan data dengan informasi adalah seperti bahan baku sampai barang jadi. Dengan perkataan lain, sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi. Atau lebih tepatnya, sistem pengolahan yang mengolah data yang memiliki arti menjadi berguna bagi penerimanya.

Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana hingga keputusan strategis jangka panjang. Informasi dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa ciri:

1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

2. Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bari penerimanya.

3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.


(28)

15

4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.

5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya ataskebenaran informasi tersebut.

2.2.1.1Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yang teridiri dari blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk dengan satu kesatuan untuk mencapai sasaran. [5] 1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem cara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian


(29)

utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangakat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemrograman, operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis sistem, penyimpan data dan sebagainya.

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu di simpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu di organisasikan sedeimikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabutase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.2.1.2Mutu Informasi

Mutu informasi dalam sebuah telaah yang dibuat oleh Adam mengenai sikap manajemen terhadap sistem informasi, 75% pemimpin perusahaan menilai peningkatan kuantitas dan mitu hampir identik dampaknya terhadap prestasi kerja. Tetapi bila diminta memilih, maka 90% lebih menyukai peningkatan dalam mutu informasi dibandingkan terhadap kuantitasnya. Informasi bervariasi dalam mutunya karena adanya bias atau kesalahan [2].


(30)

17

Kebanyakan sistem informasi, penerima informasi tidak memiliki pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang dapat mempengahruhi mutu informasi tersebut. Proses pengukuran yang menghasilkan laporan dan ketepatan data di dalam lapoan secara tak langsung menyatakan bahwa ketepatannya tidak terjamin.

Kesulitan terhadap bias dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur-prosedur untuk mencari dan menguku bias dan kemudian menyesuaikannya. Kesulitan terhadap kesalahan dapat diatasi dengan:

1. Pengendalian intern untuk mengthui kesalahan. 2. Audit intern dan ekstern.

3. Menambahkan “batas-batas kepercayaan” pada data.

4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar pemakai dapat meniai kesalahan yang mungkin terjadi.

Ada perbedaan antara dua cara pertama dengan kedua cara terakhir dalam mengatasi kesalahan. Kedua cara terakhir memberi batas kepercayaan pada pemakai, sedangkan dua cara pertama berusaha mengurangi ketidakpastian data dan karena itu meningkatkan kandungan informasi. Pengendalian intern dan pengauditan dalam konteks ini dapat dianggap menambahkan nilai informasi yang diberikan oleh sistem informasi dengan mengurangi keraguan akan kemungkinan adanya banyak kesalahan. Prosedur pengendalian dan audit tidak cenderung mempengaruhi bias maupun kesalahan yang disebabkan oleh metode pengukuran dan pengumpulan data.

2.2.2 Jenis-jenis Sistem

Ada beberapa cara untuk memandang sistem. Satu klasifikasi telah dikemukakan: sistem fisik dan abstrak. Klasifikasi lain adalah sistem deterministik dan probabilistik serta sistem tertutup dan terbuka.

2.2.2.1Sistem Deterministik dan Probabilistik

Sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat. Interaksi antara bagian-bagian diketahui dengan pasti. Bila seseorang


(31)

memiliki uraian keadaan sistem pada saat tertentu beserta uraian operasinya, maka keadaan sistem selanjutnya dapat disebutkan secara tepat tanpa kesalahan [2].

Sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem.

2.2.2.2Sistem Tertutup dan Terbuka

Sebuah sistem tertutup dalam fisika didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mandiri (self-contained). Sistem ini tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungannya [2].

Pada organisasi dan pengolahan informasi, ada sistem yang relatif terisolasi dari lingkungannya tetapi tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik. Ini akan disebut sistem tertutup atau sistem yang secara relatif tertutup.

Sistem terbuka mengadakan pertukaran informasi, materi atau energi dengan lingkungannya. Pertukaran dapat meliputi masukan acak dan tak tentu. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi, berarti sistem dapat menyesuaikan terhadap perubahan dlaam lingkungannya sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya. Sistem ini mengorganisasi diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan atas perubahan keadaan.

2.2.3 Konsep Dasar Manajemen

Manajemen telah didefinisikan dalam berbagai cara. Akan tetapi, untuk maksud manajemen kita pahami sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskna apa yang dilakukan pemimpin perusahaan pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, meng organisasikan, memprakarsai dan mengandalikan operasi [1]. Mereka merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan, dan memilih arah pindahan yang terbaik untuk mencapai aa yang direncanakan. Mereka mengorganisasikan tugas-tugas yang diperlukan untuk rencana operasional, menyusun tugas ini dalam kelompok yang homogen, dan menetapkan pendelegasian wewenang. Mereka mengendalikan prestasi kerja (performance) dengan menentukan norma-norma prestasi kerja dan menghindari penyimpanan terhadap norma atau standar tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan persyaratan yang mendasar bagis setiap proses terdulu, maka tugas SIM menjadi


(32)

19

sesuatu yang memberikan kemudahan pengambilan keputusan untuk perencanaan, pengorganisasian, pengendalian pekerjaan, dan fungsi bisnis. Ini berkaitan erat dengan keptusan terprogram dan peraturan pengambilan keputusan yang rumit karena teknik ilmu manajemen yang digabung dengan kemampuan komputer untuk menyajikan pemecahan masalah sangat membantu pemimpin perusahaan dalam membuat keputusan yang rumit. Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2-1.

Tabel 2-1 Teknik-teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern

Tipe-tipe keputusan Teknik-teknik pembuatan keputusan

Tradisional Modern

Diprogram: keputusan-keputusan rutin dan berulang-ulang. Organisasi

mengembangkan proses-proses khusus bagi penanganannya.

1.Kebiasaan 2.Kegiatan rutin:

Prosedur-prosedur pengoperasian standar. 3.Struktur organisasi

- Pengharapan umum - Sistem tujuan

- Saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik

1. teknik-teknik riset operasi Analisa Matematika model-model simulasi komputer. 2. Pengolahan data elektronik

Tidak diprogram: keputusan-keputusan sekali pakai disusun tidak sehat. Kebijaksanaan ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.

1.Kebijakan intuisi dan kreatifitas

2.Coba-coba

3.Seleksi & pelatihan para pelaksana

Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada: 1. Latihan membuat keputusan 2. Penyusunan program 2

komputer “heuristic”

2.2.3.1Bentuk Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi. Kegiatan menejemen tingkat atas, menengah, dan bawah adalah berbeda. Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan. Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat diketahui dari masing-masing kegiatan manajemen tersebut [1]. Kegiatan manajemen untuk masing-masing tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut:

 Perencanaan strategis

Merupakan kegiatan menajemen tingkat atas (top manager). Frederick H. Wu dalam bukunya mendefinisikan perencanaan strategis.


(33)

“Perencanaan Strategis” adalah proses evaluasi lingkungan organisasi,

penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi. a. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi

Lingkugan luar organisasi selalu berubah secara konstan dan perubahan ini mungkin dapat mengakibatkna perubahan strategi yang sudah ditetapkan. Manajemen atas harus cepat tanggap tehadap tekanan-tekanan lingkungan luar yang dapat merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.

b. Penentuan tujuan

Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Tujuan ditetapkan oleh manajemen tingkat atas dalam proses perencanaan strategis yang bersifat jangka panjang.

c. Penetuan strategis

Manajemen tingkat atas menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan organisasi dengan maksud mencapai tujuannya. Inilah yang deisebut strategi. Dengan strategi, semua kemampuan yang berupa sumber daya yang terlihat seperti material, modal, personil, dan kesempatan lingkungan luar organisasi.

 Pengendalian manajemen

Pengendalian manajemen adalah proses meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yang sudah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Pengendalian manajemen merupakan tingkatan taktik, yaitu bagaimana manjemen tingkat menengah menjalankan taktis supaya perencanaan strategis dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yang dijalankan biasanya besifat jangka pendek. Proses dalam pengendalian manajemen menyangkut komunikasi informal dan formal. Komunikasi informal terjadi dalam pertemuan-pertemuan dan diskusi. Sebagai tambahan informasi informal, beberapa perusahaan juga mempunyai proses pengendalian menajemen yang formal, yang terdiri dari tahap pemrograman, penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan pengukuran serta pelaporan dan analisis.


(34)

21

Pengendalian operasional adalah proses meyakinkan bahwa setiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasi ini merupakan proses penerapan program yang telah ditetapkan dalam pengendalian manajemen [7]. Pengendalian operasi dilakukan di bawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas manajemen tingat bawah. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan dalam manajemen tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan jangka panjang dan penentuan strategis. Lebih bawah tingkatannya, kegiatan manajemen lebih menjurus ke hal-hal yang sifatnya operasional.

2.2.4 Sistem Informasi Manajemen

Sebuah sistem informasi manajemen atau SIM adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberi dukungan informasi dan pengolahan fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya [2]. Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. SIM merupakan sistem pengolahan informasi berdasarkan komputer yang dirancang untuk fungsi operasi, manajemen, dan keputusan sebuah organisasi.

Sebuah organisasi mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data yang mengikuti prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat untuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi manajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih daripada sekedar sistem pengolahan data, yaitu sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah piramida yang dapat dilihat pada Gambar 2-3.


(35)

Gambar 2-3 Piramida Sistem Informasi Manajemen

Dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari, lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumberdata informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.

Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang, adalah sistem yang terpadu, untuk menyaikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah database.

Adapun tahapan dalam sistem informasi manajemen (SIM) dengan menggunakan siklus PDCA seperti pada Gambar 2-4.

SIM untuk perencanaan strategis dan kebijakan

serta pengambilan keutusan

Informasi manajemen untuk perencanaan taktis dan pengambilan

keputusan

informasi manajemen untuk perencanaan operasional, pengambilan keputusan dan

pengendalian

Pengolahan transaksi pemberian informasi (tanggapan atas pertanyaan)


(36)

23

Gambar 2-4 Siklus PDCA

Siklus PDCA adalah metode sistematis untuk perbaikan proses terus-menerus didasarkan pada prinsip bahwa kita perlu mengerti situasi atau proses sebelum memperbaikinya.

Proses utama, hasil sebenarnya dari suatu tindakan dibandingkan dengan target atau tujuan awal, lalu dilakukan langkah-langkah perbaikan jika jarak perbedaan terlalu besar. Sifat berulang dan perbaikan terus-menerus merupakan karakteristik siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act). Hal ini disebut juga sebgai Deming Circle, dinamai oleh W.E. Deming. Variasi lain dari PDCA adalah PDSA (Plan, Do, Study, Act) [6].

Berdasarkan Gambar 2-4 siklus PDCA diatas terdapat 4 kegiatan yaitu Plan, Do, Check, Action. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kegiatan siklus PDCA:

1. Plan, tahap plan adalah tahap untuk menetapkan target atau sasaran yang ingin dicapai dalam pengingkatan proses ataupun permasalahan yang ingin dipecahkan, kemudian menentukan metode yang akan digunakan untuk mencapai target atau sasaran yang telah diteteapkan.

2. Do, tahap do adalah tahap penerapan atau melaksanakan semua, yang telah direncanakan di tahap plan termasuk menjalankan proses-nya, serta melakukan pengumpulan data (data collection) yang kemudian akan digunakan untuk tahap check dan act.

3. Check, tahap check adalah tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil dari penerapan di tahap do. Melakukan

Plan

Do

Check


(37)

perbandingan antara hasil sebenarnya yang telah dicapai dengan target yang ditetapkan dan juga ketepatan jadwal yang telah ditentukan.

4. Act, tahap act adalah tahap untuk mengambil tindakan yang seperlunta terhadap hasil-hasil dari tahap check. Terdapat 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang dicapainya, antara lain:

a. Tindakan perbaikan (Coreective Action) yang berupa solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam pencapaian target. Tindakan perbaikan ini perlu diambil jika hasilnya tidak mencapai apa yang telah ditargetkan.

b. Tindakan standarisasi (Standardization Action) yaitu tindakan untuk men-standarisasi-kan cara ataupun praktek terbaik yang telah dilakukan, tindakan standarisasi ini dilakukan jika hasilnya mencapai target yang telah ditetapkan.

Siklus tersebut akan kembali lagi ke tahap plan untuk melakukan peningkatan proses selanjutnya sehingga terjadi siklus peningkatan proses yang terus menerus (Continuous Process Improvement).

2.2.5 Analisis Perancangan OOAD (Object Oriented Analysis and Design) OOAD (Object Oriented Analysis Design) adalah metode analisis yang memeriksa requirements pada suatu kelas dan objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan yang mengarah pada arsitektur perangkat lunak yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem. Diman terdapat beberapa konsep dalam OOAD, yaitu: kelas, object, metode, atribut, abstraksi, dan lain-lain.

2.2.6 UML

Unified Modelling Language (UML) merupakan sebuah notasi grafik untuk menggambarkan diagram konsep perangkat lunak. Dapat digunakan untuk menggambar diagram dari domain masalah, membuat desain perangkat lunak, atau implementasi perangkat lunak yang telah lengkap [9]. Fowler menjelaskan terdapat tiga perbedaan yaitu Konseptual, Spesifikasi, dan Implementasi.


(38)

25

Pada tahap Spesifikasi dan Impelementasi memiliki hubungan yang kuat dengan kode program. Itu merupakan kebutuhannya mengubah tingkat Spesifikasi menjadi kode sumber. Dengan demikian ada aturan dan semantik diagram pada tingkat tersebut harus diikuti. Diagram tersebut memiliki sedikit ambiguitas dan banyak formalitas.

UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Booch, Object Modelling Technique (OMT) dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) [9]. Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain ke dalam empat tahapan iteratif, yaitu: identifikasi kelas – kelas dan obyek

– obyek, identifikasi semantic dari hubungan obyek dan kelas terbut, perincian interface dan implementasi. Keunggulan metode Booch adalah pada detil dan kayanya dengan notasi dan elemen. Pemodelan OMT yang dikembangkan oleh Rumbaugh didasarkan pada analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship. Tahapan utama dalam metodologi ini adalah analisis, desain sistem, desain obyek dan implementasi. Keunggulan metode ini adalah dalam penotasian yang mendukung semua konsep OO. Metode OOSE dari Jacobson lebih memberi penekanan pada use case. OOSE memiliki tiga tahapan yaitu membuat model requirement dan analisis, desain, implementasi, dan model pengujian (test model). Keunggulan metode ini adalah mudah dipelajari karena memiliki notasi yang sederhana namun mencakup seluruh tahapan dalam rekayasa perangkat lunak.

Dengan UML, metode Booch, OMT dan OOSE digabungkan dengan membuang elemen – elemen yang tidak praktis ditambah dengan elemen – elemen dari metode lain yang lebih efektif dan elemen – elemen baru yang belum ada pada metode terdahulu sehingga UML lebih ekspresif dan seragam daripada metode lainnya. Unsur – unsur yang membentuk UML dapat dilihat pada Gambar 2-5.


(39)

Gambar 2-5 Unsur Pembentuk UML Komponen – komponen UML

UML mendefinisikan diagram – diagram berikut ini:

a. Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi

antara aktor dengan sistem.

b. Class Diagram

1) Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggunakan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

2) Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain – lain.

c. Object Diagram

Object diagram serupa dengan diagram kelas, tetapi dari pada menggambarkan kelas objek, lebih baik menggunakan diagram objek yang memodelkan instance objek aktual dengan menunjukkan nilai – nilai saat ini dari attribute instance.


(40)

27

d. Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima.

e. Activity Diagram

1) Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, keputusan mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

2) Activity diagram merupakan state diagram khusus, yang sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu, activity diagram tidak menggambarkan perilaku internal sebuah sistem dan interaksi antar subsistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses – proses dan jalur – jalur aktivitas.

f. Sequence Diagram

Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi antara satu sama lain melalui pesan pada sebuah use case atau operasi.

g. Collaboration Diagram

Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing – masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, dimana message dari level tertinggi memiliki nomor satu. Messages dari level yang sama memiliki prefix yang sama.

h. Component Diagram

1) Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen perangkat lunak, termasuk dependency diantaranya.

2) Komponen perangkat lunak adalah modul berisi kode, baik berisi kode sumber maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya


(41)

komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen – komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

i. Deployment Diagram

1) Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak pada mesin, server atau perangkat keras apapun, bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal – hal lain yang bersifat fisikal.

2) Sebuah node adalah server, workstation, atau perangkat keras lain yang digunakan untuk me-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node misalnya TCP/IP dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

2.2.7 Visual Paradigm

Visual Paradigm sebuah software model dengan system visualisasi memungkinkan model yang telah dibuat dapat digunakan sebagai representasi proyek-proyek lain dilengkapi dengan beberapa fitur yang ada didalamnya sampai pada menganalisa sebuah proyek yang akan dikerjakan. Diagram dapat disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipustakakan menjadi proyek per proyek yang saling berkaitan. Hal ini dapat juga membantu memisahkan terhadap pekerjaan proyek sampai level terkecil.

Visual Paradigm dapat membandingkan perubahan antara diagram yang satu dengan yang lain yang saling berkaitan dan dapat digunakan untuk melacak perbedaan antara diagram-digram yang ada. Dengan dukungan design layaknya Freehand dapat menambahkan ke diagram untuk penjelasan lebih detail apa yang menjadi tujuan. Fasilitas lain dapat menggunakan mouse pen atau pena untuk sketching bentuk jalan, kita juga dapat menambahkan bentuk solid seperti bintang, dan panah rectangles.


(42)

29

Visual Paradigm, bentuk nama dengan model horizontal, dan menengah atas atau vertikal, tergantung pada karakteristik dari bentuk. Hal ini dimungkinkan untuk menyetel kembali bentuk nama, yang berguna untuk bahasa yang ditulis dari kanan ke kiri, seperti Ibrani modern. Gaya dukungan untuk bentuk dan konektor. Tampilan visual bentuk sebagian besar tergantung pada format properti seperti latar belakang, depan, pilihan font dan anak panah presentasi. Dengan gaya mendukung, pengguna dapat menentukan gaya dengan format properti khusus, dan kembali pada bentuk lainnya tanpa perlu mendefinisikan ulang format lagi dan lagi.

Diagram Layer adalah fitur untuk membantu dalam berbagai bentuk categorizing lapisan berbeda. Kita dapat menggunakan lapisan yang terpisah untuk penjelasan, kami dapat juga tempat alternatif jalan yang mengalir di lapisan yang terpisah. Sejak lapisan dapat ditampilkan atau menyembunyikan, memberikan solusi yang ideal untuk mengendalikan porsi diagram untuk muncul di diagram.

2.2.8 Database

Semua sistem informasi membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus (kadang-kadang disingkat CRUD) data. Data disimpan di dalam file dan database. File adalah sebuah kumpulan record yang serupa. Contoh-contohnya mencakup

FILE COSTUMER, FILE ORDER, dan FILE PRODUK. Database adalah

kumpulan file yang saling terkait. Kata kuncinya adalah “saling terkait”. Database tidak hanya berupa kumpulan file. Record pada setiap file juga harus memperbolehkan hubungan-hubungan (anggaplah sebagai “pointer”) untuk menyimpan files lainnya [4].

2.2.8.1Database Management System

Database management system adalah perangkat lunak komputer khusus yang disediakan dari vendor-vendor komputer yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol, dan mengelola database. DBMS sering disebut database engine. Mesin ini merepon perintah-perintah khusus untuk membuat struktur database kemudian membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus records pada sebuah database. Sistem manajemen database dibeli dari sebuah vendor teknologi database seperti Oracle, IBM, Microsoft, atau Sybase [4].


(43)

Analisis database, mendesain struktur data dalam tipe hal record, fields yang diisikan pada record tersebut, dan hubungan yang ada pada tipe-tipe record. Struktur ini didefinisikan untuk sistem manajemen database dengan menggunakan bahasa definisi data milik sistem tersebut. Data Definition Language (DDL) digunakan oelh DBMS untuk menetapkan secara fisik tipe, record, field, dan hubungan struktural. Selain itu DDL menentukan view database. View tersebut membatasi bagian dari sebuah database yang dapat digunakan atau diakses oleh para pengguna dan program yang berbeda.

Sebagian besar sistem menajemen database menyimpan baik user data maupun metadata – data (atau spesifikasi) mengenai data seperti record dan field, sinonim-sinonim, hubungan data, aturan-aturan, validasi, help message, dan seterusnya.

Sistem manajemen database juga menyediakan sebuah bahasa manipulasi data untuk mengakses dan menggunakan data yang disimpan pada aplikasi-aplikasi.

Data Manipulation Language (DML) digunakan untuk membuat, membaca,

memperbarui, dan menghapus records pada sebuah database dan untuk menjelajahi diantara records dan tipe-tipe record yang berbeda. DBMS dan DML menyembunyikan rincian-rincian yang terkait dengan bagaimana record diorganisasikan dan dialokasikan pada sebuah disk. Pada umumnya DML sangat fleksibel dalam hal ia dapat digunakan untuk membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus records atau perintah-perintah DML yang dapat “dipanggil” dari sebuah bahasa host programming terpisah seperti COBOL, Visual Basic, atau Java.

2.2.8.2MySql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL (DBMS) yang multithread, dan multi-user. MySQL adalah implementasi dari system manajemen basisdata relasional (RDBMS). MySQL dibuah oleh TcX dan telah dipercaya mengelola system dengan 40 buah database berisi 10.000 tabel dan 500 di antaranya memiliki 7 juta baris.

MySQL AB merupakan perusahaan komersial Swedia yang mensponsori dan yang memiliki MySQL. Pendiri MySQL AB adalah dua orang Swedia yang


(44)

31

bernama David Axmark, Allan Larsson dan satu orang Finlandia bernama Michael

“Monty”. Setiap pengguna MySQL dapat menggunakannya secara bebas yang didistribusikan gratis dibawah lisensi GPL(General Public License) namun tidak boleh menjadikan produk turunan yang bersifat komersial.

Pada saat ini MySQL merupakan database server yang sangat terkenal di dunia, semua itu tak lain karena bahasa dasar yang digunakan untuk mengakses database yaitu SQL. SQL (Structured Query Language) pertama kali diterapkan pada sebuah proyek riset pada laboratorium riset San Jose, IBM yang bernama system R. Kemudian SQL juga dikembangan oleh Oracle, Informix dan Sybase. Dengan menggunakan SQL, proses pengaksesan database lebih user-friendly dibandingan dengan yang lain, misalnya dBase atau Clipper karena mereka masih menggunakan perintah-perintah pemrograman murni.

SQL dapat digunakan secara berdiri sendiri maupun di lekatkan pada bahasa pemograman seperti C, dan Delphi.

A. Elemen SQL

Elemen dari SQL yang paling dasar antara lain pernyataan, nama, tipe data, ekspresi, konstanta dan fungsi bawaan.

b. Pernyataan

Perintah dari SQL yang digunakan untuk meminta sebuah tindakan kepada DBMS.

Pernyataan dasar SQL antara lain:

1. ALTER : Merubah struktur tabel 2. COMMIT : Mengakhiri eksekusi transaksi 3. CREATE : Membuat tabel, indeks

4. DELETE : Menghapus baris pada sebuah tabel 5. DROP : Menghapus tabel, indeks

6. GRANT : Menugaskan hak terhadap basis data kepada user 7. INSERT : Menambah baris pada tabel


(45)

9. ROLLBACK : Mengembalikan pada keadaan semula apabila transaksi gagal

dilaksanakan

10.SELECT : Memilih baris dan kolom pada sebuah tabel 11.UPDATE : Mengubah value pada baris sebuah tabel c. Tipe data

2. Tipe data numerik antara lain:

1. TINYINT : Nilai integer yang sangat kecil 2. SMALLINT : Nilai integer yang kecil

3. MEDIUMINT : Nilai integer yang sedang

4. INT : Nilai integer dengan nilai standar 5. BEGINT : Nilai integer dengan nilai besar

6. FLOAT : Bilangan decimal dengan single-precission 7. DOUBLE : Bilangan decimal dengan double-precission 8. DECIMAL(M,D) : Bilangan float yang dinyatakan sebagai

string. M : jumlah digit yang disimpan, D : jumlah angka dibelakang koma

Tipe data String antara lain :

1. CHAR : Karakter yang memiliki panjang tetap yaitu sebanyak n

2. VARCHAR : Karakter yang memiliki panjang tidak tetap yaitu maksimum n

3. TINYBLOB : BLOB dengan ukuran sangat kecil 4. BLOB : BLOB yang memiliki ukuran kecil 5. MEDIUMBLOB : BLOB yang memiliki ukuran sedang 6. LONGBLOB : BLOB yang memiliki ukuran besar 7. TINYTEXT : teks dengan ukuran sangat kecil 8. TEXT : teks yang memiliki ukuran kecil 9. MEDIUMTEXT : teks yang memiliki ukuran sedang 10.LONGTEXT : teks yang memiliki ukuran besar


(46)

33

11.ENUM : kolom diisi dengan satu member enumerasi 12.SET : Kolom dapat diisi dengan beberapa nilai

anggota himpunan Tipe data tunggal dan jam:

1. DATE : date memiliki format tahun-bulan-tanggal 2. TIME : time memiliki format jam-menit-detik 3. DATETIME : gabungan dari format date dan time a. Ekspresi

Ekspresi digunakan untuk menghasilkan/menghitung nilai. Misalnya : jumlah=harga-diskon

Ekspresi aritmatika antara lain: 1. + : tambah

2. – : kurang 3. / : bagi 4. * : kali b. Konstanta

3. Nilai yang tetap a. Fungsi bawaan

Fungsi adalah subprogram yang dapat menghasilkan suatu nilai apabila fungsi tersebut dipanggil. Fungsi Agregat adalah fungsi yang digunakan untuk melakukan summary, statistik yang dilakukan pada suatu tabel/query.

1. AVG(ekspresi) : digunakan untuk mencari nilai rata-rata dalam kolom dari tabel.

2. COUNT(x) : digunakan untuk menghitung jumlah baris dari sebuah kolom dari tabel

3. MAX(ekspresi) : digunakan untuk mencari nilai yang paling besar dari suatu kolom dari tabel


(47)

4. MIN(ekspresi) : digunakan untuk mencari nilai yang paling kecil dari suatu kolom dari tabel

5. SUM(ekspresi) : digunakan untuk mengitung jumlah keseluruhan dari suatu kolom dari tabel

B. Kelompok Penyataan SQL

Pernyataan SQL dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu : DDL, DML dan DCL.

a. Pernyataan SQL kelompok DDL (Data Defination Language)

DDL berfungsi untuk mendefinisikan atribut basis data, table, atribut(kolom), batasan-batasan terhadap suatu atribut, serta hubungan antar tabel. Perintah yang digunakan biasanya : CREATE, ALTER, dan DROP

1. Membuat Database

Syntax yang digunakan : CREATE DATABASE namadatabase; 2. Menghapus Database

Syntax yang digunakan : DROP DATABASE namadatabase; 3. Membuat Tabel

Syntax yang digunakan : CREATE TABLE namatabel; 4. Menghapus Database

Syntax yang digunakan : DROP DATABASE namadatabase; 5. Menghapus Tabel

Syntax yang digunakan : DROP TABEL namatabel; 6. Mendefinisikan null/not null

Syntax yang digunakan : CREATE TABLE namatabel ( Field1 TipeData1 NOT NULL, Field2 TipeData2

); 7. Mendefinisikan Nilai Default

Syntax yang digunakan : CREATE TABLE namatabel ( Field1 TipeData1,


(48)

35

);

8. Mendefinisikan Primary Key pada Tabel Dapat dilakukan dengan 3 Syntax :

1) CREATE TABLE namatabel

( Field1 TipeData1 NOT NULL PRIMARY KEY, Field2 TipeData2

);

2) CREATE TABLE namatabel ( Field1 TipeData1,

Field2 TipeData2, PRIMARY KEY(Field1) );

3) ALTER TABEL namatabel ADD CONSTRAINT namaconstraint PRIMARY KEY (NAMAKOLOM)

9. Menghapus Primary Key pada Tabel Syntax yang digunakan ada 2 :

1) ALTER TABLE namatabel DROP CONSTRAINT NAMACONSTRAINT;

2) ALTER TABLE NAMATABEL DROP PRIMARY KEY; 10.Menambah Kolom Baru pada Tabel

Syntax yang digunakan : ALTER TABEL NAMATABEL ADD newfield tipe;

11.Mengubah Tipe Data atau Lebar Kolom pada Tabel

Syntax yang digunakan : ALTER TABEL namatabel MODIFY COLUMN field tipe;

12.Mengubah Nama Kolom

Syntax yang digunakan : ALTER TABEL namatabel CHANGE COLUMN namakolomlama namakolombaru tipe;

13.Menghapus Kolom pada Tabel

Syntax yang digunakan : ALTER TABEL namatabel DROP COLUMN namakolom;


(49)

14.Mendefinisikan Foreign Key pada Tabel Dapat dilakukan dengan 2 Syntax :

1) CREATE TABLE namatabel ( Field1 TipeData1,

Field2 TipeData2,

FOREIGN KEY (Field2) REFERENCES namatabelinduk (namakolominduk) ON UPDATE CASCADE ON DELETE NO ACTION)

2) ALTER TABEL namatabel ADD CONSTRAINT namaconstraint FOREIGN KEY (namakolom) REFERENCES namatabelinduk (namakolominduk) ON UPDATE CASCADE ON DELETE NO ACTION;

15.Menghapus Foreign Key

Syntak yang digunakan: ALTER TABEL namatabel DROP FOREIGN KEY namaconstraint;

b. DML (Data Manipulation Language)

DML berfungsi untuk memanipuladi data yang ada di dalam basis data, contohnya untuk pengambilan data, penyisipan data, pengubahan data dan penghapusan data.

Perintah yang digunakan biasanya adalah: INSERT, DELETE, UPDATE, dan SELECT.

1. INSERT

menambah baris pada tabel. Syntax yang paling sering digunakan: INSERT INTO namatabel VALUES (nilai1, nilai2, nilai-n);

2. DELETE

Menghapus baris pada tabel. Syntax: DELETE FROM namatabel [where kondisi];

3. UPDATE

Mengubah isi beberapa kolom pada tabel. Syntax: UPDATE namatabel SET kolom1=nilai1, kolom2=nilai2 [where kondisi];


(50)

37

4. SELECT

Menampilkan isi dari suatu tabel yang bisa dihubungkan dengan tabel yang lainnya.

2.2.9 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer yang merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi.

Menurut tingkat kedekatannya dengan mesin komputer, bahasa pemrograman terdiri dari:

1. Bahasa mesin. Yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa biner, contohnya 0110110101.

2. Bahasi tingkat rendah, atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan (bahasa inggris assembly), yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode-kode singkat (kode mnemonic), contohnya MOV, SUB, CMP, JMP, JGE, JL, LOOP, dan sebagainya.

3. Bahasa tingkat menengah, yaitu bahasa komputer yang memakai campuran instruksi dalam kata-kata manusia dan instruksi yang bersifat simbolik, contohnya {,},?,<<,>>,&&,||, dan sebagainya.

Sebagian besar bahasa pemrograman digolongkan sebagai bahasa tingkat tinggi, hanya bahasa C yang digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah dan Assembly yang merupakan bahasa tingkat rendah.

2.2.9.1 C Sharp (C#)

Bahasa C# (dibaca C sharp) adalah suatu aset yang terdapat dalam .NET Framework. Anda dapat menggunakan C# untuk membuat file eksekusi yang berdiri sendiri atau untuk membuat isi atau konten dinamis dalam sebuah web form. Untuk memulai pembuatan program atau aplikasi, akan dibutuhkan text editor, seperti notepad, untuk menghasilkan source code (kode sumber). Tipe file yang


(51)

sangat dipertahankan dari kode C# adalah sebuah file class. Suatu class C# adalah sebuah file teks yang disimpan dengan ekstensi file *.cs. hasil pengkodingan dapat dikompilasi dengan menggunakan compiler c# (csc.exe) yang terdapat pada command prompt yang mana membuat file eksekusi berekstensi *.exe.

2.2.10 Visual Studio

Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi windows, ataupun aplikasi Web. Visual studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.

Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan diatas Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language diatas .NET Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang berjalan di atas .NET Compact Framework).

2.2.11 TOPSIS (Technique for Order Performance by Similiarity to Ideal Solution)

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dasi solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari sleuruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut [3].


(52)

39

TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak tehadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai. metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana, mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

Langkah-langkah penyelesaian masalah dengan TOPSIS, adalah sebagai berikut:

 Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi

 Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot

 Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif

 Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif

 Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif

 Merangking alternatif

Algoritma TOPSIS ini juga tentunya mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Untuk detailnya dapat dilihat pada Tabel 2-2.

Tabel 2-2 Kelebihan dan kekurangan algoritma TOPSIS

Kelebihan Kekurangan

Konsepnya sederhana dan mudah dipahami Harus adanya bobot yang dihitung untuk melanjutkan hitungan data selanjutnya dengan memakai TOPSIS.

Komputasinya efisien

Memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis sederhana

Adapun langkah-langkah algoritma dari TOPSIS ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi

Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector adalah:


(53)

� = √∑

Dimana:

Rij = Hasil dari normalisasi matriks keputusan R i = 1,2,3,…,m;

j = 1,2,3,…,n;

2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot

Dengan bobot W = (w1, w2,…,wn), maka normalisasi bobot matriks Y adalah:

= [ � ⋱ �

� � ]

3. Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif Solusi ideal positif dinotasikan dengan Y+ dan solusi ideal negatif dinotasikan dengan Y-, sebagai berikut:

Menentukan solusi ideal (+) dan (-)

Y+ = {(max yij) (min yij | j J’), i = 1,2,3,…, m} = { +, +,…, +} Y- = {(max yij) (min yij | j ∈J’), i = 1,2,3,…, m} = { −, −,…, −} Dimana:

yij = elemen matriks Y baris ke-I dan kolom ke-j

j = {j=1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan benefit criteria} J’= {j=1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan cost criteria}

4. Meghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif

Separation measure ini merupakan engukuran jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Perhitungan matematisnya adalah sebagai berikut:

Separation measure untuk solusi ideal positif

+ = √∑ ( +)

= , dengan i = 1,2,3,…,m

Dimana:


(54)

41

J’ = {j=1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan cost criteria} Separation measure untuk solusi ideal negatif

= √∑ ( )

= , dengan i = 1,2,3,…,m

Dimana:

J = {j=1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan benefit criteria}

J’ = {j=1,2,3,…,n dan j berhubungan dengan cost criteria} 5. Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif

Kedekatan relatif dari alternatif Y+dengan solusi ideal Y- direpresentasikan dengan:

−+�+, dengan 0 < +< 1 dan i = 1,2,3,…,m

6. Merangking alternatif

Alternatif dapat diranking berdasarkan urutan ∗. Maka dari itu, alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.

2.2.12 Menghitung Jarak Antar Titik Koordinat

Euclidean distance adalah perhitungan jarak dari 2 buah titik dalam

Euclidean space. Euclidean space diperkenalkan oleh Euclid, seorang

matematikawan dar Yunani. Rumus mencari jarak menggunakan euclidean distance, adalah sebagai berikut:

= √ − + −

Dimana: d = Jarak

x1 = Koordinat Latitude titik awal y1 = Koordinat Longitude titik awal x2 = Koordinat Latitude titik tujuan y2 = Koordinat Longitude titik tujuan

Dari perhitungan tersebut didapat hasil jarak namun masih dalam satuan decimal degree (sesuai dengan format longitude dan latitude yang dipakai)


(1)

Kasus dan Hasil Uji (Data Benar)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Mengisi semua field yang ada pada groupBox

pembayaran mitra dengan benar dan menekan tombol simpan

Muncul pesan ‘Data

berhasil disimpan!’ Muncul pesan ‘Daberhasil disimpan!’ ta [ √ ] Diterima[ ] Ditolak

Pengujian untuk login dengan data yang dimasukkan oleh pengguna salah

dapat dilihat pada Tabel 4-47.

Tabel 4-47 Pengujian Mengelola Pembayaran Pakan Data Salah Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Tidak memilih nama mitra yang tersedia pada comboBox

Muncul pesan ‘Nama

mitra belum dipilih!’ Muncul pesan ‘Nama mitra belum dipilih!’ [ √ ] Diterima[ ] Ditolak Tidak mengisi field

jumlah pembayaran

Muncul pesan

‘Jumlah pembayaran belum diisi!’

Muncul pesan

‘Jumlah pembayaran belum diisi!’

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak Tidak memilih cara

pembayaran yang tersedia pada comboBox

Muncul pesan ‘Cara

pembayaran belum

dipilih!’

Muncul pesan ‘Cara

pembayaran belum

dipilih!’

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Tidak memilih bukti pembayaran berupa foto yang berformat .jpg atau .png

Muncul pesan ‘Bukti

pembayaran belum dipilih atau tidak format gambar tidak

sesuai!’

Muncul pesan ‘Bukti

pembayaran belum dipilih atau tidak format gambar tidak

sesuai!’

[ √ ] Diterima [ ] Ditolak

Tidak memilih tanggal pembayaran pada dateTimePicker yang tersedia

Muncul pesan

‘Tanggal pembayaran belum dipilih!’

Muncul pesan

‘Tanggal pembayaran belum dipilih!’

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Mengisi semua field yang ada pada groupBox

pembayaran mitra dengan data yang salah dan menekan tombol simpan

Muncul pesan ‘Data

gagal disimpan!’ Muncul pesan ‘Data gagal disimpan!’ [ √ ] Diterima[ ] Ditolak

4.2.3

Kesimpulan Pengujian Blacbox

Berdasarkan hasil pengujian

black box

yang dilakukan dengan kasus uji

pada Tabel 4-5, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Jika ada data masukkan benar, maka sistem akan mengeluarkan keluaran sesuai

harapan.


(2)

2.

Jika data yang dimasukkan salah, maka sistem akan menunjukkan pesan

kesalahan sesuai dengan kesalahannya dan mengarahkan pengguna agar

memberi masukan yang benar agar fungsional sistem dapat mengeluarkan hasil

yang diharapkan.

4.2.4

Skenario Pengujian Beta

Pengujian beta merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif dimana

diuji secara langsung ke lapangan yaitu instansi yang bersangkutan mengenai

kepuasan pengguna dengan kandungan poin yaitu pemenuhan kebutuhan dari

tujuan awal pembangunan Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Mitra Petani

di CV. Jatiluhur Mas dan tampilan antarmuka dari sistem yang dibangun. Pengujian

beta dilakukan melalui sebuah teknik pengambilan data, yaitu melalui wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap pengujian beta untuk halaman pimpinan

perusahaan dan Kepala bagian gudang.

4.2.5

Wawancara Pengguna

Wawancara dilakukan dengan menggunakan teknik kulitatif melalui

pertanyaan terbuka. Dari hasil wawancara tersebut akan dilakukan pengambilan

kesimpulan terhadap penilaian penerapan sistem yang baru. Wawancara terdiri dari

5 pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber.

4.2.5.1

Wawancara Pengujian Beta Untuk Pemimpin Perusahaan

Wawancara dilakukan untuk pengujian beta terhadap Sistem Informasi

Manajemen Pengelolaan Peternakan Ikan di CV. Jatiluhur Mas kepada pemimpin

perusahaan, yaitu Bapak Ayudya Mas Bayunianto. Kegiatan wawancara ini

dilakukan pada tanggal 28 Juli 2016 yang bertempat di PIT STOP (tempat

pencucian mobil milik Bapak Ayudya). Daftar Pertanyaan dan hasil wawancara

kepada pemimpin perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4-48.

Tabel 4-48 Wawancara Pemimpin Perusahaan

1. Apakah manfaat yang anda dapatkan dari sistem yang dibangun?

Jawaban Narasumber Manfaatnya program jadi lebih terstruktur, lebih terperinci, lebih terarah. Tujuannya yang asalnya acak-acakan setelah ada sistem kan sistemnya berurutan nanti kalau sudah berurutan kita dapat


(3)

2. Apakah dengan sistem yang dibangun akan lebih memudahkan pekerjaan anda? Jawaban Narasumber Ya jelas, dengan itu kan jadi yang awalnya yang lebih ribet, sering

ada miss dari tim panen dengan kita yang input data kan jadi segala kemungkinan salah input atau salah lapor itu kan bisa ditanggulangi. 3. Apakah sistem yang sedang dibangun dapat mengurangi masalah-masalah yang terjadi

sebelumnya?

Jawaban Narasumber Bisa, ga nutup kemungkinan dengan sistem yang dibuat jadi lebih baik, tapi dari kita dengan SDM nya sendiri hasrus lebih

ditingkatkan. Perannya juga bukan hanya sistem ini kan, tetapi juga SDM nya.

4. Apakah sistem yang dibangun dapat membantu pengelolaan peternakan ikan yang sudah ada?

Jawaban Narasumber Bisa.

5. Bagaimana pendapat anda untuk sistem yang dibangun, apakah cukup mudah dipelajari?

Jawaban Narasumber Belum sih, kan baru di demoin.

6. Menurut anda apakah menu yang terdapat pada sistem yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan?

Jawaban Narasumber Ya, sesuai.

7. Menurut anda apakah navigasi pada sistem yang dibangun sudah cukup baik? Jawaban Narasumber Sudah, nanti tinggal kita yang pelajari.

8. Apakah tampilan sistem yang dibangun sudah baik? Jawaban Narasumber Ya, sudah.

9. Apakah anda sudah cukup puas dengan sistem yang dibangun? Jawaban Narasumber Ya, sudah.

10. Apakah anda memiliki kritik dan saran terhadap sistem yang dibangun agar kedepannya sistem ini apat lebih baik lagi?

Jawaban Narasumber Enggak sih, liat aja nanti.

4.2.5.2

Wawancara Pengujian Beta Untuk Kepala Bagian Gudang

Wawancara dilakukan untuk pengujian beta terhadap Sistem Informasi

Manajemen Pengelolaan Peternakan Ikan di CV. Jatiluhur Mas kepada pemimpin

perusahaan, yaitu Bapak Sutanto. Kegiatan wawancara ini dilakukan pada tanggal

25 Juli 2016 yang bertempat digudang pakan milik CV. Jatiluhur Mas. Daftar

Pertanyaan dan hasil wawancara kepada pemimpin perusahaan dapat dilihat pada

Tabel 4-48.

Tabel 4-49 Wawancara Kabag Gudang

1. Apakah manfaat yang anda dapatkan dari sistem yang dibangun? Jawaban Narasumber Setelah adanya sistem semua data lebih teratur


(4)

Jawaban Narasumber Iya, karena yang biasanya data oakan sering salah sekarang jadi lebih kelihatah alurnya, tidak usah bulak-balik lagi.

3. Apakah sistem yang sedang dibangun dapat mengurangi masalah-masalah yang terjadi sebelumnya?

Jawaban Narasumber Iya memudahkan, jadi pekerjaan saya bisa jadi lebih cepat. 4. Apakah sistem yang dibangun dapat membantu pengelolaan peternakan ikan yang

sudah ada?

Jawaban Narasumber Iya,

5. Bagaimana pendapat anda untuk sistem yang dibangun, apakah cukup mudah dipelajari?

Jawaban Narasumber Lumayan mudah, tapi perlu belajar lagi karena kan belum terbiasa dengan komputer.

6. Menurut anda apakah menu yang terdapat pada sistem yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan?

Jawaban Narasumber Sudah.

7. Menurut anda apakah navigasi pada sistem yang dibangun sudah cukup baik? Jawaban Narasumber Sudah baik, jadi jelas menunya sesuai fungsinya kan,

8. Apakah tampilan sistem yang dibangun sudah baik? Jawaban Narasumber Iya, sudah.

9. Apakah anda sudah cukup puas dengan sistem yang dibangun? Jawaban Narasumber Ya, sudah puas.

10. Apakah anda memiliki kritik dan saran terhadap sistem yang dibangun agar kedepannya sistem ini apat lebih baik lagi?

Jawaban Narasumber Tidak.

4.2.6

Kesimpulan Pengujian Beta

Berdasarkan hasil jawaban dari pengguna pemimpin perusahaan dan kepala

bagian gudang terhadap pertanyaan yang diajukan pada pengujian beta, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dibangun sudah memenuhi kebutuhan

perusahaan dan cukup mudah dipahami. Sistem yang lebih terstruktur dapat

membantu pemimpin perusahaan mengambil keputusan yang lebih terarah dan

spesifik.


(5)

(6)

180

5.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang dapat diperoleh dari

pembahasan bab-bab sebelumnya serta saran untuk perbaikan dan pengembangan

sistem yang lebih lanjut.

5.1

Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian. Maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1.

Sistem informasi manajemen ini dapat membantu pemimpin perusahaan untuk

menentukan rute pengiriman pakan berdasarkan jarak dan jumlah pakan yang

dipesan, untuk mencengah petugas pengiriman mengacak tujuan kolam dalam

pengiriman pakan ikan.

2.

Sistem informasi manajemen ini dapat membantu pemimpin perusahaan untuk

memperkirakan kolam mana saja yang siap panen dan ukuran ikan dikolamnya

memenuhi ukuran ikan yang diminta oleh pasar.

5.2

Saran

Agar sistem yang dibangun dapat bekerja dengan lebih baik, hendaknya

dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1.

Sebaiknya dalam perhitungan perkiraan bobot ikan per kolam ditambahkan

antisipasi jika ada mitra petani yang membeli pakan ikan bukan dari CV.

Jatiluhur Mas, karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan bobot

ikan dan juga keakuratan perkiraan bobot ikan per kolam.

2.

Hasil dari penentuan rute pengiriman akan lebih baik lagi jika dalam bentuk

peta yang sudah ditandai koordinatnya dan diberikan keterangan urutan

pengirimannya.