Pengaruh Penetapan Harga Dan Kualitas produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Tenda (PT. Tenda Trijaya Indonesia) Di bandung

(1)

KONSUMEN PADA PRODUK TENDA ( PT. TENDA TRIJAYA

INDONESIA)DIBANDUNG”. Dibawah bimbingan Bapak Rizky Zulfikar, SE., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan harga, untuk mengetahui kualitas produk, untuk mengetahui keputusan pembelian, dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan pada produk tenda PT. Tenda Trijaya Indonesia di Bandung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (kualitatif) dengan menggunakan analisis tanggapan responden dan metode penelitian verifikatif (kuantitatif) dengan menggunakan analisis uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda, analisis korelasi berganda, analisis koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis.

Pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian adalah signifikan sebesar 17,9%. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian adalah signifikan sebesar 23,8%. Sedangkan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan sebesar 41,7%.

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa keputusan pembelian pada produk tenda PT. Tenda Trijaya Indonesia di Bandung sebagian besar dipengaruhi oleh penetapan harga dan kualitas produk, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


(2)

Under the guidance of Mr. Zulfikar Rizky, SE., M.Si.

This study aims to determine the pricing, to determine the quality of products, to determine the purchase decision, and intends to determine the effect of pricing and quality products to the buying decision either partially or simultaneously on the product tent PT. Tent Trijaya Indonesia in Bandung. The research method used in this research is descriptive research method (qualitative) by using analysis of respondents and verifikatif research methods (quantitative) by using analysis of statistical tests, namely multiple linear regression analysis, multiple correlation analysis, coefficient of determination

analysis, and hypothesis testing.

The influence of pricing on the purchase decision is significant at 17.9%. Influence the quality of the product to the purchase decision is a significant 23.8%. While the influence of pricing and quality products to the simultaneous

buying decisions of 41.7%.

The conclusion is that the decision on product purchase tents PT. Tent.Trijaya Indonesia in Bandung is largely influenced by the pricing and quality products, while the rest is influenced by other factors.


(3)

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah mencari laba semaksimal munkin, keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Situasi krisis global ini sangat berpengaruh pada dunia usaha yang ada di Indonesia, menuntut perusahaan agar cepat tanggap akan perubahan pada pasar atau konsumen maupun para pengusaha. Konsumen merubah daya belinya dan merubah pola konsumsinya sehingga volume penjualan pada beberapa produk mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dilain pihak krisis yang terjadi mengakibatkan biaya operasi para pengusaha meningkat tajam, dan tidak sedikit pula para pengusaha yang mengalami kesulitan pembiayaan. Hal ini mengakibatkan para pengusaha harus bekerja lebih keras dan merubah strategi pemasarannya agar dapat bersaing.

Persaingan yang sangat kompetitif tersebut dapat diatasi dengan strategi pemasaran yang tepat. kekuatan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi memberikan peranan terhadap keputusan pembelian konsumen akan tetapi yang paling menentukan adalah produk dan harga suatu produk yang dipasarkan kepada konsumen. maka tantangan bagi pemasar dalam memasarkan


(4)

2

merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba di perusahaan. Harga memiliki peranan utama dalam keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dan informasi. Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dari para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh mamfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian dengan adanya harga akan membantu para pembeli untuk memutuskan jenis barang dan jasa yang akan di belinya. Peranan informasi dari harga adalah memberikan informasi mengebai suatu produk seperti kualitas. Faktor harga yang kompetitif membuat konsumen tidak beralih ke produk pesaing, Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai factor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Selain harga suatu kualitas produk yang ditawarkan juga memiliki banyak peranan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Produk – produk yang memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen akan membuat konsumen menjadi loyal dan senantiasa mencari produk tersebut. Melalui kualitas produk terutama dari desain dan kontruksi suatu produk tenda yang baik sangatlah penting bagi meningkatkan penjualan produk tersebut, melalui strategi


(5)

3

produk tersebut berinteraksi dan diterima konsumen. Persaingan dibidang alat – alat kebutuhan sosial seperti tenda semakin kompetitif hal ini terbukti dengan banyak hadirnya para pesaing yang bergerak di bidang yang sama. Pemilihan kualitas produk yang tepat merupakan dalam mengadaptasi pertumbuhan penjualan di bidang ini yang dibutuhkan.

Keputusan pembelian terhadap produk tenda sangat bergantung pada harga yang di harapkan konsumen dan mamfaat produk yang diharapkan baik bagi konsumen. Konsumen akan memperhatikan banyak kepada atribut produk yang memberikan mamfaat yang dicari. Dengan demikan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk merupakan unsur penting dalam program memasarkan produk dan berpengaruh pada keputusan pembelian pada suatu produk.

PT. Tenda Trijaya Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan alat kebutuhan sosial khususnya adalah menyediakan macam - macam tenda. Perkembangan perusahaan PT. Tenda Trijaya pada saat ini memang menjadi andalan atau langganan untuk departemen sosial dan sudah mampu mengekspor ke luar negeri produk – produknya serta ke pasar lokal.

Adapun produk yang diproduksi oleh PT. Tenda Trijaya Indonesia seperti tenda peleton, tenda regu, tenda kerucut,tenda dome dll. Dan perusahaan ini


(6)

4

Dalam melakukan penetapan harga produk tenda PT. Tenda Trijaya Indonesia memperhatikan beberapa hal, seperti minat atau permintaan pasar, banyaknya pesaing dibidang yang sama dan lain sebagainya. Hal ini digunakan agar dalam penetapan harga sesuai dengan produk yang ditawarkan sehingga dapat diterima oleh konsumen namun tidak merugikan PT. Tenda Trijaya Indonesia. adapun jumlah para pesaing yang bergerak dibidang yang sama berada di daerah bandung berikut dengan harga – harga tenda dan spesifikasi kualitas produk tenda yang merupakan menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk memilih dan memutuskan pembelian produk tenda dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Data Persaingan Harga dengan para pesaing

Sumber : PT. Tenda Trijaya Indonesia, CV. Sanggar Tenda, CV. Putra Tenda, CV. Shatria tenda, CV. Mustika Abadi, PT. Dua abadi 2011.

NO Nama perusahaan Pesaing

Macam – Macam Harga Tenda Peleton

6mx14m

Regu 4mx6m

Kerucut 4mx6m

Dome 1 PT. Tenda Trijaya

Indonesia

Rp.4.500.000 Rp.3.000.000 Rp.4.000.000 Rp.650.000 2 CV. Sanggar Tenda Rp.6.500.000 Rp.4.500.000 Rp.4.700.000 Rp.850.000 3 CV. Putra Tenda Rp.4.000.000 Rp.3.500.000 Rp. 4.000.000 Rp.500.000 4 CV. Shatria Tenda Rp.3.500.000 Rp.2.500.000 Rp.3.750.000 Rp.500.000 5 CV. Mustika Tenda Rp.3.500.000 Rp.2.500.000 Rp.4.000.000 Rp.500.000 6 PT. Dua abadi Rp.4.000.000 Rp.3.500.000 Rp.4000.000 Rp.800.000


(7)

5

Pesaing peleton regu Kerucut Dome

1 PT. Tenda Trijaya Indonesia

Bahan : dinier coated Rangka : besi tali: nilon

Bahan : dinir coated Rangka : besi Tali : nilon

Bahan : tarpaulin Rangka :aluminium Bahan : famatex Rangka:fiber Tali:nilon 2 CV. Sanggar Tenda

Bahan : filament coated

Rangka : besi tali: nilon

Bahan : filament coated

Rangka : besi tali: nilon Bahan : canvas terpal Rangka :besi tali: nilon Bahan : parasit ex Rangka :fiber Tali:nilon

3 CV. Putra Tenda Bahan : 600 dinier

Rangka : aluminium tali: nilon

Bahan : dinir Rangka : aluminium tali: nilon Bahan : tarpaulin Rangka :besi Tali: nilon Bahan : famatex Rangka:fiber Tali:nilon

4 CV. Shatria Tenda Bahan : 600 dinier

Rangka : besi tali: nilon

Bahan : dinir Rangka : besi tali: nilon Bahan : tarpaulin Rangka :aluminium Tali: nilon Bahan : famatex Rangka:fiber Tali:nilon 5 CV. Mustika Tenda

Bahan : dinir Rangka : besi tali: nilon

Bahan : dinir Rangka : besi tali: nilon Bahan : tarpaulin Rangka :besi Tali: nilon Bahan : famatex Rangka:fiber Tali:nilon

6 PT. Dua abadi

Bahan : filament polister

Rangka : besi

tali: nilon

Bahan : filament polister

Rangka : besi

tali: nilon Bahan : tarpaulin impoet Rangka :besi Tali: nilon Bahan : parasit ex Rangka:fiber Tali:nilon Sumber : PT. Tenda Trijaya Indonesia, CV. Sanggar Tenda, CV. Putra Tenda, CV. Shatria

tenda, CV. Mustika Abadi, PT. Dua abadi 2011.

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari segi penetapan harga PT. Tenda Trijaya Indonesia berada kedua termahal dari total pesaing yang menjadi ancaman perusahaan ini. Oleh karena itu penetapan harga harus dilakukan dengan baik agar dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan di lihat dari segi kualitas produk tenda dari spesifikasi bahan- bahan yang dipakai. Perusahaan ini


(8)

6

yang ditawarkan. Penetapan strategi harga harus dinilai dari kekuatan dan kinerja suatu kualitas produk dimilikinya semakin kuat dan semakin baik kualitas tersebut dan semakin memiliki tempat khusus dimata konsumen untuk melakukan keputusan pembelian dan akan semakin mudah melakukan penetapan harga karena konsumen akan terus mencari produk yang ditawarkan dan tidak beralih kepada para pesaing.

Berikut ini adalah laporan daftar barang keluar produk tenda untuk semua jenis tenda di PT. Tenda Trijaya Indonesia pada tahun 2011 dari bulan Oktober – maret dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.3

Penjualan Produk Tenda Untuk Semua Jenis Pada PT. Tenda Trijaya Indonesia

Bulan Oktober – Maret 2011

Sumber : PT. Tenda Trijaya Indonesia 2011.

Tabel 1.3 menunjukan penurunan penjualan produk tenda dengan berbagai macam tenda rata-rata sebesar 16% setiap bulannya dari bulan oktober sampai bulan Bulan Penjualan perunit Persentase penurunan

Oktober 38 -

November 33 21%

Desember 30 18%

Januari 26 20%

Februari 23 18%

Maret 21 14%

april 14 21%


(9)

7

serta kualitas yang dipakai kurang bagus. Karena konsumen rata-rata ingin memutuskan pembelian jika kualitas barang itu sangat bagus dan harganya pun sangat murah.

Penelitian ini mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian produk tenda dengan penetapan harga yang dikenakan dan kualitas produk yang ditingkatkan di PT. tenda Trijaya Indonesia . Jika keputusan pembelian cepat dan tepat, maka dalam pembelian ulang, konsumen tidak akan berpikir panjang dalam melakukan pembelian. Sehingga konsumen akan terus membeli produk tersebut dan tidak akan melakukan perpindahan produk, bahkan konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, dan secara tidak langsung perusahaan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka pengaruh penetapan harga dan kualitas produk sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian terhadap suatu produk. Dengan latar belakang dan fenomena diatas Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul:

PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK TENDA ( PT. TENDA TRIJAYA INDONESIA) DI BANDUNG”.


(10)

8

Persaingan yang kompetitif dalam bidang produk tenda seiring dengan meningkatnya permintaan baik dari pemerintah, perusahaan dan masyarakat terhadap produk tenda yang terus meningkat dengan berbagai macam bentuk.sehingga membuat para pengusaha dibidang produksi tenda berlomba-lomba membuat suatu produk tenda dengan berbagai desain. Ditengah ketatnya persaingan, penetapan harga yang dilakukan PT. Tenda Trijaya Indonesia terlalu tinggi dibandingkan dengan para pesaingnya dan kualitas produk yang diberikan perusahaan kurang begitu baik dibandingkan dengan para pesaing. Dengan hal itu terjadi penurunan penjualan dan kemungkinan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian sangat rendah dan konsumen pun akan beralih kepada pesaing.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan responden terhadap penetapan harga pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

2. Bagaimana tanggapan responden terhadap kualitas produk pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.


(11)

9

keputusan pembelian secara parsial dan simultan pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk diteliti sehingga dapat diketahui pengaruh dari penetapan harga dan atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk tenda PT. Tenda Trijaya Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap penetapan harga pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

2 Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kualitas produk pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

3 Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.


(12)

10 4.3 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi pihak perusahaan

Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan sebagai bahan informasi dan menjadi masukan positif bagi perusahaan PT. Tenda Trijaya Indonesia.

b. Peneliti Lain

Dari hail penelitian ini diharapkan dapt menjadi terapan dan informasi bagi peneliti lain yang mencari informasi yang sama dengan penelitian ini.

c. Bagi Konsumen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada PT. Tenda Trijaya Indonesia


(13)

11 pemasaran..

b. Bagi Penulis

Dari hasil penelitian ini menjadi ilmu tambahan bagi penulis dan akan menjadi referensi untuk penelitian berikutnya khususnya dibidang pemasaran 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan ini Lokasi dalam pelaksanaan penelitian ini, Penulis mengambil lokasi di PT. Tenda Trijaya Indonesia, yang berada di komplek gempol asri real esteat jl. Gempol asri Raya No. 47 Bandung Telp/ fax. (022) 6124744.

adapun waktu yang diperlukan untuk penelitian ini yaitu dilakukan pada bulan maret sampai juli sebagai mana digambarkan dalam tabel sebagai berikut :


(14)

12 1 Persiapan

pernelitian 2 Pelaksanaa

n penelitian 3 Pengumpul

an data 4 Prnyusunan

laporan penelitian


(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penetapan harga

Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen dalam menentukan produk yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas di perusahaan.harga merupakan satu-satunya unsur dibauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, harga juga unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat.

Harga memiliki pengaruh yang mengenai posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup.

Menurut H. Djaslim saladin pengetian harga (2003:95) adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilaisuatu produk dibenak konsumen”.

Menurut H. Djaslim saladin pengertian penetapan harga (2003:95) adalah


(16)

Sedangkan menurut Buchari alma (2005:170) penetapan harga adalah

“keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penetapan harga adalah keputusan-keputusan yang telah dirundingkan dan diambil oleh manajemen menganai harga-harga yang akan ditetapkan dalam jangka waktu tertentu untuk membuat konsumen tertarik dalam melakukan pembelian.

2.1.1.1 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Fandy tjiptono (2008:152) tujuan penetapan harga pada dasarnya terdapat empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

a. Tujuan Beroreintasi Pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan lanapaling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu . dengan demikian, tidak munkin seatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.


(17)

b. Tujuan Beroreintasi Pada Volume

Selain tujuan beroreintasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasakan tujuan yang beroreintasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedimikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan pengusaha bioskop dan pemilik bisnis pertunjukan lainya. Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perushaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa harga special agar dapat meminimalisasi jumlah kursi yang tidak terisi.

c. Tujuan Beroreintasi Pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menerapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), missal dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakikatnyaa, naik penetapan harga tinggi mapun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhanbauran produk yang ditawarkan perusahaan.


(18)

d. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industy leader).

e. Tujuan tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.1.2 Metode Penetapan Harga

Menurut Fandy tjiptono (2008:152) metode penetapan secara garis besar dikelompokan menjadi emapt kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.


(19)

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:

Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli) Kemauan pelanggan untuk membeli

Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk

Mamfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan. Harga-harga produk substitusi

b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

c. Metode Penetapan Harga Berbasis laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukanatas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualn atau investasi.


(20)

d. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam : customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing.

2.1.1.3 Modifikasi harga

Menurut H. djaslim saladin (2003:99) “Modifikasi harga dilakukan agar perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga yng bersaing. Dan penetapan harga di bagi menjadi lima bagian”. yaitu:

1. Penetapan Harga per Wilayah Geografis

Yaitu penetapan harga yang melibatkan perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai harga produk bagi konsumen yang berada diberbagai tempat di seluruh negeri. Lima strategi dalam penetapan harga per wilayah geografis diantaranya :

a. Penetapan harga FOB, yaitu penetapan harga dengan memperhitungkan biaya angkutan sampai ke geladak kapal, dari geladak kapal sampai ke konsumen ditambah dengan ongkos angkutannya.


(21)

b. Penetapan harga seragam, yaitu perusahaan menjual barang kepada konsumen dimanapun berada dengan harga plus biaya angkutan sama besarnya.

c. Penetapan harga per wilayah yaitu, penetapan harga oleh wilayah yang bersangkutan

d. Harga titik patokan yaitu, penetapan harga dimana penjual menunjuk suatu kota titik patokan dan kemudian member semua pembeli dengan biaya angkutan dari kota tersebut ke tujuan masing-masing, tanpa melihat apakah barang yang dibeli benar-benar dikirim ke kota tadi.

e. Penetapan harga termasuk angkutan yaitu, kesediaan penjual untuk dibebani seluruh atau sebagian dari biaya angkutan, dengan maksud dapat memasarkan barangnya pada pelanggan khusus atau pada daerah tertentu yang diinginkan penjual.

2. Potongan harga dan Imbalan Khusus

Harga yang disuaikan untuk menghargai pelanggan atas tindakan seperti pembayaran awal, volume penjualn dan pembelian diluar musim penetapan harga disesuaikan seperti :


(22)

a. Potongan tunai (cash discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar hutangnya tepat atau mendahului waktu yang telah di tentukan.

b. Potongan kuantitas (quality discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam jumlah besar.

c. Potongan komulatif (comulatif discount), yaitu potongan yang diberikan atas dasar volume total pembelian yang dilakukan pada suatu periode tertentu. d. Potongan fungsional (functional discount), yaitu potongan yang diberikan

karena perantara menjalankan fungsi perushaan.disebut juga potongan dagang atau trade discount, yaitu potongan yang diberikan kepada saluran distribusinya bila mereka ikut berperan dalam penyimpanan, penjualan dan pencatatan.

e. Imbalan khusus (allowances), adalah imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa yang lama . misalnya pembeli mobil.

f. Promotion allowances, yaitu berupapotongan harga atau pembayaran yang digunakan untuk memberi imbalan kepada dealer yang berperan serta dalam iklan dan program promosi.


(23)

3. Penetapan Harga Promosi

Yaitu penetapan harga dibawah daftar harga bahkan dibawah harga pokok, yang dilakukan pada saat-saat tertentu dalam rangka promosi. Penetapan harga ini terdiri dari :

a. Supermarket dan toko toserba ada memasang harga miring pada beberapa barang dan berfungsi sebagai tumbal(loss leader) untuk menarik calon pembeli.

b. Pada musim-musim tertentu penjual memasang harga khusus unutk memikat pembeli lebih banyak lagi.

c. Produsen kadang-kadang menawarkan potongan tunai bagi konsumen yang membeli barang dari dealer selama jangka waktu tertentu.

d. Potongan psikologis, merupakan suatu teknik harga promosi dimana penjual memasang harga semu yang tinggi dan menawarkan harga yang lain lebih rendah.

4. Penetapan harga diskriminatif

Terjadi bila perusahaan menjual barang atau jasa yang berbeda-beda meskipun perbedaan biaya produk tersebut tidak proporsional dengan perkembangan harga.penetapan harga diskriminatif terdiri dari empat dasar :


(24)

a. Konsumen, yaitu pembayaran harga yang berbeda-beda bagi konsumen yang berlainan. Contoh : anak-anak dan dewasa membayar harga berbeda jika masuk kolam renang.

b. Bentuk produk, yaitu produk yang sedikit berbeda dihargai berlainan dan tidak proporsional dengan perbedan biayanya. Contoh : sabun mandi LUX dijual lebih mahal dari sabun mandi Lifebouy.

c. Tempat, yaitu yang didasarkan ditempat yang berbeda akan ditawarkan dengan harga yang berbeda pula, walaupunbiaya untuk pemasaran ditenpat-tempat tersebut tidak berbeda sebesar p[erbedaan harga jual. Contoh : pertunjukan music memasang tarif berbeda sebesar perbedaan untuk kursi depan, tengah,dan belakang.

d. Waktu, yaitu harga ditetapkan menurut musim, hari bahkan jam. Contoh : biaya telfon berbeda antara jam sibuk (09.00 WIB s.d.15.00 WIB) dan jam malam ataupun hari libur.

4. Penetapan Harga Produk Baru

Yaitu penetapan yang berbeda-beda antara bauran produk asli yang dilindungi oleh hak paten dengan produk yang meniru produk yang sudah ada. Penetapan harga ini terdiri dari :


(25)

1. Penetapan harga inovatif.

Perusahaan yang sedang memperkenalkan suatu inovasi yang dilindungi oleh hak paten dapat memilih metode :

a. Penetapan harga untuk market skimming

Dapat berhasil baik pada keadaan-keadaan sebagai berikut : Terdapat cukup banyak pembeli dengan permintaan tinggi

Biaya per unit untuk memproduksi dan menyalurkan dalam jumlah keciltidak bertambah sangat banyak sehingga masih terbeli oleh konsumen.

Harga jual perdana yang tinggi tidak akan merangsang para pesaing untuk masuk

Harga jual tinggi mengandung citra produk istimewa.

b. Penetapan harga untuk penetrasi pasar

Banyak perusahaan yang memasang harga relative rendah pada produk inovatif mereka, dengan harapan akan menarik banyak sekali pembeli sehingga memperoleh bagian pasar yang luas.


(26)

2. Penetapan harga pada produk baru tiruan

Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk tiruan akan mengahadapi masalah penetapan produk, perusahaan tersebut harus mengambil keputusasn mengenai produk dari segi harga jual dan mutu.

5. Penetapan Harga Dalam Bauran Produk

Harga yang memaksimalkan laba dari total bauran produk. Penetapn harga ini terdiri dari:

a. Penetapan harga lini produk, yaitu perushaan yang mengembangkan produk lini dari satu mata produk secara tersendiri

b. Penetapan harga produk opsional, yaitu perusahaan yang menawarkan produk atau cirri opsional disamping produk pokoknya.

Contoh: pembeli mobil dapat saja memsan system jendela otomatis, system pengamanan, AC, dll disamping prouk pokoknya

c. Penetapan harga produk yang saling menarik, yaitu penetapan harga terhadap barang-barang yang penggunaanya harus bersama-sama dengan barang pokok yang lainnya.

Contoh: Kodak akan menjual kameranya dengan harga rendah karena penghasilan diharapkan lebih tinggi justru dari filmnya.


(27)

d. Penetapan harga produk sampingan, penetapan harga bagi produk sampingan disamping produk-pokok, agar lebih mampu bersaing di pasar. Contoh: produk minyak sebagai produk pokok, sedangkan produk oli dan bahan-bahan kimia sebagai produk sampingan.

2.1.2 Kualitas Produk

Menurut Crosby dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk adalah :“conformance to requirement, yaitu sesuatu dengan disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan

produk jadi”.

Menurut feigenbaum dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas

produk adalah “ suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan

kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.

Menurut garvin dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk

adalah “ suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga

kerja, proses dan tugas, serta lingkungan tang memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan atau konsumen”.

Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari ketiga definisi tersebut terdapat beberapa persamaan elemen-elemen


(28)

kualitas, yaitu kualitas yang meliputi usaha atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk (barang dan jasa). Tenaga kerja dan lingkungan kerja, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila suatu produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas (quality assurance) dan sesuai etika bila digunakan. Kecocokan penggunaan produk memiliki dua aspek utama. Pertama, yaitu cirri-ciri produknya memenuhi tuntuan pelanggan artinya memiliki cirri-ciri produk tang khusus atau istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat memenuhi harapan atau tuntuntan sehingga dapat memuaskan pelanggan, dan tidak memiliki kelemahan. Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi.dan yang kedua bebas dari kelemahan, artinya suatu produk berkualitas tinggi apabila didalam produk tidak ada kelemahan, tidak ada cacat sedikitpun. Kulitas yang tinggi menyebabkan mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi pembiayaan garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian dan meningkatkan utilitas kapasitas produksi serta memperbaiki kinerja penyampaian produk dan jasa.


(29)

2.1.2.1 Perspektif Terhadap Kualitas

Menurut david garvin yang dikutip oleh fandy tjiptono (2003:24) mengidentifikasikan adanya lima alternative perspektif kualitas yang bias digunakan, yaitu :

1. Transcendental approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni music, drama, seni tari, dan seni tupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenagkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kossmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi) dll. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas

2. Produk-based approach

Pendekatan ini mengaggap bahwa kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah bebrapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

3. User-based approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kulias tergantung pada orang yang memandangnya, dan peroduk yang paling memuaskan referensi seseorang


(30)

(misaklnya perceived quality) merupakan produkyang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasaan maksimum yang dirasakannya.

4. Manufacturing-based approach

Perpektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendifinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sector jasa, dapat dikatakan kualitasnya bersifat operations-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penenkanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konseumen yang menggunakanya.

5. Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam persperktif ini bernilai relative,

sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.


(31)

2.1.2.2 Dimensi Produk

Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangakn garvin yang dikutip M.N Nasution (2001:17) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan atrategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur, dimensi-dimensi tersebut adalah :

1. Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau kistimewaan tambahan (features), yaitu merupakan aspek kedua dari perporma yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan–pilihan dan pengembangannya. karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kehandalan (reability), yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to specifications), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), merupakan berapa lama daya pakai suatu produk karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk ini.

6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan / keseragaman, komptensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

7. Estetika , merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dari refleksi


(32)

dan referensi. Dengan demikian estetika suatu produk dan mencakup karakteristik tertentu.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Hal ini dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Menurut assael yang dikutip oleh sutisna (2002:15) keputusan pembelian

adalah “Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan”.

Sedangkan pengertian Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004:547) adalah :

“pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan”. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.


(33)

2.1.3.1 jenis- jenis perilaku keputusan pembelian

menurut Kotler dan gary amstrong ada emapt jenis-jenis perilaku keputusan pembelian (2008 :177) yaitu :

1. perilaku pembelian kompleks

konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika meraka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen munkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya garam. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini mereka hanya pergi ketoko dan mengambil satu merek.

4. Perilaku pembelian mencari keseragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan


(34)

perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini , konsumen sering melakukan pertukaran merek. Contoh ketika membeli biskuit seorang konsumen mungkin memegang jumlah keyakinan, memilih merek biskuittanpa melakukan banyak evaluasi.

2.1.3.2 Proses Keputusan Pembelian

Ada lima tahap dalam Proses keputusan membeli menurut Kotler dan gary amstrong (2008 :179) yaitu :

Gambar 2.1

Tahap proses keputusan pembelian 1. Pengenalan kebutuhan/Masalah (Problem recognition)

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian informasi (information Search) Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian


(35)

Setelah konsumen mengetahui dan merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang terdapat dalam pikiran ataupun yang didapat dari lingkungan.

Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari : a. Sumber Pribadi

b. Sumber niaga c. Sumber umum d. Sumber pengalaman

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of alternative)

Setelah informasi diketahuui Konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan itu.

Terdapat lima konsep dasar dalam yang dapat digunakan untuk menilai alternative pilihan konsumen antara lain :

a. Sifat-sifat produk (Product Atributes )

Apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk tersebut.

b. Nilai Kepentingan ( Importance Weight)

Kecendrungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai kepentingan yang berbeda-beda pada setiap atribut produk yang dianggapnya lebih menonjol untuk diperhatikan.


(36)

Konsumen lebih cendrung memperhatikan merek pada suatu produk yang lebih menonjol menurut pandagannya sehingga menciptakan Brand Image pada benak konsumen.

d. Fungsi Keguanaan (Utility Function)

Bagaimana konsumen merasakan kepuasan atas produk yang bervariasi terhadap tingkatan suatu produk.

e. Tingkat Kesukaan (Preference Attitudes)

Bagaimana konsumen memberikan sikap preferensi terhadap merek-merek alternative melaui prosedur penilaian yang dilakukan konsumen.

4. Keputusan Pembelian (Purchase decision)

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative biasanya memilih produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk membeli.Faktor-Faktor yang menyebakan keputusan pembelian yatu :

a. Sikap orang lain, antara lain : keluarga,tetangga,teman Dll.

b. Situasi Tak terduga, antara lain:Harga,pendapatan keluarga ,Manfaat yang diharapkan.

c. Faktor yang dapat diduga, antara lain : Faktor situasional yang dapat diantisifasi oleh konsumen.

5. Prilaku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavior)

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek


(37)

barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.4.1 Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Pemahaman ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang penting pada strategi harga. Secara umum, penetapan harga yang lebih tinggi kurang mempunyai kemungkinan untuk dibeli konsumen sebaliknya penetapan harga lebih rendah akan besar kemungkinan untuk dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, penetapan harga suatu produk harus benar-benar di fikirkan secara bijak tanpa menjadi penyebab kerugian atau penurunan pendapatan perusahaan dengan melihat seberapa baik kualitas produk tersebut.

Menurut Fandy tjiptono pada buku strategi pemasan edisi ke III (2008:152)

hubungan antara penetapan harga terhadap keputusan pembelian adalah “harga

memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu


(38)

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh mamfaat utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Cara mengalokasikan daya beli pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternative yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga yang “mendidik” konsumen

mengenai factor-faktor produk , seperti kualitas. Hal ini terutama bermamfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau mamfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.1.4.3 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

kualitas produk juga memiliki banyak peranan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Produk – produk yang memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen akan membuat konsumen menjadi loyal dan senantiasa mencari produk tersebut.

Menurut sutisna (2002:105) hubungan antara kualitas produk terhadap

keputusan pembelian adalah “jika seorang konsumen sebelumnya telah mengetahui

kualitas merek produk yang akan dibelinya, maka hal itu akan mengurangi ketidakpastian atas resiko pembelian.


(39)

2.2 Kerangka Pemikiran a. Naratif

Harga memiliki pengaruh yang mengenai posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup.

Menurut H. Djaslim saladin harga (2003:95) adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilaisuatu produk dibenak konsumen”.

1. Penetapan Harga per Wilayah Geografis 2. Penetapan Harga Promosi

3. Penetapan harga diskriminatif 4. Penetapan Harga Produk Baru

5. Penetapan Harga Dalam Bauran Produk

M.N. Nasution dalam bukunya yang berjudul manajemen mutu terpadu, edisi kedua (2005:2) telah merangkum beberapa definisi dari beberapa ahli dalam bidang kualitas. Kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk yang memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditemtukan.

Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangakn garvin dan dapat digunkan sebagai kerangka perencanaan atrategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur, dimensi-dimensi tersebut adalah :


(40)

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari pokok dari produk inti

2. Ciri-ciri atau kistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kehandalan (reability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to specifications), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.

Menurut assael yang dikutip oleh sutisna (2002:15) keputusan pembelian

adalah “pengambilan keputusan oleh kosumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan”.


(41)

Ada lima tahap dalam Proses keputusan membeli menurut Kotler dan gary amstrong (2008 :179) yaitu :

1. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang

diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.

2. Pencarian informasi

Setelah konsumen mengetahui dan merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang terdapat dalam pikiran ataupun yang didapat dari lingkungan.

3. Evaluasi alternatif

Setelah informasi diketahuui Konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan itu.

4. Keputusan pembelian

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative biasanya memilih produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk membeli

5. setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.


(42)

b. Perbedaan Dengan penelitian sebelumnya

Tabel 2.1

Perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu

NO Nama Tahun Judul perbedaan persamaan Hasil

1 Yuniart i herwina rni

2008 Pengaruh harga, pelayanan dan promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Beijing di wilayah kota tegal Dari variabel bebasnya tidak menggunakan promosi dan pelayanan Keandalannya ditung dengan tehnik alpha cronbach Variabel Terikatnya Sama yaitu Keputusan Pembelian Analisis yang digunakan sama

Terdapat hubungan positif antara variabel harga dengan keputusan konsumen dengan persamaan regresi

Y=0,251+0,287 X1, Terdapat hubungan positif antara variabel pelayanan dengan keputusan konsumen dengan persamaan regresi Y=0.231+0.408 X2, Terdapat hubungan positif antara variabel promosi dengan keputusan konsumen dengan persamaan regresi Y= 0,251 +0.308 X3

2 Bamba ng pranoto

2008 Pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor

Unit analisis yang ditelitinya berbeda

Dari variabel

bebas dan

variabel terikatnya menggunakakan variabel yang sama

Metode analisis yang digunakan sama

Konsumen dalam membeli produk kendaraan roda dua benar-benar memperhatikan produk yang mempunyai nilai standar kualitas yang

tinggi sedang bagi

konsumen soal harga

dipengaruhi dari kualitas produk tersebut, sehingga konsumen akan puas dengan produk tersebut.

3 Ari resza fahlefi

2010 Analisis pengaruh kualitas produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan pembelian koran Tidak menggunakn variabel bebas promosi dan distribusi Tehnik analisisnya berbeda Variabel Terikatnya Sama yaitu Keputusan Pembelian Variabel bebas nya sama yaitu kualitas produk

Hasil pengujian hipotesis bahwa kualitas produk,

promosi, distribusi

berpengaruh signifikan

terhadap keputusan

pembelian secara parsial. Hal ini menunjukan bahwa

kualitas, promosi dan

distribusi yang dilakukan oleh Koran harian pagi radar tegal berpengaruh kepada keputusan pembelian.


(43)

NO nama Tahun Judul perbedaan persamaan Hasil

4

Sarah todd

2003 The USe of Price in the Purchase Decision

Metodologi yang digunakan berbeda Tidak menggunakan variabel bebas kualitas produk

Vaiabel bebas dan variabel terikatnya sama yaitu harga dan keputusan pembelian

kesadaran harga pembeli dalam dua produkkategori yang dapat digolongkan sebagai produk keterlibatan

rendah, sehingga

kemungkinan bahwa harga

memainkan peran utama

dalam memilih produk.

Harga kesadaran telah

diukur dengan memeriksa

kemampuan mengingat

harga segera setelah seleksi, observasidan pertanyaan tentang mencari informasi harga di toko, dan kebiasaan membandingkanharga antara toko.


(44)

a. Bagan kerangka pemikiran

Fandy tjiptono (2008:152)

Sutisna (2002:105) Gambar 2.2

Paradigma kerangka pemikiran

Penetapan Harga

Potongan harga dan Imbalan Khusus Penetapan Harga Promosi

H. djaslim saladin (2003:99)

Kualitas Produk

performance features reability comformance to specifications durability Serviceability Estetika perceived quality M.N nasution (2001:17)

Keputusan Pembelian

Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku setelah pembelian

Kotler dan gary amstrong (2008 :179)


(45)

3.2 Hipotesis

Menurut sugiyono (2004:39) “hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan bukan didasarkan pada factor factor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.

Secara simultan

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengemukakan hipotesis

terhadap penelitian yang akan dilakukan “ penetapan harga dan kualitas produk tenda

berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia. Secara parsial

“penetapan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.”

“Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia”.


(46)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penetapan harga (X1) dan kualitas produk(X2) serta keputusan pembelian (Y).penelitian ini dilakukan di PT. Tenda Trijaya Indonesia di bandung dan yang menjadi unit analisis penelitian ini adalah konsumen ataupun calon konsumen produk tenda di PT. Tenda Trijaya Indonesia.

Menurut Husein Umar (2003:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah “ Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dana kapan penelitian akan dilakukan. Biasa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Penelitian ini akan membahas apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penetapan harga (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh PT. Tenda Trijaya Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi narimawati (2008:127) metode penelitian adalah merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatka data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode Penelitian ini menggunakan dua macam penelitian yaitu deksriptif dan verifikatif adapun pengertian menurut beberapa para ahli :


(47)

1. Penelitian Deskriptif

Menurut Sugiyono (2005:21) “penelitian deskripif adalah jenis penelitian yang mengambarkan apa yang di lakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data”. Data tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh kesimpulan,dalam penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan mengenai faktor individu dan pengambilan keputusan.

2. Penelitian Verifikatif

Menurut Sugiyono (2005:21) menjelaskan bahwa “Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang di teliti”.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini , perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang diharapkan penulis.


(48)

Menurut Moh. Nazir dalam buku Metode Penelitian (2005:84) bahwa :

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2006:18), menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipótesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. kesimpulan

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Operasional variable dimaksudkan untuk memperjelas variable-variabel yang diteliti beserta pengukurannya. Dalam melakukan penelitian ini penulis menetapkan tiga variabel seperti yang tertulis dalam judul penelitian, yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono (2006:33) Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variable


(49)

dependent (terikat). Dalam penellitian ini yang menjadi variabel bebas ada dua variabel adalah penetapan harga(X1) dan kualitas produk(X2).

2. Variabel terikat (dependent variabel)

Menurut Sugiyono (2006:33) variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent (terikat) adalah keputusan pembelian(Y).

Pengertian dari Operasionalisasi variabel menurut Husein Umar (2002:33) adalah :“Penentuan suatu construct sehingga menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam megoperasionalisasi construct sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara construct yang lebih baik.”

Tabel : 3.1

Operasional Variabel Penelitian Variabel Konsep

variabel indikator ukuran skala

Penetapan harga keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu Buchari alma (2005:170) 1. Potongan harga dan Imbalan Khusus Potongan tunai,

pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar hutangnya tepat waktu.

Potongan kuantitas, pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam jumlah yang besar.

Imbalan khusus, imbalan yang diberikan kepada


(50)

siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa barang lama

2. Penetapan

Harga Promosi

memasang harga miring pada beberapa barang dan berfungsi sebagai tumbal (loss leader) untuk menarik calon pembeli.

Pada even pameran tertentu penjual

memasang harga khusus untuk memikat pembeli lebih banyak lagi. Kualitas Produk suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. feigenbaum dalam M.N Nasution (2001:16)

1. performance kinerja dari produk

tenda ini

ordinal

2. features kelengkapan dari

produk tenda ini

3. reability kehandalan akan

kerusakan produk tenda ini 4. comformanc e to specification s kesesuaian produk tendanya dengan spesifikasi yang telah ditentukan

5. durability daya tahan akan berapa

lama tenda akan bisa digunakan

6. Serviceabilit

y

Mudah dalam memperbaiki tenda

7. Estetika Keindahan tenda dalam

beberapa desain

8. perceived

quality

persepsi kualitas konsumen


(51)

Keputusan pembelian

keputusan pembelian adalah

pe ga bila

keputusan oleh kosumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan

kei gi a .

sutisna (2002:15)

1. Pengenalan

kebutuhan

Tingkat kebutuhan akan membeli produk tenda

ordinal

2. Pencarian

informasi

Pencarian informasi mengenai produk tenda

3. Evaluasi alternatif Evaluasi mengenai produk tenda 4. Keputusan pembelian Tindakan pembelian terhadap produk tenda

5. Perilaku

setelah pembelian

Sikap terhadap produk tenda setelah

melakukan pembelian

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Penelitian ini mengunakan dua sumber data yaitu data primer dan sekunder data primer ialah datadata yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara dll, sedangkan sekunder ialah data yang telah diolah oleh pihak pertama atau data yang berasal dari perusahaan.

Menurut Umi narimawati (2008:11,12)

“Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber yang biasanya melalui pertanyaan tulisan atau lisan”.


(52)

“Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti”

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Pengertian populasi Menurut sugiyono (2006:72), mengatakan bahwa sebagai berikut ”wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini adalah adalah konsumen yang membeli produk tenda dari berbagai jenis tenda di PT. Tenda Trijaya Indonesia pada bulan November 2010 – april 2011 yaitu sebanyak 114 orang.

Sugiyono (2009:81) juga mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009:82).

Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) Husein Umar (2004:78) menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

2

1 Ne N n


(53)

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Berikut ini adalah jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian:

n = 114 1 + 114 (0.1)2 n = 114 = 53.27 2.14

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 53.27 orang, dibulatkan menjadi 55 orang.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut :

a.Obvervasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

b.Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait sesuai dengan topik yang penulis teliti.

c.Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang


(54)

diteliti. Tehnik pengolahan data hasil kuisioner menggunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai positif 5 samapi dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan, baik mengenai penetapan harga (X1) dan kualitas produk (X2) , maupun keputusan pembelian (Y). Karena data ini berskala ordinal, maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Sugiyono (2006:89), mengatakan bahwa ”jawaban responden diberi skor dengan menggunakan skala likert”’ seperti terdapat dalam tabel berikut ini

Tabel 3.2 Skala likert

Jawaban Skala nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : sugiyono (2006:89) 3.2.4.1 Uji Validitas

Validas menurut suharsimi ( 2006 : 6 )adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sah mempunyai validas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r table. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai r table dengan menggunakan level sigbifikan 5 %. Untuk menguji validitasnya menggunakan korelasri product moment dengan rumus sebagai berikut :


(55)

2 2

2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

Sumber: sugiyono 2004

Keterangan

r = koefisien korelasi pearson antar item instrument yang akan digunakan dengan variabel yang bersangkutan.

X = skor item instrument yang akan digunakan

Y = skor semua item instrument dalam variabel tersebut n = jumlah response dalam uji coba instrumen

apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang diuji lebih besar dari 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksiyang (contruct) valid.

3.2.4.2 Uji Reabilitas

Reabilitas instrument menurut suharsimi (2006:178) menununjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunkan sebagai alat pengumpul dan karena intrument tersebut sudah baik.

Untuk menghitung reabilitas intrument maka dilakukan analisis dengan menggunakan tehnik belah dua. Dengan memakai tehnik belah dua, dalam penelitian ini reabilitas kemudian diukur dengan tehnik spearman-brown. Berikut ini adalah rumus spearman-brown yang dimaksud (suharsimi:2006:180) :


(56)

Dengan rumus :

2ri

ri =

1+ rb

Sumber: sugiyono 2004

Keterangan :

r

i

=

reabilitas internal seluruh instrumen

r

b

=

korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Tabel 3.3

standar penilaian koedisien validitas dan reabilitas

Criteria reability Validity

Good Acceptable

Marginal poor

0,80 0,70 0,60 0,50

0,50 0,30 0,20 0,10

Sumber: barker et al, 2002

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

1. Analisis Kualitatif/Deskriptif

Analisis kualitatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif dengan menggunakan alat bantu analisis data statistik, baik yang bersifat deskriptif, digunakan dalam penelitian ini dengan maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum.

Analisis dekskripdtif dugunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk


(57)

dalam kategori : sangat baik, baik, cukup baik , tidak baik, sangat tidak baik. Untuk itu dibuat kriteria pengklasifikasian yang mnegacu pada ketentuan-ketentuanyang dikemukakan oleh husein umar (2004:164) dimana rentang skor diperoleh dengan rumus berikut :

n(m-1)

Rs =

m

Sumber: Husein Umar (2004:164)

keterangan

rs = rentang skor n = jumlah sampel

m = jumlah alternatif jawaban tiap item Tabel 3.4

Pengkategorian Skor Jawaban

Interval Tingkat Intesitas Kriteria

20% - < 36% Sangat Tidak Baik , Sangat Rendah

36% - < 52% Tidak Baik , Rendah

52% - < 68% Cukup Baik , Cukup

68% - < 84% Baik , Tinggi

84% - < 100% Sangat Baik , Sangat Tinggi

1. Analisis Kuantitatif (Verifikatif)

Analisis verifikatif adalah metode yang digunakan untuk memilih metode penelitian, menyusun instrument penelitian, mengumpulkan data dan


(58)

menganalisanya. Analisis verifikastif mentik beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of

Successive Interval” sedarmayanti (2002:101) Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a. Menetukan frekuensi tiap responden

b. menentukan proporsi setiap responden yaitu dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah sampel

c. menentukan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran norma baku

d. menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran nilai baku.


(59)

e. Menghitung scale of value untuk masing masing proporsi respondent dengan rumus

(density at lower limit)- (density at upper limit) SV=

(Area under upper limit)-(area under lower limit) f. Mengubah scale of value (SV) terkecil menjadi sama dengan 1 dan

mentranformasikan masing –masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scale of value (TSV)

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel bebas adalah penetapan harga (X1) dan kualitas produk (X2), sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Menurut riduwan (2007:152) Berikut ini rumus regresi linear berganda:

Dimana:

Y = Variabel Y (keputusan pembelian) α = Konstanta persamaan regresi β1 = Koefisien regresi variabel X1 β2 = Koefisien regresi variabel X2 X1 = Variabel X1 (penetapan harga)


(60)

X2 = Variabel X2 (kualitas produk)

3. Analisis Koefisien Korelasi Berganda

Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X1 (penetapan harga) dan X2 (kualitas produk) dengan variabel Y (keputusan pembelian) secara bersamaan.

Untuk memahami bagaimana menerapkan korelasi berganda pada penelitian, berikut ini adalah rumus korelasi berganda:

Dimana:

RX1X2Y = Korelasi berganda antara variabel X1 dan X2 dengan Y X1 = Variabel X1 (penetapan harga)

X2 = Variabel X2 (kualitas produk) Y = Variabel Y (keputusan pembelian)

b1, b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel a. Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dalam pengaruh penetapan harga dan kualitas produk dampaknya terhadap keputusan pembelian digunakan analisis korelasi dan jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1 2

1 1 2 2

2

X X Y

b x y b x y

R


(61)

Sumber : Sugiyono (2009:183)

Dimana:

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y X = Variabel independen

Y = Variabel dependen n = Jumlah sampel

Nilai r berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Jika dalam perhitungan ternyata diperoleh harga r yang lebih besar dari +1 atau lebih kecil dari -1, hal tersebut mengindikasikan adanya kekeliruan dalam perhitungan.

Apabila nilai r negatif berarti terdapat korelasi yang negatif atau hubungan yang berlawanan arah antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan bila nilai r positif berarti terdapat hubungan yang positif atau hubungan yang searah antara variabel X dengan variabel Y. Interpretasi harga koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai r > 0, artinya terjadi hubungan linear positif. Semakin besar nilai variabel X, semakin besar pula nilai variabel Y dan sebaliknya.

b. Jika nilai r < 0, artinya terjadi hubungan linear negatif. Semakin kecil nilai variabel X, semakin besar pula nilai variabel Y dan sebaliknya.

] ) ( [

] ) (

[n X2 X 2 n Y2 Y 2

Y X XY

n rXY


(62)

c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.

d. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linear sempurna, yaitu berupa garis lurus. Untuk r yang semakin mengarah ke 0, garis semakin tidak lurus.

Tabel 3.5

Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2009:184)

4. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh antar variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap.

Nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (r2). Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Dalam hal ini, terdapat dua analisis koefisien yang dilakukan, yaitu analisis koefisien determinasi berganda dan analisis koefisien korelasi parsial.


(63)

1. Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel X1 (Penetapan harga) dan variabel X2 (kualitas produk) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) secara simultan. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi berganda, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Kd = Nilai koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi Product Moment 2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel X1 (Penetapan harga) dan variabel X2 (kualitas produk) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) secara parsial. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi parsial, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

β = Beta (nilai standardized coefficients)

Zero order = Matriks korelasi variabel bebas dengan variabel terikat Dimana:

Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y, lemah Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y, kuat

Kd = r² x 100%


(64)

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan signifikan dari pengaruh penetapan harga (X1) dan kualitas produk(X2) terhadap keputusan pembelian (variabel Y) pada PT. Tenda Trijaya Indonesia dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan análisis regresi dan korelsi.

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Pengujian secara simultan/Total

melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Rumus uji F yang digunakan adalah : JKregresi/k F hitung =

JKresidu/{n-(k+1)} Dimana :

JKresidu = koefisien korelasi ganda

K = jumlah variabel bebas

N = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan


(65)

distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan F – test yang terdapat pada analisis of variance ( ANOVA) dari hasil perhitungan dengan Microsoft. Jika nilai F hitung > F kritis maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (penetapn harga dan kualitas produk) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ( keputusan pembelian) ditolak dan sebaliknnya.

H0 : ρ = 0 berarti ditolak, secara simultan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

Hi : ρ 0; H1 diterima, berarti secara simultan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT. Tenda Trijaya Indonesia.

Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila F hitung > dari F tabel ( α = 0,05 )

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah pyxi tidak sama dengan 0 untuk mengetahui pyxi tidak sama dengan 0, maka dilakukan pengujian parsial.


(66)

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis ssebagai berikut

Rumus yang digunakan adalah :

b1,2

T hitung (X1,2) =

se(b1,2)

Keterangan :

t hitung (X1,2) = nilai t hitung X1 ( penetapan harga) dan nilai t hitung X2 (kualitas produk)

b1 dan b2 = koefisien regresi masing-masing variabel.

hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikan 5%.

Hipotesis

H0 : β1 = 0 penetapan harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian di PT. Tenda Trijaya Indonesia.

H0 : β1 ≠ 0 penetapan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian di PT. Tenda Trijaya Indonesia.

H0 : β2 = 0 kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian di PT. Tenda Trijaya Indonesia.

H0 : β2 0 kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian di PT.Tenda Trijaya Indonesia.


(67)

Kriteria pengujian

Untuk mengetahui apakah h0 diterima atau ditolak, digunkamn uji signifikasi yaitu : Jika t hitung > t tabel 0,1 (dk = n – 2), maka H0 : ditolak

Jika t hitung < t tabel 0,1 (dk = n – 2), maka H0 : diterima

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis dan kriteria – kriteria yang ditetapkan dengan teori untuk masalah yang diteliti. Seperti gambar berikut ini Dimana :

1. Dengan tingkat signifikan ( α ) = 0,05 2. Derajat kebebasan ( dk ) = n – 2

Gambar 3.2

Daerah Penetapan Hipotesis

Daerah Peneriman H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

ttabel


(68)

(1)

4. Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Yˆ 3,457 0,282 X1 0,277 X2.

Berdasarkan analisis koefisien determinasi (KD), penetapan harga dan kualitas produk secara simultan memberikan pengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen sebesar 41,7% sedangkan sisanya sebesar 58,3% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan, pengaruh sebesar 41,7% dinyatakan signifikan Fhitung (18,630) > Ftabel (3,963). Berdasarkan uji hipotesis secara parsial, penetapan harga memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (t hitung (2,894) > t tabel (2,007)) dengan pengaruh sebesar 17,9%, demikian pula kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen terhadap Produk Tenda PT. Tenda Trijaya Indonesia (t hitung (3,547) > t tabel (2,007)) dengan pengaruh sebesar 23,8 %.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk PT.Tenda Trijaya Indonesia, yaitu:

1. Sebaiknya perusahaan berusaha untuk memperbaiki penetapan harga yang telah dilakukan diperusahaan. seperti menetapkan harga produk tenda dibawah harga para pesaing dengan penuh perhitungan agar tidak menjadi kerugian bagi perusahaan. Jika hal ini dilakukan maka akan semakin kuat dan


(2)

138

besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk tenda

2. Sebaiknya perusahaan berusaha untuk memperbaiki kualitas produk yang telah dilakukan diperusahaan seperti menawarkan kualitas produk yang lebih baik dengan para pesaing. Karena mamfaat dari kualitas produk akan terbentuk dibenak konsumen Jika perusahaan memberikan kualitas produk yang baik dan akan semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk tenda. karena Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi

3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mencari variabel lain yang mempengaruhi Keputusan Pembelian selain penetapan harga dan kualitas produk.

4. Mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penelitian untuk penetapan harga , kualitas produk dan Keputusan Pembelian sudah berada dalam kategori baik, maka sebaiknya pihak perusahaan lebih meningkatkan penetapan harga dan kualitas produk agar Keputusan Pembeliannya pun makin meningkat.


(3)

CONSUMER PURCHASE DECISION ON THE PRODUCT TENT (PT. TENDA TRIJAYA INDONESIA) IN BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA : Eka Wandy Pratama NIM : 21207003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

44

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. 2005, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Djalim Saladin. 2003, Intisari Pemasaran dan Pemasaran Jasa, ed. revisi, LindaKarya, bandung

Husein Umar.2004. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, bandung :CV. Alfabeta

Husein Umar.2005. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pusaka.

Nasution, 2001. manajemen mutu terpadu;Total Quality Management, ghalia Indonesia, Jakarta .

Nazir, moch. 2003Metode penelitian, Jakarta.:CV ghalia Indonesia

Riduwan, 2007metode dan tehnik penyusunan skripsi, Bandung:CV Alfabeta.

Schiffman, l.G., & Leslie L.K., 2004. Consumer Behavior. 8th edition. Prentice Hall, New Jersey.

Sedarmayanti, metodolgi penelitian,2002 Bandung : CV. Mandar maju Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Sutisna. 2002, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, fandy. 2008, strategi pemasaran EDISI III: , Yogyakarta penerbit andi. Umi Narimawati. 2007. Riset Manajeman Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh

Dan Perhitungannya. Agung Media. Jakarta. Universitas Komputer Indonesia.


(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Eka Wandy Pratama

NIM : 21207003

Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 03 April 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : laki - laki

Alamat : komp. Melong gren garden

Jl. Boeing 3 No. 11 A Rt 07/ Rw28

Riwayat Pendidikan

TAHUN KETERANGAN

Lulus 1995 - 2001 SDN karya bhakti 2 Lulus 2001 - 2004 SLTPN 4 CIMAHI Lulus 2004 - 2007 SMA YWKA BANDUNG

2007 - Sekarang UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

50 398 112

Pengaruh Penetapan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen(Studi pada Rumah Makan Soto dan Sop Nanda Jalan Sei Blutu Pasar IX No.12 Medan)

5 72 112

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Kalimilk TKP 3.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Rown Division Kota Surakarta.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

1 6 21

PENGARUH HARGA, IKLAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PENGARUH HARGA, IKLAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PRODUK PT. DJARUM INDONESIA (Studi Pada Konsumen Produk PT. Djarum Indonesia di Kota Surakarta).

0 1 16

Keseimbangan Lintasan Tipe U-Line Assembling Pada Produksi Tenda Kerucut (Studi Kasus Di PT.Tenda Trijaya Indonesia).

0 0 16

Pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk handphone lokal

0 13 188

LAMPIRAN 1 Kuisioner PENGARUH PENETAPAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

0 0 22