84
atau  orang  pintar  yang  mengobati  pasien.  Hal  tersebut  menunjukan  bahwa lingkungan  memiliki  peran  yang  sangat  besar  dalam  proses  pengambilan
keputusan  keluarga.  Ditambah  juga  dukungan  dari  pemerintah  melalui  kepala desa  setempa  yang  memberikan  bantuan  dana  kurang  lebih  sebesar  Rp.
12.000.000-, untuk membuat ruangan pasung bagi pasien II dan III. Hal tersebut menjadi  faktor penguat  keluarga untuk  memasung pasien skizofrenia. selain  itu,
pemasungan  dirasa  memberikan  dampak  yang  positif  pada  keluarga  dan lingkungan sekitar, karena pasien  tidak mengamuk, berkeliaran dan meresahkan
warga  lagi  dijalan.  Hal  tersebut  merupakan  umpan  balik  yang  positif  bagi keluarga  pasien,  sehingga  cenderung  akan  memperkuat  perilaku  keluarga  untuk
tetap  memasung  pasien.  Selain  itu,  dampak  positif  dari  pemasungan  adalah keluarga  pada  pasien  II  dan  III  memperoleh  bantuan  sembako  dari  warga  dan
pemerintah setempat. Dari  uraian  tersebut  dapat  diasumsikan  bahwa  beberapa  reinforcing
factor yang  berpengaruh  secara  signifikan  bagi  keluarga  untuk  memperkuat
perilaku  pemasungan  dan  tidak  ingin  melanjutkan  penggunaan  pengobatan medis. Saran dari masyaratakat untuk memasung ditambah dengan bantuan dana
dari pemerintah untuk membuat ruangan yang layak untuk memasung, membuat keluarga memperkuat untuk melakukan perilaku pemasungan. Selain itu, bantuan
sembako dari pemerintah dan warga untuk  penderita pasung cenderung menjadi penguatan  positif  bagi  keluarga  untuk  mempertahankan  perilaku  tersebut  dan
enggan  untuk  melepas  pasung  dan  membawa  pasien  berobat  kembali.    Hal tersebut  didukung  pula  dengan  teori  dari  Abraham  Maslow  dalam  hiraki
85
kebutuhannya  yang  menyatakan  bahwa  individu  akan  memprioritaskan kebutuhan  dasarnya  kebutuhan  untuk  makan  dan  minum  sebagai  kebutuhan
yang  terpenting  terlebih  dahulu,  sebelum  kebutuhan-kebutuhan  lainnya  bisa terpenuhi.  Geller,  1982;  Neher,1991;Williams    Page,  1989  dalam  Hufman,
Vernoy,    Vernoy,  2000.  Selain  itu,  Abraham  Maslow  juga  menjelaskan, apabila kebutuhan-kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi, maka hal tersebut
akan  mempengaruhi  perilakunya,  dan  cenderung  mengorbankan  hal-hal  penting lainnya  untuk  memenuhi  kebutuhan  tersebut.  Hufman,  Vernoy,    Vernoy,
2000. Sehingga, pengaruh bantuan sembako dari pemerintah dan warga menjadi penting  untuk  memenuhi  kebutuhan-kebutuhan  dasar  pada  keluarga,  sehingga
bisa membentuk dan memperkuat perilaku pemasungan pada pasien. Penjelasan  diatas  menunjukan  bahwa  penelitian  mengenai  perilaku
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga pasien skizofrenia ini sesuai dengan teori Precede  Model  Green,  1980  dalam  Notoatmodjo,  2010  yang  menyimpulkan
bahwa  perilaku  seseorang  atau  masyarakat  tentang  kesehatan  ditentukan  oleh pengetahuan,  sikap,  kepercayaan,  dan  sebagiannya  dari  orang  atau  masyarakat
yang  bersangkutan.  Di  samping  itu,  ketersediaan  fasilitas,  sikap,  dan  perilaku para  petugas  kesehatan  terhadap  kesehatan  juga  akan  mendukung  dan
memperkuat terbentuknya perilaku pada pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  analisis  dan  pembahasan,  dapat  diambil  beberapa kesimpulan  dari  penelitian  yang  bertujuan  untuk  memahami  perilaku
kesehatan sebagai berikut : 1.  Respon  keluarga  dalam  menanggapi  penyakit  skizofrenia  pasien  diawali
dengan membawa pasien berobat kerumah sakit jiwa. Namun pengobatan medis yang dilakukan oleh keluarga tidak berjalan lancar, sehingga ketiga
pasien berhenti menggunakan pengobatan medis. Pasien dipulangkan dan ditangani  tanpa  pengobatan  oleh  keluarga,  namun  justru  memperparah
penyakit  pasien.  Sehingga  akhirnya  mengambil  keputusan  akhir  untuk memasung  pasien  sebagai  bentuk  perilaku  penanganan  terhadap  pasien
skizofrenia. 2.  Keluarga  berhenti  menggunakan  pengobatan  medis  dipengaruhi  oleh:  a
pengetahuan  keluarga  mengenai  penyebab  penyakit  skizofrenia  yang bersifat non ilmiah, b Keyakinan keluarga terhadap penyakit skizofrenia
yang  sulit  untuk  sembuh  total,  dan  akhirnya  membentuk  persepsi  yang negatif terhadap pengobatan yang akan dijalani, c ditambah dengan hasil
evaluasi  keluarga  terhadap  pengobatan  medis  yang  merasa  bahwa pengobatan  medis  tidak  berdampak  pada  pasien,  sehingga  membentuk
persepsi yang semakin negatif terhadap penggunaan pengobatan medis, d selain  itu  ketiga  responden  juga  mengaku  memiliki  pengalaman  yang
88
kurang  baik  dalam  menggunakan  pengobatan  medis.  Hal  tersebut  akan membentuk  konsep  yang  negatif  mengenai  penggunaan  pelayanan
kesehatan medis pada keluarga. Selain itu, e jarak tempuh menuju rumah sakit yang cukup jauh, f tidak adanya biaya untuk pengobatan pasien, g
sarana  transportasi  yang  tidak  memadai,  juga  menjadi  pendukung keluarga untuk berhenti menggunakan pengobatan medis.
3.  Ketiga  narasumber  pada  akhirnnya  mengambil  keputusan  untuk memasung karena a memiliki pengalaman buruk seperti membahayakan,
merugikan,  dan  meresahkan  keluarga  dan  warga  sekitar  saat  merawat pasien, b selain itu keputusan keluarga untuk memasung diperkuat  oleh
saran  dari  orang-orang  yang  dianggap  penting  dilingkungan  terdekat keluarga.
4.  Dari  uraian  hasil  penelitian,  ketiga  narasumber  menjelaskan  tidak  mau untuk  melepas  pasung  pasien  dan  membawa  ke  rumah  sakit  kembali.
Selain  dikarenakan  faktor-faktor  yang  disampaikan  pada  kesimpulan diatas,  dipengaruhi  juga  dengan  dampak  dari  perilaku  memasung  yang
cenderung  menguntungkan  keluarga  pasien,  yaitu:  a  pasien  tidak berkeliaran  dan  jarang  mengamuk  setelah  dipasung,  b  responden  II  dan
III  merasa  terbantu  dengan  pertolongan  yang  diterima  pasca  pasien dipasung.  Selain  bantuan  dana  yang  diterima  untuk  membuat  ruangan
pemasungan,  keluarga  juga  memperoleh  bantuan  sembako  dari pemerintah dan warga.
89
B.  Keterbatasan Penelitian
Penelitian  ini  memiliki  keterbatasan,  khususnya  dalam  pencarian partisipan  sebelum  mengambil  data.  Peneliti  awalnya  ingin  mewawancarai
salah satu  orangtua pasien, karena merasa orangtua adalah narasumber  yang terdekat  yang  mengasuh  dan  mengurus  pasien  selama  ini.  Namun  penulis
menemukan  kesulitan  untuk  mewawancarai  orangtua  pasien  karena  usia orangtua  pasien  yang  sudah  tua.  Sehingga  penulis  memilih  saudara  terdekat
pasien  untuk  menjadi  narasumber.  Hal  tersebut  dirasa  menjadi  kekurangan penelitian  karena  informasi  yang  penulis  peroleh  menjadi  kurang  terperinci.
Namun  diakhir  wawancara  penulis  berusaha  melakukan  kroscek  hasil wawancara dengan orangtua pasien.
C.  Saran 1.  Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai  evaluasi  terhadap  pelayanan  kesehatan  jiwa  di  puskesmas  dan
rumah  sakit  jiwa  di  Bali,  sehingga  mampu  mengetahui  permasalahan yang terjadi pada pelayanan kesehatan jiwa.
2.  Bagi Praktisi Psikologi
Pendampingan  untuk  keluarga  yang  memiliki  anak  menderita skizofrenia  perlu  untuk  dilakukan.  Hal  itu  akan  meningkatkan  edukasi
keluarga  mengenai  penyebab  dan  penanganan  yang  baik  untuk  merawat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pasien, sehingga bisa mengurangi perilaku kesehatan yang buruk, seperti memasung atau tidak merawat pasien
3.  Bagi Pihak Rumah Sakit Jiwa
Karena  banyaknya  keluhan  yang  dirasakan  oleh  keluarga  pasien, diharapkan  pihak  rumah  sakit  untuk  1  melakukan  evaluasi  terhadap
program  yang selama ini sudah dijalani, agar pengobatan yang diberikan bisa  lebih  diterima  dengan  baik  oleh  pihak  pasien  dan  keluarga,  2
merancang  dan  membuat  program  psikoedukasi  mengenai  penyebab penyakit  dan  penanganan  yang  baik  untuk  pasien  gangguan  jiwa,  3
menyediakan  tenaga  ahli  di  beberapa  puskesmas  ataupun  rumah  sakit untuk  membantu  mempermudah  pasien  melakukan  penanganan  awal
terhadap  penyakit  kejiwaan,  selain  itu  tersedianya  tenaga  ahli  disetiap puskesmas  akan  mempermudah  suplay  obat  ke  puskesmas  dan  rumah
sakit setempat.
4.  Bagi Para Keluarga yang Memiliki Anak Dipasung
Keluarga diharapkan memberikan penanganan yang lebih baik untuk
merawat pasien skizofrenia dan berhenti memasung pasien.
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and statistical manual of mental disorders fourth  edition  text  revision.  In  DSM-IV-TR.  Arlington:  American  Psychiatric
Association. Arif, I. S. 2006. Memahami dinamika keluarga pasien skizofrenia . Bandung: Refika Aditama.
Azwar,R.A. 1996. Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.
Chusairi,  A.  2004.  Health  seeking  behavior  para  pasien  poli  perawatan  palitatif  studi eksploratif  terhadap  lima  pasien  poli  perawatan  palitatif  rsud  dr.  soetomo  surabaya.
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 11-12.
Creswell, J. 2013. Research Design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Davison, G. C. 2006. Psikologi abnormal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen  Kesehatan.  2009.  Menuju  masyarakat  sehat  yang  mandiri  dan  berkeadilan.
Diakses  dari  www.depkes.go.idresourcesdownloadlaporan...kinerja-kemenkes-2009- 2011.pdf pada tanggal 19 Oktober 2016.
Dewi,    Wawan.  2011.  Teori  dan  pengukuran  :  pengetahuan,  sikap,  dan  perilaku  manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Drapalski, A., Marshall, T., Seybolt, D., Medoff, D., Leith, J.,  Dixon, L. 2008. Unmet needs of  families  of  adults  with  mental  illness  and  preferences  regarding  family  services.
Psychiatric Services ,657.
Glanz, K., Rimer, B. K.,  Viswanath. 2002. Health behavior and health education: Theory, Research, adn Practice 3rd ed.
. Eds, Ed. San Francisco: Jossey-Bass. Hariyanti,  T.,  Harsono,    Prabandari,  Y.  S.  2015.  Health  seeking  behaviour  pada  pasien
stroke. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 283, 242-246. Huffman,  K.,  Vernoy,  J.,  Vernoy,  M.,    Vernoy,  M.  W.  2000.  Psychology  in  action,  5th
Edition. Hoboken New Jersey: John Wiley  Sons, Inc.
Koolaee, A. K.,  Eternadi, A. 2009. The outcome of two family interventions for the mothers of schizophrenia patients in iran. International Journal of Social Psychiatry, 566, 634-
646. Kementrian  Sosial.  2013.  Indonesia  bebas  pasung:  pencapaian  program.  Diunduh  dari
http:sehat-jiwa.kemkes.go.iddetailkegiatandirektorat7. pada tanggal 19 Oktober 2016 Lawrence,  G.  1980.  Health  education  planning  a  diagnnostic  approach.  Journal  of  Nutrition
Education and Behavior . doi:http:dx.doi.org10.1016S0022-31828680109-1
Lestari,  P.,  Choiriyyah,  Z.,    Mathafi.  2014.  Kecenderungan  atau  sikap  keluarga  penderita gangguan jiwa terhadap  tindakan pasung studi  kasus  di  rsj gondho hutomo semarang.
Jurnal Keperawatan Jiwa, 2 1, 14-23.