MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2008 sampai dengan Juni 2009 di Laboratorium Unit Rehabilitasi Reproduksi URR Bagian Reproduksi
dan Kebidanan, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi KRP, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Materi Penelitian
Induk ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah induk jantan lele dumbo Clarias gariepinus Burchell 1822 sebanyak 20 ekor dengan bobot tubuh
1.5–2.0 kgekor dan 5 ekor induk lele dumbo betina sebagai sumber telur untuk uji fertilisasi dengan bobot 1.0–1.5 kgekor yang diperoleh dari petani
pembudidaya lele dumbo di sekitar Bogor dan Parung.
Metode Penelitian 1.
Persiapan Induk Jantan Lele Dumbo
Induk lele dumbo yang telah matang gonad dipelihara pada wadah bak plastik yang dilengkapi dengan aerator. Parameter kualitas air berupa suhu,
pH dan oksigen terlarut diukur. Induk lele dumbo diberi pakan pelet khusus lele dumbo yang mengandung protein 26-28 dan lemak 3 sebanyak 2
dari bobot tubuh dua kali sehari.
2. Evaluasi Karakteristik Fisik Reproduksi Lele Dumbo
Lele dumbo
terlebih dahulu
ditimbang bobot
tubuhnya. Untuk
memperoleh semen, dilakukan koleksi gonad dengan cara pembedahan. Gonad lele dumbo memiliki bentuk yang berlekuk-lekuk atau bersegmen-
segmen Gambar 1. Gonad ditimbang beratnya, selanjutnya selaput gonad digunting dibeberapa tempat. Semen dikoleksi ke dalam cawan petri steril.
Karakteristik semen dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis meliputi volume semen, warna semen secara visual, pH diukur
menggunakan special indicator paper skala 6.2 sampai dengan 8.0 dan konsistensi kekentalan dilihat dari kriteria encer, sedang dan kental.
Sedangkan secara mikroskopik meliputi persentase motilitas spermatozoa
17 progresif secara subyektif kuantitatif dari 5 lapang pandang dan scoring
individu dengan skala 1 – 5 seperti yang laporkan oleh Evans dan Maxwell 1987 dengan kriteria Yaitu : 1 Buruk tidak ada spermatozoa atau hanya
sedikit spermatozoa; 2 Lumayan atau kurang baik tidak ada gelombang, hanya gerakan individual; 3 Cukup baik antara 2 dan 4; 4 Baik
gelombang kecil, tipis, jarang, kurang jelas, lamban dan 5 Sangat baik gelombang besar, banyak, gelap, tebal, aktif, seperti gumpalan awan.
Konsentrasi spermatozoa per-mL dihitung menggunakan kotak hitung menggunakan neubauer dengan pengencer formolsaline dengan perbandingan
1 : 500.
Gambar 1 Morfologi gonad lele dumbo
3. Kriopreservasi Spermatozoa lele dumbo
Pada tahap ini diawali dengan penyiapan bahan pengencer. Pertama penyiapan pengencer dasar sebanyak 4 macam dengan komposisi seperti yang
terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi larutan pengencer dasar lele dumbo
Jenis Pengencer Bahan
1 2
3 4
NaCl g 0.75
0.3 0.88
- KCl g
0.02 -
1.12 -
CaCl
2
g 0.02
- -
- NaHCO
3
g 0.02
0.05 -
- Tris hydroxymethyl aminomethan g
- -
0.36 -
Glukosa g -
6.0 -
- Fruktosa g
100 100
- 6.0
Aquades mL 100
100 150
100
Keterangan : P
1
Kurokura et al. 1984; P
2
Zhang dan Liu 1991; P
3
Cognie et al. 1989 P
4
Horvath dan Urbanyi 2000.
18 Kedua pengencer untuk spermatozoa beku terdiri atas 16 kombinasi yaitu 4
jenis pengencer dengan 4 konsentrasi DMSO Tabel 2. Tabel 2 Perlakuan komposisi bahan pengencer lele dumbo dan konsentrasi
DMSO secara bertingkat
DMSO Pengencer
5 10
15 20
P
1
P
1
D
5
P
1
D
10
P
1
D
15
P
1
D
20
P
2
P
2
D
5
P
2
D
10
P
2
D
15
P
2
D
20
P
3
P
3
D
5
P
3
D
10
P
3
D
15
P
3
D
20
P
4
P
4
D
5
P
4
D
10
P
4
D
15
P
4
D
20
Selanjutnya komposisi bahan pengencer semen beku disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi bahan pengencer semen beku.
Perlakuan Pengencer Dasar
mL DMSO
mL Jumlah
mL P
1
D
5
9.5 0.5
10.0 P
1
D
10
9.0 1.0
10.0 P
1
D
15
8.5 1.5
10.0 P
1
D
20
8.0 2.0
10.0 P
2
D
5
9.5 0.5
10.0 P
2
D
10
9.0 1.0
10.0 P
2
D
15
8.5 1.5
10.0 P
2
D
20
8.0 2.0
10.0 P
3
D
5
9.5 0.5
10.0 P
3
D
10
9.0 1.0
10.0 P
3
D
15
8.5 1.5
10.0 P
3
D
20
8.0 2.0
10.0 P
4
D
5
9.5 0.5
10.0 P
4
D
10
9.0 1.0
10.0 P
4
D
15
8.5 1.5
10.0 P
4
D
20
8.0 2.0
10.0
Spermatozoa diolah secara individual dan hanya spermatozoa yang
menunjukkan persentase spermatozoa motil 60 digunakan dalam penelitian ini Urbanyi et al. 1999. Spermatozoa yang telah diencerkan sesuai perlakuan
dengan konsentrasi 100 x 10
6
spermatozoaml selanjutnya dikemas dalam straw minitub volume 0.3 ml. Selanjutnya straw diequilibrasi dalam lemari
pendingin pada suhu 4
o
C selama kurang lebih 30 menit Urbanyi et al. 1999. Pembekuan diatas permukaan nitrogen cair dengan jarak sekitar 6.5 cm selama
19 kurang lebih 10 menit. Selanjutnya sampel disimpan di dalam kontainer
nitrogen cair pada suhu -196
o
C untuk dilakukan evaluasi selanjutnya.
4. Evaluasi Spermatozoa Pasca Pembekuan Thawing