Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada daerah survei dilakukan pengukuran sebanyak tiga lokasi untuk setiap lokasinya terdiri dari 2 lintasan, dimana setiap lintasan tersebut diterapkan pengukuran dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Pengambilan data dilakukan di daerah survei dengan panjang lintasan 75 meter dengan spasi elektroda 5 meter untuk tiap lokasi. Jarak antara kedua lintasan 5 meter. Setelah data diolah dengan software Res2Dinv maka diperoleh penampang resistivitas bawah permukaan pada tiap lokasi dengan kedalaman 17,9 meter di bawah permukaan tanah. Kedalaman yang terukur adalah seperempat dari panjang lintasannya sesuai dengan koreksi dalam software tersebut.

4.1.1 Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama

Setelah dilakukan proses akuisisi data langkah selanjutnya mengolah data dan menginterpretasikannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dipole-dipole yang memiliki panjang lintasan 75 meter dengan target kedalaman yang ingin diketahui sekitar 18,75 meter di bawah permukaan tanah. Jarak spasi antar elektroda yang digunakan sebesar 5 meter. Lintasan ini terletak pada koordinat S 07 02.375 dan E 110 48.753 . Data lapangan yang diperoleh 32 diolah dengan software Res2DINV dan menghasilkan gambar penampang bawah permukaan seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Secara umum di bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari beberapa lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Lapisan pertama adalah lapisan paling atas yaitu lapisan tanah penutup yang memiliki interval resistivitas berkisar 0,225-20 m dengan kedalaman sekitar 0,8-8 meter di bawah permukaan tanah warna biru. Pada lapisan ini diperkirakan terdapat beberapa aliran dan resapan air yang terjadi pada waktu hujan sehingga membentuk cekungan seperti mangkok yang dilapisi tanah, lempung dan lempung basah yang diprediksi bisa menahan air tanah dikala musim kering sehingga daerah tersebut tidak pernah kekeringan atau kekurangan air. Lapisan kedua adalah lapisan zona peralihan yaitu pada kedalaman cukup bervariasi sekitar 3-10 meter di bawah permukaan tanah warna hijau diprediksi terdapat kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan ketiga adalah lapisan zona resistif yaitu berada pada kedalaman sekitar lebih dari 6 meter di bawah permukaan tanah dengan interval resistivitas lebih dari 300 m diduga terdapat napal, kerikil dan batu gamping warna ungu yang sangat resistif. Sehingga menurut data geologi merupakan daerah aluvium atau alluvial yang terdiri dari lempung, napal, kerikil, pasir dan batu gamping.

4.1.2 Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama