Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Pada Pt. Perkebunan Nusantaara III (Persero Medan)

(1)

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

MUHAMMAD ILHAM 122101249

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan PadaProgram Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD ILHAM

NIM : 122101249

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA

OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTAARA III (PERSERO MEDAN)

Tanggal : Juni 2015 Dosen Pembimbing

NIP. 19731120 200312 2 001

Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA

Tanggal : Juni 2015 Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Tanggal : Juni 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Tak lupa shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan risalah kebenaran di muka bumi ini. Alhamdulillah, berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih tiada terhingga kepada kedua orang tua, Ayahanda Muslim Koto dan Ibunda Mayarni , Abang Riko Sandra, Kakak Halimah Tussah Diyah dan Nurlisa , memberikan dukungan moril dan materil serta do’a yang selalu dipanjatkan sehingga ananda diberi kelancaran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

ii

3. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen pengajar Program D-III Manajemen Keuangan.

5. Pimpinan dan pegawai PTPN III yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini.

6. Untuk Sahabat saya :Rissa Andari, M. Ilham Ramadhan, Risky Surya, Imam Budi Satria Lubis, Dio Baskoro dan serta teman-teman senasib seperjuangan mahasiswa D3 Manajemen Keuangan angkatan 2012 serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulisakan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, Juni 2015


(5)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah………. ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II: PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III ... 6

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 7

C. Struktur Organisasi dan Job Description… ... 8

D. Logo Perusahaan dan Makna Logo Perusahaan... 20

BAB III: PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya ... 22

1. Pengertian Biaya ... 22

2. Klasifikasi Biaya ... 23

B. Perencanaan dan Biaya Operasional ... 26

1. Pengertian Perencanaan ... 26


(6)

iv

3. Tujuan serta Manfaat Perencanaan dan Pengawasan ... 29

C. Anggaran Biaya Operasional ... 30

1. Pengertian Anggaran. ... 30

2. Jenis-jenis Anggaran ... 32

3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran ... 34

4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 37

D. Penyusunan Biaya Operasional PTPN III ... 38

E. Pengawasan Operasional PTPN III ... 41

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54


(7)

v

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Laporan Anggaran Kelapa Sawit PTPN III (Persero)..………...39 Tabel 2.1 Laporan Realisasi Kelapa Sawit PTPN III (Persero)…..………40 Tabel 3.1 Persentase Realisasi Biaya Terhadap Anggaran Biaya…………..….41


(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Struktur Orgsanisasi……….……….………....19 Gambar 1.2 Logo Perusahaan ……….………..20


(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba, Karena dengan adanya laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak terkecuali semuanya ingin berkembang. Besarnya laba yang diperoleh tergantung pada kondisi keuangan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, serta kondisi perekonomian secara umum.

Untuk memenangkan persaingan yang semakin pesat, perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, maka kegiatan-kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, jenis kegiatan maupun volume kegiatan dilaksanakan agar kegiatan dalam perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi, perusahaan harus membuat perencanaan kerja, perencanaan biaya dan berbagai teknik yang lebih rasional.

Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan menyebabkan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat perencanaan yang cermat, untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Perusahaan perlu melakukan kegiatan fungsional diberbagai bidang usaha seperti bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi.


(10)

Untuk dapat mengkoordinasi semua kegiatan seluruh bagian atau fungsi, manajemen harus menyusun perencanaan bisnis secara komperhensif sehingga semua manajer pada masing-masing bagian tahu apa yang harus dikerjakan. Pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan atau sistem dan prosedur yang jelas. Untuk itulah diperlukan perencanaan dan pengawasan sistem anggaran.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, karet dan getah serta menghasilkan produk minyak sawit, karet dan getah karet yang berkualitas untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Untuk mendorong kinerja perusahaan agar tetap berjalan secara berkesinambungan pihak perusahaan harus merencanakan dengan baik. Pada umumnya, keuangan dalam suatu perusahaan itu harus dikelola dengan baikdengan cara merealisasikan suatu anggaran dengan sebaik-baiknya. Namun pada kenyataannya rencana anggaran yang sudah disusun dengan baik oleh pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sering kali tidak sesuai dengan realisasinya.

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan, dan siapa yang akan bertanggung jawab bagaimana jika terjadi kegagalan. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Carter dan Usry (2004:87) “perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur


(11)

strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan”.

Perencanaan dapat terbagi kepada perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan juga dapat dibagi menjadi perencanaan sekali pakai dan perencanaan yang berkelanjutan. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumus rencana kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan diterapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi sehingga tujuan perusahaan menjadi tidak terwujud.

Untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik apa tidak dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu, what (apa), why(mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how(bagaimana) pernyataan seputar what terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa pencapaian tujuan tersebut. Pertanyaan seputar where adalah mengenai dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Pertanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait dengan misalnya


(12)

kualifikasi orang yang akan melakukan dari sisi latar personal dan keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu seputar how terkait dengan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sehingga tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan efektif. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan maka harus di analisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan baik dan meminimalisasi kebocoran dana biaya operasional.

Melihat begitu pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian yang khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam dalam bentuk tugas akhir dengan judul “ Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Biaya Operasional pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah perencanaan biaya operasional pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ?

2. Bagaimanakah pengawasan biaya operasional PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ?


(13)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perencanaan biaya operasional di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

2. Mengetahui pengawasan biaya operasional PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui Laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagi Penulis

Penulis mampu memahami dan menyusun Anggarn Biaya Operasional. 2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan pengawasan biaya operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan dapat terus mengalami perkembangan.

3. Bagi Pendidikan

Dipakai sebagai perbandingan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian pada masa yang akan datang.


(14)

6

A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilahlian perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisai Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968 PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor, perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Di awali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yangterdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V


(15)

(Persero) disatukan pengelolaanya kedalam PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2 8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8647 Tahun 1996.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Berikut ini akan dijelaskan Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

1. Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun sebelumnya.

2. Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

A. Mengembangkan Industri Hilir berbasis Perkebunan secara berkesinambungan.

B. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.


(16)

D. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi investor.

E. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

F. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

G. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan.

C. Struktur Organisasi dan Job Description / Bidang Pekerjaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalamm menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu : 1. Adanya spesialisasi kerja

2. Adanya standardisasi kegiatan kerja 3. Adanya koordinasi kkegiatan kerja 4. Besarann seluruh organisasi

Dengan adanya Strutur Organisasi maka dapat diperoleh beberapa keuntungan yaitu :

1. Adanya penempatan kerja yang sesuai keahlian


(17)

3. Adanya kejelasan kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan

Berikut ini adalah Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

1. Susunan Komisaris

Pada tahun 2013, telah terjadi perubahan susunan dan struktur Dewan Komisaris berdasarkan dari Surat Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan

Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III No. SK.383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 dan Akta No.02 tanggal 2 Desember 2013 dari nanda Fauz Iwan, SH, M,Kn, notaries di Jakarta sebagai berikut :

Komisaris Utama : Joefli J. Bahroeny

Komisaris Anggota : Heri Sebayang

Komisaris Anggota : Sardan Marbun

Komisaris Anggota : Dahlan Harap

Komisaris Anggota : S. Budhisantoso

2. Susunan Direksi

Direktur Utama : Bagas Angkasa


(18)

Direktur Pemasaran : Alexander Maha

Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan

Direktur Keuangan : Erwan Pelangi

Job Description / Bidang Pekerjaan

Didalam Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber wewenang berasal dari RUPS dan kemudian di delegasikan kepada Dewan Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu : Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM. Berikut ini adalah uraian tugas Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)

Tugas dan wewenang RUPS adalah sebagai berikut : a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/asset perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yangtelah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

1. Dewan Komisaris

Tugas dan wewenang Dewan komisaris adalah sebagai berikut : a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.

b. Membantu didalam menginvestasikan dana perusahaan. c. Mengawasi jalannya perusahaan.


(19)

2. Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan Komisaris

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota direksi dan mengawasi secara umum.

c. Bersama sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan.

d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komiaris.

e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan pemerintah.

3. Direktur Produksi

Tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencakup tanaman.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijaksanaan Direksi.


(20)

d. Melaksanakan rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit unit usaha yang telah ada.

4. Direktur Keuangan

Tugas dan wewenang direktur keuangan : a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.

b. Menetapkan administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.

c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.

d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.

5. Direktur Sumber Daya Manusia

Tugas dan wewenang Direktur SDM adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya. c. Mengelola sumberdaya manusia yang ada secara umum.

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang dikelolanya.

6. Direktur Pemasaran

Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut : a. Menyusun Perencanaan dibidang pemasaran.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang dikelolanya.


(21)

7. Biro Direksi

Tugas dan wewenang Biro Direksi adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha surat menyurat (administrasi) sirkulasi/pengiriman atau penyimpanan surat-surat dan dokumentasi perusahaan.

b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor direksi yang meliputi pemeliharaan bangunan perusahaan.

c. Mengkoordiinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi sipil maupun ABRI.

d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan acara acara protokoler yang dibutuhkan.

8. Bagian Tanaman

Tugas dan wewenang Bagian Tanaman adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan bahan tanaman.

9. Bagian Keuangan

Tugas dan wewenang Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan masyarakat.


(22)

c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan pengendalian/pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.

10.Bagian Akuntansi

Tugas dan wewenang bagian akuntansi adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya serta menbuat laporankeuangan.

b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, peyusunan aporan keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.

11.Bagian Teknik

Tugas dan wewenang bagian teknik adalah sebagai berikut :

a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan megawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin, sipil/bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun dikebun pelasura (pir) dan daerah pengembangan.

b. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin mesin, traksi dan bangunan sipil.

12.Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan wewenang bagian sekretariatan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan

notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan dokumentasi.


(23)

b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.

13.Bagian Pengadaan

Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah sebagai berikut :

a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaanya harus melalui kantor direksi serta merumuskan kebijakan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi

mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang-bidang pengadaan barang dan jasa.

14.Bagian Umum

Tugas dan wewenang Bagian Umum adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan staf dan nonstaf.

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi pendokumentasian.

c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja. d. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan

dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan.

15.Bagian Sumber Daya Manusia


(24)

a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek pendidikan keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.

b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia (pendidikan dan pelatihan).

16. Bagian Pemasaran

Tugas dan wewenang bagian pemasaraan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjulan serta menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Menentukan Monitoring persediaan komoditi dan produk baik digudang/kebun, pabrik industry hilir atau tangki penyimpanan kebun atau instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodic sesuai kebutuhan

17.Bagian Teknologi Informasi (TI)

Tugas dan wewenang bagian teknologi informasi adalah :

a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi perusahaan.

b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam terbentuk basis internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem informasi ekslusif dan sistem pendukung keputusan.


(25)

d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro ditingkat kebun/unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun jaringan komunikasi data berbasis computer.

18.Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) Tugas dan wewenang bagian PUKK adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial pengusaha kecil dan koperasi yang berada di sekitar lingkungan PT Perkebunann Nusantara III (Persero).

b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

19.Bagian Sistem Pengendalian Intern

Tugas dan wewenang Bagian Sistem Pengendalian Inter adalah sebagai berikut :

a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu Direktur Utama dalam pengawasan Intern serta memberikan saran dan tidak lanjut mencapai sasaran perusahaan secara efesiensi, efektif dan ekonomis.

b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.

Kelapa Sawit-Minyak sawit dan Inti Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan Inti Sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Mutu produk minyak dan Inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar local dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.


(26)

Karet-Lateks

Diseantero dunia, sumatera dikenal penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54.000 hektare laha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu Produk RSS-1, SIR-10, SIR-20, dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan Lainnya.


(27)

(28)

D.LogoPT. PerkebunanNusantara III (Persero) Gambar 1.2

MAKNA LOGO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Gambar 1.2 helai daun Kelapa Sawit di sebelah kiri bola dunia 7 urat pada daun karet yang bewarna hijau di sebelah kanan bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki 12 Paradigma Baru dan 7 Strategi Bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi Perusahaan Perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan Green Technology, Green Buisness dan ramah lingkungan.

1. gambar 5 garis lintang horozontal dan vertikal yang bewarna biru, melingkari bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki 5 Tata Nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

2. Gambar 2 Meteor yang mengelilingi bumi sehingga angka membentuk angka 3, melambangkan PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global.

Meteor yang bewarna putih bermakna produksi Lateks dan Produk turunannya sedangkan yang bewarna orange adalah produksi CPO beserta turunannya, yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar


(29)

dunia.

Secara keseluruhan logo baru ini adalah lambang niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III, untuk mewujudkan VISI dan MISI PTPN III yang telah dicanangkan bersama dengan 5 TATA NILAI, 12 PARADIGMA BARU dan 7 STRATEGIS BISNIS yang dimiliki PTPN.


(30)

22 A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya meupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian berbeda, yaitu biaya dalam artian costdan biaya dalam artian expense. Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakaianya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.

Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagi harta. Biaya ini dimasukkan ke dalam Laba-Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.

Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.


(31)

Menurut Bustami dan Nurlela (2006:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah cost suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebenkan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.

Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagi satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur dakam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu menfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.

2. Klasifikasi Biaya

Biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep “Different Cost Different Purposes” artinya berbeda biaya berbeda tujuan.Pengukuran biaya tergantung pada kemampuan untuk menelusuri biaya tersebut ke objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat membedakan biaya menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Menurut Bustami dan Nurlela (2009:9) biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya. Sedangkan


(32)

biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya”

Menurut Horngren et al (2006) “biaya langsung merupakan biaya yang berhubungan secara langsung terhadap objek dan dapat dihitung sebagai nilai ekonomis. Sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya yang berhubungan dengan biaya produk namun tidak dapat dihitung sebagai nilai ekonomis produk”

Sementara itu, tujuan perhitungan biaya produk dan jasa biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsinya. Hansen dan Women (2006) mengklasifikasikan biaya ke dalam ketiga fungsional utama, antara lain:

1. Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:

a. Biaya bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk.

b. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.


(33)

c. Overhead, merupakan semua biaya yang tidak termasuk kedalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input yang diperlukan dalam memuat sebuah produk atau jasa. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dalam proses produksi biasanya dimasukkan ke dalam katagori biaya overhead.

2. Biaya non produksi, merupakan biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran, distribusi, pelayanan pelanggan dan administrasi umum. Terdapat dua jenis biaya non produksi yang lazim digunakan, diantaranya:

a. Perencanaa

Perusahaan menggunakan data biayauntuk memilih metode atau program pencapaian tujuan yang terbaik masa yang akan datang yang ingin dicapai pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran (budget) yang digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Hal tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan. Perencanaa tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk perencannaa jangka panjang dan jangka pendek.

b. Pengawasan

Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat, baik


(34)

yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan pada anggaran (budget). Membandingkan anggaran dan standar dengan aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja masing-masing devisi atau departemen dapat nilai.

c. Pengambilan keputusan

Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapar mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

B. Perencanaan dan Anggaran Biaya Operasional 1. Pengertian Perencanaan

Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh dan berkembang ataupun menginginkan bekerjanya perusahaan secara lancar memerlukan adanya perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka dalam pengertian maupun menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada. Fungsi manajemen yang pokok adalah perencanaan, pengorganisasian dan fungsi pengawasan.

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan dengan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi, menentukan program dan memberikan gambaran kepada pihak manajemen mengenai teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapainya manajemen harus mengetahui data yang relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya dimasa yang akan datang. Perencanaan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama dan sebagai landasan bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya.


(35)

Menurut Erly Suandy (2001:2) secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Sedangkan pengertian perencanaan menurut Nafrain (2000:3) adalah: “perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.”

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan merupakan suatu proses penentuan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dimasa yang akan datang untuk menghadapi berbagai ketidakpastian dan alternatif yang mungkin terjadi. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan-keputusan dan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan untuk melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dilaksanaan untuk menghindari kegagalan.

Ada dua jenis perencanaan yaitu: a. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek dibagi dalam dua kategori yaitu berdasarkan frekuensi dan jenis keputusan. Beberapa keputusan mempunyai kaitan dengan kegiatan-kegiatan sekarang dan dapat dibuat harian atau mingguan. Keputusan-keputusan seperti ini ditandai dengan keteraturan dari frekuensinya dan disebut keputusan-keputusan operasi jangka pendek.


(36)

Kategori kedua berkaitan dengan keputusan-keputusan non rutin jangka pendek, keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak analisis jika dibandingkan keputusan-keputusan operasi jangka pendek.

b. Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang melibatkan pengambilan keputusan yang pengaruhnya menjangkau beberapa tahun kedepan. Biasanya tiga sampai lima tahun bahkan bisa pula lebih lama. Keseluruhan perencanaan jangka panjang kadangkala disebut perencanaan strategi.

2. Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya di kemudian hari.

Menurut Harahap (2001:10) “Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya”.

Pengawasan menurut Carter dan Usry (2004:12) “Usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksin perbedaan-perbedaan yang penting”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menentukan, mengkoreksi penyimpangan


(37)

penting dalam hasil yang dicapi dari aktivitas yang direncanakan. Apabila dalam pelaksanaan ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar rencana sejalan dengan pelaksanaan. Pengawasan perlu dilakukan agar tercapainya kegiatan yang efektif dan efisien. Untuk mendukung pengawasan yang baik maka perlu mengetahui suatu pengukur dari kegiatan yang efektif dan efisien tersebut.

Menurut Hansen dan Mowen (2002:483) “Ukuran efisien merupakan ukuran keuangan yang mencakup laporan biaya aktifitas, anggaran, fleksibel, laporan realisasi. Ukuran keuangan ini dirancang untuk menilai seberapa baik penggunaan sumber daya. Sedangkan ukuran efektif yang merupakan ukuran non keuangan mencakup kinerja aktivitas yang dilakukan, pekerja yang terlibat dan ukuran ini harus mendukung tujuan umum yaitu perbaikan berkelanjutan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengawasan terdiri dari suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah yang bersifat umum, yaitu:

a. Menetapkan alat pengukur (standart) b. Mengadakan penilaian (evalusai)

c. Mengadakan tindakan perbaikan (koreksi)

3. Tujuan serta manfaat perencanaan dan pengawasan

Tujuan utama perencanaan adalah untuk menentukan program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan diwaktu yang akan datang. Manfaat dari perencanaan menurut Hasibuan (2001:10) antara lain:


(38)

b. Perencanaan membantu kita memvisualisasikan kemungkinan pada masa yang akan datang.

c. Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan. d. Perencanaan meransang potensi kerja.

e. Perencanaan membantu seorang manajer mancapai status.

Sedangkan tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan sesuai dengan instruksi yang ditetapkan. Tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan perencanaan. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu yang akan datang.

Adapun manfaat dari pengawasan menurut Hasibuan (2001:14) bagi perusahaan adalah:

a. Mempersatukan oengertian tentang kebijaksanaan dan prosedur-prosedur. b. Menemukan penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif. c. Menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi.

d. Mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan dari standard.

e. Menyegerakan tindakan koreksi yang perlu untuk pencapaian tujuan

C. Anggaran Biaya Operasioanal 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran memberikan proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan karena pada waktu


(39)

mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki semua faktor-faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa membuat analisis yang teliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.

Menurut Munandar (2001:11) dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan fakto-faktor berikut:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. b. Data tahun-tahun sebelumnya.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk mendapatkan pengertian dari anggaran maka berikut dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya Sukanto (2000:144) “ Anggaran merupakan rencana terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang”.

Sedangkan pengertian anggaran munurut Munandar (2001:1) sebagai berikut: “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatua) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan datang”. Pada dasarnya anggaran merupakan gambaran dimasa yang akan datang, jadi anggaran tersebut setiap saat harus dihadapkan dengan kenyataan yang ada pada waktu


(40)

pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran harus bersifat fleksibel agar dapat memungkinkan untuk melakukan penyesuaian akibat timbulnya situasi dan kondisi yang berbeda yang telah dibayangkan sebelumnya.

2. Jenis-jenis Anggaran

Anggaran terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pengelompokkannya. Menurutn Nafarin (2000:17) mengatakan anggaran dapat dikelompokkandari beberapa sudut pandang sebagai berikut.

a. Menurut dasar penyusunan , anggaran terdiri dari :

1. Anggaran variabel yaitu disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

2. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

b. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari:

1. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu dan umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

2. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikkan, sehinngga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.


(41)

1. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang di buat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

2. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget) anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budger) anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek. Biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dapat dipecah lagi menjadi anggarann triwulan, caturwulan, semester kemudian menjadi anggaran bulanan.

1. Anggaran operasional adalah anggarab untuk menyusun anggaran lapirab laba rugi. Anggaran operasional antara lain:

a. Anggaran penjualan

b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.

c. Anggaran biaya usaha. d. Anggaran laporan laba rugi.


(42)

2. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:

a. Anggaran kas b. Anggaran utang c. Anggaran piutang d. Anggaran neraca e. Anggaran persediaan.

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan secara lengkap.

2. Anggaran parsial merupakan anggaran disusun tidak lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

f. Menurut fungsinya anggaran terdiri dari:

1. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

2. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan utuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas 3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran

Anggaran yang lengkap meliputi perencanaan untuk seluruh aktifitas perusahaan. Anggaran menginformasikan kepada manajemen tentang proyeksi kinerja, sebelum hingga sesudah rencana diimplementasikan. Di saat


(43)

mempersiapkan anggaran, manajemen dimintai mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi rencana perusahaan dan mengharuskan manajemen untuk menganalisis secara baik berbagai realitas yang ada. Oleh karena itu anggaran cenderung menempati posisi yang lebih kritis.

Menurut Munandar (2001:13). Anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu:

a. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

b. Sebagai alat pengkoordinasin kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah di tetapkan. c. Sebagai alat pengawas kerja

Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan.

Sementara kelemahan-kelemahan yang membatasi anggaran menurut Adisaputra dan Asri (2003:53) :

a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan bergantung kepada ketetapan estimasi tersebut.

b. Anggara hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.


(44)

c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melakukan tugasnya, bukan menggantikannya.

d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu perlu memiliki sifat fleksibel.

Anggaran mempunyai kegunaan yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan.

1. Dalam bidang perencanaan

a. Berdasarkan kegiatan-kegiatan penyelidik studi dan penelitian.

b. Mengarahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam penentuan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan.

c. Untuk membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Dalam bidang pengkoordinasian faktor manusia dengan perusahaan

a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha. c. Menetapkan penggunaan modal pada salura–saluran yang menguntungkan

dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. 3. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi

Dalam bidang pengawasan

1. Untuk mengawasi kegiatan dan pengamanan-pengamanan.

2. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran.


(45)

4. Prosedur Penyusunan Anngaran

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memulai tahun buku dari Januari sampai dengan Desember untuk setiap tahunnya. Sehubungan dengan hal tersebut

perusahaan juga menyusun anggaran dengan tahun buku tersebut dan anggaran diperinci per triwulan.

Dasar penyusunan RKAP (rencana kerja dan anggaran perusahaan) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP.101/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002. Penyusunan RKAP 2013 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

- RKAP tahun 2006 disampaikan Direksi PTPN III kepada Menteri BUMN dengan surat No. 3.04/X/937/2005 tanggal 28 Oktober 2005

- Dewan Komisaris PTPN III telah menyampaikan surat kepada Menteri Negara BUMN perihal rekomendasi atas RKAP tahun 2006 dengan nomor surat Kom/M.BUMN/R-01/1/2006

- RKAP tahun 2006 disahkan oleh Menteri Negara BUMN sesuai keputusan RUPS RKAP tahun 2006 tanggal 17 Januari 2006

Sebagai langkah pertama dalam proses penyusunan anggaran adalah menentukan besarnya jumlah produksi yang diharapkan selama tahun itu. Pada umumnya bagian tanaman dan teknologi dibantu dengan bagian-bagian lainnya di kantor besar menyusun jumlah produksi yang diharapkan pada tahun yang dimaksud. Kemudian kantor besar menyusun pedoman mengenai transaksi produksi ynag dimaksud. Selanjutnya pedoman bersama-sama formulir anggaran biaya dikirim ke kebun. Masing-masing kebun menyusun anggaran biaya produksinya. Anggaran biaya produksi kebun tersebut kemudian ditinjau dan


(46)

dipelajari di kantor besar bersama administratur kebun. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perincian tersebut seluruhnya telah benar-benar sesuai. Setelah anggaran biaya produksi tersebut disetujui dan disahkan oleh pimpinan, dikirim ke kebun-kebun untuk dilaksanakan.

D. Biaya Operasional

Biaya penyususnan operasional, anggaran biaya produksi suatu perusahaan menggunakan sistem biaya standar. Harga standar ditentukan berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu. Harga tersebut diketahui setelah jumlah anggaran biaya produksi tanaman Kelapa Sawit selama satu periode dibagi dengan rencana produksi tanaman Kelapa Sawit untuk periode yang sama.

1. Anggaran Biaya Operasional

Setelah diketahui jumlah pendapatan yang direncanakan, tahapan selanjutnya membuat biaya operasi. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan yang dilakukan perusahaan memerlukan biaya. Data tersebut dapat dilihat di Tabel 1.1


(47)

Tabel 1.1

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Laporan Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014

2. Realisasi Biaya Operasi

Setelah diketahui jumlah biaya perencanaan biaya operasi, tahapan selanjutnya melakukan realisasi biaya operasi seperti Bihaya Pemeliharaan Tanaman, Biaya Produksi, dll. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :

URAIAN

REALISASI 2013 Kg Biaya (Rp)

Beban pokok

rata-rata (Rp)

1 2 3

Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan

Beban pemupukan Beban panen

Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum

407.998.660 15.542.417.000 76.493.866.000 126.867.540.000 135.989.785.000 80.961.640.000 121.332.543.000 38,09 187,49 310,95 333,31 203,34 297,38 Jumlah beban tanaman

Beban pengolahan

407.998.660 559.187.791.000 107.673.149.000

1.370,56 263,91 Beban produksi excluding

penyusutan Beban penyusutan

407.998.660 666.860.940.000 39.533.663.000

1.631,47 96,9

Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR

19.971.959 19.971.959 706.394.603.000 58.955.723.000 5.270.713.000 1.937,12 3.160,91 378,67 Beban produksi PIR

Beban pembelian produksi rakyat Beban pengolahan rakyat

97.234.050 97.234.050 64.226.436.000 278.765.504.000 25.661.036.000 3.215,83 2.866,95 263,91 Beban produksi rakyat 97.234.050 304.426.540.000 3.130,86 Jumlah beban produksi kebun 525.204.669 1.075.047.579.000 2.049,91


(48)

Tabel1.2

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Laporan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014

Setelah diketahui anggaran biaya dan realisasi biayanya, kita bisa melihat perbandingan tingkat persentase antara anggaran biaya dan realisasi biaya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini :

URAIAN

REALISASI 2013 Kg Biaya (Rp)

Beban pokok

rata-rata (Rp)

1 2 3

Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan

Beban pemupukan Beban panen

Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum

416.718.010 18.211.287.355 86.253.232.250 117.771.474.534 161.837.074.612 101.767.750.084 127.534.023.878 43,73 206,64 282,62 388,36 244,21 306,19 Jumlah beban tanaman

Beban pengolahan

416.718.010 613.384.842.693 134.218.359.048

1.471,94 322,08 Beban produksi excluding

penyusutan Beban penyusutan

416.718.010 747.603.201.741 59.630.443.580

1.794,03 143,10

Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR

21.773.707 21.773.707 807.233.645.321 68.824.652.350 8.245.057.243 1.937,12 3.160,91 378,67 Beban produksi PIR

Beban pembelian produksi rakyat Beban pengolahan rakyat

122.937.767 122.937.766 77.069.709.593 376.942.637.490 32.487.905.905 3.539,58 3.066,13 246,26

Beban produksi rakyat 409.430.543.395 3.330,39


(49)

Tabel 1.3

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Persentase Realisasi Biaya Produksi Terhadap Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014

E. Pengawasan Biaya Operasional

Pengawasan biaya operasional merupakan suatu kegiatan dalam mengadakan penilaian, pengukuran dan perbaikan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana pengeluaran biaya operasional yang telah dilakukan. Pengawasan biaya operasional dilakukan untuk mengetahui

penyimpangan-Uraian Anggaran biaya Realisasi biaya %

Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan

Beban pemupukan Beban panen

Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum 15.542.417.000 76.493.866.000 126.867.540.000 135.989.785.000 80.961.640.000 121.332.543.000 18.211.287.355 86.253.232.250 117.771.474.534 161.837.074.612 101.767.750.084 127.534.023.878 17,23 % 12,75 % -7,16 % 19 % 25,7 % 5,11 % Jumlah beban tanaman

Beban pengolahan 559.187.791.000 107.673.149.000 613.384.842.693 134.218.359.048 9,69 % 24,65 % Beban produksi excluding

penyusutan Beban penyusutan 666.860.940.000 39.533.663.000 747.603.201.741 59.630.443.580 12,19 % 50,83 %

Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR

706.394.603.000 58.955.723.000 5.270.713.000 807.233.645.321 68.824.652.350 8.245.057.243 14,27 % 16,73 % 56,43 % Beban produksi PIR

Beban pembelian produksi rakyat Beban pengolahan rakyat

64.226.436.000 278.765.504.000 25.661.036.000 77.069.709.593 376.942.637.490 32.487.905.905 20 % 35,21 % 26,5 % Beban produksi rakyat 304.426.540.000 409.430.543.395 34,49 % Jumlah beban produksi kebun 1.075.047.579.000 1.293.733.898.309 20,34 %


(50)

penyimpangan yang terjadi dalam suatu kegiatan kerja. Penyimpangan ini di ukur dari realisasi kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor penting pengawasan biaya operasional adalah perubahan yang selalu terjadi baik di luar maupun di dalam organisasi dan kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.

Adapun persyaratan sistem pengawasan biaya operasional yang efektif adalah pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada, pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin, pengawasan harus menyatakan pola organisasi, pengawasan harus ekonomis tidak mengeluarkan biaya yang besar dan pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya.

Pengawasan biaya operasional mempunyai manfaat bagi satu organisasi. Manfaat tersebut dapat menjamin diadakannya tindakan korektif, mencegah penyimpangan atau kesalahan dan dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan biaya operasional, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi meningkatkan rasa tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan PT. Perkebunan Nusantara III berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap biaya operasional yang akan dijalankan. Pengawasan ini sangat berguna untuk mengendalikan pengeluaran biaya operasional, mencegah terjadinya pemborosan, melihat pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai.


(51)

Pengawasan biaya operasional PTPN III dilakukan dengan dua cara yaitu pengawasan biaya melalui pembukuan, antara lain dengan pencatatan dan penggolongan berdasarkan pembukuan, kwitansi serta prosedur pengeluaran dan pengawasan biaya melalui perbandingan anggaran-anggaran biaya tahun lalu

1) Pengawasan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan diluar kegiatan perusahaan.

Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan staff nya termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan dan administrasi kantor.

Pengawasan yang dilakukan oleh PTPN III terhadap biaya administrasi dan umum adalah:

a. Membuat Laporan Laba Rugi pada awal periode. b. Mengalokasikan biaya tersebut secara cepat.

c. Memeriksa bukti-bukti pengeluaran atau kwitansi-kwitansi yang terjadi.

2) Pengawasan Anggaran Biaya Overhead 1. Membuat anggaran biaya overhead.

2. Menghitung penyusutan terhadap peralatan.

3. Serta memperkirakan biaya operasi tidak langsung dan menganalisisnya.

3) Pengawasan Pendapatan

Pengawasan pendapatan adalah pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan operasional organisasi, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien


(52)

tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan pendapatan merupakan suatu kegiatan dalam mengadakan penilaian, pengukuran dan perbaikan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana pengeluaran biaya operasi yang telah dilakukan.

Agar perencanaa pendapatan yang telah disusun dan dijalankan tiap-tiap bagian PTPN III berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengawasan atas pendapatan. Pengawasan ini berguna untuk mengendalikan pengeluaran biaya operasional untuk mencegah terjadinya pemborosan, melihat pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai serta mendorong kesadaran pengendalian biaya.

4) Anggaran Biaya Produksi

Pengawasan operasional adalah pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan operasional organisasi, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan melalui anggaran biaya produksi secara keseluruhan, perencanaan biaya produksi untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 yaitu sebesar 2.046,91/kg atau Rp. 1.075.047.579,- untuk total biayanya dengan kuantitas anggaran sebesar Rp. 525.204.669,-

Pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu:

a. Biaya Tanaman

Besarnya anggaran biaya tanaman untuk setiap kg produksi dihitung dengan membandingkan total anggaran biaya tanaman dengan total anggaran volume produksi. Untuk tahun 2013, anggaran biaya tanaman untuk setiap kg


(53)

produksi kelapa sawit adalah sebesar 1370,56 kg atau total biayanya sebesar Rp. 550.187.791.00,- untuk kuantitas anggaran sebesar 407.998.660 kg.

Pengendalian biaya tanaman dapat dilaksanakan dengan membandingkan realisasi dengan anggaran biaya tanaman. Pimpinan dapat menilai perbandingan dan menilai tingkat efisiensi dalam mengelola tanaman. Besarnya realisasi biaya tanaman untuk setiap kg produksi kelapa sawit tahun 2013 adalah sebesar 1.471,94/kg atau total biaya Rp. 613.384.842.693,- untuk kuantitas realisasi sebesar 416.718.010 kg.

Penyimpangan Biaya Tanaman

Anggaran biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 Rp. 559.187.791.000,- Realisasi biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 Rp. 613.384.842.693,-

Selisih Rp. 54.197.051.693,-

Atau 9,69 % Selisih sebesar Rp. 54.197.051.693,- merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance ).

Realisasi biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh:

Perbedaan kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = (416.718.010 – 407.998.660) x 1370,56

= 8.719.350 x 1370,56

= 11.950.392.336 ( unfavorable variance )

Perbedaan harga


(54)

= (1.471,94 – 1.370,56) x 416.718.010 = 101,38 x 416.718.101

= 42.246.871.853,83

1. Pengawasan Biaya Pengelolahan

Biayanya anggaran biaya pengelolahan untuk setiap produksi dihitung dengan membandingkan total anggaran biaya pengolahan dengan total anggaran volume produksi. Untuk tahun 2013, anggaran biaya pengolahan untuk setiap kg produksi kelapa sawit sebesar 263,91/kg dengan total sebesar Rp. 138.604.898.000,- dengan perincian sebagai berikut:

Biaya pengolahan kebun sendiri Rp. 107.673.149.000,-

Biaya pengolahan PIR Rp. 5.270.713.000,-

Biaya pengolahan rakyat Rp. 25.661.036.000,-

Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 138.604.898.000,- Dan perincian kuantitas anggaran:

Kebun sendiri 407.998.660 kg

PIR 19.971.959 kg

Rakyat 97.234.050 kg

Total 525.204.669 kg

Pengendalian terhadap biaya pengolahan meliputi pengendalian terhadap seluruh kegiatan produksi perusahaan. Pengendalian ini meliputi pengendalian terhadap kebutuhan tenaga kerja, bahan-bahan kimiawi, perawatan dan pemeliharaan alat-alat, serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pengolahan.


(55)

Berdasarkan perbandingan antara realisasi biaya pengolahan dengan anggaran biaya pengolahan, maka pimpinandapat merumuskan kebijaksanaan yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian biaya pengolahan untuk periode berikutnya. Pada tahun 2013, besarnya realisasi biaya pengolahan untuk setiap kg produksi tanaman kelapa sawit adalah sebesar 311,62/kg dengan total biaya Rp. 174.951.322.196,- untuk kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg. Adapun total realisasi biaya pengolahan sebesar Rp. 174.951.322.196,- terdiri dari:

Biaya pengolahan kebun sendiri Rp. 134.218.359.048,-

Biaya pengolahan PIR Rp. 8.245.057.243,-

Biaya pengolahan rakyat Rp. 3.487.905.905,-

Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 174,951.322.196,- Dan total kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg terdiri dari:

Kebun sendiri 416.718.010 kg

Produksi PIR 21.773.707 kg

Produksi rakyat 122.937.766 kg

Total Kuantitas Realisasi 561.429.483 kg

Penyimpangan Biaya Pengolahan

Anggaran biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 138.604.898.000,- Realisasi biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 Rp.174.951.322.196,-

Selisih Rp. 36.346.424.196,-

Atau 26,22 % Selisih sebesar Rp. 36.346.424.196,- merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan( unfavorable variance ).


(56)

Realisasi biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 diatas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = (561.429.483 -525.204.669) x 263,91 *

= 36.224.814 x 263,91

= 9.560.090.662,72 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga

= (harga sesungguhnya – harga standar) x kuantitas sesungguhnya = (311,62** - 263,91) x 561.429.483

= 26.758.800.633,93 ( unfavorable variance ) Keterangan :

* Rp. 138.604,898.000,- = Rp.263,91/kg **Rp. 174.951.322.196,- = Rp 311,62/kg

561.429.483 kg

Pengawasan Biaya Penyusutan

Besarnya biaya penyusutan untuk setiap kg produksi kelapa sawit pada perusahaan untuk tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 96,90/kg atau total biayanya sebesar Rp.39.533.633.000,- untuk kuantitas anggaran sebesar 407.998.660 kg. Hal tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan total anggaran biaya penyusutan dengan total anggaran volume produksi.

Pengendalian biaya penyusutan ini meliputi pengendalian biaya penyusutan tanaman, biaya penyusutan umum, dan biaya penyusutan pengolahan. Besarnya realisasi biaya penyusutan untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk


(57)

tahun 2013 adalah 143,10/kg dengan total biaya sebesar Rp. 59.630.443.580 untuk kuantitas realisasi sebesar 416.718.010 kg.

penyimpangan Biaya Penyusutan

Anggaran biaya penyusutan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 39.533.663.000,- Realisasi biaya penyusutan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 59.630.443.580,-

Selisih Rp. 20.096.780.580,-

Atau 50,83%

Selisih sebesar Rp. 20.096.780.580 merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance )

Realisasi biaya penyusutan kelapa sawit 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = 416.718.010 – 407.998.660) x 96,90

= 8.719.350 x 96,90

= 844.905.015 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga

= (harga sesungguhnya –harga standar) x kuantitas sesungguhnya = (143,10 – 96,90) x 416.718.010

= 46,20 x 416.718.010


(58)

2. Pengawasan Biaya Pembelian

Besarnya anggaran biaya pembelian untuk setiap kg produksi dihitung dengan membandingkan total anggaran biaya pembelian dengan total anggaran volume produksi. Untuk tahun 2013, anggaran biaya pembelian untuk setiap kg produksi kelapa sawit sebesar 288,43/kg dengan total biaya sebesar Rp. 337.721.227.000,-

Dengan perincian

Biaya pembelian produksi Rp. 58.955.732.000,-

PIR Rp. 278.765.504.000,-

Total Anggaran Biaya Pembelian Rp. 337.721.227.000,- Dan perincian kuantitas anggaran :

Produksi PIR 19.971.959 kg

Produksi rakyat 97.234.050 kg

Total 117.206.009 kg

Pengendalian biaya pembelian ini meliputi pengendalian biaya pembelian produksi PIR dan biaya pembelian produksi rakyat. Besarnya realisasi biaya pembelian untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 adalah 3080,39/kg dengan total biaya sebesar Rp. 445.767.289.840,- untuk kuantitas realisasi sebesar 144.711.473 kg.

Adapun total realisasi biaya pembelian sebesar Rp. 445.767.289.840,- terdiri dari : Biaya pembelian produksi PIR Rp. 68.824.625.350,- Biaya pembelian produksi rakyat Rp. 376.942.637.490,- Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 445.767.389.840,- Dan total kuantitas realisasi sebesar 144.711.473 kg terdiri dari :


(59)

Produksi PIR 21.773.707 kg

Produksi rakyat 122.937.766 kg

Total Kuantitas Realisasi 144.711.473 kg

Penyimpangan Biaya Pembelian

Anggaran biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 Rp. 337.721.227.000,- Realisasi biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 Rp.445.767.289.840,-

Selisih Rp. 108.046.062.840,-

Atau 31,99% Selisih sebesar Rp. 108.046.062.840,- merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance )

Realisasi biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (perbedaan kuantitas sesungguhnya – juantitas standar) x harga standar = (144.7111.473 – 117.206.009) x 2881,43*

= 27.505.464 x 2881,43

= 79.255.069.133,52 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga

= (harga sesungguhnya – harga standar) x kuantitas sesungguhnya = (3080,39** – 2881,43) x 117.206.009

= 23.319.307.550,64 ( unfavorable variance ) Keterangan

* Rp. 337.721.227.000,- = 288,43/kg 117.206.009 kg


(60)

** Rp 445.767.289.840,- = 3080,39/kg 144.711.473 kg

3. Pengendalian Biaya Produksi secara Keseluruham

Pengendalian biaya produksi secara keseluruhan ini meliputi pengendalian keseluruhan total biaya produksi yang mencakup biaya tanaman, biaya pengelolahan, biaya penyusutan dan biaya pembelian. Besarnya biaya realisasi biaya produksi untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 adalah 2.304,36/kg dengan total sebesar Rp.1.293.733.898.309 untuk kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg.

Penyimpangan biaya produksi

Anggaran biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 R1.075.047.579.000,- Realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 Rp1.293.733.898.309,-

Selisih Rp. 218.686.319.309,-

Atau 20,34 % Selisih sebesar Rp. 218.686.319.309,- merupaka penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance ).

realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = (561.429.483 – 525.204.669) x 2049,91

= 36.224.814 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga


(61)

= (2304,36 – 2046,91) x 561.429.483 = 257,45 x 561.429.493

= 144.540.020.398,35 ( unfavorable variance )

Realisasi biaya produksi tahun 2013 dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada di atas sebesar Rp. 218.686.319.309,- atau 20,34 %. Sedangkan realisasi biaya produksi Rp/kg tahun 2013 apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada di atas sebesar 257,45/kg atau 12,58 %.

Menurut pihak manajemen perusahaan, beberapa faktor penyebab realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 berada di atas RKAP tahun 2013, antara lain :

a. Adanya kenaikan biaya produks tanaman yang terdiri dari :

1) beban premi panen sejalan dengan pemberlakuan sistem premi berbasis perolehan minyak dan kenaikan pencapaian produksi minyak.

2) Beban pengangkutan ke pabrik akibat penyesuaian tarif angkutan akibat kenaikan BBM.

b. Adanya kenaikan beban pengolahan sejalan dengan kenaikan beban perbaikan pabrik untuk optimalisasi pengolahan.

c. Untuk pupuk mengalami penurunan kenaikan karena stok persediaan pupuk pada tahun lalu masih tersedia.


(62)

54

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu peneliti juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

A. KESIMPULAN

1. Penyusunan Perencanaan Biaya Operasional pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dilakukan dengan menyusun anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya usaha, anggaran laporan laba rugi, sesuai rancangan anggaran yang di buat oleh perusahaan.

2. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah berupaya menerapkan fungsi perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi, namun masih banyak terdapat variasi ( unfavorable variance ) seperti variasi biaya tanaman, variasi biaya pengolahan, variasi biaya penyusutan dan variasi biaya pembelian.

B. SARAN

Adapun saran yang penulis coba berikan agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perencanaan dan


(63)

pengawasan dan dapat meninjau kembali kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan

Saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap variasi yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

2. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebaiknya mengalokasikan biaya secara tepat keseluruhan bagian atau devisi yang ada dalam perusahaan, khususnya biaya operasional hendaklah dilakukan dengan lebih cermat agar anggaran biaya operasional yang disusun dapat lebih baik dan realistis.

3. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) disarankan untuk berhati-hati dalam melakukan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasi. Anggaran biaya operasi akan berperan besar dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi karena anggaran biaya operasi akan terus-menerus mengikuti perkembangan kegiatan organisasi.


(64)

Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Bustami, Bastian, Nurlela, 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Munandar. 2007. Budgeting (Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja). Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Simamora, Henry. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi Tiga. Riau: Star Gate

Publisher Duri.

Widilestariningtyas, Ony, Dony Waluya Firdaus, Sri Dewi Anggadini. 2012. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Satu. Yogyakara: Graha Ilmu.


(1)

51

Produksi PIR 21.773.707 kg

Produksi rakyat 122.937.766 kg Total Kuantitas Realisasi 144.711.473 kg

Penyimpangan Biaya Pembelian

Anggaran biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 Rp. 337.721.227.000,- Realisasi biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 Rp.445.767.289.840,-

Selisih Rp. 108.046.062.840,-

Atau 31,99% Selisih sebesar Rp. 108.046.062.840,- merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance )

Realisasi biaya pembelian kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (perbedaan kuantitas sesungguhnya – juantitas standar) x harga standar = (144.7111.473 – 117.206.009) x 2881,43*

= 27.505.464 x 2881,43

= 79.255.069.133,52 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga

= (harga sesungguhnya – harga standar) x kuantitas sesungguhnya = (3080,39** – 2881,43) x 117.206.009

= 23.319.307.550,64 ( unfavorable variance ) Keterangan

* Rp. 337.721.227.000,- = 288,43/kg 117.206.009 kg


(2)

** Rp 445.767.289.840,- = 3080,39/kg 144.711.473 kg

3. Pengendalian Biaya Produksi secara Keseluruham

Pengendalian biaya produksi secara keseluruhan ini meliputi pengendalian keseluruhan total biaya produksi yang mencakup biaya tanaman, biaya pengelolahan, biaya penyusutan dan biaya pembelian. Besarnya biaya realisasi biaya produksi untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 adalah 2.304,36/kg dengan total sebesar Rp.1.293.733.898.309 untuk kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg.

Penyimpangan biaya produksi

Anggaran biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 R1.075.047.579.000,- Realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 Rp1.293.733.898.309,-

Selisih Rp. 218.686.319.309,-

Atau 20,34 % Selisih sebesar Rp. 218.686.319.309,- merupaka penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavorable variance ).

realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran disebabkan oleh :

Perbedaan kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = (561.429.483 – 525.204.669) x 2049,91

= 36.224.814 ( unfavorable variance ) Perbedaan harga


(3)

53

= (2304,36 – 2046,91) x 561.429.483 = 257,45 x 561.429.493

= 144.540.020.398,35 ( unfavorable variance )

Realisasi biaya produksi tahun 2013 dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada di atas sebesar Rp. 218.686.319.309,- atau 20,34 %. Sedangkan realisasi biaya produksi Rp/kg tahun 2013 apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada di atas sebesar 257,45/kg atau 12,58 %.

Menurut pihak manajemen perusahaan, beberapa faktor penyebab realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 berada di atas RKAP tahun 2013, antara lain :

a. Adanya kenaikan biaya produks tanaman yang terdiri dari :

1) beban premi panen sejalan dengan pemberlakuan sistem premi berbasis perolehan minyak dan kenaikan pencapaian produksi minyak.

2) Beban pengangkutan ke pabrik akibat penyesuaian tarif angkutan akibat kenaikan BBM.

b. Adanya kenaikan beban pengolahan sejalan dengan kenaikan beban perbaikan pabrik untuk optimalisasi pengolahan.

c. Untuk pupuk mengalami penurunan kenaikan karena stok persediaan pupuk pada tahun lalu masih tersedia.


(4)

54

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu peneliti juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

A. KESIMPULAN

1. Penyusunan Perencanaan Biaya Operasional pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dilakukan dengan menyusun anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya usaha, anggaran laporan laba rugi, sesuai rancangan anggaran yang di buat oleh perusahaan.

2. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah berupaya menerapkan fungsi perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi, namun masih banyak terdapat variasi ( unfavorable variance ) seperti variasi biaya tanaman, variasi biaya pengolahan, variasi biaya penyusutan dan variasi biaya pembelian.

B. SARAN

Adapun saran yang penulis coba berikan agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perencanaan dan


(5)

55

pengawasan dan dapat meninjau kembali kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan

Saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap variasi yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

2. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebaiknya mengalokasikan biaya secara tepat keseluruhan bagian atau devisi yang ada dalam perusahaan, khususnya biaya operasional hendaklah dilakukan dengan lebih cermat agar anggaran biaya operasional yang disusun dapat lebih baik dan realistis.

3. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) disarankan untuk berhati-hati dalam melakukan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasi. Anggaran biaya operasi akan berperan besar dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi karena anggaran biaya operasi akan terus-menerus mengikuti perkembangan kegiatan organisasi.


(6)

Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Bustami, Bastian, Nurlela, 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Munandar. 2007. Budgeting (Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja). Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Simamora, Henry. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi Tiga. Riau: Star Gate

Publisher Duri.

Widilestariningtyas, Ony, Dony Waluya Firdaus, Sri Dewi Anggadini. 2012. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Satu. Yogyakara: Graha Ilmu.