Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 5 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.1. Memahami keunikan diri sebagai citra Allah. 3.2. Memahami berbagai kemampuan dan keterbatasan dirinya. 3.3. Memahami sikap dan pandangan masyarakat tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki. 3.4. Memahami berbagai cara untuk mengembangkan seksualitas sebagai anugerah Allah demi kehidupan bersama. 3.5. Memahami peran keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat dalam mengembangkan dirinya. 3.6. Memahami peran teman terhadap perkembangan dirinya. 3.7. Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani. 3.8. Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 4.1. Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa membuat releksi membuat puisi yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai citra Allah. 4.2. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan. 4.3. Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa puisi releksi kliping tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam hidup sehari-hari. 4.4. Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa puisi releksi slogan tentang mengembangkan seksualitas sebagai anugerah Allah demi kehidupan bersama yang lebih baik. 4.5. Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa puisi releksi merencanakan suatu kegiatan yang mengungkapkan rasa syukur atas peran keluarga, sekolah,Gereja dan masyarakat terhadap pengembangan dirinya. 4.6. Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa puisi releksi yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya. 4.7. Merencanakan aktivitas kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. 4.8. Melakukan aktivitas misalnya Menemukan dan menuliskan ayat-ayat Kitab Suci menghias ayat Kitab Suci membuat motto yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik. 6 Buku Guru Kelas VII SMP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 7 Isi pernyataan bahwa manusia adalah citra Allah sudah sering kita dengar dalam pelajaran agama. Namun, sangatlah penting isi pernyataan itu dipahami secara benar, sebab hal itu merupakan pengakuan iman yang paling dasar bagi manusia di hadapan Allah. Demikian pula pemahaman yang benar tersebut akan berpengaruh pada sikap dan pandangan hidup kita sebagai orang beriman. Dalam bab ini, kita akan mendalami lima hal yang penting. Pertama, peserta didik diajak mencari dan menemukan kenyataan bahwa setiap orang diciptakan secara berbeda-beda satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, setiap manusia diciptakan secara unik, dan keunikan yang dimilikinya itu semata-mata merupakan anugerah Allah, dan karena keunikannya itu pula maka di mata Tuhan setiap orang berharga. Selain unik, setiap manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah sendiri, ia harus mampu memancarkan gambaran Allah dalam kehidupannya. Kedua, Allah menciptakan manusia sebagai citra-Nya, bukan tanpa alasan, sebab dalam kedudukannya sebagai citra Allah setiap manusia dipanggil dan diutus Tuhan untuk bekerjasama dengan Tuhan dalam memgembangkan karya ciptaan-Nya menurut kehendak-Nya. Ketiga, Keunikan manusia sebagai citra Allah mengisyaratkan bahwa setiap manusia dibekali oleh Tuhan dengan kemampuan berbeda untuk saling mengembangkan diri dan menyempurnakan. Keempat, Perbedaan kemampuan yang dianugerahkan Tuhan mengajak setiap orang untuk sadar akan keterbatasan dirinya sehingga mampu menempatkan diri secara benar dalam pergaulan di tengah sesama. Kelima, kesadaran bahwa diri kita diciptakan sebagai citra Allah yang unik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya itu diharapkan mampu mendorong kita untuk bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkannya. Topik-topik yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut. A. Aku Citra Allah yang Unik B. Tugasku sebagai Citra Allah C. Aku Memiliki Kemampuan D. Kemampuanku Terbatas

E. Syukur sebagai Citra Allah

Manusia Citra Allah Bab I 8 Buku Guru Kelas VII SMP

A. Aku Citra Allah yang Unik

Kompetensi Dasar 1.1 Bersyukur karena dirinya diciptakan sebagai citra Allah. 2.1 Percaya diri terhadap keunikan diri sebagai citra Allah. 3.1 Memahami keunikan diri sebagai citra Allah. 4.1 Melakukan aktivitas misalnya menyusun doa membuat refleksi membuat puisi yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai citra Allah. Indikator Peserta didik mampu 1. Menginventarisasi ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik. 2. Menjelaskan sikap-sikap yang muncul dalam menghadapi keunikan beserta dampaknya pada tindakan. 3. Menjelaskan makna manusia sebagai citra Allah berdasarkan Kejadian 1: 26-28. 4. Menyusun doa tertulis yang mengungkapkan syukur karena diciptakan Allah unik adanya. Bahan Kajian 1. Mengenali keunikan diri. 2. Sikap terhadap keunikan diri. 3. Manusia sebagai sebagai citra Allah yang unik. Sumber Belajar 1. Kitab Suci: Kejadian 1: 26-28 dan Mazmur 8: 2-10. 2. Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995. 3. KWI, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Kanisius, Yogyakarta: 1996. 4. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidik an Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010. 5. Cerita “Kado Tuhan”. 6. Pengalaman peserta didik. Pendekatan 1. Kateketis. 2. Saintiik. Metode 1. Diskusi Kelompok. 2. Sharing. 3. Releksi. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 9 Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Masalah yang sering dihadapi oleh remaja pada saat mereka memasuki peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja awal adalah krisis identitas. Krisis identitas ditandai dengan munculnya pertanyaan “siapa aku?” Pertanyaan itu muncul didorong oleh kesadaran adanya berbagai perubahan dalam dirinya, baik lingkungan yang dihadapinya, sikap orang lain terhadap dirinya, maupun perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada dirinya. Krisis itu akan terlampaui dengan baik dan mereka dapat memasuki masa remaja dengan wajar bilamana mereka mampu menemukan jawaban atas pertanyaan mendasar tersebut. Mereka membutuhkan keyakinan diri dan jawaban yang pasti. Sebab bila mereka tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, dapat berdampak sikap dan perilaku yang negatif. Jawaban atas pertanyaan “siapa aku” dapat direferensikan pada pengamatan unsur-unsur fisik dan psikis yang ada pada dirinya sendiri maupun pada orang lain. Tetapi sebagai pribadi beriman, jawaban tersebut sering tidak memuaskan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibimbing untuk menemukan pengetahuan dan pemahaman identitasnya dari segi iman. Dalam hal ini, Kitab Suci memberikan jawaban yang dapat membuka pengetahuan tentang diri remaja secara lebih luas dan mendalam, yakni bahwa mereka dan semua manusia adalah pribadi yang unik, dan keunikan itu dikehendaki oleh Allah. Bahkan lebih dari itu semua, sebagai pribadi yang unik itu oleh Allah dianugerahi martabat yang luhur, yakni diciptakan sebagai citra Allah yang baik adanya. Sambil menghayati keunikan yang ada dalam dirinya, peserta didik perlu diajak menyadari akan panggilannya sebagai citra Allah, yakni sebagai pancaran dan perwujudan Allah bagi sesamanya. bandingkan Kejadian 1: 26-28. Melalui pengamatan diri dan pengamatan pada orang lain, peserta didik diajak untuk mampu menemukan dan mengamini serta menerima diri akan segala keunikan dirinya sehingga merasa bangga akan dirinya. Demikian pula pada akhirnya peserta didik mampu mensyukuri keunikan dirinya sebagai anugerah istimewa bagi dirinya. Rasa bangga dan syukur itu akan memotivasi diri untuk melakukan hal sederhana, sekalipun untuk menjadi kebiasaan dirinya menunjukkan penghayatan yang benar tentang keunikan diri dan keluhuran martabatnya sebagai citra Allah.