Manfaat Bagi Institusi Manfaat Bagi Pembaca

4. Infeksi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda dari mikroorganisme pada saat masuk rumah sakit, atau disebabkan oleh mikroorganisme yang sama tetapi lokasi infeksi berbeda.

2.1.2 Etiologi Infeksi Nosokomial

Berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan bahkan parasit dapat menjadi penyebab pada infeksi nosokomial, yaitu: 1. Bakteri, dibedakan menjadi a. Gram negatif, yang tersering antara lain adalah Proteus sp, E.coli, Klebsiela sp, Pseudomonas dan Acinetobacter sp Widodo, 2012. b. Gram positif, saat ini bakteri Gram positif juga mendapat perhatian khusus sebagai penyebab infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian didapatkan bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Streptococcus pyogenes Kumala et al, 2009. 2. Virus Banyak virus yang menjadi kemungkinan penyebab infeksi. Termasuk virus hepatitis B dan C melalui: transfusi, dialisis, injeksi, endoskopi, respiratory syncytial virus RSV, rotavirus, dan enterovirus penyebaran dari kontak tangan ke mulut dan rute fecal- oral. Virus lain seperti cytomegalovirus, HIV, Ebola, virus influenza, virus herpes simplex, dan varicella-zoster virus, juga memungkinkan terjadinya penyebaran WHO, 2002. 3. Parasit dan Jamur Infeksi parasit di rumah sakit, walaupun jarang, namun dapat terjadi melalui berbagai perantara dan Vehicle borne fecal-oral, misalnya Giardia lamblia Widodo, 2012. Infeksi jamur yang tersering adalah infeksi Candida sp yang kerap terjadi melalui vehicle borne, melalui instrumen medik. Angka kejadian tertinggi penularan Candida sp terjadi melalui penggunaan Central Venous Catheter CVC, walaupun mungkin dapat terjadi pula melalui penggunaan instrumen medik lain, seperti kateter urin, atau bahkan melalui selang infus Widodo, 2012.

2.1.3 Klasifikasi Berdasarkan Fokus Infeksi Nosokomial

Sumber infeksi pada infeksi nosokomial sangat penting untuk ditentukan, oleh karena hal ini nantinya akan berkaitan dengan pemilihan antibiotika. Pemberian antibiotika tentunya disesuaikan dengan farmakodinamik dan farmakokinetik antibiotika tersebut, dimana harus dipilih antibiotika yang memiliki penetrasi tinggi pada organ- organ yang menjadi fokus infeksi, yang terbagi menjadi: