pertumbuhan ekonomi daerah melalui pelibatan masyarakat setempat secara penuh; peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha; peningkatan
kesempatan kerja bagi tenaga kerja setempat dan perbaikan kualitas angkatan kerja melalui pendidikan dan pelatihan; peningkatan produktivitas perekonomian
daerah dan penganekaragaman kegiatan perekonomian daerah sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di Provinsi Jawa Tengah karena pemerintah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam dunia usaha.
4.1.2 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Industri di Jawa Tengah
Sektor industri merupakan sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sektor
industri juga berperan sebagai faktor produktif dalam memaksimalkan pembangunan. Perkembangan sektor industri tidak hanya ditandai dengan
semakin meningkatnya volume produksi, tetapi dengan semakin beragamnya jenis produk yang dihasilkan.
Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari
pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto PDRB, baik atas harga berlaku maupun harga konstan. Dengan melihat angka PDRB suatu daerah dapat
memberikan gambaran pelaksanaan pembangunan yang telah dicapai, baik pengukuran laju pertumbuhan ekonomi secara total maupun per sektor.
Di Jawa Tengah penopang utama kinerja ekonomi yang diukur dengan nilai PDRB masih terdapat pada sektor industri. Pada Tahun 2011 kontribusi
sektor industri terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar 65.528.810,98 juta rupiah atau sebesar 33 dari total PDRB Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Industri Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sektor industri di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1980-2011 cenderung fluktuatif. Selama tahun pengamatan
pertumbuhan sektor industri Provinsi Jawa Tengah rata-rata mencapai 7,08 dengan pertumbuhan paling tinggi pada tahun 1991 sebesar 15,55 dan paling
rendah pada tahun 1998 sebesar -14,61. Kondisi ini terjadi akibat dari adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pertengahan tahun 1997.
Sektor industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Jawa Tengah. Sebelum terjadinya krisis moneter tahun
1997, sektor industri mampu tumbuh dengan rata-rata 9,72. Namun sejak terjadinya krisis, pertumbuhan sektor industri relatif rendah hanya berkisar antara
2,82 hingga 6,87. Terjadi penurunan yang sangat tajam yaitu pada tahun 1983, hal ini terjadi akibat dari terjadinya krisis minyak dan pada tahun 1998 dimana
-20 -15
-10 -5
5 10
15 20
pertumbuhan sektor industri
terjadi krisis meneter yang melanda Indonesia sehingga sektor industri mengalami penurunan.
4.1.3 Perkembangan Investasi Sektor Industri di Jawa Tengah