tidak mungkin dapat mengakibatkan kematian serta mengakibatkan spesies tertentu yang rentan terhadap bahan pencemar menjadi hilangpunah sehingga
spesies ikan yang dijumpai menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahuri dan Arumsyah 1994 bahwa masuknya bahan pencemar ke dalam
perairan dapat mempengaruhi kualitas perairan. Apabila bahan yang masuk ke perairan melebihi kapasitas asimilasinya, maka daya dukung lingkungan akan
menurun. Sehingga menurun pula nilai perairan dan peruntukan lainnya. Bahan pencemar yang masuk ke muara sungai dan estuari akan tersebar
dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat pencemar. Besar kecilnya nilai kisaran dari parameter terukur tergantung dari
volume air pengencer, toksisitasintensitas bahan pencemar, iklim, kedalaman, arus, topografi dan geografi, sehingga terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan
biologi dan ketiganya akan saling berinteraksi. Apabila salah satu faktor terganggu atau mengalami perubahan akan berdampak pada ekologi perairan.
Penyebaran bahan pencemar terutama logam berat dalam perairan dengan proses pengendapan akan mempengaruhi siklus hidup dari hewan perairan
terutama ikan. Dengan terjadinya proses pengendapan bahan pencemar di dasar perairan akan memberikan dampak terakumulasinya bahan pencemar dalam tubuh
organisme melalui rantai makanan. Ikan baung salah satu jenis ikan yang hidup di dasar perairan Sungai Kampar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat,
padahal ikan baung baik secara langsung maupun tidak langsung, terkena dampak dari bahan pencemar yang berada di dasar perairan atau dengan kata lain akan
terkontaminasi bahan pencemar. Mengingat ikan baung banyak hidup di dasar perairan Sungai Kampar yang sudah tercemar, namun masih belum ada informasi
mengenai hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan bahan pencemar terutama logam pada ikan baung.
1.2. Perumusan Masalah
Limbahbahan pencemar yang masuk ke perairan dan sampai di muara sungai, ada yang sudah terdegradasiterlarut di badan air dan ada yang belum
terdegradasiterendapkan di dasar perairan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat pencemaran di perairan mulai dari bagian hulu,
sekitar pabrik dan muara Sungai Kampar terutama di dasar perairan, serta untuk melihat pengaruhnya terhadap ikan baung yang hidup di dalamnya.
Limbah pabrik yang masuk ke perairan sungai dan mengalir ke perairan muara mengakibatkan perubahan kualitas perairan dan mengganggu kehidupan
organisme perairan, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi organisme ikan. Hal ini disebabkan organisme perairan akan mengakumulasi bahan pencemar
yang masuk ke dalam tubuhnya. Pada suatu saat konsentrasinya akan melebihi ambang batas, sehingga mengakibatkan kerusakan organ bahkan dapat
menyebabkan kematian bagi organisme tersebut. Kerusakan organ yang terkena dampakakibat dari limbah, terutama logam berat yang pertama kali adalah
insang, karena insang merupakan organ pernafasan yang berinteraksi langsung dengan air untuk mendapatkan oksigen. Selain organ insang yang memperlihatkan
reaksi terhadap masuknya bahan pencemar ke dalam tubuh, organ ginjal juga memberikan reaksi terhadap bahan pencemar karena sesuai dengan fungsinya
ginjal berfungsi menetralisir racun bahan pencemar yang telah masuk ke dalam tubuh. Sesuai dengan fungsi kedua organ tersebut kiranya perlu melihat kerusakan
kedua organ tersebut menggunakan analisis histopatologi. Limbah dari aktifitas pabrik yang membuang limbah cairnya ke Sungai
Kampar umumnya berupa limbah cair yang mengandung logam berat. Diketahui bahwa sifat logam berat tersebut mudah mengendap di dasar perairan dan
berikatan dengan komponen kimia lainnya, sehingga kemungkinan terjadinya pengakumulasian logam berat tersebut di dasar perairan juga menjadi lebih besar
Riani, 2004. Oleh karena itu untuk melihat efek bahan pencemar terutama logam berat di dalam perairan, diperlukan hewan uji yang berkaitan langsung dengan
kandungan logam berat di dasar perairan atau dengan kata lain perlu mendeteksinya pada hewan uji, khususnya ikan yang habitatnya di dasar perairan.
Salah satu jenis ikan dasar yang banyak terdapat di Sungai Kampar mulai dari hulu sampai hilir dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan
mempunyai nilai ekonomis jual yang tinggi adalah ikan baung, sehingga ikan ini dapat dijadikan sebagai hewan uji di perairan Sungai Kampar mulai dari hulu
sampai hilir. Penelitian tentang bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di
perairan Sungai Kampar belum banyak dilakukan, dalam hal ini penelitian yang sudah dilakukan terbatas pada perubahan beberapa parameter kualitas air.
Penelitian yang masih terbatas pada kualitas air ini terlihat dari pemberitaan dari surat kabar yang dikeluarkan oleh Bapedal Provinsi Riau yang menyatakan bahwa
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kimpraswil Riau, hasil olahan limbah PT Riau Andalan Pulp
And Paper Riaupulp yang dialirkan ke Sungai Kampar masih di bawah baku mutu atau aman sesuai standar pemerintah yang berlaku. Menurut Kepala Bapedal
Provinsi Riau Khairul Zainal, Bapedal juga telah melakukan penelitian pada tanggal 22 Maret 2006 di beberapa kawasan yang dinyatakan penduduk setempat
terkena pencemaran limbah Riau Pulp. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa limbah cair yang dibuang ke Sungai Kampar sebelumnya sudah diolah
melalui unit pengolahan limbah Riaupulp, sehingga limbah yang dibuang ke Sungai Kampar masih di bawah baku mutu. Dan menurut Kabid Pengendalian
Pencemaran Bapedal Riau Maruf Mariadi hasil uji laboratorium yang dilakukan pada 14 titik memperlihatkan bahwa pH air rata-rata 7,48, B0D 5 - 88 mgl, COD
294 mgl, dan TSS 60 mgl. Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri LH No 51 Tahun 1995 maka perairan Sungai Kampar masih belum tercemar
Di Sungai Kampar telah dilakukan penelitian terhadap kualitas air, namun pengaruh bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di dasar perairan
terhadap organ tubuh ikan demersal, khususnya ikan baung belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pencemaran
di perairan Sungai Kampar di Provinsi Riau terhadap ikan demersal khususnya ikan baung.
1.3. Tujuan Dan Manfaat