Migrasi Intern Migrasi Internasional

Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas non permanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebagai contoh, di Indonesia menurut bahasa sensus penduduk mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintas batas profinsi lain dalam jangka waktu kurang dari enam bulan. Hal ini sesuai dengan paradigma geografis yang didasarkan atas konsep ruang space dan waktu time data penduduk sirkuler sukar didapat.hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka pada kantor desa daerah asal, begitu juga kedatangan mereka di daerah tujuan Mulyadi 2003 :140. Dari berbagai literatur, istilah mobilitas dan migrasi dapat dipertukarkan Changeable. Namun demikian, istilah mobilitas lebih mengacu pada perpindahan penduduk yang lebih bersifat umum. Sedangkan migrasi lebih mengacu kepada jangka waktu yang lebih lama long term atau permanen daripada mobilitas secara umum. Karena konsep mobilitas lebih bersifat umum, maka migrasi dapat dikatakan sebagai bagian dari perpindahan penduduk atau mobilitas penduduk Mulyadi 2003 :141.

2.1.2 Migrasi Intern Dan Migrasi Internasional

2.1.2.1 Migrasi Intern

Migrasi intern migrasi nasional adalah perpindahan penduduk yang masih bebeda dalam lingkup satu wilayah negara. Perpindahan yang merupakan migrasi internal antara lain sebagai berikut: 1. Urbanisasi Urbanisasi tidak hanya dilakukan di kota-kota besar, melainkan juga dialami oleh kota-kota kecil. Beberapa tempat yang semula bersifat pedesaan dapat tumbuh ke sifat perkotaan akibat urbanisasi. Contoh: ibu kota kecamatan, zona industri, proyek perumahan, dan proyek pertambangan dapat menjadi tempat tujuan orang untuk bekerja. 2. Transmigrasi Migrasi seumur hidup life time migration, migrasi ini berdasarkan tempat tinggal. Dikatakan migrasi seumur hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya.

2.1.2.2 Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah migrasi antar Negara Mantra 2003:31. Motif dasar perpindahan tenaga kerja antar Negara migrasi Internasional. Migrasi Internasional meliputi: 1. Imigrasi Yaitu, masuknya penduduk ke negara lain dengan tujuan menetap. 2. Emigrasi Yaitu, perpindahan penduduk atau keluarnya penduduk dari negara satu ke negara lain dengan tujuan menetap. 3. Remigrasi Yaitu, kembalinya penduduk dari negara satu ke negara asalnya. Ada beberapa jenis migrasi yang perlu diketahui: 1. Migrasi masuk In Migration. Masuknya penduduk kesuatu daerah tujuan area of desnatio. 2. Migrasi keluar Out Migration. Perpindahan penduduk keluar dari daerah asal Area of origin. Motif dasar perpindahan tenaga kerja antar negara migrasi internasional menurut Mulyadi 2003: 98 dapat dibedakan menjadi 2 dua bentuk: a. Mereka yang bekerja ke luar negeri dengan tujuan menjual tenaga, ketrampilan atau kepandaian mereka. Arus utama aliran tenaga kerja pada umumnya berasal dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju, dari negara-negara miskin ke negara-negara kaya, dan dari negara-negara surplus tenaga kerja ke negara-negara kekurangan tenaga kerja. b. Mereka bekerja ke luar negeri sehubungan dengan penjualan teknologi ataupun penanaman modal. Arus utama ini di negara-negara berkembang. Perpindahan tenaga kerja dari negara-negara berkembang keluar negeri pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan ekonomi antar negara. Rendahnya tingkat upah ditambah dengan sulitnya memperoleh pekerjaan yang memadai di negara berkembang dan adanya kesempatan kerja serta tingkat upah yang tinggi di negara maju cenderung mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju. Dilihat dari persepektif pembangunan keluarga dan pembangunan nasional, kepergian atau pengiriman tenaga kerja ke luar negeri untuk bekerja mempunyai makna stategis, antara lain sebagai berikut : a. Peningkatan pendapatan keluarga Dengan bekerja di luar negeri, maka pendapatan angkatan kerja bersama keluarganya dapat ditingkatkan secara substansial. Disamping itu umumya mereka juga mendapat fasilitas tempat tinggal dan jaminan makan sehari-hari. Pendapatan tenaga kerja dengan status dan jenis pekerjaan yang lebih tinggi, tentunya juga jauh lebih besar. b. Peningkatan devisa negara Peningkatan devisa negara merupakan aspek paling penting yang tercakup dalam pengiriman TKI ke luar negeri baik yang disponsori langsung oleh pemerintah maupun lembaga-lemabaga swasta atau perorangan. Dengan peningkatan devisa dari para TKI di luar negeri, ini berarti dapat memperbaiki neraca perdagangan Internasional Indonesia. Namun demikian, peningkatan perolehan devisa negara dimaksud akan sangat bergantung pada jumlah TKI yang berada di luar negeri serta tingkat pendapatan mereka disana. Juga akan dipengaruhi oleh bagaimana pengelolaan pendapatan tersebut oleh TKI yang bersangkutan. c. Peningkatan ketrampilan kerja Salah satu keuntungan benefit yang terkandung dalam migrasi penduduk ke luar negeri adalah pembentukan dan peningkatan keahlian kerja skill yang amat penting bagi pembangunan yang berlandaskan industrialisasi Stahl, 1982. Dengan bekerja di luar negeri terutama di negara yang secara ekonomi sudah lebih maju, maka para TKI akan juga mengalami proses peningkatan ketrampilan atas biaya negara di tempat mereka bekerja. Proses ini terjadi karena pada umumnya sudah menggunakan perangkat teknologi yang relatif tinggi. d. Pengurangan masalah pengangguran Suatu argumentasi penting yang menyertai keberangkatan tenaga kerja ke luar negeri adalah bahwa kepergiannya dapat merupakan salah satu upaya pemecahan atau pengurangan masalah pengangguran di dalam negeri. Selain itu, kepergian mereka juga dipandang dapat membebaskan sebagian dana masyarakat yang turut dikonsumsi selama masih tinggal. Kepergiannya dapat mengurangi beban konsumsi masyarakat, tanpa mengurangi produksi. Sedangkan untuk kepentingan pengembangan daerah pedesaan, kepergian tenaga-tenaga yang menganggur itu dinilai dapat memperbaiki kepadatan penduduk Land man ratio yang berarti dapat meningkatkan kapasitas produksi Mantra, 2003:220. Selain itu, menurut M. Arif Nasution dalam jurnal populasi ada empat dampak dari adanya mobilitas penduduk ke luar negeri terhadap diri migran, yaitu : a. Penghasilan Pendapatan migran adalah salah satu aspek penting yang sering dibahas dalam kajian penduduk. Lee 1966 menganggap hal ini sebagai salah satu pendorong atau penarik yang biasanya mewujudkan perpindahan penduduk dari suatu kawasan ke kawasan lain. b. Pengalaman kerja Pengalaman migran, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan merupakan isu menarik yang kerap dibicarakan dalam berbagai kasus migrasi. c. Perilaku seksual Perpindahan penduduk tidak saja berpengaruh terhadap keadaan sosio ekonomi migran, tetapi dapat juga berpengaruh terhadap perilaku seksual mereka de Vletter, 1981 :99. Namun sangat disayangkan, penelitian tentang implikasi migrasi terhadap prilaku seks relatif jarang dilakukan. Dalam kebanyakan tulisan, tumpuan hanya diberikan kepada pelacur yang berpindah satu tempat ke tempat lain Murray, 1994, atau hanya melihat migran sebagai korban perilaku seksual majikan yang sering di dengar akhir-akhir ini Ling 1985 ;Bethan 1993. d. Penyakit Isu-isu yang menghubungkan fenomena mobilitas penduduk dengan keadaan kesehatan migran telah lama menarik perhatian para ahli dari berbagai disiplin ilmu Junasa, 1978: 21. Akan tetapi karena sukar mendapatkan informasi, hal ini jarang dibicarakan secara mendalam, apalagi kalau sekiranya keadaan ini dikaitkan dengan isu politik Sakbar and Beza, 1990.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk