Circuit Training Tonnis .1 Hakikat Permainan Tonnis

garis berjarak 1,5 m dari garis belakang sebagai batas daerah servis bagian belakang 1,5m Tinggi Net = 85cm P = 13,40m Gambar 2.1 Lapangan Tonnis Kelompok Umur 6 – 12 Tahun 1,5m Tinggi Net = 85cm P = 13,40m Gambar 2.2 Lapangan Tonnis Kelompok Umur diatas 12 Tahun 2.11.2.2 Raket Paddle Raket yang digunakan untuk memukul bola adalah raket yang berupa paddle. Paddle ini dibuat dari bahan kayu yang ringan tetapi kuat atau tidak mudah patah, seperti papan multiplex dengan ketebalan 8-12 mm. Model L = 6, 10 m pemukul ini dapat dibuatdalam berbagai bentuk dengan panjang keseluruhan 32 cm panjang pegangan 8 cm dan bagian atas 24 cm, dan lebar 20 cm. Untuk mengurangi berat pemukul dan hambatan angin pada pemukul dapat dibuat lubang-lubang kecil tanpa mengganggu permukaan pada saat mengenai bola. Model paddle dapat dibuat seperti berikut: Gambar 2.3 Raket Paddle Tonnis 2.11.2.3 Bola Bola untuk bermain tonnis menggunakan bola seukuran bola tenis pada umumnya tertapi memiliki tekanan udara yang sangat kurang atau gembos dan lebih ringan, dengan maksud agar pantulan bola tidak keras dan laju bola menjadi lambat atau tidak cepat seperti pada bola tenis biasa Gambar 2.4 Bola Tonnis 2.11.3 Peraturan Permainan Tonnis Permainan tonnis dimainkan dengan cara dan peraturan yang hampir sama dengan tenis ataupun tenis mini. 1. Servis Permainan dimulai dengan bagian kanan lapangan di belakang garis baseline dengan arah pukul menyilang kebagian seberang lapangan lawan dan melewati net. Bola servis yang menyentuh net dan jatuh di daerah servis yang sah maka servis diulangi. Jika servis pertama gagal diberi kesempatan servis kedua danjika servis kedua gagal poin untuk lawan. Perpindahan servis dilakukan setelah melakukan 2 kali servis, yaitu dari sebelah kanan dan kiri. 2. Perpindahan Servis dan Tempat Perpindahan servis dilakukan setiap dicapai dua angka dan perpindahan tempat dilakukan setelah satu pemain menyelesaikan game atau memenangkan set. Apabila dalam permainan terjadi skor 1 sama dan dilanjutkan rubber set, perpindahan tempat dilakukan setelah salah satu pemain atau regu mencapai angka 8 untuk game 15 dan angka 11 untuk game 21. 3. Point dan Game Perhitungan angka dengan sistem rally point. Pemain yang memenangkan setiap rally maka memperoleh point atau angka 1. Untuk permainan kelompok usia 12 tahun ke bawah, satu set permainan selesai atau game apabila salah satu pemain mencapai angka 15, tetapi apabila terjadi 14 sama maka permainan dilanjutkan sampai selisih 2 angka dengan batas maksimal 17, sedangkan untuk permaiann kelompok usia 12 tahun ke atas, satu set permainan selesai apabila salah satu pemain mencapai angka 21, apabila terjadi 20 sama maka permainan dilanjutkan sampai selisih 2 angka dengan batas maksimal 25.

2.12 Kerangka Berpikir

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh sebab itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktifitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya yang secara alami berkembang searah perkembangan jaman. Modifikasi pembelajaran tonnis merupakan salah satu upaya yang diwujudkan. Model pembelajaran circuit training tonnis diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dan efektif dalam bergerak pada situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan ketika mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi tonnis. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifitan produk. Sugiono, 2010 : 407. Menurut Borg dan Gall seperti yang dikutip Sugiono 2010 : 9 penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk- produk yang digunakan dalam pendidikan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran circuit training tonnis bagi siswa Sekolah Dasar. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuan langkah yang utama yaitu: 1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. Termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka. 2. Mengembangkan bentuk produk awal dan pra penelitian berupa teknik pelaksanaan yang tepat dan benar 3. Evaluasi para ahli dengan oleh ahli penjas dan ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang kemudian di analisis. 4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti. 5. Uji coba lapangan. 6. Revisi produk akhir yang akan dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. 7. Hasil akhir pengembangan model pembelajaran tonnis melalui circuit training tonnis pada siswa kelas VI SD Negeri Klampis 01 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes, yang dihasilkan melalui revisi uji lapangan.

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada model pembelajaran tonnis melalui circuit training tonnis melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapannya antara lain : 1. Analisis kebutuhan : kajian pustaka, observasi, dan wawancara 2. Pembuatan produk awal : tinjauan ahli pendidikan jasmani, ahli pembelajaran, dan uji coba skala kecil. 3. Revisi produk pertama 4. Uji coba skala besar siswa Sekolah Dasar Negeri Klampis 01 5. Revisi produk akhir 6. Produk akhir pengembangan model pembelajaran tonnis melalui circuit training tonnis pada siswa kelas VI SD Negeri Klampis 01 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA LIPIO UNNES TAHUN 2012

0 11 100

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN KAKI TERHADAP TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN U 15 SSB TUNAS MUDA BANYUBIRUKAB. SEMARANG TAHUN 2012

0 6 98

Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Kelentukan Tungkai Terhadap Tendangan Jarak Jauh pada pemain SSB APAC INTI Tahun 2011

0 9 96

(ABSTRAK) HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Panjang Tungkai dan Daya Ledak terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok.

0 1 82

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2009.

0 1 63

(ABSTRAK) SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II JURUSAN KLO FIK UNNES TAHUN 2009.

0 0 2

Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Gerak Tungkai dan Kekuatan Otot Perut terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh dalam Permainan Sepakbola pada Pemain PSP 007 Weleri Kendal Tahun 2009.

0 1 89

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 83

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI KEKUATAN AYUNAN TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 99