Faktor Pendorong atau Pendukung dan Faktor Penghambat Terkait
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa pendapatan dari usaha pertanian dalam kurun waktu satu bulan adalah sebesar 39,47
Pendapatan responden di bawah ≤ Rp1.000.000, sebesar 50
Pendapatan responden antara Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000dan
sebesar 10,53 Pendapatan res ponden ≥ Rp 2.000.000. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pendapatan responden terbesar adalah diantara Rp 1.000.000
– Rp 2.000.000 sebanyak 19 responden. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum
pendapatan berasal dari pertanian selain tembakau dan hal ini menunjukkan juga bahwa hasil panen masih dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi dan dijual untuk membeli kebutuhan lainnya guna kelangsungan hidup responden.
Kegiatan dari usaha tani di daerah penelitian ini dilakukan petani untuk keperluan menambah pendapatan yang diterima sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. b
Pendapatan dari Luar Usaha Tani Tembakau Non Pertanian Pendapatandari luar usaha tani tembakau non pertanian adalah
pendapatan yang diperoleh responden selain berusaha sebagai petani tembakau yaitu pendapatan yang diperoleh dari luar usaha tembakau,
seperti bekerja sebagai buruh dan pedagang dalam kurun waktu satu bulan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Pendapatan dari Luar Usaha Tani Tembakau Non Pertanian
No. Pendapatan
Rp Frekuensi
Presentase
1 Tanpa penghasilan
17 44,74
2 1.500.000
11 28,95
3 ≥1.500.000
10 26,32
Jumlah total 38
100
Sumber : Data Primer 2015 dari responden yang diolah Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa pendapatan dari luar usaha
pertanian dalam kurun waktu satu bulan adalah sebesar 44,74 responden tanpa penghasilan dari usaha non pertanian, sebesar 28,95
responden dengan Pendapatan Rp 1.500.000dan sebesar 26,32 responden dengan pendapatan
≥ Rp 1.500.000. Tingginya presentase responden dengan 0 pendapatan atau tanpa
penghasilan dari usaha non pertanian ini dikarenakan sebagian besar warga responden bermata pencaharian sebagai petani baik pekerjaan
pokok maupun pekerjaan tambahan. c
Pendapatan dari Usaha tani Tembakau Pendapatan usaha tani tembakau adalah pendapatan yang diperoleh
responden dari usaha tani tembakau perbulan dan dinyatakan dalam rupiah. Pendapatan ini merupakan pendapatan bersih usaha tani
tembakau yang berasal dari penerimaan hasil penjualan hasil produksi dikurangi dengan biaya produksi selama sebulan dalam satuan rupiah.
Pendapatan dari usaha tani tembakau dapat dilihat dalam tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Pendapatan Usaha tani Tembakau No.
Pendapatan Rp
Frekuensi Presentase
1 2.500.000
9 23,68
2 2.500.000
– 3.500.000 23
60,53 3
3.500.000 6
15,79
Jumlah total 38
100
Sumber : Data Primer 2015 dari responden yang diolah Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa pendapatan dari usaha tani
tembakau dalam kurun waktu satu bulan adalah sebesar 23,68. Pendapatan responden di bawah Rp 2.500.000 sebesar 60,53,
pendapatan responden antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 dan sebesar
15,79 pendapatan responden lebih dari Rp 3.500.000. Sehingga dapat disimpulkan bawa pendapatan responden terbesar adalah diantar Rp
2.500.000 – Rp 3.500.000 yaitu 23 responden.
Perbandingan dari ketiga pendapatan yang berasal dari usaha pertanian, pendapatan dari luar usaha tani tembakau dan pendapatan dari
usaha tani tembakau menunjukkan bahwa besarnya kontribusi yang diberikan pada pendapatan petani.