EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KIJING AIR TAWAR (Pilsbryoconcha exilis) SEBAGAI BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP LAJU PENYERAPAN AMONIAK

(1)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF USING FRESHWATER MUSSEL

(Pilsbryoconcha exilis) AS BIO FILTER OF AMMONIA IN RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM

By

AGUS ARIANTO

Water quality has an important role in aquaculture activities. Ammonia is one of water quality criterias that hasan effect to culturedfish. High concentration of ammonia could be toxic to fish. Ammonia in fish pond came from an uneaten feed and excretion of fish. Recirculating system combined with bio filter is the way to reduce ammonia. The aim of this research was to study the effect of freshwater mussel to reduce ammonia. This research used Completely Randomized Design with four treatments and three replicates. This research used different density there were of 100, 150, 200 individual freshwater mussel in 0,6 m3container and control treatment without using freshwater mussel. The main dependent variable in this research was ammonia with other variables including temperature, pH, and dissolved oxygen. The results showed that the use of freshwater mussel with different density significantly provided effected to ammonia reducing. According to Least Significant Difference test the use of 200 freshwater mussels /0,6 m3resulted inthe best density to reduce ammoniain the recirculation system.


(2)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KIJING AIR TAWAR ( Pilsbryoconcha exilis ) SEBAGAI BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP LAJU

PENYERAPAN AMONIAK Oleh

AGUS ARIANTO

Kualitas air memegangperananpentingdalam kegiatan budidaya. Amoniak adalah salah satu kriteria kualitas air yang berpengaruh pada budidaya ikan. Kandungan konsentrasi amoniak yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada ikan. Sumber amoniak diperairan berasal dari limbah sisa pakan dan hasil metabolisme yang terakumulasi di perairan. Untuk mengurangi amoniak pada sistem resirkulasi dapat dilakukan dengan penambahan filter biologi berupa kijing air tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan kijing air tawar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Penelitian menggunakan perbedaan jumlah hewan kijing air tawar yaitu 100, 150, 200 ekor/ keranjang berukuran 0,6 m3 dan perlakuan kontrol yaitu tanpa menggunakan perlakuan sistem resirkulasi dan tanpa penambahan kijing air tawar. Parameter utama dalam penelitian ini adalah amoniak, dengan parameter pendukung antara lain yakni suhu, pH, dan oksigen terlarut. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kijing air tawar dengan jumlah yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan amoniak. Berdasarkan hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) perlakuan dengan penambahan kijing air tawar sebanyak 200 ekor/ keranjang berukuran 0,6 m3merupakan perlakuan terbaik dalam penurunan amoniak pada sistem resirkulasi.


(3)

(4)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KIJING AIR TAWAR (Pilsbryoconcha exilis) SEBAGAI BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP LAJU PENYERAPAN AMONIAK

SKRIPSI

Oleh

AGUS ARIANTO

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir. ... 6

2. Morfologi Kijing Air Tawar... 10

3. Sketsa Resirkulasi ... ... 17

4. Konsentrasi Amoniak Pada Kolam (A) Kontrol. ... 20

5. Selisih Rata-Rata Konsentrasi Amoniak Pada Perlakuan B. ... 21

6. Selisih Rata-Rata Konsentrasi Amoniak Pada Perlakuan C. ... 21

7. Selisih Rata-Rata Konsentrasi Amoniak Pada Perlakuan D. ... 22

8. Rata-Rata Konsentrasi Amoniak dengan Perlakuan Biofilter Kijing Air Tawar (Pilsbryoconchaexilis). ... 22


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN. ... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang . ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

1.4 Kerangka Pemikiran . ... 3

1.5 Hipotesis. ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1Sistem Resirkulasi ... 9

2.2Filter Air ... 10

2.3Kijing Air Tawar (Pilsbryconcha exilis) ... 10

2.4 Amoniak dan Faktor yang Mempengaruhinya. ... 12

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Waktu dan tempat ... 15

3.2 Alat dan Bahan. ... 15

3.3 Desain Penelitian. ... 17

3.4 Prosedur Penelitian. ... 17

3.4.1 Persiapan Wadah . ... 17


(7)

3.4.3 Pengamatan Kualitas Air. ... 18

3.5 Analisis Sampel. ... 18

3.6 Analisis Data ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. ... 20

4.1 Hasil. ... 20

4.1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Reduksi Amonia. ... 22

4.1.2 Parameter Kualitas Air. ... 24

4.2 Pembahasan. ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN. ... 31

5.1 Kesimpulan. ... 31

5.2 Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA


(8)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Dokumentasi Penelitian. ... 38

2. Prosedur Kerja Analisis Amoniak... 41

3. Perhitungan Amoniak. ... 42


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Alat dan Bahan Penelitian... .... 15 2. Hasil Analisa Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Pengurangan

Amoniak... 20 3. Hasil BNT Pengaruh Perlakuan Terhadap Pengurangan Amoniak... 24 4. Kisaran Parameter Kualitas Air Selama Penelitian... 25


(10)

(11)

(12)

(13)

Moto

DOA dan USAHA KERAS adalah kunci dari kekuatan dan

kemajuan diri kita

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Ilmu di pelajari untuk diamalkan, sebagaimana sebuah

amal dilakukan untuk dapat menyelamatkan, karena itu

apabila amal dilakukan lebih sedikit dari ilmu yang

didapat, sesungguhnya, ilmu telah menjadi beban bagi

pemiliknya.


(14)

Kupersembahkan karya ini kepada

Allah SWT sebagai wujud rasa syukur atas pencapainku saat

ini

Bapak dan Ibu tercinta

Atas seluruh kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

kakak dan Adikku tersayang

atas seluruh kasih sayang, dan doa yang

tak ternilai harganya


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Agus Arianto dilahirkan di Talang Padang, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 19 agustus 1989 dan merupakan anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Suroyo, S.ST dan ibu Hj. Yunarti, S.Pd. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu: SD Negeri 1 Negeri Agung, Kecamatan Talang Padang pada tahun 1996-2002, SMP Negeri 3 Talang Padang pada tahun 2002-2005, SUPM Negeri Kota Agung pada Tahun 2005-2008. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Pengalaman organisasi penulis selama menjadi mahasiswa di Unila yaitu aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai anggota bidang Kewirausahaan pada tahun 2010-2011. Penulis melaksanakan Praktik Umum di Unit Pembenihan Rakyat Batara Mina Sejahtera Ciluar –Bogor pada tahun 2011 dengan judul “Pembenihan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) di Unit Pembenihan Rakyat Batara Mina Sejahtera Ciluar –Bogor”

Tahun 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Setia Negara Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan selama 40 hari. Tahun 2014 penulis menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan Kijing Air Tawar ( Pilsbryoconcha exilis ) Sebagai Biofilter Dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Laju Penyerapan Amoniak ”.


(16)

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ Efektivitas Penggunaan Kijing Air Tawar (Pilsbryoconcha exilis) Sebagai Biofilter

Dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Laju Penyerapan Amoniak ” yang merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Peraitan. 3. Ibu Rara Diantari, S.Pi., M.Sc. selaku dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Eko Efendi, S.T., M.Si. selaku dosen Pembimbing Utama yang selalu sabar membimbing, menasehati, memotifasi, serta mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi.


(17)

5. Bapak Qadar Hasani, S.Pi., M.Si. selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah membimbing, memberikan arahan dengan penuh semangat sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

6. Bapak Herman Yulianto S.Pi., M.Si. selaku dosen Penguji yang telah memberikan saran bagi kesempurnaan skripsi.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Budidaya Perairan .

8. Kedua Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik, memberi kasih sayang, nasihat dan mendoakan yang terbaik untuk penulis.

9. Kakakku Jasrul Antoni S.Pd dan kedua adikku Afrizal A.md dan Agung Prasetyo yang selalu meberikan semangat, motivasi dan kecerian saat suka cita bersama.

10.Pihak Laboratorium Uji Kualitas Air Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung terimakasih untuk tempat dan segala bantuan yang diberikan selama penelitian berjalan.

11.Keluarga Besar Angkatan 2009 yang selalu kompak, Bintang, Dian puja, Sandy putra, Nuron, Ogi, Beni, Okta, Ridho, Panca, Rahmat, Mufit, Dedi, Muarif, Agus Tm, Supra, Karina Noviyanti, Dian oktavia, Euis Aulia, Fitri Norjanna, Denis Clara, Soraya, Indah pratiwi, Tari, Eva, Mega, Yuni beserta 2009 lainnya yang belum saya sebutkan satu persatu terimakasih atas waktu yang selama ini telah terjalin, keceriaan, kebersamaan, dukungan, dan saran-saran yang diberikan.


(18)

12.Rekan-rekan KKN unila di Kecamatan Baradatu Desa Setia Negara Kabupaten Way kanan, Andri Agasi, Ari Azwar, Adi, Bakhti, Yuri, Lintang, Elis, Gita Sinda, terima kasih untuk doa dan semangatnya.

13.Kakak-kakak Senior dan Alumni 2004-2008 bang Arif, bang Bayu, mba Romaria, Susi, Dahlia, terimakasih atas dukungan dan nasehat yang diberikan. 14.Adik-adik tingkat 2010 – 2014 teruskan perjuangan kalian dan terimakasih

atas dukungan yang telah diberikan.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan dukungan kepada penulis.

Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2 Desember 2014


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok dalam pengembangan industri budidaya perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun eksternal. Sebagai media internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkut bahan makanan ke seluruh tubuh dan pengangkut sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. Sementara sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya. Oleh karena itu peran air sangat penting dan esensial dalam kehidupan biota air, maka kualitas dan kuantitasnya pun harus terjaga sesuai kebutuhan ikan (Darti, 2005).

Intensifikasi budidaya melalui padat tebar dan laju pemberian pakan yang tinggi dapat menimbulkan masalah pada kualitas air. Ciri dari tingginya peningkatan produksi budidaya intensif yaitu meningkatnya padat tebar yang diikuti dengan peningkatan jumlah pakan yang menimbulkan peningkatan limbah budidaya (Avnimelech, 2005). Ikan memakan sebagian besar pakan yang diberikan tetapi persentase terbesar diekskresikan menjadi buangan metabolisme yang banyak mengandung amoniak (Effendi, 2003).

Amoniak merupakan parameter kualitas air yang berperan penting bagi ikan dalam kegiatan budidaya. amoniak yang tinggi menyebabkan toksisitas dan berpengaruh langsung terhadap ikan dengan rusaknya jaringan insang, sehingga fungsinya sebagai alat pernafasan akan terganggu (Rully, 2011).


(20)

2

Untuk mengurangi amoniak dalam air maka dilakukan penambahan biofilter ke dalam sistem resirkulasi guna mengikat amoniak yang beracun. Kijing termasuk hewan filter feeder yang mampu menyaring partikel berukuran antara 0.1 – 50.0 µm dari badan air, selanjutnya pada ukuran partikel > 4.0 µm mampu memfiltrasi hingga mencapai 100%. Karnaukhov (1979) menyatakan bahwa jenis kerang Anadonta mampu menyaring air sampai 40 l/hari dan dapat mengekstrak bahan bahan bersifat koloid, kandungan bahan organik baik tersuspensi maupun partikel.

Mathlubi (2006), menyatakan bahwa jenis dan ukuran substrat merupakan salah satu faktor ekologi yang mempengaruhi bahan organik dan penyebaran organisme makrozoobentos. Semakin halus tekstur substrat maka semakin besar kemampuannya untuk menjebak bahan organik, selain itu makrobenthos yang mempunyai sifat penggali pemakan deposit cenderung melimpah pada sedimen lumpur dan sedimen lunak yang merupakan daerah yang mengandung bahan organik yang tinggi.

Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan lingkungan budidaya ikan, Suwignyo et al., (2005) menyatakan bahwa kijing mempunyai potensi ekonomis dan mempunyai prospek yang baik untuk dimanfaatkan sebagai biofilter untuk menjernihkan air dengan menyaring air 300 ml/jam.

Usaha yang dapat dilakukan adalah mengaplikasikan sistem resirkulasi akuakultur. Hasil dari penambahan biofiltrasi dalam mereduksi amoniak hanya mampu hingga 58% (Setijaningsih, 2009). Hasil penelitian Setijaningsih tersebut belum cukup optimal dalam mereduksi amoniak sehingga pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan filter pada sistem resirkulasi, oleh


(21)

3

karena itu penelitian ini berusaha untuk mempelajari efektifitas biofilter dan mereduksi amonia dengan memanfaatkan kijing lokal (Pilsbryoconcho exilis) dari sebuah sistem resirkulasi.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :

1. Mengetahui laju penurunan amoniak dengan penggunaan biofilter kijing air tawar (Pilsbryoconcho exilis) dalam sistem resirkulasi.

2. Menentukan jumlah kijing air tawar (Pilsbryoconcho exilis) yang efektif untuk penurunan amoniak pada sistem resirkulasi.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada seluruh pembudidaya tentang manfaat kijing air tawar (Pilsbryoconcha exilis) sebagai biofilter yang mampu mengurangi kandungan amoniak pada sistem resirkulasi. 1.4. Kerangka Pemikiran.

Peningkatan produksi budidaya ikan secara intensif dengan padat tebar yang tinggi akan mengakibatkan penumpukkan limbah sisa pakan yang tinggi. Limbah sisa pakan dan sisa metabolisme merupakan produk yang mengakibatkan timbulnya amoniak. Amoniak yang tidak teroksidasi oleh bakteri dalam jangka waktu yang lama akan bersifat racun. Tingginya kandungan amoniak dalam perairan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan karena dapat mereduksi masukan oksigen yang disebabkan kerusakan pada insang, ikan mudah terserang penyakit, dan menghambat laju pertumbuhan. Widayat et al., (2010) menyatakan bahwa


(22)

4

amoniak di perairan berasal dari sisa feses, metabolisme, dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam budidaya. Selain itu yang mengakibatkan meningkatnya amoniak di perairan yakni tidak berfungsinya filter dengan baik, serta pergantian air kolam yang tidak rutin (Djokosetiyanto et al., 2006).

Permasalahan tentang kandungan amoniak pada kegiatan budidaya perikanan di atas dapat diatasi dengan cara memanfaatkan filter, baik secara fisika, kimia, dan biologi. Filter yang biasa digunakan dalam sistem ini adalah filter biologi (biofilter), filter yang menggunakan organisme atau mahluk hidup yang dalam proses penyaringan bahan pencemaran di manfaatkan untuk proses biologis. Filter biologi adalah filter alami dengan memanfaatkan biota-biota air salah satunya adalah Pilsbryoconcha exilis sebagai filter feeder dan dikombinasikan dengan sistem resirkulasi sehingga efisien dalam penggunaan air.

Pilsbryoconcha exilis juga mempunyai nilai ekologis dalam mengurangi pencemaran lingkungan karena dapat digunakan mengurangi logam berat (Hasim, 2010); dan mengurangi phytoplankton (Wu et al., 2005).

Biofilter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pemanfaatan kijing air tawar (Pilsbryoconcho exilis) sebagai filter feeder yang di padukan dengan sistem resirkulasi air. Penerapkan sitem resirkulasi dengan penambahan biofilter berfungsi mengurangi bahan organik terlarut melalui penyerapan.Kijing air tawar bersifat filter feeder, mekanisme makan bergabung dengan mekanisme pernafasan. Zat-zat makanan seperti fitoplankton serta organisme mikroskopik lain akan ikut tersaring dan kemudian diubah menjadi jaringan tubuh ketika kijing menyaring air (Karnaukhof, 1979). Kijing air tawar bermanfaat secara ekologis karena mampu menjernihkan air berkat efisiensinya menyaring partikel-partikel


(23)

5

tersuspensi dan alga. Kijing air tawar menyukai perairan yang mengandung bahan organik total yang tinggi dan substrat liat atau berlumpur. Kijing biasanya hidup pada substrat dasar sungai, pada areal lumpur yang didominasi pasir berlumpur. Kondisi ini sesuai dengan namanya (mudflat mussel). Adanya pasir akan meningkatkan pertukaran massa air dan tersedianya oksigen sehingga baik bagi pertumbuhan dan kehidupan Kijing (Suwignyo et al., 2005). Pola distribusinya memencar dengan populasi berkelompok pada habitatnya. Dari sistem sirkulasi dengan penambahan biofilter tersebut diharapkan mampu untuk menjaga kualiatas air agar tetap terjaga kualitasnya.

Dalam penelitian ini kijing yang digunakan dalam setiap perlakuan yaitu 100, 150 dan 200 individu kijing air tawar. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di IPB dengan skala laboratorium (Putra et al., 2011). Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan kijing lokal sebagai biofilter pada budidaya ikan dalam skala lapang dirasa untuk dilakukan.


(24)

6

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Kegiatan Budidaya

ikan ( pakan )

Sisa pakan Pakan dikonsumsi

oleh ikan

Feses

Amoniak

150 individu 100 individu

kontrol

Mempertahankan Kualitas Air Filtrasi Biologi

(Kijing air tawar)


(25)

7

1.5. Hipotesis

Adapun hipotesis perlakuan yang digunakan yaitu :

H0 : i = 0 Tidak ada pengaruh penggunaaan kijing air tawar (Pilsbryoconcha

exilis) sebagai biofilter dalam mereduksi amoniak.

H1 : i ≠ 0 Ada pengaruh penggunaan kijing air tawar (Pilsbryoconcha exilis) sebagai biofilter dalam mereduksi amoniak.


(26)

8 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Resirkulasi

Menurut Lukman (2005) Recirculation Aquaculture System merupakan teknik budidaya yang menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan tinggi di dalam ruang tertutup (indoor), serta kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga mampu meningkatkan produksi ikan pada lahan dan air yang terbatas. Hambatan yang sering terjadi pada usaha budidaya ketersedian lahan dan air. Resirkulasi merupakan peluang alternatif model budidaya yang memanfaatkan air secara berulang (Akbar, 2003).

Sistem resirkulasi terdiri dari dua jenis yakni sistem sirkulasi tertutup yang mendaur ulang 100% air dan sistem sirkulasi semi tertutup yang mendaur ulang sebagian air sehingga masih membutuhkan penambahan air dari luar (Sidik, 2002). Sistem kerja dari resirkulasi adalah air dari media pemeliharaan dialirkan melalui pipa pengeluaran air. Sistem resirkulasi merupakan satu kegiatan yang mampu mempertahankan kondisi kualitas air pada kisaran optimal. Pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu filtrasi kimia, filtrasi fisika dan filtrasi biologi. Salah satu filtrasi biologi yaitu dengan cara penambahan filter dengan menggunakan kijing air tawar tersebut. Salah satu teknologi ini memiliki efesiensi yang tinggi pada lahan sempit dan ketersediaan air (Nurcahyono dan Kasturi, 2007; Djawad dan Bertha, 2009; Ika dan Rifa’i, 2012; Prayogo et al.,2012).


(27)

9 Amoniak yang dihasilkan dari sisa pakan dan metabolisme ikan dapat mengakibatkan penumpukan bahan organik yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air (Putra dan Pamukas, 2011; Prayogo et al.,2012). Untuk mempertahankan kualitas air agar tetap layak bagi organisme akuatik salah satu cara dengan sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi mampu menurunkan tingkat konsentrasi amoniak, hingga dalam kisaran 31-43% (Djokosetiyanto et al., 2006; Putra dan Pamukas, 2011). Penggunaan sistem resirkulasi diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi, karena pemanfatan air lebih ramah lingkungan untuk pertumbuhan ikan (Zonnefeld et al., 1991).

2.2. Filter Air

Darmayanti et al., (2011) menyatakan filter air adalah alat yang digunakan untuk menyaring air dengan tujuan memperbaiki kualitas air agar bisa digunakan kembali. Filter berfungsi mekanis untuk menjernihkan air dan berfungsi biologis untuk menetralisasi senyawa amoniak yang toksik menjadi senyawa nitrat yang kurang toksik dalam suatu proses yang disebut nitrifikasi (Widayat et al., 2010). Filter dapat melakukan fungsinya dengan tiga cara yaitu serapan (absorbsi), jerapan (adsorpsi), dan pertukaran ion.

Serapan merupakan proses tertangkapnya suatu partikel ke dalam stuktur media akibat dari pori-pori yang dimilikinya. Suatu partikel menempel pada suatu permukaan yang disebabkan adanya perbedaan muatan lemah di antara dua benda, dinamakan dengan proses jerapan. Sedangkan pertukaran ion adalah proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu permukaan filter dengan ion-ion lain yang berada dalam air (Yudha, 2009; Silaban et al., 2012).


(28)

10 2.3. Kijing Air Tawar (Pilsbryconcha exilis)

Kijing air tawar (Pilsbryconcha exilis)termasuk ke dalam filum moluska. Ciri umum dari filum ini mempunyai bentuk tubuh bilateral atau simetri, tidak beruas-ruas, tubuh lunak dan ditutupi mantel yang menghasilkan zat kapur, bentuk kepala jelas, bernapas dengan paru-paru atau insang (Gambar 2). Tubuhnya berbentuk pipih secara lateral dan memiliki dua cangkang (valve) yang berengsel dorsal dan menutupi seluruh tubuh membuatnya termasuk ke dalam kelas Pelecypoda. Famili Unionidae pada umumnya banyak ditemukan di danau, sungai, situ atau perairan-perairan tawar lainnya (Suwignyo et al., 1981).

Klasifikasi kijing lokal adalah sebagai berikut: Filum : Moluska

Kelas : Pelecypoda (Bivalvia) Famili : Unionidae

Genus : Pilsbryoconcha

Spesies : Pilsbryoconcha exilis


(29)

11 Kijing terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu mantel, insang, dan organ dalam. Mantel menggantung di seluruh tubuh, dan membentuk lembaran yang luas dari jaringan yang berada di bawah cangkang. Tepi mantel menghasilkan tiga lipatan yaitu dalam, tengah, dan luar. Otot radial dan circular terdapat pada lapisan dalam, lapisan tengah berfungsi sebagai sensori, dan lapisan luar terdapat cangkang. Seluruh permukaan mantel mensekresi zat kapur (Rupert dan Barnes, 1994).

Kijing memakan detritus, alga bersel satu, dan bakteri. Proses yang terjadi terhadap makanan yang masuk ke dalam tubuhnya (Suwignyo et al., 1998) adalah sebagai berikut:

1. Makanan masuk melalui sifon inhalant akan dijebak pada insang karena adanya mukus yang dihasilkan oleh kelenjar hypobranchial.

2. Zat makanan ini akan dialirkan ke mulut oleh sistem silia yang berkembang dengan baik, yang dikhususkan mengambil makanan dari permukaan insang menuju mulut. Kemudian makanan akan disortir oleh palp yang mengelilingi mulut yang mampu membedakan antara makanan dengan kerikil atau pasir, karena mengandung chemoreceptor.

3. Kerikil atau pseudofeces akan dikeluarkan oleh sifon exhalant, makanan ditransformasikan ke mulut.

4. Bagian ventral dari perut atau style sac berisi crystalline sac merupakan

mucopolysaccharide yang memproyeksikan makanan ke perut. Sel-sel yang mensekresikan enzim-enzim pencernaan terdapat pada style sac. Sel-sel pada

style sac tersebut mempunyai cillia yang secara perlahan memutari style sac, gerakan rotasi ini berlangsung pada chitinous plate (gastric shield).


(30)

12 5. Gerakan rotasi ini akan mengakibatkan bercampurnya kandungan perut dan kemudian makanan akan hancur secara mekanis. Material yang tidak dicerna akan dibuang melalui anus sebagai feses.

Kijing bersifat filter feeder, mekanisme makan bergabung dengan mekanisme pernafasan. Zat-zat makanan seperti fitoplankton serta organisme mikroskopik lain akan ikut tersaring dan kemudian diubah menjadi jaringan tubuh ketika kijing menyaring air.

Kijing familia Unionidae bermanfaat secara ekologis karena mampu menjernihkan air berkat efisiensinya menyaring partikel-partikel tersuspensi dan alga. Selain itu, kerang Unionidae memiliki potensi ekonomis yaitu sebagai bahan pangan sumber protein bagi manusia, sumber pakan ternak, industri kancing dan penghasil mutiara (Prihartini, 1999) serta komoditas budidaya perikanan darat (Suwignyo et al., 1998). Tepung dari daging kijing juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan fortifikasi dalam pembuatan kerupuk (Mathlubi, 2006).

Kijing air tawar menyukai perairan yang dalam dengan kecerahan yang tinggi, mengandung bahan organik total yang tinggi dan substrat liat atau berlumpur. Pola distribusinya memencar dengan populasi berkelompok pada habitatnya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan kijing adalah suhu, pH, oksigen, endapan lumpur, dan fluktuasi permukaan air (Prihartini, 1999).

2.4. Amoniak dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Amoniak berasal dari sisa pakan dan sisa proses metabolisme. Pembentukan senyawa-senyawa beracun terjadi akibat adanya akumulasi bahan organik dan anorganik di perairan (Djokosetiyanto et al., 2006). Amoniak


(31)

13 keberadaanya dipengaruhi berbagai faktor yaitu sumber amoniak, tanaman air, konsentrasi oksigen terlarut dan suhu (Widayat el al., 2010).

Keberadaan amoniak dalam air mempengaruhi pertumbuhan ikan karena dapat mereduksi masukan oksigen yang disebabkan oleh rusaknya insang. Amoniak juga dapat terserap ke dalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan (Effendi, 2003).

Amoniak di perairan yang terukur berupa amoniak total (NH

4+) dan (NH3.) (Effendi, 2003). Pada pH rendah sebagian besar amoniak akan terionisasi, sementara semakin tinggi pH menyebabkan amoniak semakin meningkat, karena senyawa amonium yang terbentuk tidak terionisasi dan akan bersifat toksik pada ikan (Widayat el al., 2010). Limbah yang dihasilkan seperti amoniak bersifat toksik sehingga dalam konsentrasi tinggi dapat meracuni organisme budidaya. Akumulasi amoniak pada media budidaya merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas air, sifat racun akan meningkat jika terjadi penuruan kadar oksigen terlarut, pH, suhu (Febriwahyudi dan Hadi, 2012).

Pada umumnya amoniak akan mengalami perombakan menjadi nitrit dan nitrat yang disebut dengan proses nitrifikasi, seperti yang dituliskan dalam (Sidik, 2002; Effendi, 2003; Widayat el al., 2010). Proses nitrifikasi digolongkan dalam dua tahap dengan reaksinya sebagai berikut :

NH3- - N+ O2NitrosomonasNO2-N + O2 NO2- +N+ O2NitrobacterNO3-N

Tahap pertama nitrifikasi yakni oksidasi amoniak menjadi nitrit dibantu oleh bakteri Nitrosomonas. Sedangkan tahap dua disebut Denitrifikasi yakni oksidasi nitrit menjadi nitrat dibantu oleh bakteri Nitrobacter. (Effendi, 2003;


(32)

14 Djokosetiyanto et al., 2006; Widayat et al., 2010). Senyawa nitrat hasil akhir dari proses nitrifikasi dimanfaatkan oleh organisme dan tumbuhan air dalam proses biosintesis yang akan menghasilkan nitrogen organik (Djokosetiyanto et al., 2006; Widayat et al., 2010).

Proses nitrifikasi tidak hanya memerlukan bakteri namun diperlukan juga oksigen yang cukup. Dalam proses nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh parameter suhu, oksigen terlarut, dan pH, dimana suhu tinggi dapat mempengaruhi proses nitrifikasi (Widayat et al,.2010). Selain dengan proses nitrifikasi, pengaruh padat tebar ikan juga dapat mengurangi amoniak. Pada padat tebar yang tinggi menyebabkan kompetensi pakan dan oksigen menjadi meningkat dan dapat mempercepat penurunan kualitas air, akibat adanya akumulasi sisa metabolisme dan sisa pakan, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan (Zonnefeld et al., 1991).


(33)

15 III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini beserta fungsi masing-masing alat dan bahan dapat dilihat pada (Tabel 1). Gambar alat dan bahan disajikan pada (Lampiran 1).

Tabel 1. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan Bahan Fungsi

Kolam Terpal Untuk kolam pemeliharaan ikan

Pompa air Untuk memompa air agar

bersirkulasi

Penggaris Sebagai alat ukur panjang ikan Timbangan digital Sebagai alat untuk mengukur berat

ikan

Spektrophotometer Untuk analisis amoniak

Beaker glass Untuk mengaduk cairan

Whatman paper Sebagai penyaring sampel air Thermometer Untuk mengukur suhu air DO meter Untuk mengukur DO air pH meter Untuk mengukur pH air Kijing lokal

(Pilsbryoconcha exilis)

Sebagai bahan biofilter Benih ikan lele ukuran 4-5 cm Sebagai hewan uji


(34)

16 3.3. Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL), Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini yaitu (perlakuan A), bak budidaya tanpa pemberian biofilter kijing air tawar. (perlakuan B), bak budidaya dengan biofilter 100 kijing, (perlakuan C) bak budidaya dengan biofilter 150 kijing, (perlakuan D) bak budidaya dengan biofilter 200 kijing. Rancangan yang digunakan menurut (Steel dan Torrie, 1991) adalah sebagai berikut :

Yij = + i + ij Keterangan :

Yij = Pengaruh jenis media biofilter terhadap laju retensi amoniak ke-i dan ulangan ke-j

µ = Nilai tengah data

i = Pengaruh jenis media biofilter terhadap laju retensi amoniak ke-i εij = Galat perlakuan dari jenis media biofilter terhadap laju retensi

amoniak ke-i dan ulangan ke-j

i = Jenis media filter yang digunakan adalah kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis )


(35)

17

Gambar 3. Sketsa Resirkulasi 3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan Wadah

Wadah pemeliharan yang digunakan berupa kolam terpal berukuran 2 x 1 x 1m2., yang diisi air setinggi 45 cm dari dasar kolam. Sedangkan wadah filter berupa bak yang terbuat dari keranjang yang dilapisi dengan plastik terpal berukuran persegi panjang yang disesuaikan dengan luas kolam ikan. Wadah filter dilengkapi dengan pipa PVC berdiameter 1 inchi sebagai saluran inlet dari kolam dan outlet yang di alirkan kembali ke kolam pemeliharaan ikan. Bagian ujung pipa yang berada dalam kolam disambungkan dengan pompa untuk menyedot air naik ke wadah filter, air dialirkan dengan prinsip resirkulasi.

3.4.2. Persiapan Hewan Uji

Persiapan bahan hewan uji meliputi persiapan ikan lele. Ikan yang digunakan adalah ikan lele sangkuriang dengan bobot antara 4-5 gram/ekor. Ikan ditebar dengan kepadatan 400 ekor/m2. Ikan tersebut diadaptasikan terlebih

outlet

outlet

inlet inlet

Wadah filter

pompa

Kolam


(36)

18 dahulu dalam kolam pemeliharaan selama 1 minggu sebelum di integrasikan dengan filter. Pemeliharaan ikan lele dilakukan selama 40 hari dengan pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB, dengan

feeding rate (FR) 3% bobot tubuh ikan lele per hari. Sampling dilakukan 7 hari sekali dengan mengukur panjang dan berat ikan lele sebanyak 80 ekor ikan lele secara acak.

3.4.3. Pengamatan Kualitas Air

Parameter yang diamati pada penelitian ini yakni amoniak, analisis amoniak dilakukan setiap 7 hari sekali. Pengambilan sampel amoniak dilakukan di tempat penelitian. Sampel air yang dianalisa diambil dari 2 titik yaitu pada saluran inlet dan outlet wadah filter, sampel yang diambil sebanyak 0,5 liter per kolam, air sampel dimasukan menggunakan botol sampel, lalu botol sampel dibungkus dengan kantong plastik, kemudian dimasukan dalam ice box

(Hutagalung el al., 2012). Air sampel kemudian dilakukan pengujian di Laboratorium Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Parameter pendukung kualitas air yang diamati meliputi suhu, pH, kadar oksigen terlarut (DO), dilakukan setiap hari pagi dan sore hari.

3.5. Analisis Sampel

Proses analisa sampel amoniak dilakukan menggunakan uji phenate yang mengacu pada APHA (2005), melalui beberapa tahapan yang pertama pembuatan larutan standar amoniak dari masing-masing larutan standar baku 10 mg/l (Lampiran 2) dan pengujian analisa amoniak (Lampiran 3). Kemudian setelah


(37)

19 memperoleh hasil analisa amoniak maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui laju reduksi amoniak, dengan persamaan (APHA, 2005).

       t o t 100% Keterangan:

N = Reduksi amoniak Nt = Amoniak di inlet No = Amoniak di outlet

3.6. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap laju retensi amoniak maka perlu diperolah data dari hasil penelitian (Lampiran 4). Hasil data parameter pengamatan dianalisis dengan mengunakan analisis ragam (ANOVA). Sebelumnya data dianalisis terlebih dahulu normalitas dan homogenitasnya. Apabila hasil uji perlakuan berbeda nyata maka dilakukan Uji Lanjut Duncan dengan selang kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 1991). Analisa digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap laju amoniak. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95%. Seluruh uji statistik dilakukan menggunakan software SPSS versi 17.


(38)

20 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.I. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pemberian kijing air tawar dengan jumlah yang berbeda sebagai biofilter dalam sistem resirkulasi memberikan pengaruh nyata terhadap pengurangan kadar amoniak.

2. Jumlah kijing air tawar yang efektif sebagai biofilter dalam sistem resirkulasi ialah perlakuan D dengan pemberian kijing air tawar sebanyak 200 ekor di bandingkan dengan perlakuan B sebanyak 100 ekor dan C sebanyak 150 ekor kijing air tawar.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda pada filter terbaik dalam penurunan kadar amoniak dalam penelitian ini.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Sjafei D.S, Rahardjo M.F, Sulistiono. 2009. Fisiologi Ikan. Pencernaan dan Penyerapan Makanan. IPB Press. Bogor

Akbar, R. A. 2003. Efesiensi Nitrifikasi dalam Sistem Biolfiter Submerged Bed, Trickling Filter dan Fluidized Bed. Skripsi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Avnimelech, Y. 2005. Bio-filter: The Need For An New Comprehensive Approach. Aquaculture Engineering 34 : 172-178.

APHA. American Public Health Association. 2005. Standard Methods For the Examination of Water and Wastewater Twenty Two edition.

Boyd, C.E. 1981. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Books Co. Ltd., Amsterdam. 318 p.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality In Warm Water Fish Ponds. Fourth Print-ing. Auburn University. Agricultural Experiments Station, Alabama, USA.359 p

Darti S. 2005. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta

Darmayanti, L. Yohanna L., dan Josua, MTS. 2011. Pengaruh Penambahan Media Pada Sumur Resapan Dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah Rumah Tangga. Jurnal Sains dan Teknologi, X (2): 61-66.

Djawad, M.I., dan N. Bertha. 2009. Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea sp)

dalam Mereduksi Cu pada Air Pemeliharaan Udang Windu (Panaeus monodon). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, II (2): 1-10.

Djokosetiyanto, D., A. Sunarma., dan Widanarni. 2006. Perubahan Ammonia (NH3-N), Nitrit (NO2-N) dan Nitrat (NO3-N) Pada Media Pemeliharaan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) di dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia, V(1): 13-20.


(40)

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Kanisius: Yogyakarta.

Fauzzia, M., R. Izza, dan W. Nyoman. 2013. Penyisihan Amoniak dan Kekeruhan Pada Sistem Resirkulasi Budidaya Kepiting Dengan Teknologi Membran Biolfiter. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, II(2): 155-161.

Febriwahyudi, C.T., dan W, Hadi. 2012. Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter. Jurnal Teknik Pomits, I (1): 1-5.

Hasim. 2010. Kerang Sebagai Biofilter Logam Berat. www.kompas.com. [15 Maret 2012]

Hepher, B. and Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming: With Special Reference To Fish Culture In Israel. John Wiley and Sons. New York. Hutagalung, H.P. dan D. Setiapermana. 1994. Metode Analisa Air Laut, Sedimen,

dan Biota. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI: Jakarta. Ika, R., dan M. Rifa’i. 2012. Pemanfaatan Photovoltalk Pada Sistem Otomasi

Akuaponik Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Eltek, X(2): 1693-4024.

Karnaukhov, V.N. 1979. The Role Of Filtrator Molluska Rich In Ceretinoid In The Self Cleaning Of Fresh Waters. Symp. Biol. Hung.,19: 151-167. Khairuman., K. Amri, dan T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam

Terpal. Agromedia Pustaka. Jakarta

Lukman. 2005. Uji Pemeliharaan Ikan Pelagi Irian (Melanotaenia boesemani) di Dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Iktiologi Indonesia, V(1): 25-30.

Mathlubi, 2006. Studi Karakteristik Kerupuk Kijing Taiwan ( Andonta woodian ). Skipsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. 67 hal.

Morton, B. 1999. Distribution Of Anadonta Woodiana In Inland Waters Of Serbia. 20: 154-160 Cingkaranggelam Menggunakan Makrozoobentos Sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan. Tesis S2. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 92 hal.

Nurcahyono, E dan Kasturi. 2007. Aplikasi Sistem Resirkulasi Sederhana Dalam Percepatan Pemijahan Induk Kepiting Bakau (Scylla olivacea) Herbst.


(41)

Prayogo, Beodi, S.R., dan Abdul M. 2012. Eksploritasi Bakteri Indigen Pada Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, IV(2): 193-197.

Prihartini, W. 1999. Keragaman Jenis Dan Ekologi Kerang Air Tawar Famili Uninidae ( Molusca : Bivalva ) di Beberapa Situ dan Kabupaten dan Kotamadya Bogor. Tesis, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 94 hal.

Putra, I. 2010. Efektivitas Penyerapan Nitrogen Dengan Medium Filter Berbeda Pada Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Sistem Resirkulasi. Thesis Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 67 halaman.

Putra, I., dan N.A Pamukas. 2011. Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp.) dengan Resirkulasi, Sistem Aquaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16(1): 125-131.

Ratnasari, D. 2011. Teknik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi, Fakultas Perikanan Universitas Airlangga, Surabaya.

Rully, R. 2011. Penentuan Waktu Retensi Sistem Akuaponik untuk Mereduksi Limbah Budidaya Ikan Nila Merah Cyprinus sp. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Rupert, E.E. Barnes R.D. 1994. Invertebrata Zoology 6th Edition. Orlando. Florida. College Publishing 1056p.

Steel, R. G. D. & J. H. Torrie. 1991. Prinsip Dan Prosedur Statistik. Terjemahan. Edisi ke-2. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Setijaningsih, L. 2009. Peningkatan Produktivitas Kolam Melalui Perbedaan Jarak Tanam Tanaman Akuaponik Pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laporan Tahunan.Balai Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.

Sidik, A.S. 2002. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Laju Nitrifikasi Dalam Budidaya Ikan Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal Akuakultur Indonesia,

I(2): 47-51.

Silaban, T,F., L. Santoso., dan Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kerja Filter Air untuk Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 1(1): 47-56.


(42)

Suresh, A.V,and C.K Lin. 1992. Effect Of Stocking Density On Water Quality Production Of Red Tilapia In Recirculated Water System. Aquacultural Engineering,11:1-22.

Suwignyo, B. Widigdo, Y. Wardiatno, M. Krisanti. 2005 Avertebrata Air. Penebar Swadaya. Depok.

Suwignyo S, P.J Basmi, D.T.F Lumbanbatu, R. Affandi. 1981. Studi Biologi Kijing Taiwan (Anadonta woodiana). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor.

Suwignyo S, B. Widigdo, Y. Wardiatno, M.Krisanti. 1998. Avertebrata Air untuk Mahasiswa Perikanan. Jilid 2. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Unisa R. 2000. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Dalam Sistem Resirkulasi Dengan Debit Air 33 lpm/m3. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Widayat, W. Suprihatin., dan Ari Herlambang. 2010. Penyisihan Amoniak Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Air Baku PDAM-IPA Bojong Renged Dengan Proses Biofiltrasi Menggunakan Media Plastik Tipe Sarang Tawon. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, VI(1):64-76.

Wu, Q., Chen, Y. And Liu, Z. 2005. Filtering Capasity of Anodonta woodiana

and Its Feeding Selectivity on Phytoplankton. Pubmed XVI(12):2423- 24127

Yudha, A.P. 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam Sistem Resirkulasi Pada Pemeliharaan Ikan Arwana (Sceleropages formosus) di Akuarium. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Zonnefld, N.E., A. Huisman dan J.H. Boon, 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.


(1)

19 memperoleh hasil analisa amoniak maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui laju reduksi amoniak, dengan persamaan (APHA, 2005).

 

    

t o t

100% Keterangan:

N = Reduksi amoniak Nt = Amoniak di inlet No = Amoniak di outlet

3.6. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap laju retensi amoniak maka perlu diperolah data dari hasil penelitian (Lampiran 4). Hasil data parameter pengamatan dianalisis dengan mengunakan analisis ragam (ANOVA). Sebelumnya data dianalisis terlebih dahulu normalitas dan homogenitasnya. Apabila hasil uji perlakuan berbeda nyata maka dilakukan Uji Lanjut Duncan dengan selang kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 1991). Analisa digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap laju amoniak. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95%. Seluruh uji statistik dilakukan menggunakan software SPSS versi 17.


(2)

20

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.I. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pemberian kijing air tawar dengan jumlah yang berbeda sebagai biofilter dalam sistem resirkulasi memberikan pengaruh nyata terhadap pengurangan kadar amoniak.

2. Jumlah kijing air tawar yang efektif sebagai biofilter dalam sistem resirkulasi ialah perlakuan D dengan pemberian kijing air tawar sebanyak 200 ekor di bandingkan dengan perlakuan B sebanyak 100 ekor dan C sebanyak 150 ekor kijing air tawar.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda pada filter terbaik dalam penurunan kadar amoniak dalam penelitian ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Sjafei D.S, Rahardjo M.F, Sulistiono. 2009. Fisiologi Ikan. Pencernaan dan Penyerapan Makanan. IPB Press. Bogor

Akbar, R. A. 2003. Efesiensi Nitrifikasi dalam Sistem Biolfiter Submerged Bed, Trickling Filter dan Fluidized Bed. Skripsi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Avnimelech, Y. 2005. Bio-filter: The Need For An New Comprehensive Approach. Aquaculture Engineering 34 : 172-178.

APHA. American Public Health Association. 2005. Standard Methods For the Examination of Water and Wastewater Twenty Two edition.

Boyd, C.E. 1981. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Books Co. Ltd., Amsterdam. 318 p.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality In Warm Water Fish Ponds. Fourth Print-ing. Auburn University. Agricultural Experiments Station, Alabama, USA.359 p

Darti S. 2005. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta

Darmayanti, L. Yohanna L., dan Josua, MTS. 2011. Pengaruh Penambahan Media Pada Sumur Resapan Dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah Rumah Tangga. Jurnal Sains dan Teknologi, X (2): 61-66.

Djawad, M.I., dan N. Bertha. 2009. Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea sp) dalam Mereduksi Cu pada Air Pemeliharaan Udang Windu (Panaeus monodon). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, II (2): 1-10.

Djokosetiyanto, D., A. Sunarma., dan Widanarni. 2006. Perubahan Ammonia (NH3-N), Nitrit (NO2-N) dan Nitrat (NO3-N) Pada Media Pemeliharaan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) di dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia, V(1): 13-20.


(4)

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Kanisius: Yogyakarta.

Fauzzia, M., R. Izza, dan W. Nyoman. 2013. Penyisihan Amoniak dan Kekeruhan Pada Sistem Resirkulasi Budidaya Kepiting Dengan Teknologi Membran Biolfiter. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, II(2): 155-161.

Febriwahyudi, C.T., dan W, Hadi. 2012. Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter. Jurnal Teknik Pomits, I (1): 1-5.

Hasim. 2010. Kerang Sebagai Biofilter Logam Berat. www.kompas.com. [15 Maret 2012]

Hepher, B. and Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming: With Special Reference To Fish Culture In Israel. John Wiley and Sons. New York. Hutagalung, H.P. dan D. Setiapermana. 1994. Metode Analisa Air Laut, Sedimen,

dan Biota. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI: Jakarta. Ika, R., dan M. Rifa’i. 2012. Pemanfaatan Photovoltalk Pada Sistem Otomasi

Akuaponik Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Eltek, X(2): 1693-4024.

Karnaukhov, V.N. 1979. The Role Of Filtrator Molluska Rich In Ceretinoid In The Self Cleaning Of Fresh Waters. Symp. Biol. Hung.,19: 151-167. Khairuman., K. Amri, dan T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam

Terpal. Agromedia Pustaka. Jakarta

Lukman. 2005. Uji Pemeliharaan Ikan Pelagi Irian (Melanotaenia boesemani) di Dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Iktiologi Indonesia, V(1): 25-30.

Mathlubi, 2006. Studi Karakteristik Kerupuk Kijing Taiwan ( Andonta woodian ). Skipsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. 67 hal.

Morton, B. 1999. Distribution Of Anadonta Woodiana In Inland Waters Of Serbia. 20: 154-160 Cingkaranggelam Menggunakan Makrozoobentos Sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan. Tesis S2. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 92 hal.

Nurcahyono, E dan Kasturi. 2007. Aplikasi Sistem Resirkulasi Sederhana Dalam Percepatan Pemijahan Induk Kepiting Bakau (Scylla olivacea) Herbst. Laporan tahunan. Balai Budidaya Air Payau Takalar. Sulawesi Selatan.


(5)

Prayogo, Beodi, S.R., dan Abdul M. 2012. Eksploritasi Bakteri Indigen Pada Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, IV(2): 193-197.

Prihartini, W. 1999. Keragaman Jenis Dan Ekologi Kerang Air Tawar Famili Uninidae ( Molusca : Bivalva ) di Beberapa Situ dan Kabupaten dan Kotamadya Bogor. Tesis, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 94 hal.

Putra, I. 2010. Efektivitas Penyerapan Nitrogen Dengan Medium Filter Berbeda Pada Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Sistem Resirkulasi. Thesis Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 67 halaman.

Putra, I., dan N.A Pamukas. 2011. Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp.) dengan Resirkulasi, Sistem Aquaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16(1): 125-131.

Ratnasari, D. 2011. Teknik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi, Fakultas Perikanan Universitas Airlangga, Surabaya.

Rully, R. 2011. Penentuan Waktu Retensi Sistem Akuaponik untuk Mereduksi Limbah Budidaya Ikan Nila Merah Cyprinus sp. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Rupert, E.E. Barnes R.D. 1994. Invertebrata Zoology 6th Edition. Orlando. Florida. College Publishing 1056p.

Steel, R. G. D. & J. H. Torrie. 1991. Prinsip Dan Prosedur Statistik. Terjemahan. Edisi ke-2. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Setijaningsih, L. 2009. Peningkatan Produktivitas Kolam Melalui Perbedaan Jarak Tanam Tanaman Akuaponik Pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laporan Tahunan.Balai Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.

Sidik, A.S. 2002. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Laju Nitrifikasi Dalam Budidaya Ikan Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal Akuakultur Indonesia, I(2): 47-51.

Silaban, T,F., L. Santoso., dan Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kerja Filter Air untuk Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 1(1): 47-56.


(6)

Suresh, A.V,and C.K Lin. 1992. Effect Of Stocking Density On Water Quality Production Of Red Tilapia In Recirculated Water System. Aquacultural Engineering,11:1-22.

Suwignyo, B. Widigdo, Y. Wardiatno, M. Krisanti. 2005 Avertebrata Air. Penebar Swadaya. Depok.

Suwignyo S, P.J Basmi, D.T.F Lumbanbatu, R. Affandi. 1981. Studi Biologi Kijing Taiwan (Anadonta woodiana). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor.

Suwignyo S, B. Widigdo, Y. Wardiatno, M.Krisanti. 1998. Avertebrata Air untuk Mahasiswa Perikanan. Jilid 2. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Unisa R. 2000. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Dalam Sistem Resirkulasi Dengan Debit Air 33 lpm/m3. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Widayat, W. Suprihatin., dan Ari Herlambang. 2010. Penyisihan Amoniak Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Air Baku PDAM-IPA Bojong Renged Dengan Proses Biofiltrasi Menggunakan Media Plastik Tipe Sarang Tawon. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, VI(1):64-76.

Wu, Q., Chen, Y. And Liu, Z. 2005. Filtering Capasity of Anodonta woodiana and Its Feeding Selectivity on Phytoplankton. Pubmed XVI(12):2423- 24127

Yudha, A.P. 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam Sistem Resirkulasi Pada Pemeliharaan Ikan Arwana (Sceleropages formosus) di Akuarium. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Zonnefld, N.E., A. Huisman dan J.H. Boon, 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.