Nama Adad Hidayat Kelas 8 B

Nama : Adad Hidayat
Kelas : 8 B

KIJANG DAN SIPUT LOMBA LARI
Suatu hari kijang bertemu dengan siput dipinggir kali. Melihat siput merangkak dengan
lambatnya, sang kijang dengan sombong dan angkuhnya berkata.
kijang : “Hai siput, beranikah kamu lomba lari denganku ?”
( ajakan terasa sangat mengejek siput, berpikir sebentar, lalu menjawab )
Siput : “Baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.”
kijang : “Tidak bisa, masa jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu, siput, binatang perangkak
kelas wahid di dunia.” ejek kancil.
kijang : “Baiklah, ayo cepat kita tentukan larinya !” jawab kijang.
Siput : “Bagaimana kalau hari minggu besok, agar banyak yang menonton.” Kata siput.
kijang : “Oke, aku setuju.” Jawab kijang.
Sambil menunggu hari yang telah ditentukan itu, siput mengatur taktik. Segera dia kumpulkan
bangsa siput sebanyak-banyaknya. Dalam pertemuan itu, siput membakar semangat kawankawannya dan dengan geram mereka ingin mempermalukan kijangl dihadapan umum. Dalam
musyawarah itu, disepakatilah dengan suara bulat bahwa dalam lomba nanti setiap siput
ditugaskan berdiri diantara rerumputan di pinggir kali. Diaturlah tempat mereka masing-masing.
Bila kijang memanggil maka siput yang didepannya itu yang menjawab begitu seterusnya.
Sampailah saat yang ditunggu itu. Penonton pun sangat penuh. Para penonton datang dari semua
penjuru hutan.

Kijang dan siput telah bersiap digaris start. Pemimpin lomba mengangkat bendera, tanda lomba
di mulai. Kancil berlari sangat cepatnya. Semua tenaga dikeluarkannya. Tepuk tangan penonton
kian menggema, memberi semangat kepada kijang. Setelah lari sekian kilometer, berhentilah
kijang. Sambil napas terengah-engah dia memanggil.
kijang : “Siput !” seru kijangl.
Siput : “Ya, aku disini.”
Karena siput telah berada didepannya, kancilpun kembali lari sangat cepat sampai tidak ada lagi
tenaga yang tersisa. Kemudia dia pun memanggil.
Kijang : “Siput !” teriak kijangl lagi.
Siput : “Ya, aku disini.”
Berkali-kali selalu begitu. Sampai pada akhirnya kijang lunglai dan tak dapat berlari lagi.
Menyerahlah sang kijang dan mengakui kekalahannya. Penonton terbengong-bengong.

Siput menhyambut kemenangan nya itu dengan senyuman saja. Tidak ada loncatan
kegirangan seperti pada umumnya pemenang lomba lainnya.

Nama : Alfin Hidayat
Kelas : 8 B

Dua Ekor Kambing yang Sombong


Pada suatu hari yang panas di suatu pegunungan yang curam, ada dua ekor kambing yang
sombong sedang berjalan dari dua arah yang berlawanan, satu kambing dari utara, yang satu lagi
dari selatan. Kebetulan kedua kambing tersebut tiba bersamaan di tepi jurang yang dibawahnya
mengalir air sungai yang sangat deras. Tidak ada jembatan distu, yang ada hanya ada sebuah
pohon yang jatuh dan sangat kecil yang bisa dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang
tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua
ekor tupai dengan selamat, apalagi jika dilalui oleh dua ekor kambing.
Hewan-hewan yang ingin menyebrang tidak ada yang berani melewati jembatan pohon tersebut.
Tetapi kedua kambing yang sombong tersebut dengan kesombonganya tetap menyebrangi
jembatan tersebut. Kedua kambing tersebut tidak mau saling mengalah. Kambing yang pertama
menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang satunya lagi pun tidak mau mengalah dan
juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut.
Akhirnya kedua kambing tersebut bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya tetap sombong
dan tidak mau mengalah. Akhirnya kedua kambing tersebut saling mendorong menggunakan
tanduk mereka dan akhirnya kedua kambing tersebut jatuh ke dalam jurang dan hilang di arus air
yang deras