35 kursus, maka peranan pendidik serta pengurus lembaga sanngat dibutuhkan
guna mencapai tujuan pendidik dan pengurus lembaga sebagai pendamping.
D. Tinjauan Tentang Sikap Wirausaha
Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar yang tidak berjenjang, tidak bersinambung. Tirtoraharjo dan La Sula 2000: 264 mengemukakan bahwa, Pendidikan luar sekolah
memeberikan kemungkinan perkembangan sosial, kultur seperti bahasa dan kesenian, keagamaan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh
anggota masyarakat untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat.
Menurut Joko Susilo, 2007: 49 ada hal-hal yang menjadi faktor pendorong perkembangan pendidikan luar sekolah yaitu sebagai berikut:
1 Semakin banyaknya jumlah angkatan muda yang tidak dapat melanjutkan sekolah, sedangkan mereka terdorong untuk memasuki
lapangan kerja dengan harus memiliki keterampilan tertentu yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja.
2 Lapangan kerja, khususnya sektor swasta mengalami perkembangan perkembangan yang cukup pesat dan lebih pesat dari pada
perkemabangan sektor pemerintah. 3 Sebagaimana diketahui bahwa sektor swasta memiliki persyaratan
khas yang menuntut setiap pekerja harus memiliki keterampilan yang dipersyaratkan agar dapat menunjang kelestarian hidup dan
perkembangan pekertaan atau usaha.
Dilihat dari segi lain menurut Tirtoraharjo dan La Sula 2000: 264, pendidikan
luar sekolah
mempunyai nilai
positif, karena dapat
mengkonpensasikan keterbatasan lapangan kerja di sektor formal di lembaga pemerintah. Selain itu, dapat memperbesar jumlah angkatan kerja tingkat
36 rendah dan menengah yang sangat diperlukan untuk memelihara proporsinya
selaras antara pekerja rendah, menengah, dan tinggi dalam upaya untuk menciptakan kestabilan nasional.
Keberadaan kursus sebagai salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yang dikategorikan sebagi bentuk pendidikan berkelanjutan. Kursus
diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana masyarakat. Umberto Sihombing 2001: 91 menyatakan bahwa, Keberadaan
lembaga kursus memberi daya dukung yang kuat untuk memperluas pelayanan pendidikan dengan mutu yang senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Kursus telah membuktikan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan
belajar manusia dan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah lembaga kursus dewasa ini dapat diyakini bahwa kursus telah mendapat tempat di masyarakat,
hal ini karena sistem atau program pembelajaran kursus sangat fleksibel, dan kursus dapat melayani semua lapisan masyarakat, disisi lain hasil
pendidikannya langsung dapat dinikmati manfaatnya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak atau sering pula disebut pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988:
664. Dalam kamus besar bahasa indonesia 2007: 234 dampak memiliki arti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik pengaruh positif maupun
negatif. Lain halnya, dampak menurut sektor ekonomi, dampak dipandang sebagai pengaruh penyelenggaraan kegiatan terhadap tingkat perekonomian.
37 Dilihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kursus
memiliki dampak terhadap sikap wirausaha pada peserta kursus. Dengan kata lain program kursus memiliki pengaruh terhadap tumbuhnya sikap wirausaha
dari peserta didik yang telah mengikuti pendidikan kursus. Pendidikan kursus mempunyai peran yang besar dalam kemunculan wirausaha-wirausaha baru.
Sedangkan yang dimaksud dengan dampak dalam tulisan ini adalah pengaruh yang membawa akibat kepada sesuatau yang berhubungan dengan
kegiatan kursus menjahit di LKP Han’s, yang sifatnya positif atau menguntungkan maupun negatif atau merugikan. Dalam tulisan ini, dampak
yang dimaksudkan lebih terfokus terhadap dampak akan pembentukan sikap wirausaha peserta didik dengan dilaksanakanya program kursus menjahit di
LKP Han’s.
E. Tinjauan Tentang LKP Lembaga Kursus Pelatihan