PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF AGENCY COST TOWARD DIVIDENDS POLICY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
OF MANUFACTURING COMPANY
By Liya Ermawati
Agency interelation is a contract of one or more shareholder, is controlled by others, which is meant as manager (agent). Manager has given an aouthority for shareholder in the suitable choice, Manager also has responsible to maximize shareholder welfare. Although Manager has his/her interest in decision making. The union of the interests always come a problem. that is agency problem. Solving the problem is needed a cost, agency cost. Agency cost is related to dividends policy. The interelation of them become a new development in company to minimize the agency cost. The research aims to prove the influence of agency cost toward dividends policy empirically. Agency cost which are researched i.e. dispertion of ownership, managerial ownership, collateral assets, and debt policy. Dividens policy is formulated with dividen payout ratio. Sampling technique is applied purposive sampling, the researcher is applied secondary data such as financial report and company annual report. The sample of the research is 27 manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012. Analyzing method is applied multiple regression within classic assumption test through SPSS ver.16 instrument. The outcame of the research is dispertion of ownership, managerial ownership, collateral assets, and debt policy significantly influence in dividens policy partially.
Key words: Agency Cost; Dispertion of Ownership, Managerial Ownership,Collateral Assets, Debt Policy and Dividens Policy.
(2)
PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP KEBIJAKANDIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEKINDONESIA (BEI)
Oleh Liya Ermawati
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham memerintah orang lain, dalam hal ini yang dimaksud adalah manajer (agent). Manajer mempunyai wewenang untuk membuat keputusan yang terbaik bagi pemegang saham sehingga manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Walaupun terkadang manajer sering mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan pribadi. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini seringkali menimbulkan masalah yang disebut masalah agensi. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan biaya yang disebut biaya agensi. Biaya agensi sangat berkaitan dengan kebijakan dividen. Hubungan antara biaya agensi dan kebijakan dividen menjadi pengembangan baru dalam perusahaan dimana kebijakan dividen dapat digunakan untuk mengurangi biaya agensi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen. Biaya agensi yang diteliti yaitu penyebaran kepemilikan, kepemilikan manajerial, aktiva yang dapat dijaminkan, dan kebijakan hutang. Kebijakan Dividen diproksikan dengan dividen payout ratio. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Jumlah sampel sebanyak 29 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji asumsi klasik dengan alat analisis SPSS ver.16.
Hasil dalam penelitian ini yaitu secara parsial penyebaran kepemilikan, kepemilikan manajerial, aktiva yang dapat dijaminkan dan kebijakan hutang berpangaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Kata Kunci: Biaya Agensi; Penyebaran Kepemilikan, Aktiva yang Dapat Dijaminkan, Rasio Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen.
(3)
PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
OLEH
LIYA ERMAWATI TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GELAR MAGISTER SAINS AKUNTANSI
Pada
Program Magister Ilmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
(4)
PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
TESIS
OLEH
LIYA ERMAWATI
PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
(5)
DAFTAR GAMBAR
HAL Gambar 4.1 Scatterplot 33
(6)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Hubungan Keagenan... ... 9
2.2 Biaya Agensi ... 13
2.3 Kebijakan Dividen ... 21
2.4 Hipotesis... ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Objek penelitian ... 23
3.2. Variabel penelitian ... 23
3.3 Devinisi Operasi Variabel... ... 24
3.4 Populasi dan sampel... ... 27
3.4.1 Populasi ... ... 27
3.4.2 Sampel... 27
3.5 Jenis dan Suber data... ... 29
3.6 Metode Pengumpulan data... ... 29
3.7 Uji Hipotesis... ... 30
(7)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1 Hasil dan Pembahasan… ... 33
4.2 Pembahasan………... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1. Kesimpulan ... 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
HAL Tabel 3.1 Table Kriteria Pemilihan Sampel 28
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif 34
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 36
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi 38
Tabel 4.5 Hasil Uji F 39
Tabel 5.1 Hasil Uji Koefisien Korelasi 40
(9)
(10)
(11)
(12)
Moto
SEMANGATTTT
Ilmu yang paling berharga adalah kesabaran.
Ketika anda tidak pernah melakukan kesalahan itu artinya anda tidak pernah berani untuk mencoba.
Saya datang, saya bimbingan, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan akhirnya saya menang. ( untuk menjadi
seekor kupu-kupu yang cantik kita harus terlebih dahulu menjadi seekor ulat bulu yang menjijikkan. ) itulah proses Hidup, karena
(13)
Persembahan
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Allah SWT
Segala puji dan syukur kupanjatkan atas segala Rahmat dan karuniaNya berupa ketabahan, kesabaran hati, dan semangat yang luar biasa serta
kesehatan sehingga aku bias menyelesaikan tesis ini.
Teruntuk ayah dan ibuku ( Mad Ersad dan Anjar Erawati ) yang telah memberi dukungan baik secara moral, keuangan, support, dan kasih sayang
(14)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Liya Ermawati
Tempat Tanggal Lahir : Lampung, 07 Maret 1989
Alamat : Jl. Perumnas Gunung Sugih, Pugung
Raharjo, Lampung Timur
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Mad Ersad
Nama Ibu : Anjar Era Wati
Pendidikan :
1995 – 2001 Sekolah Dasar Negeri UPT AIR Periukan II Bengkulu 2001 – 2004 Mts Nurul Khairat Tangerang
2004 – 2007 SMK 1 Cengkareng Jakarta Barat
2007 – 2011 Universitas Prof. Dr. Hazairin SH. Bengkulu
(15)
SANWACANA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “
PENGARUH BIAYA AGENSI
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Program Pascasarjana IlmuAkuntansi pada Program Pascasarjana Universitas Lampung.
Dalam penyusunan hingga terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya terutama pada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung
2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D., Akt. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi
Universitas Lampung
3. Bapak Prof. Dr.Mahatma Kufepaksi selaku Pembimbing I dalam penyusunan Tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam proses bimbingan kepada penulis
(16)
4. Bapak Harsono Edwin Puspita, M.Si. selaku pembimbing II dalam penyusunan tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam proses bimbingan kepada penulis
hingga tesis ini terwujud
5. Bapak Dr. Einde Evana, Akt. selaku penguji dalam uji sidang tesis yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan hingga lebih sempurna tesis ini
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Lampung
7. Seluruh pengelola dan karyawan/karyawati Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi
Universitas Lampung
8. Terhormat, Ayahanda Tercinta Mad Ersad dan Ibunda Tersayang Anjar Era Wati yang telah banyak berkorban untuk membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan do’a yang tulus
9. Kakakku tercinta Yeni Susanti yang selalu mendukung dan menyemangati dari awal
menempuh pendidikan dasar sampai pascasarjana.
10. Arin Vika Yanti, Endri Prastianto, Eka Rustiani, Agung Mulyono dan Putri wulandari.
11. Seluruh informan penelitian serta semua pihak yang telah berpartisipasi baik secara
(17)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan guna perbaikan selanjutnya dan semoga
bermanfaat.
Bandar Lampung, 2015 Penulis,
(18)
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hubungan Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
dimana satu atau lebih orang memerintah orang lain untuk melakukan suatu jasa atas nama
principal serta wewenang kepada agent untuk membuat suatu keputusan yang terbaik bagi
principal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan
nilai perusahaan, maka di yakini akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan
principal.
Masalah keagenan sering terjadi apabila kepemilikan manajer atas saham perusahaan
kurang dari seratus persen, Masdupi (2005) Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian
dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan
untuk memaksimumkan perusahaan, inilah nantinya yang akan menyebabkan biaya keagenan
(19)
10
Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang
saham sering kali bertentangan.Jensen (1976) mengemukakan ada dua potensi konfllik dalam
agency cost yaitu konflik antara pemegang saham dengan pihak kreditur dan konflik antara
pemegang saham dengan pihak manjemen. Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung
berusaha mengutamakan kepentingan pribadi, sedangkan kreditur lebih memperhatikan
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya, sedangkan pemegang saham lebih
memperhatikan kemampuan perusahaan dalam meraih laba yang tinggi. Pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah biaya perusahaan
sehingga akan menurunkan keuntungan yang akan diterimanya.
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara
keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme
bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh pihak
principal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak kerja dapat fairness yaitu
mampu menyeimbangkan antara principal dan agent yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agent dan pemberian insentif atau imbalan khusus yang memuaskan dari principal kepadaagent. Inti dari agency theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang sesuai atau yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal
(20)
11
dan agent dalam hal terjadinya konflik kepentingan Scott (1997).Menurut Einsenhard (1989)
teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi yaitu :
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai rasio (risk aversion)
2. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi tentang keorganisasian adalah konflik antara anggota organisasi, efesiensi
sebagai criteria produktivitas, dan adanya asymmetric information (AI) antara principal dan agen.
3. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi
yang bisa diperjual belikan.
Menurut Brigham dan Houston (2009) hubungan keagenan terjadi di antara :
1. Pemegang saham dan manajer
Suatu potensi masalah keagenan (agency problem) terjadi ketika manajer dari sebuah perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen di perusahaan
tersebut. Jika perusahaan tersebut adalah suatu kepemilikan perseorangan yang dikelola
oleh pemiliknya, manajer pemilik akan diasumsikan akan mengoperasikannya sehingga
(21)
12
dalam bentuk peningkatan kekayaan pribadi atau penghasilan tambahan. Akan tetapi jika
manajer (pemilik) menjual sebagian sahamnya kepada pihak luar sehingga
perusahaannya tidak lagi dimilikinya sendiri, sebuah potensi konflik kepentingan akan
langsung terjadi. Disebagian perusahaan besar potensi konflik keagenan adalah hal yang
sangat penting karena para manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentase
yang kecil dari saham. Dalm situasi seperti ini, memaksimalkan kekayaan pemegang
saham dapat berada di urutan kesekian dari jumlah tujuan manajerial lain yang
menimbulkan konflik.
2. Manajer dan kreditor.
Sebagai tambahan dari konflik kepentingan yang terjadi di antara pemegang saham dan
manajer, dapat juga terjadi konflik keagenan antar kreditor dan pemegang saham.Kreditor
memiliki klaim atas sebagian arus laba perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok
hutang, dan mereka memiliki klaim atas asset perusahaan di waktu terjadi
kebangkrutan.Akan tetapi, pemegang saham memiliki kendali melalui manajernya atas
keputusan-keputusan yang mempengaruhi profitabilitas dan resiko perusahaan.
Menurut Meisser et. al (2006) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu :
1. Terjadinya asimetris informasi ( information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan
(22)
13
2. Terjadi konflik kepentingan ( conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manjemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.
2.2 Biaya agensi
Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976), penyebab konflik antara manajemen
dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
aktivitas pencarian dana(financing decision) dan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan. Konflik antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun, dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut
akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost.Biaya agensi (agency cost)
merupakan jumlah dari biaya yang dikeluarkan principal untuk melakukan pengawasan terhadap
agent atau biaya agensi didefinisikan sebagai biaya yang di tanggung oleh pemegang saham
untuk mendorong manajer dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dari pada
berperilaku mementingkan kepentingan pribadi. Dalam upaya mengatasi atau mengurangi
masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan ( agency cost) yang akan ditanggung baik oleh principal maupun agent. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham yang mana manajemen diberi hak
untuk membuat keputusan.Namun dalam mengambil keputusan tersebut terkadang manajemen
mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan pribadi dan mengesampingkan
(23)
14
pemegang saham. Konflik yang terjadi antara manajer dengan pemegang saham ataupun dengan
kreditor dapat menimbulkan biaya yang disebut agency cost. Menurut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Putra 2006) terdapat tiga macam biaya keagenan yaitu:
1. Biaya monitoring, adalah biaya yang dikeluarkan oleh Principal untuk membatasi aktivitas agent yang berbeda dengan kepentingan principal, seperti melakukan
pengawasan oleh investor luar. Monitoring dapat dilakukan dengan pembentukan dewan komisaris dan biaya audit.
2. Biaya bonding, adalah biaya untuk memberiakan kepastian pada principal bahwa agen tidak akan melakukan tindakan yang akan merugikan investor. Contoh dari bonding cost
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjamin bahwa laporan keuangan di audit oleh
akuntan publik, jaminan mengenai penyalahgunaan wewengan manajer, dan pembatasan
terhadap kekuasaan pengambilan keputusan oleh manajer.
3. Residual loss adalah penurunan nilai uang sebagai akibat dari perbedaan kepentingan,
contoh residual loss adalah menurunnya nilai perusahaan yang timbul dari penjualan
ekuitas yang disebabkan oleh tidak terlaksananya kegiatan monitoring dan bonding.
Ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi konflik kepentingan dan biaya keagenan:
meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen. Kepemilikan ini akan
menyejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Dengan adanya
(24)
15
insiders akan ikut memperoleh manfaat langsung atas keputusan-keputusan yang diambilnya,
namun juga akan menanggung risiko secara langsung bila keputusan itu salah. Menurut Taswan
(2008) kepemilikan oleh insider juga akan mengurangi alokasi sumber daya yang tidak benar
(misallocation).Selain itu, kepemilikan saham oleh insider merupakan insentif untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
Upaya yang lain dapat dilakukan dengan cara meningkatkan rasio deviden terhadap laba bersih
atau dividend payout ratio dapat mengurangi biaya agensi.
Adapun faktor- faktor yangmendorong timbulnya biaya agensi adalah sebagai berikut :
1. Penyebaran kepemilikan saham
Penyebaran kepemilikan saham adalah jumlah penyebaran kepemilikan saham dari
seluruh saham yang beredar dari suatu perusahaan .penyebaran kepemilikan saham di percaya
mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja .
masalah keagenan terjadi apabila kepemilikan saham menyebar sehingga pemegang saham
secara individual tidak dapat mengendalikan manajemen. Akibatnya perusahaan bisa dijalankan
sesuai dengan keinginan manajemen itu sendiri (Tarjo 2005).Istilah struktur penyebaran
kepemilikan saham digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting
didalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh prosentase kepemilikan saham.Jensen dan Meckling(1976) dalam H.Pua (2003), artinya bahwa
(25)
16
menggambarkan berapa besarnya saham yang dimiliki oleh publik, insider dan
outsiderownership.Menurut agency teory, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan ini disebabkan kepentingan
yang berbeda antara prinsipal dan agen untuk memaksimalkan utitilasnya masing-masing.
Perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan manajemen
berperilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu
diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan
antara manajemen dengan saham.
2. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan bagian dari struktur kepemilikan perusahaan yang
terkait dengan corporate governance.Nuraeni (2010) Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai kepemilikan saham perusahaan oleh dewan direksi dan komisaris perusahaan. Besarnya
kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi dan komisaris perusahaan menunjukkan seberapa
besar insentif bagi direksi dan komisaris dalam mensejajarkan kepentingan mereka dengan
kepentingan para pemegang saham. Nur’aeni (2010) mengartikan kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari
presentase saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam
pengambilan keputusan perusahaan.Menurut Rozeff (1982) dalam Issmiyanti dan Hanafi (2003),
kepemilikan manajerial yang tinggi Menyebabkan deviden yang dibayarkan kepada pemegang
(26)
17
merupakan suatu subtitusi untuk mengurangi biaya keagenan. Peningkatan biaya keagenan
tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan nilai perusahaan . masalah agensi akan terjadi
apabila proporsi kepemilikan manajerial atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga
manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak
memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.
Masalah keagenan akan semakin kecil apabila manajemen juga sebagai pemegang saham
(owner manajer). Dalam kondisi seperti ini owner manajer tidak terlalu terbebani dengan
kewajiban untuk mengatur laba, karena laba ataupun rugi akan memiliki dampak yang relatif
sama antara manajemen dan pemegang saham.(Ang et al 1999) menemukan bahwa terdapat
hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan yang diukur dari pemanfaatan
aktiva dan biaya operasi. Penelitian (singh et al. 2003) menganalisis hubungan antara struktur
kepemilikan dengan biaya keagenan pada perusahaan – perusahaan besar yang sudah go
public.Penelitian Ang et al (1999) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan
manajerial secara positif dan signifikan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan aktiva
perusahaan.Menurut Jensen dan Meckling (1976) semakin besar kepemilikan saham oleh
manajemen maka semakin kuat kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan
(27)
18
3. Aktiva yang dapat dijaminkan
Aktiva yang dapat dijaminkan merupakan besarnya aktiva yang di jaminkan kepada
kreditor untuk menjaminkan pinjamannya. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) apabila
jaminan yang diberikan mempunyai harga pasar yang jelas dan mudah dijual, maka kredit yang
diberikan dapat mencapai proporsi yang cukup besar. Sebaliknya apabila jaminan tersebut
merupakan aktiva yang sangat spesifik dan sangat susah menjualnya maka kreditor mungkin
hanya akan memberikan kredit dengan proporsi relative rendah. Titman dan Wessel (1988)
dalam Mollah (2000) mengungkapkan bahwa semakin tinggi aktiva yang dapat dijaminkan
semakin tinggi proteksi kreditor menerima pembayaran atas piutang mereka. Hal ini akan
mengurangi biaya keagenan yang timbul antara pemegang saham dengan kreditor.Handoko
(2002) menyatakan bahwa Semakin besar collaterizable assets, semakin besar dana perusahaan
yang diinvestasikan pada aktiva tetap, sehingga semakin kecil deviden yang dibagikan. Oleh
karena itu semakin besar collaterizable assets semakin kecil deviden yang dibayarkan.
4. Kebijakan hutang
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana
perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan. Sumber dana eksternal perusahaan berasal dari
kreditur yang merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan
(28)
19
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Menurut Harahap (2009) Debt To Equity Ratio (DER) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya. Pembiayaan dengan utang memiliki
tiga implikasi penting yaitu:
1. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas.
2. Kreditur melihat equitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total
pembiayaan maka resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur.
3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding dengan pembayaran bunga maka pengembalian atas
modal pemilik akan lebih besar.
Menurut Erlina (2008) Utang jangka pendek maupun utang jangka panjang harus dibayar
kembali, semakin panjang periode pembayaran kembali utang dan semakin sedikit cadangan
pembayaran kembali, semakin mudah bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan modal
utang.Namun utang harus dibayar kembali pada waktu tertentu tanpa memperhatikan kondisi
keuangan perusahaan, juga bunga berkala pada sebagian utang perlu dibayar. Kegagalan
(29)
20
saham biasanya kehilangan kendali atas perusahaan dan sebagian atau seluruh perusahaan
mereka. Semakin besar proporsi utang pada struktur modal suatu perusahaan, maka semakin
tinggi biaya tetap dan komitmen pembayaran kembali yang ditimbulkan.Kemungkinan
perusahaan tidak mampu membayar bunga dan pokok pinjaman jatuh tempo dan kemungkinan
kerugian kreditor juga meningkat.Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan resiko
kerugian investasi, namun diimbangi dengan potensi keuntungan dari leverage
keuangan.leverage keuangan ( financial leverage) merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba, leverage dapat meningkatkan baik keberhasilan (laba) maupun kegagalan (rugi) manajerial. Utang yang terlalu besar menghambat inisiatif manajemen untuk mengejar keuntungan.Kreditor lebih menyukai peningkatan modal equitas sebagai pelindung atas kerugian
pada saat – saat sulit. Menurunkan modal equitas sebagai proporsi pendanaan perusahaan akan menurunkan perlindungan kreditor terhadap kerugian dan karenanya meningkatkan resiko
kredit. Penambahan utang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan
perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan utang
menimbulkan beban tetap tanpa mempedulikan besarnya pendapatan. Semakin besar utang,
semakin besar kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban berupa
bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan
meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak. Kartika (2005) menyatakan bahwa
penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan deviden karena sebagian
(30)
21
cadangan pelunasan utang, sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah perusahaan
mengalokasikan dividen tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk
kesejahteraan pemegang saham.
2.3 Kebijakan Dividen (Dividend payout ratio)
Dividen adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham PT yang sebanding
dengan jumlah lembar yang dimiliki Baridwan (2004). Menurut Weston dan Copeland (1996)
kebijakan dividen menentukan penempatan laba, yaitu antara membayar kepada pemegang
saham dan mnginvestasikan kembali dalam perusahaan.Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti
(2006) mengartikan kebijakan deviden menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak
para pemegang saham.Dividend payout ratio adalah rasio pembayaran deviden antara dividend
pershare terhadap earning per share.Kebijakan deviden (dividend policy)menentukan berapa banyak laba yang harus dibayarkan disebut dengan deviden kepada pemegang saham dan berapa
banyak yang harus di tanam kembali didalam perusahaan disebut dengan laba ditahan.Kebijakan
deviden merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan.Dividend payout
ratio menentukan jumlah laba yang dapat ditahan perusahaan sebagai sumber
pembelanjaan.Dividen payout ratio adalah deviden kas tahunan dibagi dengan laba perlembar saham (EPS).Rasio ini menunjukkan persentase perusahaan yang dibayarkan kepada para
pemegang saham biasa perusahaan berupa deviden kas.Apabila laba saat ini perusahaan ditahan
(31)
22
2.4 Hipotesis.
Hipotesis adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji
kebenarannya, Hasan (2004), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah dalam penelitian.Berdasarkan uraian teoritis di atas maka dalam penelitian ini hipotesis
yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut :
Ha1 : Penyebaran kepemilikan berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden
Ha2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden
Ha3 : Aktiva yang dijaminkan berpengaruh negatif terhadap kebijkan deviden
(32)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran
yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih
dari satu nilai.Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laporan keungan tahunan 2010 sampai dengan tahun
2012.waktu penelitian dari Juli 2013 sampai dengan Januari 2014
3.2 Variabel penelitian
Variabel dependen penelitian ini adalah kebijakan deviden yang diproksikan dengan
dividend payout ratio (DPR), sedangkan variable independen dalam penelitian ini adalah biaya
agensi yang diproksikan dengan penyebaran kepemilikan saham, kepemilikan manajerial, aktiva
(33)
24
3.3 Definisi operasional variable
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.Kebijakan deviden di
proksikan dengan dividend payout ratio (DPR).dividend payout ratio adalah rasio antara deviden
per share terhadap earning per share.
Dividend payout ratio = dividend per share Earning per share
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya agensi. Biaya agensi yang
diteliti yaitu :
1. Penyebaran kepemilikan saham
Dispertion of ownership di hitung dengan menggunakan rumus variance, karena
besarnya nilai variance menunjukkan bahwa data kepemilikan saham semakin terkonsentrasi pada satu atau beberapa pemegang saham.Variance merupakan suatu
ukuran dari sebaran disekitar rata-rata hitung. Menurut Zubir (2011) variance dispertion
of ownership di hitung dengan :
n
Variance = Σ ( X1- X )2
i=1 n - 1
Keterangan :
X1 : persentase kepemilikan saham satu kelompok
X : rata-rata kepemilikan saham
(34)
25
2. Kepemilikan Manajerial
Menurut Mollah et al. (2000) kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan
saham oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Kepemilikan manajerial adalah
persentase kepemilikan saham oleh pihak manjemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial dan
mensejajarkan kepentingan antara manjemen dan pemegang saham, sehingga manajer
akan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah.
Kepemilikan manajerial = Jumlah Saham Pihak Manajemen Total Saham Beredar
3. Aktiva yang dijaminkan
Aktiva yangdapat dijaminkan (collateral), merupakan perbandingan antara aktiva tetap bersih dengan total aktiva. Aktiva yang dijaminkan adalah dana yang diinvestasikan oleh
perusahaan dalam pendirian badan usaha yang di maksudkan untuk membiayai
kegiatan.usaha di samping memenuhi peraturan yang di tetapkan, Mollah (2002)
Collateral asset : Total aktiva tetap – penyusutan
(35)
26
4. Kebijakan hutang (Debt to equity ratio )
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana
perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi, sedangkan sumber dana
eksternal perusahaan berasal dari para kreditur yang merupakan hutang bagi perusahaan,
dan dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan murpakan modal sendiri. Kebijakan
hutang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan modal
yang dimilikinya. Menurut Harahap (2009) debt equity ratio dihitung dengan : DER : Total hutang
(36)
27
3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya Sugiyono (2009).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010 sampai 2012.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi Djarwanto dan Subagyo, (1996).Sampel penelitian
ini dipillih berdasarkan metode purposive sampling.
kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel meliputi :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2012
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia secara kontinyu dan tidak mengalami delisted selama periode pengamatan.
3. Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap sesuai variable penelitian dalam laporan keungan periode pengamatan.
(37)
28
4. Perusahaan manufaktur yang secara aktif membagikan deviden dalam rupiah selama periode pengamatan.
Berdasarkan data dari bursa efek Indonesia (BEI) perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek Indonesia adalah 163 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut diseleksi kembali sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Seleksi sampel penelitian disajikan pada table
3.1 sebagai berikut :
Table 3.1
No Criteria sampel Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010-2012
163
2. Perusahaan yang tidak memiliki data secara
lengkap terkait dengan kepemilikan manajerial
(72)
3. Perusahaan yang tidak membagikan dividen
secara terus menerus tahun 2010-2012
(43)
4. Perusahaan yang mengalami delisted dari
2010-2012
(18)
5. Sedangkan perusahaan yang membagikan
dividen dalam dollar
(1)
Jumlah sampel perusahaan 29
(38)
29
3.5 Jenis dan sumber data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia sehingga tidak perlu mencari dan mengumpulkannya lagi Hasan
(2004)
2. Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui Indonesian capital market directory (ICMD) dan website bursa efek Indonesia melalui www.idx.co.id
3.6 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yaitu suatu riset yang
dilakukan dengan mempelajari literature-literatur, karya ilmiah, dan sumber-sumber data yang
lainnya yang sudah dibukukan, guna mendapatkan landasan teori dalam penelitian dan
penganalisaan data, serta pengambilan kesimpulan dari penelitian ini Hasan(2004)
1. Metode analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data
kuantitatif, yaitu metode analisa yang menggunakan perhitungan-perhitungan tertentu. Statistic
deskriptif, mean (rata-rata hitung ), nilai minimum dan maksimum, serta standar deviasi
(39)
30
3.7 Uji hipotesis
Uji asumsi klasik adalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam statistik regresi linear
berganda yang meliputi uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji
autokorelasi Gujarati dalam Ghozali (2006).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data memiliki
distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan one sample
kormogorov-smirnov test, bila probabilitas asym.sig (2-tailed) > 0,05 maka data
berdistribusi normal
( ghozali 2006)
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variable independen. Multikolinieritas dapat dilihat dengan variance
inflation factor (VIF), bila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat
gejala multikolinearitas .Gujarati dalam Ghozali (2006).
3. Uji Autokorelasi
Uji auto korelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi akan dilakukan
pengujian durbin-watson (dw test). Bila angka D-W berada di DU<DW<4-DU berarti
(40)
31
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah
variable-variabel yang dioperasikan telah mempunyai varians yang sama (homogen) atau
sebaliknya (heterogen).
5. Koefisien Determinasi (R2)untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
3.8 Pengujian Hipotesis Uji f dan uji T
Pengujian uji f untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum
dapat digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama.Gujarati dalam Ghozali
(2006). Dengan taraf nyata dan signifikansi a=0,05 dengan asumsi:
Jika F hitung < F table artinya tidak ada pengaruh (ditolak)
Jika F hitung > F table artinya ada pengaruh (diterima)
Pengujian dilakukan denganmenggunakan uji Tsignificance0,05 (α=5%) yang digunakan untuk menguji hasil dari analisis korelasi yang didapat secara kebetulan.Gujarati dalam Ghozali
(2006). Dengan taraf nyata dan signifikansi a=0,05 dengan asumsi :
(41)
32
Jika T hitung > T table artinya ada pengaruh (diterima).
Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah studi mengenai ketergantugan variable dependen dengan
lebih dari satu variable independen.Tujuannya untuk mengestimmasi dan atau memprediksi
rata-rata populasi atau nilai rata-rata-rata-rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang
diketahui Gujarati dalam Ghozali (2006). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + µ
Keterangan :
Y : deviden payout ratio
α : nilai y bila x=0
β : angka arah atau koefisien regresi X1 :penyebaran kepemilikan saham
X2 : kepemilikan manajerial
X3 : aktiva yang dapat dijaminkan
X4 : kebijakan hutang
(42)
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa Penyebaran Kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Penyebaran kepemilikan saham di percaya mampu
mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja.
Penyebaran Kepemilikansaham yang menyebar dapat dijadikan sebagai alat monitoring
oleh para pemegang saham untuk mengawasi setiap aktivitas manajemen. Hal ini akan
mengurangi konflik keagenan.Salah satu cara untuk mengurangi masalah agensi karena
menyebarnya kepemilikan perusahaan ialah dengan melakukan pembayaran dividen.
2. Hasil penelitian membuktikan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Walaupun kepemilikan manajerial
(43)
48
tinggi tidak mengindikasikan pembayaran dividen yang rendah karena di satu pihak
terdapat sekelompok pemegang saham yang menginginkan suatu pembayaran dividen
yang tinggi sebagai suatu penghasilan pada saat ini dibanding dengan sebagian kelompok
pemegang saham lain yang mungkin lebih senang jika perusahaan menahan laba.
3. Hasil penelitian membuktikan bahwa Aktiva yang dapat dijaminkan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Aktiva yang dijaminkan merupakan jaminan
bagi kreditur untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan. Penjaminan aktiva
memiliki arah negative dengan kebijakan deviden, yang artinya semakin besar
penjaminan Aktiva tetap,semakin besar dana perusahaan yang diinvestasikan ke aktiva
tetap, sehingga semakin kecil laba perusahaan yang dibagikan sebagai deviden.
4. Hasil penelitian membuktikan bahwa Kebijakan Hutang (Debt to Equity Ratio)
berpengaruh signifikan negative terhadap Kebijakan Dividen. Kebijakan utang dapat
dijadikan upaya dalam menurunkan agency cost, dan dalam hal ini akan mempengaruhi pembayaran dividen.
(44)
49
Saran
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya perusahaan manufaktur saja melainkan dapat menggunakan sampel semua jenis
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Dalam penelitian ini, nilaiR square sebesar 64,7 %, artinya kebijakan deviden dapat dijelaskan oleh penyebaran kepemilikan saham, kepemilikan manajerial, aktiva yang
dijaminkan dan kebijakan hutang sebesar 64,7%, sehingga diharapkan peneliti
(45)
50
Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel perusahaan yang diperoleh relatif sedikit, yaitu sebanyak 29 perusahaan yang hanya terbatas pada perusahaan manufaktur.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian kurang menjelaskan besarnya pengaruh
terhadap kebijakan dividen untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan variable yang
lebih banyak.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Ang, J, Cole, R dan Lin, J. 1999. Agency Cost and Ownership Structure. Journalof Finance. Vol. 55: Hal. 81-106
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen penelitian. Penerbit PT rineka cipta, Jakarta
Asyik.2006. Dampak Pernyataan dan Nilai Wajar Opsi Pada Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan Laba. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Dempseys dan Caberg (1992:317) pengaruh agency cost dan terhadap deviden payout ratio
variable yang digunakan adalah insider, grow1, grow 2, beta, stock (jumlah pemegang
saham) dan deviden payout rasio.
Djarwanto subagio dan pangestu 1996.Analisis metodologi penelitian.Jakarta salemba empat. Djumahir. 2009. Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, Dan Regulasi
TerhadapKebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirusahaan, VoL.11, No. 2, September 2009: 144-153.
Eisenhardt, kath leem.M (1989). Agency theory : an assessment and review academy of management review, 14. 57-74.
Fauz dan Rosyidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, dan Collateral Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 8, Nomor 2, Juni 2007.
F. Brigham, Eugene dan F. Houston, Joel. 2009. Dasar-Dasar Mananjemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2010.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasarEkonometrika. Jakarta: Erlangga.
Handoko 2002.Pengaruh struktur kepemilikan saham, aktiva yang dijaminkan,kebijakan hutang
terhadap kebijakan deviden. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta : Rajawali Pers, 2009
(47)
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data penelitian dengan statistic. Penerbit bumi aksara, Jakarta. Husnan dan Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Ismiyanti, Fitri dan Hanafi, M Mamduh. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang Dan Kebijakan Dividen. Analisis Persamaan Simultan.
Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003.
Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976.Theory of Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost
and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, (3): 305-360.
Kartika 2005.Analisis pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Jakarta.
Masdupi, Erni. 2005. “Analisis dampak struktur kepemilikan pada kebijakan hutang dalam
mengontrol konflik keagenan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 20, No.1, 2005,
57 – 59.
Meisser, W.F. 2008. “Auditing and Assurance Service – A Systematic Approach”. 5th Edition. International Edition MCGraw-Hill Higher Education.
Mollah, Sabur, Kevin Keasay, and Helen Short. 2002. The Influence Of Agency costs on
Dividend Policy in an Emerging Market. Working Papers.LeedsUniversity Business
School.Western Campus.University of Leeds. LeedsL92 9JT. Uk.
Nur’aeni, Dini. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurlaelah, dan Rasul, Abdul.2010. Praktikum Stastitika Ekonomi dan Bisnis.Jakarta : Mitra Wacana Media.
Putra I Nyoman Nugraha Ardana.2006. Analisis Biaya Keagenan Terhadap Kebijakan Dividen
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.Vol. 5, No. 2,
Desember 2006.
Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir.2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan.Simposium Nasional Akuntansi 9,
Padang.
Scott, William r (2000).Financial accounting theory, second edition, Canada : prentice – hall Canada. Inc.
Sugiyono 2009.metodologi penelitian statistik. Universitas diponegoro. Semarang. Salemba empat.
(48)
Syafri Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit PT Raja Gafindo Persada, Jakarta.
Tarjo.2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap
Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham sertaCost of Equity Capital.Simposium
Nasional Akuntansi XI.Pontianak.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. PengaruhInsider Ownership, Collateralizable Assets, Growth In Net Assets,dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada PerusahaanManufaktur
yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen
Volume Nomor 3 Desember 2008.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
(1)
48 tinggi tidak mengindikasikan pembayaran dividen yang rendah karena di satu pihak terdapat sekelompok pemegang saham yang menginginkan suatu pembayaran dividen yang tinggi sebagai suatu penghasilan pada saat ini dibanding dengan sebagian kelompok pemegang saham lain yang mungkin lebih senang jika perusahaan menahan laba.
3. Hasil penelitian membuktikan bahwa Aktiva yang dapat dijaminkan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Aktiva yang dijaminkan merupakan jaminan bagi kreditur untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan. Penjaminan aktiva memiliki arah negative dengan kebijakan deviden, yang artinya semakin besar
penjaminan Aktiva tetap,semakin besar dana perusahaan yang diinvestasikan ke aktiva tetap, sehingga semakin kecil laba perusahaan yang dibagikan sebagai deviden.
4. Hasil penelitian membuktikan bahwa Kebijakan Hutang (Debt to Equity Ratio) berpengaruh signifikan negative terhadap Kebijakan Dividen. Kebijakan utang dapat dijadikan upaya dalam menurunkan agency cost, dan dalam hal ini akan mempengaruhi pembayaran dividen.
(2)
49 Saran
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya perusahaan manufaktur saja melainkan dapat menggunakan sampel semua jenis perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Dalam penelitian ini, nilaiR square sebesar 64,7 %, artinya kebijakan deviden dapat dijelaskan oleh penyebaran kepemilikan saham, kepemilikan manajerial, aktiva yang dijaminkan dan kebijakan hutang sebesar 64,7%, sehingga diharapkan peneliti selanjutnya lebih berhati-hati dalam pemilihan variable penelitian.
(3)
50 Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel perusahaan yang diperoleh relatif sedikit, yaitu sebanyak 29 perusahaan yang hanya terbatas pada perusahaan manufaktur.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian kurang menjelaskan besarnya pengaruh
terhadap kebijakan dividen untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan variable yang lebih banyak.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Ang, J, Cole, R dan Lin, J. 1999. Agency Cost and Ownership Structure. Journalof Finance. Vol. 55: Hal. 81-106
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen penelitian. Penerbit PT rineka cipta, Jakarta
Asyik.2006. Dampak Pernyataan dan Nilai Wajar Opsi Pada Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan Laba. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Dempseys dan Caberg (1992:317) pengaruh agency cost dan terhadap deviden payout ratio variable yang digunakan adalah insider, grow1, grow 2, beta, stock (jumlah pemegang saham) dan deviden payout rasio.
Djarwanto subagio dan pangestu 1996.Analisis metodologi penelitian.Jakarta salemba empat. Djumahir. 2009. Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, Dan Regulasi
TerhadapKebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirusahaan, VoL.11, No. 2, September 2009: 144-153.
Eisenhardt, kath leem.M (1989). Agency theory : an assessment and review academy of management review, 14. 57-74.
Fauz dan Rosyidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, dan Collateral Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 8, Nomor 2, Juni 2007.
F. Brigham, Eugene dan F. Houston, Joel. 2009. Dasar-Dasar Mananjemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2010.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasarEkonometrika. Jakarta: Erlangga.
Handoko 2002.Pengaruh struktur kepemilikan saham, aktiva yang dijaminkan,kebijakan hutang terhadap kebijakan deviden. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta : Rajawali Pers, 2009
(5)
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data penelitian dengan statistic. Penerbit bumi aksara, Jakarta. Husnan dan Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Ismiyanti, Fitri dan Hanafi, M Mamduh. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang Dan Kebijakan Dividen. Analisis Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003.
Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976.Theory of Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, (3): 305-360.
Kartika 2005.Analisis pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Jakarta.
Masdupi, Erni. 2005. “Analisis dampak struktur kepemilikan pada kebijakan hutang dalam mengontrol konflik keagenan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 20, No.1, 2005, 57 – 59.
Meisser, W.F. 2008. “Auditing and Assurance Service – A Systematic Approach”. 5th Edition. International Edition MCGraw-Hill Higher Education.
Mollah, Sabur, Kevin Keasay, and Helen Short. 2002. The Influence Of Agency costs on Dividend Policy in an Emerging Market. Working Papers.LeedsUniversity Business School.Western Campus.University of Leeds. LeedsL92 9JT. Uk.
Nur’aeni, Dini. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurlaelah, dan Rasul, Abdul.2010. Praktikum Stastitika Ekonomi dan Bisnis.Jakarta : Mitra Wacana Media.
Putra I Nyoman Nugraha Ardana.2006. Analisis Biaya Keagenan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.Vol. 5, No. 2, Desember 2006.
Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir.2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan.Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
Scott, William r (2000).Financial accounting theory, second edition, Canada : prentice – hall Canada. Inc.
Sugiyono 2009.metodologi penelitian statistik. Universitas diponegoro. Semarang. Salemba empat.
(6)
Syafri Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit PT Raja Gafindo Persada, Jakarta.
Tarjo.2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham sertaCost of Equity Capital.Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. PengaruhInsider Ownership, Collateralizable Assets, Growth In Net Assets,dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada PerusahaanManufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume Nomor 3 Desember 2008.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta.