menimbulkan ketaatan yang semakin besar. Semua itu merupakan insentif pokok untuk mengubah perilaku seseorang.
b. Harapan Orang Lain
Seseorang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena orang lain tersebut mengharapkannya. Dan ini akan mudah dilihat bila
permintaan diajukan secara langsung. Harapan-harapan orang lain dapat menimbulkan ketaatan, bahkan meskipun harapan itu bersifat implisit. Salah
satu cara untuk memaksimalkan ketaatan adalah dengan menempatkan individu dalam situasi yang terkendali, dimana segala sesuatunya diatur
sedemikian rupa sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang hampir tidak mungkin timbul.
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas
Ada empat faktor yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi konformitas Baron dan Byrne,1994, yaitu:
1. Kohesivitas
Semakin besar kohesivitas, maka akan tinggi keinginan individu untuk melakukan konformitas terhadap kelompok. Sarwono 2001 menambahkan
kohesivitas adalah perasaan keterpaduan, antar anggota kelompok. Semakin besar keterpaduan atau cohesiveness maka semakin besar pula pengaruhnya pada
perilaku individu. 2.
Ukuran kelompok. Sehubungan dengan hal ini masih terdapat perdebatan mengenai besar
kecilnya jumlah anggota dalam suatu kelompok yang mempengaruhi konformitas. Namun jika jumlah anggota melebihi tiga orang akan meningkatkan
konformitas. Besarnya kelompok, kelompok yang kecil lebih memungkinkan melakukan konformitas daripada kelompok yang besar Sarwono 2001.
3. Ada-tidaknya dukungan sosial.
Penelitian Ash’s dalam Zebua dan Nurdjayadi, 2001 memperlihatkan bahwa subjek penelitiannya ternyata terbuka terhadap tekanan sosial dari
kelompok yang selalu sepakat dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya individu akan menolak untuk melakukan konformitas jika ia mendapat dukungan
dari orang-orang lain yang tidak sependapat dengan dirinya. 4.
Perbedaan jenis kelamin. Perempuan lebih tinggi intensitasnya dalam melakukan konformitas
daripada pria, karena pada perempuan lebih melekat keinginan untuk mengubah penampilan yang berhubungan dengan mode. Para perempuan lebih menginginkan
penampilan yang selalu berubah-ubah sesuai perkembangan mode yang terbaru. Sedangkan pria tidak terlalu memusingkan hal tersebut sebagai suatu prioritas
utama. Hal ini dapat dibuktikan bahwa perempuan cenderung lebih sering ditemukan di Mall untuk belanja yang berlebihan.
2.2.4. Konformitas Teman Sebaya
Konformitas dapat terjadi dalam beberapa bentuk dan mempengaruhi aspek- aspek kehidupan remaja. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau
tingkah laku orang lain di karenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka. Tekanan untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat kuat pada masa
remaja. Konformitas terhadap tekanan teman sebaya ada remaja dapat menjadi positif dan negatif.
Orang tua, guru dan orang dewasa lainnya dapat membantu remaja untuk menghadai tekanan teman sebaya Brown, 1990; Clasen Brown, 1987. Para remaja
membutuhkan banyak kesempatan untuk berbicara dengan teman sebaya dan orang dewasa tentang dunia sosial mereka dan tekanan-tekanan yang ada. Perubahan
perkembangan yang terjadi pada remaja kadang membawa rasa tidak aman. Para remaja muda sangat mudah terganggu karena rasa tidak aman tersebut dan banyaknya
perubahan perkembangan yang terjadi dalam kehiduan mereka. Untuk mengatasi tekanan ini, remaja muda perlu mengalami kesempatan untuk sukses, baik di dalam
maupun di luar sekolah, yang meningkatkan rasa kepemilikan akan kontrol atas dirinya sendiri. Remaja mempelajari bahwa dunia sosial dapat dikontrol. Orang lain
mungkin berusaha untuk mengontrolnya, tapi para remaja ini dapat memunculkan kontrol pribadi atas tindakan mereka dan pengaruh orang lain Bandura, 1989, 1991.
2.2.5. Fungsi Kelompok Teman Sebaya