Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Dalam Meningkatkan Pola Hidup Sehat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Kota Bandung Melalui Program Pradigma Sehat
Identitas Diri
Nama Lengkap
: Afni Pratiwi Nurhayati
Tempat/Tanggal Lahir
: Bandung/ 12 September 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
: Sarijadi Blok.7 No.64 RT.02 RW.09 Bandung 40151
No. Telepon
: 087722036606
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 1998 - 1999 TK Al-Asyari Berijazah
2. 1999 - 2005 SDN Munggang Saluyu Berijazah
(2)
(Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relation)
3,60 CUMLOUD
PENDIDIKAN NONFORMAL
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2015 Language Training Center Bandung EEP
Bersertifikat, English Leason
PENGALAMAN ORGANISASI
No. Tahun Uraian Keterangan
1 2005 – 2008 Palang Merah Remaja Ketua
2 2005 – 2008 Kabaret dan Drama SMPN 52 Bandung
Anggota
3 2005 – 2008 OSIS SMPN 52 Bandung Anggota
4 2005 – 2008 Paduan Suara SMPN 52 Bandung Anggota 5. 2008 - 2009 Palang Merah Remaja SMA Angkasa
Bandung
Wakil Ketua
6. 2008 - 2009 Wakil Keta OSIS SMA Angkasa Bandung
Wakil Ketua
6. 2015 Panitia Musium Konferensi Asia Afrika BHSG
Bersertifikat, Anggota
PENGALAMAN KEGIATAN
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2014 Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kmunikasi dan Informatika Jawa Barat
Magang dan
Bersertfikat
2. 2014 Panitia Kegiatan Lomba Fotografi dan Dokumenter DISKOMINFO
(3)
1. 2015 Panitia Konferensi Asia Afrika BHSG
Bersertifikat
2. 2015 Panitia Bandung Historical
Smart Games Bandung
Bersertifikat Menteri Pariwisata
3. 22 Maret 2015 Seminar Soekarno, di Gedung Indonesia Menggugat.
Bandung.
Bersertifikat
4. 20 Maret 2015 peserta Semiloka Anti Plagiarisme, di Auditorium Miracle UNIKOM
Bersertifikat
5. 28 Februari 2015 peserta Talk Show “Study Aboard Scholarship 2015”. Di UNPAS Bandung
Bersertifikat
6. 21 Februari 2015 Pelatihan menuju ASEAN
Economic Community 2015, di UNISBA Bandung
Bersertifikat
7. 13 Desember 2014 peserta Has Successfully
Completed Seminar and workshop “Elevator Pitch”, di POLMAN Bandung
Bersertifikat
8. 23 Juni 2014 Pelatihan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat.
Bersertifikat
9. 19 April 2014 peserta The art of Journalism 3 “Kala Liri Berkritik”. Di aula STIE Ekuitas Bandung
Bersertifikat
10. 15 November 2014 peserta Talkshow Citizen Journalism: Everyone can be journalist, yang
diselenggarakan Ilmu Komunikasi UNIKOM di Pendopo Bandung
Bersertifikat
11. 26 Oktober 2013 seminar spirit of
communication science student. “Oppurtinities in challenges in Broadcasting and Mass Media. Di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. UNIKOM
Bersertifikat
12. 2011 Pelatihan Table Manner Course
yang diselenggarakan oleh
(4)
Pembangunan,
diselenggarakan oleh UNIKOM, di Auditorium Miracle Bandung.
14. 1 Mei 2014 sebagai peserta Talkshow
Citizen Journalism : Everyone Can Be Journalist yang di selenggarakan oleh UNIKOM, di Pendopo Bandung
Bersertifikat
KEAHLIAN/BAKAT
No. Uraian
1. Menguasai Komputer Aplikasi: Microsoft Word
Microsoft Excel Microsoft Publisher Microsoft Access Microsoft Front Page Microsoft Power Point Adobe Photoshop Adobe Video Studio Adobe Page Maker
2. Memiliki suara yang enak didengar saat di mic 3. Bahasa Inggris Pasif
(5)
15 2.1Tinjauan Pusataka
2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi yang berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitan terdahulu yang dijadika n sebagai bahan acuan, antara lain :
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO
Nama/Tahun Uraian
Yudha Adi
Purnama Lilis Susilawati
Paramitha Wienanda
2011 2013 2012
1 Universitas UNPAD Bandung UNIKOM Bandung UNIKOM Bandung
2 Judul Penelitian “Strategi Komunikasi Korporat dalam meningkatkan employee
engangement di PT. Carrefour Indonesia”
Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung melalui Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawannya
Strategi komunikasi u nit Merdeka Boga Putra PT.Tirtaratna Bandung melalui program pelayanan kesejahteraan karyawa n (Tri Dharma Mitra) dalam meningkatkan Kinerja Karyawan
3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk megetahui proses penyususna hingga pelaksanaan dari strategi komunikasi untuk mengetahui bagaimana strategi k omunikasi PT Safta Ferti Bandung Melalui Pemberian Reward Dalam
untuk mengetahui Strategi komunikasi Unit Merdeka Boga Putra PT. Tirta Ratna Bandung Melalui Program Pelayanan
(6)
PT. Carrefour Indonesia dalam meningkatkan employee engangement di perusahaannya. Meningkatan Kinerja Karyawannya, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tujuan
Kesejahteraan Karyawan (Tri Dharma Mitra) dalam Meningkat Kinerja Karyawannya.
4 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam enelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendektan kuaitatif. Dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berasal dari internal
perusahaan sejumlah dua orang yaitu Ibu Dewi Ichtiarianti selaku Corporate Communication Manager PT. Carrefour Indonesia dan Bapak. Adjie Srihandoyo selaku Coroprate Affairs Director, dan Bapak Pamrihadi Wiraryo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian [kualitatif-deskriptif] adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu tanpa menggunakan hipotesa yang telah dirumuskan secara ketat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi non partisipan, studi pustaka, referensi buku, pencarian di internet.
5 Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan
BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama hasil analisis
penelitian, Strategi K omunikasi PT Safta Ferti Melalui Pemberian Reward Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan melalui beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan adalah tahap rencana pimpinan dalam memberikan reward Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit Merdeka Boga Putra PT. Tirta Ratna Bandung memiliki tujuan sebelumnya yang telah
direncanakan yakni jangka panjang untuk pengelolaan dana hari tua karyawan dan jangka pendeknya pengelolalan dana simpan pinjam dengan
(7)
dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang program KB kepada sasaran yang dituju.
yang diberikan agar kinerja karyawan meningkat. Tahap pelaksanaan dalam hal ini bagaimana menjalankan kebijakan yang ditetapkan. Tahap evaluasi dimana hal ini bertujuan untuk mendalami dan mengevaluasi hasil dari penerapan kebijakan yang dilaksanakan serta tahap penentuan tujuan, adalah reward bertujuan agar karyawan tersebut dapat menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dicapai.
kegiatan yang dilakukan yaitu simpan pinjam, tabungan hari tua dan jamsostek, penyampaian pesan yang bersifat informatif dengan menggunakan media komunikasi internal surat yang sudah efektif.
6 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini adalah strategi komunikasi korporat dilakukan melalui sebuah proses hingga pada bentuk keputusan dari strategi dan mekanisme program kerja serta evaluasi. Dengan
melaksanakan strategi tersebut diharapkan
komunikasi internal di dalam perusahaan akan semakin solid dan menciptakan
Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa strategi komu nikasi yang
diterapkan PT. Safta Ferti Bandung melalui pemberian reward dalam meningkatkan kinerja karyawan dilakukan berdasarkan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan tujuan.
Strategi komunikasi yang dilakukan Unit Merdeka Boga Putra PT. Tirta Ratna Bandung melalui program Tri Dharma Mitra sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan, rencana, kegiatan, pesan dan media yang digunakan.Saran peneliti kepada perusahaan PT. Tirta Ratna Bandung dapat lebih
menyempurnakan program (Tri Dharma Mitra) dengan
(8)
kenyamanan kerja yang lebih baik.
kegiatan lainnya seperti family gathering. 4 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Persamaan: Sama-sama meneliti mengenai strategi komunikasi dan sama-sama menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Perbedaan: Perbedaannya adalah teori yang digunakan peneliti adalah Teori Cangara, sedangkan pada judul ini menggunakan teori Functional
Perspective on Group Decision Making atau
perspektif fungsional dalam membuat keputusan kelompok. Sedangkan peneliti menggunakan terori Cangara. Persamaan: Sama-sama meneliti mengenai strategi komunikasi dan sama-sama menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Juga sama-sama meneliti pada sebuah perusahaan. Perbedaan: Pada judul penelitian ini mneggunakan tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap penentuan tujuan. Sedangkan pada penelitian peneliti tidak menggunaka itu. Persamaan: Sama-sama meneliti mengenai strategi komunikasi dan sama-sama menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Juga sama-sama meneliti pada sebuah perusahaan. Perbedaan: Penelitian pada tujuan ini menggunakan mikro perencanaan, tujuan, kegiatan, pesan, dan media. Sedangkan pada penelitian peneliti tidak menggunakan mikro perencanaan,tujuan, dan kegiatan.
Sumber: Peneliti 2015
2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi menurut Edward Depari, Ph D., dalam buku Interperonal Skill:
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan gagasan haapan yang teah disampaikan melalui lambing tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan (source, communication, sender) ditujukan kepada penerima pesan (receiver, comunican, audience) dengan makud mencapai kebersamaan (kommunies).
(9)
Komunikasi menurut Carld I. Hovland adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) dalam menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) guna untuk merubah perilaku orang lain/ komunikan (Mulyana, 2007: 68)
Masih menurut Carl I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan praktek yaitu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi pembentukan sikap dan pendapat.
Gerald R. Miller juga menjelaskan bahwa, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2007: 68).
Pengertian Komunikasi menurut Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa;
“Cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh yang Bagaimana?” (Mulyana, 2007 : 68).
(10)
Paradigma Laswell tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni (Effendy, 2000 : 6) :
1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
5. Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Cangara, 2005 : 22).
Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, yang menjelaskan Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2004:62).
Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
(11)
sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2002 : 20).
Rogers mencoba menspesialisasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya suatu perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli jelaslah bahwa komunikasi memiliki peranan yang sangat besar, juga memiliki arti yang sangat penting dalam unsur kehidupan manusia, baik individu kepada individu, individu kepada kelompok, dan kelompok pada kelompok. Melalui kominikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, pemikiran, pendapat, gagasan, perasaan, pengalaman, pengetahuan serta harapannya. Komunikasi dilakukan bukan hanya sebatas untuk memberikan informasi agar sasaran/ orang lain menjadi tahu, tetapi komunikasi juga bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama, pengertian bersama, dan untuk mengubah sikap, pendapat, serta perilaku orang lain. Tanpa adanya komunikasi maka seluruh aspek kehidupan tidak akan berjalan dengan baik dan sempurna.
(12)
2.1.2.2 Proses Komunikasi
Di atas telah disinggung bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy (1990 : 11) proses komunikasi terbagi menjadi dua macam proses yaitu:
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh ataupun jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunkasi.
Pada umumnya jika kita berbicara dikalangan masyarakat,yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangakan diatas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambang (symbol) seserta isi (content) yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya, yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang
(13)
mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.
Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita mengenal unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
1. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
3. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
8. Feedback : Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (Effendy, 2000 : 18 ).
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan
(14)
hidupnya. (Cangara, 2003:61). Gerald R. Miller juga menjelaskan bahwa, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2007: 68).
Onong Ucjana Effendy (2006 : 8) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah:
a. Menginformasikan (to inform), yaitu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
b. Mendidik (to educated), yakni komunikasi merupakan sebuah saran pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pemikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Menghibur (to entertaint), yakni komunikasi selain berguna untuk menyampaikan pesan, pendidikan, dan mempengaruhi, komunikasi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
d. Mempengaruhi (to influence), yaitu dengan fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha untuk saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.
Harold Laswell dalam Mulyana (2007) juga mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain :
a. Manusia dapat mengontrol kemampuannya b. Beradaptasi lingkungan tempat mereka berada.
c. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.
Berpijak pada fungsi komunikasi dalam kehidupan masyarakat, dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena komunikasi adalah salah satu
(15)
komponen penting yang akan selalu ada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan dirinya dengan berabagi informasi yang diperolehnya. Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan (costumers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam bermasyarakat. (Cangara, 2002 : 59).
2.1.2.4 Tujuan Komunikasi
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :
a. To secure understanding b. To establish acceptance c. To motivate action
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andai kata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina
(16)
(to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).
Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk member makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain (Mulyana, 2004 : 4).
Menurut Onong Uchjana Effendy (2003 : 55), tujuan komunikasi adalah:
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society)
2.1.2.5 Karakteristik Komunikasi
Karakteristik komunikasi meliputi :
a. Komunikasi adalah suatu proses, Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan.
(17)
b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan punya tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar).
c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-pihak yang terlibat berkomunikasi.
d. Komunikasi bersifat simbolis, Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.
e. Komunikasi bersifat transaksional, Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan; memberi dan menerima. f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Komunikasi
menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.
2.1.2.6 Bentuk Komunikasi
Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi:
1. Komunikasi Persona (personal communication)
a. Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) b. Komunikasi Antarpersona (antrapersonal
communication)
2. Komunikasi Kelompok (group communication)
a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
Ceramah (lecture)
Diskusi panel (panel discussion) Symposium (symposium) Forum
Seminar
Curah saran (brainstorming) Dan lain-lain
b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking)
3. Komunikasi Massa (mass communication) a) Pers
b) Radio c) Televisi
(18)
d) film
e) dan lain-lain 4. Sifat Komunikasi
a) Tatap muka (face-to-face) b) Bermedia (mediated) c) Verbal (verbal)
Lisan (oral)
Tulisan/ cetak/ (written/ printed) d) Nonverbal (non-verbal)
Kial/ isyarat badaniah (gestural) Bergambar (pictorial)
5. Metode Komunikasi
a) Jurnalistik (journalism)
Jurnalistik cetak (printed journalism)
Jurnalistik elektronik (electronic journalism) 2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi
2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi dikutip oleh Deddy Mulyana adalah
“Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”
Deddy Mulyana (2007: 75) dalam buku “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, mendefinisikan
“Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga
(19)
melibatkan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip”.
2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Organisasi
Fungsi arus komunikasi dalam organisasi yaitu (Wiryanto, 2005:52):
a. Down Ward Communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada jajaran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsinya adalah untuk memberikan atau menyampaikan instruksi, menyampaikan informasi mengenai peraturan-peraturan, pemberian motivasi kepada karyawan, dan penyampaian informasi terhadap tugas.
b. Upward Communication, terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk penyampaian informasi mengenai pekerjaan, dan penyampaian saran-saran informasi.
c. Horizontal Communication. Tidak komunikasi ini berlangsung diatara karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsinya adalah untuk membina hubungan melalui kegiatan bersama dan saling berbagi komunikasi.
2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Strategi Komunikasi
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya..” (Effendy, 2003:300).
(20)
“Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.” (Effendy, 2003:301).
2.1.4.2 Tujuan Strategi Komunikasi
Dalam buku Ilmu Komunikasi karangan Effendy (2013 : 32), tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective Communication terdiri dari 3 tujuan utama, yaitu :
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
b. To establish acceptance, yaitu setelah ia mengerti dan menerima pesan tersebut maka ia harus dibina.
c. To motivate action, setelah menerima dan dibina akhirnya kegiatan tersebut dimotivasikan.
2.1.4.3 Korelasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut.
(21)
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi (Effendy, 2013:35) adalah sebagai berikut :
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari terlebih dahulu siapa-siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi. b. Pemilihan Media Komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi, dapat dipilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, kesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan digunakan.
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu seperti menentukan teknik yang harus digunakan, isi yang akan disampaikan, dan bahasa yang harus digunakan.
d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Ada dua faktor yang penting yang perlu diperhatikan pada diri komunikator saat ia menyampaikan pesan, yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.
2.1.4.4 Fungsi Strategi
Menurut Agustinus Sri Wahyudi, dikutip oleh Ruslan (1998:129), manfaat yang dapat diperoleh oleh organisasi dalam menerapkan strategi (manajemen strategi) secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam jangka panjang.
b. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang akan mungkin terjadi di masa-masa mendatang.
c. Menciptakan suatu organisasi dan fungsional manajemen perusahaan akan lebih efektif dan efisien, dalam menghadapi persaingan yang kian tajam mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin berisiko tinggi.
d. Keterkaitan personil dalam membuat strategi akan lebih memotivasi dalam tahap-tahap pelaksanaanya.
(22)
e. Aktivitas perusahan, menggunakan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya berbagai masalah dimasa-masa mendatang. f. Aktivitas yang saling tumpangtindih antara unit atau divisi
dapat dihindarkan.
2.1.5 Tinjauan Mengenai Pola Hidup Sehat 2.1.5.1Pengertian Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat pada dasarnya adalah suatu kesatuan program yang meliputi program kesehatan, kesegaran jarman, gizi dan aktivitas rekreasi bila dilaksanakan dengan baik dan benar akan mendukung tercapainya produktivitas kerja yang tinggi. Dengan melaksanakan pola hidup sehat secara baik dan benar, maka seseorang akan memperoleh tubuh yang sehat, tingkat kesegaran jasmani yang memadai serta mampu menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan mental melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif.
2.1.5.2Manfaat Pola Hidup sehat
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola hidup sehat adalah sebagai berikut:
1. Berpenampilan lebih sehat dan ceria. 2. Dapat tidur nyenyak.
3. Dapat menikmati kehidupan sosial baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat, sehingga meningkatkan kualitas hidup.
4. Dapat berjalan atau berkarya lebih baik. 5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja. 6. Berfikir sehat dan positif.
(23)
8. Memiliki rasa percaya diri dan hidup seimbang. 2.1.6 Tinjauan Mengenai Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikut sertaan mereka, aktivitas tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Pada intinya karyawan adalah penjual (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan pekerjannya sesuai denganperintah atasan. Karyawan manejerial adalah orang yang berhak memerintah untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya dan dikerjakan sesuai dengan perintah
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, karyawan didefinisikan sebagai pekerja atau pegawai. (Poerwadarminta, 1976:448).
Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No. 14 tahun 1969, “tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.” (Hasibuan, 2003:41).
(24)
2.1.6.1Asas-asas Komunikasi Karyawan
Komunikasi dua arah yang baik antara manajemen dan karyawan didasarkan pada asas-asas berikut ini :
1. Manajemen harus bersedia secara sadar memberikan informasi kepada karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utuh kepada karyawannya. Setiap pelaksanaharus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utama dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan 2. Komunikasi harus berfungsi sebagai suatu sistem yang
lengkap antara manajemen dengan karyawan.
3. Pesan tertulis harus digunakan untuk menghindari penyimpangan arti yang mungkin terjadi dalam komunikasi lisan.
4. Pesan harus disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang lazim yang sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan.
5. Media komunikasi harus dipilih dan pesan harus disiapkan oleh komunikasi tentang informasi penting tidak dipercayakan kepada orang dengan pengalaman komunikasi yang terbatas.
6. Komunikasi jangan secara sengaja disalahgunakan atau disesatkan tetapi harus faktual, seksama, dan tidak memihak.
7. Informasi harus diberikan tepat pada waktunya dan pesan harus disampaikan dengan cepat untuk menghindari kesalahpahaman.
8. Pengulangan adalah penting dalam komunikasi karyawan yang baik.
9. Informasi harus diulang dalam cara yang berlainan agar mudah dipahami.
2.1.7 Tinjauan mengenai Teori Media
1. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak
(25)
yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
2. Uses and Effects
Pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.
3. Teori Agenda Setting
Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media
(26)
memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
4. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai. b. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan
meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
c. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
(27)
5. The Spiral of Silence
Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.
6. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih
(28)
berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.
7. Teori Stimulus – Respons
Pada dasarnya merupakan prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama teori ini menurut McQuail (1996):
a. Pesan (stimulus)
b. Seorang penerima atau receiver c. Efek (respons)
Dalam masyarakat massa, prinsip S- R mengansumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dalam sekala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejulah besar individu, bukan ditujukan kepada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons informasi itu.
8. Teori rial by the press
Adalah sebuah teori dimana dalam hal ini terjadi pengalihan opini public.
(29)
9. Information Seeking
Donohew dan Tipton (1973), menjelaskan tentang pencarian, penginderaan, dan pemrosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang sikap. Salah satu asumsi utamanya adalah bahwa orang cenderung untuk menghindari informasi yang tidak sesuai dengan image of reality-nya karena informasi itu bisa saja membahayakan.
10. Information Gaps
Dalam membahas efek jangka panjang komunikasi massa, penting dikemukkan pokok bahasan mengenai celah pengetahuan (information gaps). Latar belakang pemikiran ini terbentuk oleh arus informasi yang terus meningkat, yang sebagian besar dilakukan oleh media massa. Secara teoritis peningkatan ini akan menguntungkan setiap orang dalam masyrakat karena setiap individu memiliki kemungkinan untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia untuk memperluas wawasan.
11. Konstruksi sosial media massa
Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction
(30)
of reality. A Treatise in the sociology of knowledge). Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.
12. Teori Kultivasi
Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George Garbner dan teman-temannya. Peneliti ini percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang, dan mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama dan pilihan yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun yaitu melek huruf dan
(31)
mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yang lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum.
Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang sedemikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254)
13. Teori persamaan media
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (professor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika). Teori ini relatif sangat baru dalam dunia komunikasi massa. Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa
(32)
orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia. Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face.
14. Teori Pengaruh Tradisi (The Effect Tradition)
Teori pengaruh komunikasi massa dalam perkembangannya telah mengalami perubahan yang kelihatan berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti percaya pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory) Individu-individu dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan secara besar oleh pesan media, karena media dianggap berkuasa dalam membentuk opini publik.
15. Teori Media Baru
Dalam teori media baru ini ada dua pandangan mengenai era media pertama dan kedua. Pertama, pandangan interaksi social : membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Kedua, pandangan integritas social : pendekatan ini menggambarkan media bukan
(33)
dalam bentukinformasi, interaksi, atau penyebarannya,tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Komunikasi merupakan faktor terpenting dalam menjalin hubungan baik antar individu satu dengan individu lainnya maupun antar kelompok satu dengan kelompok lainnya. Begitupun didalam sebuah perusahaan yang besar, tentunya terdapat sumber daya manusia yang difungsikan untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang sudah ditentukan dan dikerjakan oleh masing-masing divisi untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah di rencanakan dan di manage dengan sebaik-baiknya, untuk itu tentunya diperlukanlah strategi komunikasi yang baik untuk menunjang kesuksesasan seluruh rencana yang telah ditetapkan.
(34)
Seperti halnya Yayasan Kesehatan Telkom yang merupakan organisasi yang bergerak dibidang unit kesehatan untuk mementingkan kesehatan seluruh karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, dalam hal ini maka Yayasan Kesehatan Telkom merupakan salah satu yayasan organisasi kesehatan yang dijadikan objek pada penelitian ini. Dan peneliti menjadikan strategi komunikasi sebagai fokus penelitiannya.
Menurut Middleton (1980) dalam buku Cangara (2013 : 61) menyatakan,
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima, sampai pada pengaruh (effect) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. “
Bertolak dari pendapat Middleton dalam buku Cangara (2013:61), maka peneliti menetapkan sub focus penelitian yaitu komunikator, pesan, saluran (media), penerima, dan pengaruh (effect). Maka Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menetapkan Komunikator: dalam menetapkan seorang komunikator harus diperhatikan kesesuaian antara bidang ilmu yang dimiliki dengan kelompok sasaran, karena komunikator merupakan sumber utama dalam pelaksanaan komunikasi. Komunikator memiliki peranan penting, karena jika komunikasi tidak berhasil maka kesalahan utama berasal dari komunikator yang tidak memahami penyusunan pesan dan tidak memilih media yang tepat (Cangara : 2013 : 108). Dalam hal ini untuk menyampaikan informasi mengenai
(35)
program paradigm sehat “4P” kepada karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, maka diperlukanlah komunikator yang kompeten di bidangnya yaitu seorang dokter atau tenaga kesehatan lainnya agar komunikan paham dan percaya mengenai informasi dan anjuran yang disampaikan oleh dokter, karena dokter merupakan seseorang yang mahir dibidang kesehatan.
2. Menyusun/ Menetapkan Pesan : Penyusunan pesan sangat tergantung pada program apa yang akan dilaksanakan. Jika tujuan program adalah untuk program penyuluhan (sosialisasi) maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif (Cangara, 2013 : 114). Menyusun pesan sangatlah penting terutama karena yang menjadi sasaran penelitian dan komunikan adalah karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, yang rata-rata sudah berusia dewasa, jadi pesan yang disampaikan haruslah serius dan mengarah kearah masa depan juga memperhatikan berbagai manfaat dan dampak yang akan terjadi jika tidak melakukan dan menerapkan pola hidup sehat yang baik. 3. Memilih Media/Saluran : dalam memilih media komunikasi harus
dipertimbangkan karakteristik isi pesan dan tujuan pesan yang akan disampaikan serta jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Hal ini penting dilakukan guna menghindari pemborosan biaya, waktu dan tenaga (Cangara, 2013 : 120). Dalam hal ini harus dipertimbangkan apa saja media yang saat ini digunakan oleh karyawan Telkom dalam memenuhi kebutuhan informasi dalam kesehariannya. Juga
(36)
memperhatikan beberapa fasilitas yang diberikan oleh perusahaan sehingga dapatlah dimanfaatkan oleh Yayasan Kesehatan Telkom. 4. Penerima/Komunikan : Penerima/ Komunikan adalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau Negara. Dimana ada pesan pasti disana ada komunikator, karena keberadaan penerima adalah akibat dari adanya sumber. (Hafied Cangara, 2008). Dengan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi komunikan adalah karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Karyawan PT.Telkom menjadi komunikan dalam penerimaan informasi melalui komunikator dari Yakes Telkom mengenai program paradigma sehat “4P”, yang selanjutnya akan timbul timbal balik yang diberikan kepada Yakes Telkom sendiri.
5. Pengaruh : Semua kegiatan/ program komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi target/ sasaran. Umpan balik adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah penerima pesan (Stuart dan Jamias dalam Cangara, 2013 : 139). Pengaruh merupakan suatu hal yang sangat penting demi berjalannya sebuah program yang harus disampaikan kepada komunikan. Pengaruh merupakan suatu hal yang menunjukkan berhasil atau tidaknya sebuah program yang telah direncanakan, disini pula Yakes Telkom harus dapat
(37)
mempengaruhi komunikan agar apa yang ingin disampaikan oleh Yakes dapat diterima dan dijalankan oleh seluruh karyawan PT.Telkom.
2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima, sampai pada pengaruh (effect) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal, Yayasan Kesehatan Telkom merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab untuk memelihara kesehatan PT.Telkom Indonesia Tbk, keberadaan Yakes-Telkom memeberikan berbagai manfaat untuk menunjang kesehatan dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT. Telkom.
Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang dilakukan Yakes-Telkom sebagai saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau mempertinggi motivasi perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Untuk tercapainya tujuan-tujuan dalam sebuah organisasi maka dibuatlah sebuah strategi komunikasi sebagai tolak ukur dalam pencapaian sebuah tujuan.
(38)
Yayasan Kesehatan Telkom pun memiliki beberapa strategi komunikasi yang dilakukan untuk meningkatkan pola hidup sehat karyawan Telkom dengan merencanakan dan me-manage rencana tersebut dengan sebaik-baiknya, melibatkan komunikator, pesan, saluran (media), penerima, dan pengaruh (effect) agar tercapai tujuan dari sebuah organisasi. Perencanaan Komunikasiadalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Yayasan Kesehatan Telkom yang harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku dari karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk.
Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai fokus penelitian, dan peningkatan pola hidup sehat untuk karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, sebagai kajian dalam penelitian.
Dalam model kerangka pemikiran konseptual mengenai strategi komunikasi tersebut dibagi ke dalam enam tahap yaitu Dalam model kerangka pemikiran konseptual mengenai strategi komunikasi tersebut dibagi ke dalam enam tahap yaitu : Merencanakan strategi komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom yang mencakup komunikator, pesan, media, dan pengaruh yang diberikan kepada karyawan oleh yakes dengan berbagai strategi yang digunakan.
Menetapkan komunikator yang tepat untuk menyampaikan seluruh pesan yang disampaikan kepada karyawan PT.Telkom dapat menimbulkan interaksi dan kepercyaaan oleh seluruh karyawan mengenai
(39)
pesan yang disampaikan oleh Yakes-Telkom, menyusun seluruh pesan untuk disampaikan kepada komunikator agar pesan yang tersusun dengan benar dan dapat diterima oleh komunikan secara efektif, memilih media apa saja yang tepat untuk menyampaikan berbagai pesan yang sudah di siapkan dengan baik, mempertimbangkan beberapa media yang digunakan tentunya menjadi salah satu strategi yang baik agar pesan dapat langsung tersampaikan kepada seluruh karyawan Telkom yang merupakan komunikan, dengan menggunakan media yang sering digunakan oleh seluruh karyawan PT.Telkom pesan akan dapat langsung diterima oleh seluruh karyawan Telkom, dan yang terakhir dengan melakukan ketiga perencanaan komunikasi tersebut maka Yakes-Telkom dapat memberikan berbagai pengaruh yang dapat diterima atau tidak oleh karyawan PT.Telkom mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Yakes-Telkom sehingga pengaruh yang baik maupun yang buruk tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi oleh Yakes Telkom.
Dibawah ini merupakan model kerangka pemikiran konseptual yang menggambarkan alur pikir penelitian.
(40)
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti
(41)
51
Metode penelitian merupakan prosedur yang digunakan peneliti dalam upaya mendapatkan data atau informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono,2012 : 2).
3.1Desain Penelitian
Menurut Creswell (2010) dalam buku Elvinaro Ardianto (2011 : 60-61) menyatakan metode deskriptif-kualitatif termasuk paradigma penelitian post-positivistik. Asumsi dasar yang menjadi inti paradigma penelitian post-positivistik adalah :
(42)
b. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim kemudian disaring menjadi klaim-klaim lain yang kebenarannya jauh lebih kuat.
c. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis.
d. Penelitian harus mampu mengembangkan pernyataan yang relevan dan benar.
e. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif menjelaskan bahwa metode deskriptif-kualitatif memiliki ciri sebagai berikut, “Metode kualitatif deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel.” (Ardianto, 2011 : 60). Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Sementara itu menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan Sugiono (2009 : 5) menyatakan, “Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”
(43)
Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Disini mengapa peneliti menggunakan pendekatan/ tipe penelitian kualitatif, karena peneliti ingin menghasilkan data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati khususnya mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk,.
3.2Informan Penelitian
Seorang Informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata, frasa, dan kaemt dalam bahasa atau dialeknya sebagai imitasi dan sumber informasi.(Spradley, 2006 : 36).
”Seorang Informan adalah sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Dipilih guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dimana terlebih dahulu peneliti menetapkan siapa saja informannya dan kemudian mendelegasikan tugas dibidangnya yang sesuai dengan tema penelitian, berbicara atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan oleh subjek lain (Moleong, 2007 : 90)”.
Dalam menentukan informan penelitian yang diambil dari subjek, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan informan dengan menggunakan teknik puposive sampling. Menurut sugiyono dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”,menyebutkan bahwa:
“Adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Petimbangan tertentu ini, misalnya orang
(44)
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menejelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.”(Sugiyono, 2008:54).
Dalam menentukan informan, peneliti mencari kriteria yang memahami masalah yang peneliti hadapi sesuai dengan kapabilitas dalam mencari sumber atau jawaban mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telkom Indonesia,Tbk melalui program Paradigma Sehat 4P, peneliti pada saat ini sudah memperoleh lima orang staff Yakes-Telkom yang sesuai dengan kriteria yang peneliti butuhkan dan yang mengetahui lebih jauh informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah penelitian peneliti sebagai pemberi informasi dalam penelitian ini. Keempat informan penelitian ini sangat memahami mengenai paradigma sehat 4P (Pola Pikir, Pola Makan, Pola Spiritual, dan Pola Aktivitas). Program paradigma sehat tersebut difahami oleh keempat informan penelitian yang membantu peneliti dalam menjawab semua pertanyaan yang peneliti butuhlkan dan penelitian kali ini.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak yang akan diwawancarai untuk perolehan data pada penelitian yang dilakukan yaitu mereka yang terlibat dalam pelaksanaan program paradigma sehat 4P di Yayasan Kesehatan Telkom.
(45)
Subjek penelitian yang diwawancarai guna memperoleh data yakni mereka yang bekerja di Yakes Telkom Pusat, dan yang mengetahui sekaligus membuat paradigma sehat 4P ini guna menjawab semua pertanyaan yang peneliti butuhkan dalam penelitian mengenai strategi komunikasi yayasan kesehatan Telkom melalui program paradigma sehat 4P dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3.2.2 Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Meleong 2007: 132). Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling termasuk satu dari beberapa jenis pengambilan sampel nonprobabilitas, karena peneliti tidak bertujuan untuk menggeneralisasikan temuan penelitian. (Mulyana, 2008:187).
Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah berdasarkan keahlian dan posisi informan dalam mengkomunikasikan program paradigma sehat 4P kepada karyawan. Berikut data nama informan yang akan diteliti:
(46)
Tabel 3.1 Informan Penelitian
No Nama Pendidikan Keterangan
1 drg. Rieza Mooniarsi
S2 Manager layanan & Pengendalian Kesehatan
2
Sardjono S1 Pengendalian Pola Aktivitas 3
dr. Rena Winasis S2 Layanan & Pengendalian Kesehatan
4 Dr.
Fauzi
S1
Yankesta- Telemedicine udoctor 5
Syahrul Akhyar S1 Yakes – SEKAR
Sumber: Dokumen Peneliti, Maret 2015
Nama-nama informan penelitian diatas merupakan informan kunci yang ditetapkan oleh peneliti.
1. Drg. Rieza Mooniarsi, beliau merupakan salah satu perumus dari paradigma sehat 4P, beliau pun menjabat sebagai Manager layanan & Pengendalian kesehatan di Yayasan Kesehatan Telkom dan beliau berprofesi sebgaii seorang dokter. Maka dari itu peneliti memilih beliau sebagai informan kunci.
2. Pak Sardjono, bekerja di Yankets yakes Telkom dan beliau bertanggung jawab di bagian pola aktivitas yang megarahkan dan membina seluruh karyawan PT.Tekom dalam melakukan pola aktivitas. Maka dari itu peneliti memilih beliau sebagai informan kunci.
3. dr. Rena Winasis, beliau merupakan seorang dokter yang merumuskan paradigma sehat 4P terutama pada pola makan,
(47)
dan beliau pun memiliki peran yang sangat besar dalam Yakes-Telkom sebagai salah seorang yang menyusun strategi komunikasi di Yakes-Telkom.
4. Dr. Adibah Fauzi, beliau merupakan dokter staff Yakes Telkom yang bekerja dibidang Yankesta. Di yankesta beliau melakukan kegiatan sebagai Dokter online di media internet dalam website udoctor.co.id dalam mendukung program 4P. 5. Pak Syahrul, beliau merupakan pegawai Yakes Telkom dan
sekaligus ketua umum dari SEKAR. Dimana peran SEKAR sangat berpengaruh pada kesejahteraan karyawan Telkom. Maka peneliti tertarik menjadikan beliau sebagai informan penelitian kunci.
3.2.3 Informan Pendukung
Adapaun informan pendukung sebanyak 3 (tiga) orang, untuk memperkuat data dan informasi yang telah di dapat. Kriteria yang termasuk dalam informan pendukung ini adalah karyawan PT.Telkom yang sudah bekerja lama di perusahaan sehingga merasakan jaminan kesehatan dari Yayasan Kesehatan Telkom, keluarga karyawan dan pensiunan yang jaminan kesehatannya ditanggung oleh yakes Telkom, dan juga pensiunan PT.Telkom. Berikut data nama informan yang akan diteliti:
(48)
Tabel 3.2
Daftar Nama-Nama Informan Penelitian
No Nama Pendidikan Keterangan
1 Pak Maman S1 Pensiunan Karyawan
PT.Telkom (P2Tel)
2 Aswa D1
Karyawan PT.Telkom
3 Imam S1 Keluarga Karyawan
(Alm. Yusep Wahyu Permana) Sumber: Dokumen Peneliti, Maret 2015
Nama-nama informan penelitian diatas merupakan informan kunci yang ditetapkan oleh peneliti.
1. Pak Maman merupakan pensiunan Telkom yang saat ini aktif di P2Tel Pusat Kota Bandung. Beliau merupakan informan pendukung yang mengetahui mengenai yakes dan mengatahui fasilitas apa saja yang terdapat di yakes. Maka daripada itu, peneliti menjadikan beliau sebagai informan penelitian pendukung.
2. Pak Aswa, beliau merupakan karyawan aktif di Telkom. Beliau dan keluarganya terkadang melakukan check up ke klinik yakes dan melakukan kegiatan kesehatan di Yakes Telkom, dan beberapa kali mengikuti program yang dianjurkan. Maka dari itu peneliti menjadikan beliau sebagai informan penelitian pendukung.
(49)
3. Imam, Iman merupakan keluarga dari karyawan PT.Telkom. Yang merupakan karyawan di PT.Telkom adalah ayah dari Imam, namun sayangnya beliau sudah lama meninggal dunia saat Imam masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Namun, Imam dan Ibunya masih menggunakan Yakes dalam hal kesehatan. maka dari itu peneliti tertarik untuk menjadikan ia sebagai informan penelitian.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini ada dua yaitu Studi Pustaka dan Studi Lapangan sebagai berikut:
3.3.1 Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, mencari sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk meperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu.
Dalam melakukan penelitian tentu peneliti tidak terlepas dari adanya pencarian data dengan menggunakan studi kepustakaan. Di sini peneliti menggunakan studi pustaka dengan mencari
(50)
berbagai data sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan menggunakan :
a. Referensi Buku
Referensi buku adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi dan di sebut “koleksi referensi” sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Karena sifatnya yang dapat memberikan petunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat. Penelitipun mencari sumber referensi dari berbagai sumber buku yang terkait yang sekiranya dapat memberikan petunjuk dalam penelitian, peneliti mencari referensi dari koleksi referensi dan juga mencari beberapa sumber penelitian di ruang referensi.
b. Skripsi Peneliti Terdahulu
Disini peneliti menggunakan studi pustaka dengan melihat hasil karya ilmiah para peneliti terdahulu, yang mana pada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat yang dibutuhkan oleh peneliti sebagai pendukung penelitian.
(51)
Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki pembahasan serta tinjauan yang sama.
Dengan dibantu oleh skripsi penelitian terdahulu yang hampir sama jenis maupun judul penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat membaca terlebih dahulu skripsi tersebut sehingga peneliti dapat memahami dan memulai penelitian ini dengan langkah yang telah dilakukan penelitian terdahulu.
c. Internet Searching
Selain dengan menggunakan referensi buku dan skripsi peneliti terdahulu, disini juga peneliti menggunakan internet searching sebagai bahan tambahan. Internet searching adalah pencarian suatu situs yang akan kita cari sebagai mesin pembantu dalam pencarian situs yang peneliti butuhkan.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, internet searching sangat dibutuhkan. Selain untuk mencari beberapa referensi penelitian, internet pun digunakan oleh peneliti untuk bahan observasi. Karena, dalam penelitian ini ada beberapa strategi komunikasi yang dilakukan melalui media online dan hal tersebut tidak terlepas dari sentuhan internet searching.
(52)
3.3.2 Studi Lapangan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang membantu peneliti dalam melakukan penelitiannya sehingga peneliti mendapatkan suatu informasi tambahan yang mendukung penelitian ini, adapun metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :
a. Wawancara Mendalam (indepth interview)
Wawancara yang mendalam adalah suatu teknik metode penelitian dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Seringkali pewancara dilatih secara psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden (Dun, 1986 : 219).
Dengan demikian wawancara mendalam (in-depth interview) adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi. Wawancara ini dimaksudkan untuk memverikasikan, mengubah dan memperluas pemikiran yang dikembangkan peneliti sebagai pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasi,
(53)
digolongkan, dan diklasifikasikan, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan (Satori : 2009 : 130).
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada Yayasan Kesehatan Telkom Pusat yang terletak di Kota Bandung. Wawancara mendalam tersebut dilakukan dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan saling memperkenalkan diri dengan informan penelitian, kemudian melakukan wawancara mendalam dan menggali segala informasi mengenai strategi komunikasi yayasan kesehatan Telkom dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
b. Observasi Non Pertisipan
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Syaodih, 2006 : 220). Observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan panca indra peneliti. Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada.
(54)
Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut data-data yang diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat dianalisis nantinya dengan melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi nonpartisipan yaitu dengan mengamati pola hidup sehat karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, dengan melihat pola makan, pola aktivitas, pola pikir dan pola spiritual yang telah dianjurkan oleh Yakes-Telkom. Selama observasi berlangsung peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, dari seluruh peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Observasi pun dilakukan oleh peneliti dengan mengamati segala hal mengenai program paradigma sehat 4P, terutama mengamati terlebih dahulu lingkungan yayasan kesehatan Telkom pusat yang terletak di gedung sate Kota Bandung, serta megamati segala sesuatu yang berkaitan dengan yayasan kesehatan Telkom dan program paradigma sehat 4P. Pengamatan tersebut dilakukan dibeberapa tempat yakni di Kantor Pusat Yakes Telkom, di Klinik Yakes Telkom, Kantor Telkom Pusat, P2Tel, dan juga di VIP Fitness and Healt Center. Dengan begitu peneliti dapat melihat dan mengambil hasil pengamatan mengenai beberapa
(55)
tempat yang menjadi pusat dan tempat penyebaran program paradigm sehat tersebut.
c. Dokumentasi
Dengan teknik pengumpulan data dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber yang tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Teknik dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel / dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian (Satori, 2009 : 148).
Dokumentasi yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan foto mengenai seluruh aspek yang telah diamati dan berkaitan dengan program paradigma sehat 4P serta merekam seluruh wawancara yang telah dilakukan guna
(56)
melengkapi penelitian dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian tersebut.
3.4Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputiuji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability).Uji keabsahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui uji validitas internal (credibility). Uji validitas internal dilaksanakan untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Uji kredibilitas data pada penelitian ini di lakukan dengan cara :
1. Triangulasi
Triangualasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan melakukan teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Setelah melakukan teknik triangulasi maka mengambil triangulasi waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti mengecek seluruh sumber dengan melakukan wawanacara dengan sumber yang sama untuk mendapatkan hasil wawancara, hasil wawancara tersebut yang menunjukkan perbandingan antara persamaan dan perbedaan sumber satu dan sumber
(57)
lainnya. Peneliti kemudian melakukan observasi dilingkungan tempat peneliti melakukan wawncara dengan narasumber, kemudian peneliti melakukan pengambilan beberapa dokumentasi untuk melengkai data yang ada.
2. Memberchek
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum diskusi kelompok.
Peneliti memberikan formulir memberchek kepada informan penelitian guna memverifikasi seluruh pertanyaan dan jawaban yang telah diberikan penelitian kepada informan, dan setelah hal tersebut dilakukan peneliti mendapatkan tandatangan yang diberikan oleh informan penelitian bahwa wawancara yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang ditulis peneliti dalam penelitian.
3. Diskusi Teman Sejawat
Diskusi teman sejawat dilakukan dengan rekan yang mampu memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan kemantapan terhadap hasil penelitian. Oleh karena itu diskusi dengan
(58)
teman sejawat bersifat informal guna mendapatkan hasil yang terbaik karena dilakukan dengan suasana yang menyenangkan dan tidak berada dibawah tekanan.
3.5Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009:244). Terdapat beberapa tahap dalam analisa data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu (Huberman dan Miles dalam Sugiyono, 2009: 246).
1. Pengumpulan Data ( Data collection )
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dimulai dari pengamatan, catatan-catatan kecil, hasil wawancara, dan kemudian seluruh data tersebut dicatat secara teliti dan rinci juga dikelompokkan untuk mempermudah peneliti dalam memiloh data yang selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.
(59)
2. Data Reduction (Reduksi Data), peneliti mengumpulkan informasi-informasi yang penting yang terkait dengan masalah penelitian, dan selanjutnya mengelompokan data tersebut sesuai dengan topik masalahnya.
3. Data Display (Penyajian data), dalam menyajikan data yang telah dikumpulkan dapat berupa uraian singkat, hubungan antar kategori, flow chart. Bentuk penyajian data ini dapat memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.
4. Conclusion Drawing/ verification, merupakan tahap verifikasi berdasarkan hasil reduksi, interpretasi dan penyajian data. Dari tahapan tersebut dalam penelitian ini, peneiti memperoleh kesimpulan dalam menjawab hasil penelitian. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpilkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah-langkah analisis model Miles dan Huberman ditunjukan pada gambar 3.1 berikut ini:
(60)
Gambar 3.1
Komponen dalam analisis data
Sumber : Sugiyono, 2013:246
3.6Lokasi dan Waktu Penelitian 3.6.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukakan penelitian di beberapa tempat, terutama di kantor Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes-Telkom) yang beralamat di Jl. Cisanggarung 2 Citarum Bandung, dan di Klinik Yayayasan Kesehatan Telkom yang beralamat di Jl.Sentot Alibasyah No.4 Bandung.
Tempat selanjutnya yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti yaitu adalah VIP Fitness and Healt Center yang
(61)
beralamat di Jl.Ciliwung Bandung, P2Tel Pusat yang beralamat di Jl.Supratman 48 Bandung, kediaman informan penelitian pendukung di Jl.Antapani dan Sekeloa Bandung.
3.6.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan Februari sampai bulan Juli 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
(62)
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian No Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penulisan BAB I
Bimbingan
3 Penulisan BAB II
Bimbingan
4 Pengumpulan
Data Lapangan
5 Penulisan BAB III
Bimbingan
6 Seminar UP
7 Revisi UP
8
Wawancara Penelitian Lapangan
9 Penulisan BAB IV
Bimbingan
10 Penulisan BAB V
Bimbingan
11
Penyusunan Keseluruhan Draft
12 Sidang Skripsi
(1)
V
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini sebagaimana mestinya.
Dalam penelitian ini, tidak sedikit peneliti menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaian penelitian ini.
Peneliti mengucapkan terimakasih dan rasa bangga kepada kedua orang tua tercinta (Mama dan Papa) serta Wawa yang selalu memberikan doa dan kasih sayang pada peneliti serta selalu memberikan dukungan moril maupun materi.
Terwujudnya penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama:
(2)
VI
1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Sugoto, selaku Rektor UNIKOM. 2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Dsr., M.A., selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan suat pengantar penelitian kepada pihak perusahaan. 3. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi llmu
Komunikasi yang telah membantu dalam memberikan pengesahan pada laporan ini.
4. Yth. Bapak Sangra Juliano P., M.I.Kom selaku Dosen pembimbing dan juga Wakil Ketua Program Studi yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada peneliti selama melaksanakan bimbingan. 5. Yth. Ibu Tine Agustin Wulandari, M.I.Kom selaku Dosen Wali yang telah
memberikan pengarahan dalam bidang akademik maupun non akademik. 6. Yth. Ibu Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si selaku Ketua Sidang dan Penelaah
yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun kepada peneliti.
7. Yth. Bapak Ganjar Nugraha M.Si selaku Penelaah sidang yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun kepada peneliti. Juga telah membantu peneliti untuk melakukan penelitian di PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
8. Yth. Bapak Gatot Rustamadji, R. SE selaku Ketua Yayasan Kesehatan Telkom Pusat yang telah memperkenankan peneliti untuk melakukan penelitian di Yayasan Kesehatan Telkom.
9. Yth. Drg. Rieza Mooniarsi, dr.Rena Winasis, Bapak Sadjono, Dr.Adibah Fauzi, Bapak Aswa, Bapak Maman, dan Imam selaku informan penelitian pada penelitian ini.
(3)
VII
10.Seluruh Staff Yayasan Kesehatan Telkom Ibu Nurhyati, Mba Ulfa, dan Mba Anye, yang telah memberikan data dan membantu dalam memberikan pengalaman kepada peneliti ketika melaksanakan penelitian ini.
11.Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
12.Seluruh Keluarga, yang telah memberikan dukungan dan semangat, serta doa yang selalu menuntut peneliti untuk mencapai cita-cita dan kesuksesan. 13.Seluruh sahabat terbaiku, Samba Askary, Arum Tresna, Annisa Ayulia,
Isti Meirina, Patrisia Indriana dan semua teman-teman beserta seluruh sahabat yang mohon maaf tidak bisa tersebutkan semuanya. Terimakasih atas bantuan dan motivasi serta semangat yang telah diberikan. Terutama keceriaan, kebersamaan, kerjasama, dan pelukan untuk selalu berbagi dalam suka maupun duka.
14.Teman-teman IK 2 Angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan dan selalau memberikan bantuan, semangat, dan tawa kepada peneliti.
15.Teman-teman seperjuangan Angkatan 2011 IK Humas 1, IK Humas 2, dan IK Jurnal, Ayo kita habiskan sisa kebersamaan kita dengan semangat dan tawa.
16.Dan Semua pihak, yang telah membantu dan tidak bisa saya ucapkan satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.
Peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti pada pelaksanaan penelitian ini, sampai penelitian ini selesai. Semoga doa dan semangat dibalas dengan balasan yang setimpal oleh Allah SWT, dan dapat memberikn manfaat yang berarti. Akhir
(4)
VIII
kata, peneliti berharap penelitian ini dapat berguna dimasa yang akan datang. Amin.
Wassalamualikum Wr.Wb
Bandung, Agustus 2015
(5)
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI KOMUNIKASI YAYASAN KESEHATAN TELKOM DALAM MENINGKATKAN POLA HIDUP SEHAT KARYAWAN PT.TELEKOMUNIKASI
INDONESIA,TBK
(Studi Deskriptif mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Kota Bandung melalui Program Paradigma Sehat “4P” dalam Meningkatkan Pola Hidup
Sehat Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk Bandung)
AFNI PRATIWI N. NIM:41811078
Telah disetujui dan disahkan sebagai Skripsi pada tanggal : Bandung, Agustus 2015
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Sangra Juliano P., M.I.Kom. NIP: 4127 35 30 008
Mengetahui, Dekan Fisip
Universitas Komputer Indonesia
Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA NIP. 4127.70.00.014
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Melly Maulin P, S.Sos., M.Si NIP. 4127.35.30.004
(6)
II
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis ini adalah asali dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik strata satu (S1) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi.
Bandung, Agustus 2015
Afni Pratiwi