Preferensi Iklan dan Produk Serta Hubungannya dengan Konsumsi Fast Food dan Mie Instan pada Remaja Siswa SMU Negeri 1 Bogor
RINGKASAN
SURYONO SAPUTRA, 2000. Preferensi lklan dan Produk Serta Hubungannya
dengan Konsumsi Fast Food dan Mie lnstan Pada Remaja SMU Negeri 1
Bogor. Dibimbing oleh HARDINSYAH dan MINARTO.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui preferensi iklan dan
produk serta hubungannya dengan konsumsi fast food dan mie instan pada remaja.
Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan
responden sebanyak 298 orang yang merupakan siswa-siswi SMU Negeri 1 Bogor
kelas 1 dan 2. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, dengan desain
penelitian cross-sectional study.
Data yang dipergunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer yang
diperoleh melalui pengisian kuesioner yang disebarkan kepada contoh, dan data
sekunder yang diperoleh dari sekolah yang bersangkutan meliputi keadaan umum
lokasi penelitian (sekolah). Data primer meliputi karakteristik responden, kebiasaan
menonton N ,preferensi terhadap produk dan iklan yang ditayangkan, jumlah
konsumsi produk, dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam konsumsi. Faktorfaktor yang mempengaruhi, situasi dan alasan mengkonsumsi.
Data karakteristik responden ditabulasi dalam bentuk persentase. Untuk
~ebiasaanmenonron T\i aiiakukan pengkoaean aengan memberi kode I untuic
jawaban Ya dan 0 untuk jawaban Tidak, dan juga dengan melakukan
pengelompokan dalam beberapa kategori. Preferensi remaja terhadap produk dan
iklan yang ditayangkan dikelompokkan dalam tiga kelompok: (1) tidak suka, (2)
biasa, (3) suka. Besbagai-is
hubungan yang melibatkan variabel kategori
menggunakan kp&si Spearman,' ntara lain hubungan antara aset keluarga (latar
belakang ekonomi)-cIengan-uangsa u dan konsumsi serta hubungan antara durasi
menonton N dengan preferensi iklan dan konsumsi. Hubungan konsumsi dengan
faktor-faktor yang berpengafuh--(sKas"gTia -dan_alasan, serta pihak-pihak yang
hubungan antara
dominan) dianalisis dengan,metode koresponden3i.,Sedangk\an
,
uang jajan dengan konsums;-diana~sisdengatkorelasi Pearson>Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, program yang dipergunakan
adalah Microsoff Acces, Microsoff Excel, Minifab, dan SPSS.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 59.4% responden perempuan,
dan 40.6% laki-laki dengan rataan umur 16.12 tahun dalam kisaran umur 14 - 18
tahun. Rata-rata tinggi badan responden adalah 162.07 f 7.86 cm, berat badan
49.73 8.725 kg. Sebagian besar pekerjaan orang tua responden adalah pegawai
negeri (51.34%), dengan rata-rata uang saku sebesar Rp 102,359 Rp 54,849.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang nyata dan positif
antara uang saku dan konsumsi pada produk Pizza Hut (r=0.19). Keadaan ekonomi
keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan uang saku. Semakin tinggi
status ekonomi yang dicirikan dengan kepemilikan aset keluarga (mobil, r = 0.32;
dan telepon genggam, r=0.30) uang saku semakin besar.
Sebagian besar responden (65.77%) tidak mempunyai aturan menonton N
dalam keluarga dan rata-rata menonton N 4.84 jam perhari. Durasi menonton lakilaki lebih banyak (5.06 jam) daripada perempuan (4.69 jam). Pada umumnya
responden lebih banyak menonton N pada hari Minggu atau libur'di pagi hari,
sedangkan pada hari-hari biasa melakukan aktifitas menonton pada malam hari.
3
+
+
SURYONO SAPUTRA, 2000. Preferensi lklan dan Produk Serta Hubungannya
dengan Konsumsi Fast Food dan Mie lnstan Pada Remaja SMU Negeri 1
Bogor. Dibimbing oleh HARDINSYAH dan MINARTO.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui preferensi iklan dan
produk serta hubungannya dengan konsumsi fast food dan mie instan pada remaja.
Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan
responden sebanyak 298 orang yang merupakan siswa-siswi SMU Negeri 1 Bogor
kelas 1 dan 2. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, dengan desain
penelitian cross-sectional study.
Data yang dipergunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer yang
diperoleh melalui pengisian kuesioner yang disebarkan kepada contoh, dan data
sekunder yang diperoleh dari sekolah yang bersangkutan meliputi keadaan umum
lokasi penelitian (sekolah). Data primer meliputi karakteristik responden, kebiasaan
menonton N ,preferensi terhadap produk dan iklan yang ditayangkan, jumlah
konsumsi produk, dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam konsumsi. Faktorfaktor yang mempengaruhi, situasi dan alasan mengkonsumsi.
Data karakteristik responden ditabulasi dalam bentuk persentase. Untuk
~ebiasaanmenonron T\i aiiakukan pengkoaean aengan memberi kode I untuic
jawaban Ya dan 0 untuk jawaban Tidak, dan juga dengan melakukan
pengelompokan dalam beberapa kategori. Preferensi remaja terhadap produk dan
iklan yang ditayangkan dikelompokkan dalam tiga kelompok: (1) tidak suka, (2)
biasa, (3) suka. Besbagai-is
hubungan yang melibatkan variabel kategori
menggunakan kp&si Spearman,' ntara lain hubungan antara aset keluarga (latar
belakang ekonomi)-cIengan-uangsa u dan konsumsi serta hubungan antara durasi
menonton N dengan preferensi iklan dan konsumsi. Hubungan konsumsi dengan
faktor-faktor yang berpengafuh--(sKas"gTia -dan_alasan, serta pihak-pihak yang
hubungan antara
dominan) dianalisis dengan,metode koresponden3i.,Sedangk\an
,
uang jajan dengan konsums;-diana~sisdengatkorelasi Pearson>Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, program yang dipergunakan
adalah Microsoff Acces, Microsoff Excel, Minifab, dan SPSS.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 59.4% responden perempuan,
dan 40.6% laki-laki dengan rataan umur 16.12 tahun dalam kisaran umur 14 - 18
tahun. Rata-rata tinggi badan responden adalah 162.07 f 7.86 cm, berat badan
49.73 8.725 kg. Sebagian besar pekerjaan orang tua responden adalah pegawai
negeri (51.34%), dengan rata-rata uang saku sebesar Rp 102,359 Rp 54,849.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang nyata dan positif
antara uang saku dan konsumsi pada produk Pizza Hut (r=0.19). Keadaan ekonomi
keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan uang saku. Semakin tinggi
status ekonomi yang dicirikan dengan kepemilikan aset keluarga (mobil, r = 0.32;
dan telepon genggam, r=0.30) uang saku semakin besar.
Sebagian besar responden (65.77%) tidak mempunyai aturan menonton N
dalam keluarga dan rata-rata menonton N 4.84 jam perhari. Durasi menonton lakilaki lebih banyak (5.06 jam) daripada perempuan (4.69 jam). Pada umumnya
responden lebih banyak menonton N pada hari Minggu atau libur'di pagi hari,
sedangkan pada hari-hari biasa melakukan aktifitas menonton pada malam hari.
3
+
+