Preferensi dan Konsumsi Makanan Tradisional dan Fast Food pada Siswa SD Berstatus Gizi Normal dan Gemuk

PREFERENSI DAN KONSUMSI MAKANAN TRADISIONAL DAN
FAST FOOD PADA SISWA SD BERSTATUS GIZI
NORMAL DAN GEMUK

WILDA KARIMA KHUSNA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Preferensi dan
Konsumsi Makanan Tradisional dan Fast Food pada Siswa SD Berstatus Gizi
Gemuk dan Normal adalah benar karya saya denganarahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Wilda Karima Khusna
NIM I14110062

2

ABSTRAK
WILDA KARIMA KHUSNA. Preferensi dan Konsumsi Makanan Tradisional
dan Fast Food pada Siswa SD Berstatus Gizi Normal dan Gemuk. Dibimbing
oleh ALI KHOMSAN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan preferensi, sikap,
pengetahuan gizi, persepsi, konsumsi makanan, kebiasaan makan, perkembangan
seksual, kebiasaan olahraga, pola aktivitas anak dalam kaitannya dengan kejadian
obesitas pada siswa sekolah dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 orang yang terdiri dari 34
contoh gemuk dan 34 contoh normal. Contoh dalam penelitian ini adalah siswa
kelas 5 dan 6 SD Insan Kamil, Bogor. Berdasarkan hasil analisis korelasi tidak
terdapat hubungan antara status gizi sampel dengan sikap, pengetahuan gizi,

preferensi, dan perkembangan seksual (p>0.05). Hasil analisis korelasi
menunjukkan adanya hubungan antara status gizi sampel dengan kebiasaan makan,
konsumsi makan, kebiasaan olahraga, dan pola aktivitas (p0.05). The result of correlation analysis showed that there
was a significantly correlation between nutritional status with eating habit, food
consumption, exercise habit, and activity patterns (p 20 000)
Biaya
transportasi Rendah (< 2 000)
(Rp/ hari)
Sedang (2 000 – 4 000)
Tinggi (> 4 000)
Status Gizi
Normal
Overweight
Obes

Cara
Pengumpulan
Data
Wawancara
Wawancara

Wawancara

Wawancara

Pengukuran BB
(timbangan), TB
(microtoise)

82
Tabel 1 Data, indikator, dan kategori, dan nilai variabel penelitian (lanjutan)
Data

Kebiasaan
konsumsi
makanan
Pengetahuan
gizi
Sikap Gizi

Indikator


Umum, makanan
tradisional dan fast
food
Makanan tradisional,
fast food, umum, dan
obesitas
Makanan tradisional
dan fast food

Preferensi/
Makanan tradisional
tingkat kesukaan dan fast food
Persepsi
Kegemukan
Orangtua
Frekuensi
makan fast food
dan makanan
tradisional

Alasan
mengonsumsi
makanan
tradisional dan
fast food
Frekuensi
makan
Kebiasaan
sarapan
Perkembangan
seksual
Kebiasaan
olahraga
Pola aktivitas

Berasarkan gambar 9
tingkatan bentuk
tubuh pria dan wanita
(Stunkard 2000)
Makanan tradisional

dan fast food(kali/
minggu)
Makanan tradisional
dan fast food

Makanan tradisional
dan fast food
Makanan tradisional
dan fast food
Contoh putri normal
dan gemuk
Contoh normal dan
gemuk
Durasi belajar di
sekolah (jam/ hari)
Durasi olahraga
(menit)

Durasi tidur siang
(jam/ hari)


Durasi tidur malam
(jam/ hari)

Kategori

-

Cara
Pengumpulan
Data
Wawancara

Tinggi (> 80%)
Sedang (60-80%)
Rendah ( 80%)
Sedang (60-80%)
Rendah ( 5)
Kadang-kadang (3 - 4)
Jarang (1 - 2)

Tidak Pernah (0)
Enak
Praktis
Mudah didapat
Murah

Wawancara
(SFFQ)

2 kali/ hari
3 kali/ hari
4 kali/ hari
Sarapan
Tidak sarapan
Sudah menstruasi
Belum menstruasi
Biasa olahraga
Tidak biasa olahraga

Wawancara


Tidak pernah
30
60
90
Tidak pernah
1
2
3 atau lebih
7
8
9 atau lebih

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara
Wawancara

Wawancara

9

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan diolah dan dinalisis secara deskriptif dan
inferensial menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Statistical Program for Social
Science (SPSS for Windows versi 16.0)dan dipaparkan secara deskriptif dan
pengkategorian serta disajikan dalam bentuk tabel. Proses pengolahan meliputi
editing, coding, entry, dan analyzing.Perbedaan antar variabel diperoleh dengan
menggunakan Uji beda t (Independent Sampel t-Test) dan Uji Mann-Whitney, dan
Chi-Square. Hubungan antar variable dianalisis menggunakan uji korelasi
Spearman, dan Uji korelasi Pearson.

Definisi Operasional
Contoh adalah sampel yang akan diliti dalam penelitian yang dilakukan yakni
siswa kelas 5 dan 6 SD Insan Kamil, kota Bogor.

Gemuk adalah keadaan sampel yang ditandai dengan status gizi overweight dan
obes
Normal adalah keadaan tubuh yang ditandai dengan bentuk tubuh ideal yang
diukur melalui tinggi dan berat badan.
Karakteristik individu adalah keadaan contoh yang meliputi jenis kelamin, usia,
urutan kelahiran, agama, dan tempat tanggal lahir.
Jenis kelamin adalahpengelompokan contoh perempuan dan laki-laki.
Usia adalah kelompok umur sampel.
Sikap adalah merupakan suatu kecenderungan seseorang dalam menanggapi suatu
pernyataan dengan respon setuju, tidak setuju, atau ragu-ragu.
Preferensi adalah tingkat kesukaan atau tingkat kegemaran contoh yang dapat
diamati berdasarkan indikator tertentu.
Pengetahuan gizi adalah tingkat pemahaman contoh terhadap gizi dan kesehatan
yang dilihat dari kemampuan menjawab dengan benar 20 pertanyaan.
Perkembangan seksual adalahtingkat perubahan seksual seseorang yang
biasanya dialami pada masa pubertas dan ditandai dengan adanya
kematangan seksual.
Persepsi adalahsuatu cara pandang seseorang dalam mengartikan suatu objek.
Pola aktivitas adalahsusunan aktivitas seseorang yang dilakukan secara berkala
atau rutin sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan.
Status gizi adalah keadaan gizi contoh normal dan gemuk yang diukur melalui
Indeks Masa Tubuh (IMT).
Kebiasaan olahraga adalah aktivitas olahraga yang dilakukan secara teratur dan
berkala.
Kebiasaan dan frekuensi makan adalah intensitas waktu dalam mengonsumsi
makanan sebagai suatu pola berkala atau rutin.
Makanan tradisional adalah makanan yang berasal dari suatu daerah tertentu/
asli makanan Indonesia.
Fast foodadalah makanan cepat saji tinggi kalori yang berasal dari barat.

3

210

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Sekolah
Sekolah Dasar Insan Kamil berada di jalan Raya Dramaga Km 6 Kota
Bogor Barat. SD Insan Kamil merupakan salah satu sekolah swasta favorit di kota
Bogor yang bernafaskan pendidikan Islam. Sekolah ini terletak di tempat strategis.
mudah dilalui oleh beragam alat transportasi. SD Insan Kamil berdiri sejak tahun
1985 yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Insan Kamil Jumlah siswa
kelas 5 sebanyak 110 siswa, sedangkan kelas 6 sebanayk 105 siswa. Waktu
belajar dimulai dari pukul 07.00 – 13.30. Berbagai fasilitas penunjang pendidikan
siswa dimiliki oleh SD Insan kamil berupa fasilitas fisik maupun non fisik.
Fasilitas fisik yang dimiliki diantaranya seperti, perpustakaan, laboratorium
komputer dan bahasa, UKS, kantin, tempat ibadah, ruang kelas, dan ruang guru,
sedangkan fasilitas non fisik/ ekstrakurikuler yang dimiliki sekolah ini antara lain
seperti, pramuka, Paskibra, Palang Merah Remaja, Patroli Keamanan Sekolah,
Pecinta Alam, Olahraga dan kerohanian.
Karakteristik Contoh
Karakteristik individu yang diamati antara lain, jenis kelamin, usia, besar
uang saku/ hari, dan biaya transportasi/ hari disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik individu dan status gizi
Karakteristik Contoh
n
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Normal
%

Status Gizi
Gemuk
n
%

n

%

Total

19
15
34

55.9
44.1
100.0

25
9
34

73.5
26.5
100.0

44
24
68

64.7
35.3
100.0

11
19
4
34

32.3
55.9
11.8
100.0
11.3 ± 0.6

14
17
3
34

41.2
50.0
8.8
100.0
11.2 ± 0.6

25
36
7
68

36.8
52.9
10.3
100.0

4
11.8
28
82.3
2
5.9
34
100.0
11118 ± 36.9

8
56
4
68

11.8
82.3
5.9
100.0

1
10
4
15

1
22
7
30

3.3
73.3
23.3
100.0

Kelompok Umur (tahun)
12
11
10
Total
Rata-rata
Uang Saku (Rp/ hari)

20 000
5.9
34
Total
100.0
Rata-rata
11 686 ± 47.5
Biaya Transportasi (Rp/ hari)
0
0.0
< 2.000
12
80.0
2 000 - Rp 4 000
3
20.0
> 4 000
15
100.0
Total
1 543± 20.5
Rata-rata

6.7
66.7
26.7
100.0

1 394 ± 19.8

11
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa jumlah contoh laki-laki yang
berstatus gizi gemuk lebih banyak dibandingkan jumlah contoh perempuan
dengan status gizi gemuk (L= 25, P= 9). Sama halnya dengan jumlah contoh lakilaki yang berstatus gizi normal sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah contoh
perempuan yang bersatatus gizi normal (L= 19, P= 15).
Contoh dalam penelitian ini berusia antara 10-12 tahun. Persentase
terbesar kelompok umur 12 tahun yaitu contoh berstatus gizi gemuk sebesar
(41.2%), sedangkan persentase terbesar pada kelompok umur 11 dan 10 tahun
yaitu contoh bersatus gizi normal sebesar (55.9%) dan (11.76%). Secara
keseluruhan, kedua contoh berstatus gizi normal maupun gemuk banyak terdapat
pada kelompok umur 11 tahun (52.94%).
Uang saku pada contoh berstatus gizi gemuk dan normal terbanyak pada
kisaran Rp 10 000,00 – Rp 20 000,00/ hari. Adapun contoh yang memiliki uang
saku > Rp 20 000,00 hanya berjumlah 4 orang, yaitu (2 orang berstatus gizi
gemuk) dan (2 orang berstatus gizi normal). Hasil uji statistik (Independentsample T-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara besar uang
saku pada kedua contoh (p=0.965). Hasil analisis korelasi spearman menunjukkan
tidak ada hubungan nyata antara besar uang saku dengan status gizi contoh
(P>0.05). Sebagian besar contoh mengeluarkan biaya transportasi sekitar Rp 2
000–Rp 4 000 (normal= 80.0%, gemuk= 66.7%). Berdasarkan uji statistik
(Independent-sampel T-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata
antara kedua kelompok. Menurut uji korelasi spearman tidak ada hubungan nyata
antara biaya transportasi dengan status gizi contoh (p>0.05).
Preferensi Fast Food dan Makanan Tradisional
Tingkat kesukaan contoh antara fast food dan makanan tradisional dilihat
dan dibandingkan antara contoh normal dan gemuk. Preferensi contoh terhadap
fast food dan makanan tradisional dibagi dalam 3 kategori, yaitu suka, biasa, dan
tidak suka. Berikut ini tingkat kesukaan contoh terhadap fast food dan makanan
tradisional dengan status gizi normal dan gemuk.
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan preferensi terhadap fast food dan makanan
tradisional
Preferensi/ Tingkat
Kesukaan

n

Normal
%

Fast food1)
Suka
12
35.3
Biasa
20
58.8
Tidak Suka
2
5.9
Total
34
100.0
Makanan Tradisional2)
Suka
19
55.9
Biasa
11
32.3
Tidak Suka
4
11.8
Total
34
100.0
1)
Uji Mann-Whitney dengan p= 0.471
2)
Uji Mann-Whitney dengan p= 0.836

Status Gizi
Gemuk
n
%

n

%

20
7
7
34

58.8
20.6
20.6
100.0

32
27
9
68

47.1
39.7
13.2
100.0

16
12
6
34

47.1
35.3
17.6
100.0

35
23
10
68

51.5
33.8
14.7
100.0

Total

3

122

Berdasarkan Tabel 2, penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
contoh normal dan gemuk memiliki kategori preferensi suka terhadap fast food
(normal= 35.3%, gemuk= 58.8%). Hanya 9 orang dari 68 contoh yang tidak
menyukai fast food (normal= 2, gemuk=7), sedangkan sebesar 39.7% tergolong
kategori biasa, yaitu 58.8% contoh normal dan 20.6% contoh gemuk. Hasil uji
korelasi spearman menunjukan bahwa tidak ada hubungan nyata antara preferensi
fast food dengan status gizi (p>0.05).Hasil uji statistik (Mann-Whitney)
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara preferensi fast food antara
kelompok normal dan gemuk (p=0.467).
Tingkat kesukaan contoh terhadap makanan tradisional tergolong suka
dengan presentase 51.5% (normal= 55.9%, gemuk= 47.1%). Adapaun contoh
yang tidak menyukai makanan tradisional 10 orang (normal=4 orang, gemuk= 6
orang), sedangkan contoh yang memiliki tingkat preferensi biasa terhadap
makanan tradisional sebesar 33.8%, yaitu 32.3% contoh normal dan 35.3% contoh
gemuk. Hasil uji korelasi spearman menunjukan bahwa tidak ada hubungan nyata
antara preferensi makanan tradisional dengan status gizi (p>0.05). Hasil uji
statistik (Mann-Whitney) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara
preferensi makanan tradisional antara kelompok normal dan gemuk
(p=0.836).Dari hasil wawancara sebagian besar contoh menjelaskan bahwa
mereka menyukai kedua jenis makanan (tradisional dan fast food) yang secara
umum sering dan pernah dikonsumsi dalam keluarga.
Tabel 3 Preferensi fast food dan makanan tradisional berdasarkan jenisnya
Jenis Pangan
n
Fast food
Burger
Fried chicken
Pizza
Fried Potatao
Spaghetti
Nugget
Kebab
Sosis
Sandwich
Total
Makanan Tradisional
Gado-gado
Karedok
Soto Mie
Siomay
Sate
Bakso
Kupat Tahu
Total

Normal
%

Gemuk

Total

n

%

n

%

7
15
19
16
16
19
18
16
16
171

4.1
8.8
11.1
9.4
9.4
11.1
10.5
9.4
9.4
100.0

9
21
19
24
19
11
20
20
14
184

4.9
11.4
10.3
13.0
10.3
6.0
10.9
10.9
7.6
100.0

16
36
38
40
35
30
38
36
30
355

4.5
10.1
10.7
11.3
9.9
8.4
10.7
10.1
8.4
100.0

18
12
18
25
30
22
16
212

8.5
5.7
8.5
11.8
14.1
10.4
7.6
100.0

16
10
22
31
27
27
11
213

7.5
4.7
10.3
14.5
12.7
12.7
5.2
100.0

34
22
40
56
57
49
27
425

8.0
5.2
9.4
13.2
13.4
11.5
6.4
100.0

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa 5 jenis fast food yang paling
disukai kedua kelompok yaitu,fries potato (11.3%), pizza (10.7%), kebab
(10.7%),fried chicken (10.1%), dan sosis (10.1%). Sedangkan 5 jenis makanan

13

tradisional yang paling disukai kedua contoh, yaitu sate (13.4%), siomay (13.2%),
bakso (11.5%),soto mie (9.4%), dan gado-gado (8.0).
Pengetahuan dan Sikap Gizi
Pengetahuan gizi merupakan tingkat pemahaman contoh mengenai gizi
yang dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar. Pertanyaan
yang diberikan berjumlah 20 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan terkait
pengetahuan gizi umum (5 soal), pengetahuan obesitas (5 soal), pengetahuan gizi
terkait fast food (5 soal), dan makanan tradisional (5 soal). Pertanyaan terkait
pengetahuan gizi umum diberikan dalam bentuk (correct-answer multiple choice)
atau pertanyaan pilihan berganda, sedangkan pertanyaan terkait obesitas, fast food,
dan makanan tradisional diberikan dalam bentuk pertanyaan benar salah (true
false question).
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pertanyaan yang benar dan status
gizi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kategori Soal
Umum
Bahan makanan sumber karbohidrat
Bahan makanan sumber protein
hewani
Bahan makanan bukan sumber serat
Jenis zat gizi
Fungsi karbohidrat
Obesitas
Obesitas dapat terjadi pada semua
usia
Olahraga dapat mengatasi obesitas
Obesitas berbahaya bagi kesehatan
Dampak makan yang berlebihan
yaitu obesitas
Obesitas dapat diwariskan (genetik)
Fast food
Fast food makanan tinggi kalori
Asal fast food
Contoh fast food
Fast food tinggi lemak dan garam
Fast food kurang kandungan serat
Makanan Tradisional
Makanan tradisional mengandung
unsur budaya
Makanan tradisional khas dari suatu
daerah
Contoh makanan tradisional
Contoh makanan tradisional dan
asal daerahnya
Contoh makanan tradisional dan
asal daerahnya

Normal
n
%

Gemuk
n
%

Total
n
%

22

64.7

26

76.5

48

70.6

29
25
19
18

85.3
73.5
55.9
52.9

30
28
20
16

88.2
82.4
58.8
47.1

59
53
39
34

86.8
77.9
57.4
50.0

32
34
33

94.1
100.0
97.1

30
34
28

88.2
100.0
82.4

62
68
58

91.2
100.0
85.3

28
14

82.4
41.2

33
14

97.1
41.2

61
28

89.7
41.2

29
32
33
31
32

85.3
94.1
97.1
91.2
94.1

26
30
33
31
28

76.5
88.2
97.1
91.2
82.4

55
62
66
62
60

80.9
91.2
97.1
91.2
88.2

33

97.1

33

97.1

66

97.1

34
34

100.0
100.0

32
34

94.1
100.0

66
68

97.1
100.0

33

97.1

32

94.1

65

95.6

30

88.2

29

85.3

59

86.8

3

2
14

Berdasarkan tabel 4, pertanyaan terkait pengetahuan gizi umum dari lima
pertanyaan yang diberikan terdapat dua pertanyaan yang tidak dapat dijawab
benar oleh sebagian besar contoh, yaitu pertanyaan terkait fungsi karbohidrat
(50.0%) dan jenis zat gizi manusia (57.4%), sedangkan 3 pertanyaan lainnya
relatif dapat dijawab benar oleh contoh, yaitu pertanyaan tentang contoh bahan
makanan sumber karbohidrat (70.6%), contoh bahan makanan sumber protein
hewani (86.8%). dan contoh bahan makanan yang bukan sumber serat (77.9%).
Pertanyaan terkait obesitas secara keseluruhan dapat dijawab benar oleh
contoh, namun ada satu pertanyaan yang tidak dapat dijawab benar oleh contoh,
yaitu pertanyaan mengenai obesitas dapat diturunkan dari orangtua ke anaknya
(41.2%). Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar contoh belum memahami
tentang faktor keturunan (genetik) dari obesitas. Sebagian besar contoh hanya
mengetahui tentang bahaya obesitas bagi kesehatan (85.3%), cara mengatasi
obesitas dengan olahraga (100%), dan obesitas dapat terjadi pada semua usia
(91.2%).Pertanyaan mengenai fast fooddan makanan tradisional secara
keseluruhan (> 80%) dapat dijawab benar oleh contoh.
Sikap gizi dalam penelitian ini disajikan dengan bentuk pernyataan terkait
fast food dan makanan tradisional. Terdapat 15 pernyataan terkait sikap gizi, yang
terdiri dari sikap gizi terhadap fast food (10 pernyataan) dan sikap terhadap
makanan tradisional (5 pernyataan).
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan status gizi dan kecenderungan terhadap
pernyataan yang terkait sikap gizi
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5

Kategori pernyataan
Fast food
Makan fast food terlalu sering dapat
menjadi gemuk
Jika makan fast food. tidak perlu sarapan
Jika makan fast food. tidak akan makan
nasi
Jika makan fast food dalam porsi kecil
Jika diberi uang lebih memilih membeli
fast food
Makan fast food terlalu sering dapat
berbahaya bagi kesehatan
Fast food lebih baik daripada buah atau
sayur
Makanan jenis fast food tidak baik terlalu
sering dikonsumsi
Makanan jenis fast food tidak mudah
ditemukan
Jika makan ayam goreng. bagian kulitnya
tidak dimakan
Makanan Tradisional
Makanan
tradisional
lebih
enak
dibandingkan makanan luar negeri
Makan makanan tradisional tidak kenyang
Makanan tradisional membosankan
Makanan tradisional mudah didapatkan
Makanan tradisional aman dikonsumsi

S
%

Normal
TS
%

R
%

S
%

Gemuk
TS
R
%
%

82.4

11.8

5.9

64.7

20.6

14.7

82.4

8.8

8.8

70.6

17.6

11.8

47.1

41.2

11.8

47.1

32.4

20.6

85.3

11.8

2.9

82.4

8.8

8.8

67.6

20.6

11.8

79.4

14.7

5.9

97.1

2.9

0.0

82.4

11.8

5.9

88.2

8.8

2.9

97.1

2.9

0.0

88.2

0.0

11.8

97.1

2.9

0.0

67.6

20.6

11.8

61.8

29.4

8.8

26.5

61.8

11.8

50.0

47.1

2.9

82.4

11.8

5.9

82.4

14.7

2.9

52.9
67.6
91.2
38.2

35.3
20.6
8.8
8.8

11.8
11.8
0.0
52.9

67.6
85.3
88.2
61.8

14.7
14.7
8.8
20.6

17.6
0.0
2.9
17.6

15

Berdasarkan tebel 5, pernyataan terkait sikap gizi terhadap fast food dapat
dijawab benar oleh sebagian besar contoh baik normal maupun gemuk dengan
jawaban setuju, yaitu pernyataan mengenai “bahaya fast food bagi kesehatan”
(normal = 97.1%, gemuk = 82.4%), sedangkan pernyataan yang sebagian besar
dijawab salah oleh contoh yaitu pernyataan mengenai “jika makan ayam goreng
maka bagian kulitnya tidak ikut dimakan”, sebagian besar contoh menjawab tidak
setuju dengan pernyataan tersebut (normal = 61.8%, gemuk = 47.1%). Hal ini
dikarenakan sebagian besar contoh, baik normal maupun gemuk suka dengan kulit
ayam goreng sehingga sebagian besar jawaban contoh tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Sebagian contoh juga menjawab ragu-ragu terhadap
pernyataan mengenai “jika sudah makan fast food tidak akan makan nasi” (normal
= 11.8%, gemuk = 20.6%). Secara keseluruhan pernyataan yang benar dijawab
oleh sebagian contoh gemuk yaitu “makanan jenis fast food tidak baik jika terlalu
sering dikonsumsi” (jawaban setuju= 97.1%), sedangkan pernyataan yang
sebagian besar dijawab salah oleh contoh gemuk, yaitu pernyataan mengenai “fast
food lebih baik daripada buah atau sayur” (jawaban setuju= 97.1%).
Pernyataan terkait makanan tradisional hampir semua dapat dijawab benar
oleh contoh normal dan gemuk. Akan tetapi sebagaian besar contoh normal dan
gemuk menjawab ragu-ragu mengenai pernyataan “makanan tradisional aman
dikonsumsi” (normal = 52.9%, gemuk = 17.6%). Hal ini mengindikasikan bahwa
kebanyakan contoh normal dan gemuk masih ragu-ragu dengan kemananan
makanan tradisional.
Tingkat pengetahuan dan sikap gizi diteliti dengan melihat perolehan skor
dari daftar pertanyaan yang diajukan. Skor jawaban benar untuk pengetahuan gizi
(1) dan jawaban salah (0), sedangkan untuk skor sikap gizi dengan pernyataan
positif, jawaban setuju (2), tidak setuju (0), ragu-ragu (1), pernyataan negatif
untuk jawaban setuju (0), tidak setuju (2), ragu-ragu (1). Perolehan skor tersebut
kemudian diolah dan diubah dalam bentuk persen dan dikategorikan menjadi
tigayaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut ini perbandingan antara tingkat
pengetahuan dan sikap gizi pada contoh normal dan gemuk.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap gizi
Pengetahuan dan Sikap
Gizi

Normal
n
%

Status Gizi
Gemuk
n
%

n

%

24
10
0
34

70.6
29.4
0.0
100.0
83.4±8,5

52
16
0
68

76.5
23.5
0.0
100.0

13
19
2
34

38.2
55.9
5.9
100.0
76 ± 11,1

32
33
3
68

47.1
48.5
4.4
100.0

Total

1)

Pengetahuan Gizi
Tinggi (> 80%)
28
82.3
Sedang (60% - 80%)
6
17.6
Rendah (≤ 60%)
0
0.0
Total
34
100.0
Rataan Skor
84.6 ± 7.3
Sikap Gizi2)
Tinggi (> 80%)
19
55.9
Sedang (60% - 80%)
14
41.2
Rendah (≤ 60%)
1
2.9
Total
34
100.0
Rataan Skor
78 ± 11
1)
Uji Mann-Whitney dengan p= 0.661
2)
Uji Mann-Whitney dengan p= 0.398

3

216

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa tingkat pengetahuan gizi contoh
normal dan gemuk tergolong tinggi dan sedang. Tidak ada contoh yang
berpengetahuan rendah. Tingkat pengetahuan gizi contoh normal sedikit lebih
tinggi dibandingkan contoh gemuk (normal= 82.3%, gemuk= 70.6%). Hasil uji
statistik (Mann-Whitney) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara
pengetahuan gizi dengan status gizi contoh (p=0.658). Hasil analisis korelasi
spearman menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara tingkat pengetahuan gizi
contoh dengan status gizi (p>0.05). Tidak adanya perbedaan signifikan antara
tingkat pengetahuan gizi contoh normal dan gemuk disebabkan karena sebagian
besar contoh masih mengingat pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang
memuat tentang pengetahuan gizi dan makanan. Hal ini juga didukung dengan
nilai ujian sekolah contoh tergolong baik dengan rata-rata di atas 85.
Penelitian ini juga menganalisis sikap gizi antara contoh normal dan
gemuk. Penelitian ini menunjukan bahwa contoh berstatus gizi normal memiliki
sikap gizi yang lebih baik dibandingkan dengan contoh berstatus gizi gemuk
(normal= 55.9%, gemuk= 38.2%). Sebagian besar contoh gemuk tergolong
memiliki sikap gizi sedang (55.9%). Hasil uji statistik (Mann-Whitney)
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara sikap gizi contoh normal dan
gemuk (p=0.394). Hasil analisis korelasi spearman menunjukkan tidak ada
hubungan nyata antara sikap gizi dengan status gizi contoh (p>0.05). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Deni (2009) yang menyatakan bahwa tingkat
pemahaman sikap gizi tidak berhubungan dengan status gizi. Menurut Azwar
(2003), sikap dikembangkan sepanjang waktu melalui proses pembelajaran yang
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu pengaruh keluarga, pengaruh informasi dan
pengalaman pribadi, kepribadian, pengaruh kelompok teman sebaya, pengaruh
kebudayaan, dan pengaruh media massa.Hal ini sejalan dengan teori Myers (1996)
yang menyatakan bahwa sikap tidak selalu sesuai dengan perilaku.
Persepsi Kegemukan Orangtua
Persepsi merupakan suatu cara pandang seseorang dalam mengartikan
suatu objek. Persepsi contoh terhadap kegemukan orangtua adalah cara pandang
contoh dalam melihat bentuk tubuh orangtua (ayah dan ibu). Dalam penelitian ini
menggunakan media gambar bentuk tubuh pria dan wanita untuk melihat persepsi
contoh, sehingga contoh dapat menilai bentuk tubuh orangtuanya melalui gambar
tersebut. Persepsi kegemukan orangtua disajikan dalam Tabel 18.
Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan persepsi kegemukan orang tua
Persepsi Kegemukan
Tubuh Orang Tua

Normal

n
%
Gemuk
16
47.1
Tidak Gemuk
18
52.9
Total
34
100.0
Signifikan melalui uji X2 dengan p=0.000

Gemuk
n
34
0
34

%
100.0
0.0
100.0

Total
n
50
18
68

%
73.5
26.5
100.0

Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa semua contoh gemuk berpersepsi
orang tuanya gemuk (100%), sedangkan pada contoh normal berpersepsi
orangtuanya gemuk (47.1%) dan sisanya berpersepsi orangtuanya tidak gemuk

17

(52.9%). Melalui uji korelasi spearman menunjukan adanya hubungan nyata
antara persepsi kegemukan orang tua dengan status gizi contoh dan diperoleh
korelasi yang kuat antara keduanya (r= +0.600, p