dilakukan  perawat  dalam  membantu  pasien  mengontrol  halusinasi  yaitu dengan  menghardik  halusinasi,  dan  menganjurkan  pasien  berinteraksi
dengan  orang  lain.  Namun  demikian  menurutnya  bila  tindakan  perawat dalam  melatih pasien tidak  dilakukan  sepenuhnya  maka halusinasi  pasien
menjadi  kurang  terkontrol.
18
Berdasarkan  fenomena  terkait  manajemen halusinasi diatas  maka penulis  tertarik untuk  meneliti  tentang  manajemen
gejala  halusinasi  pada  orang  dengan  skizofrenia  ODS  yang  mengalami halusinasi.
B. Rumusan Masalah
Gangguan  persepsi  sensori  halusinasi  mayoritas  terjadi  pada penderita  skizofrenia.  Orang  dengan  skizofrenia  ODS  yang  mengalami
halusinasi  dapat  berbahaya  bagi  dirinya  sendiri  maupun  orang  lain. Penatalaksaan  skizofrenia  terbagi  menjadi 3 pendekatan yaitu pendekatan
farmakologis,  psikologis  dan  sosial.  Pendekatan  secara  farmakologis adalah  penatalaksanaan  skizofrenia  dengan  menggunakan  obat-obatan
antipsikotik,  dan  pendekatan  secara  psikologis  adalah  penatalaksanaan skizofrenia  dengan  menggunakan  terapi  psikologis  seperti  psikoterapi,
sedangkan  pendekatan  secara  sosial  adalah  penatalaksanaan  skizofrenia dengan  menggunakan  dukungan  sosial  dari  orang  terdekat  atau  sekitar.
Perawatan  untuk  orang  dengan  skizofrenia  ODS,  khususnya dengan  masalah  halusinasi  diketahui  efektif  menggunakan  intervensi
strategi pelaksanaan SP  yang  umumya dilakukan oleh perawat di rumah sakit  jiwa.  Pada  strategi  pelaksanaan  tersebut,  pasien  diajarkan  tentang
cara mengontrol  halusinasi
seperti menghardik,  bercakap-cakap,
berkegiatan,  dan  menggunakan  obat  secara  teratur  yang  sudah  terbukti dapat mengontrol halusinasi.
Berdasarkan  beberapa  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  terdapat manajemen  halusinasi  lain  selain  Strategi  Pelaksanaan  SP  yang  juga
terbukti  efektif  dalam  mengontrol  halusinasi.  Manajemen  tersebut diantaranya  meliputi  manajemen  perawatan  diri  self-care  symptom
management ,  pendekatan  spiritual,  penggunaan  koping  yang  konstruktif
dan  menghindari  kesendirian.  Terdapat  pula  tindakan  atau  kegiatan  yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi berupa tidur, mendengarkan musik,
menutup  telinga  pada  halusinasi  pendengaran,  rajin  beribadah,  sholat, berpuasa,  mempunyai  banyak  teman  curhat,  tidak  banyak  pikiran,
mengobrol dengan perawat atau orang lain, dan rajin berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Dengan  demikian  penulis  ingin  mengetahui  gambaran  manajemen gejala  halusinasi  pada  orang  dengan  skizofrenia  ODS  di  Ruang  Rawat
Inap RSJD Amino Gondohutomo Semarang. Manajemen gejala halusinasi yang  dilakukan  ODS  dalam  penelitian  ini  tidak  sebatas  manajemen
strategi pelaksanaan SP seperti menghardik, bercakap-cakap, berkegiatan
menyusun  jadual  kegiatan  dan  menggunakan  obat  secara  teratur,  tetapi adakah  manajemen  gejala  halusinasi  yang  lain  yang  biasanya  dilakukan
oleh pasien dan berdasarkan pada persepsi atau sesuai dengan pengalaman yang di alami.
C. Tujuan Penelitian