Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetotan Pajak Daerah Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengeloalaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung

(1)

KABUPATEN BANDUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Siti Khodijah 10506198

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

B A N D U N G


(2)

PERANCANGAN APLIKASI PENGELOLAAN DATA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH DI BAGIAN BENDAHARA

PENERIMA PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN (DPPK) KABUPATEN BANDUNG

SITI KHODIJAH NIM. 10506198

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal : __________________________

Menyetujui, Pembimbing

Tono Hartono, S.Si.MT NIP. 4127.70.26.001

Dekan Fakultas Ketua Program Studi Teknik dan Ilmu Komputer Sistem Informasi

Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira MSc. Dadang Munandar, SE., M.Si. NIP. 4127.70.006 NIP. 4127.70.26.019


(3)

Bandung khususnya pada bagian Bendahara Penerima yang mengelola tujuh jenis pajak daerah membutuhkan suatu sistem informasi untuk pengelolaan data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah. Sistem manual yang berjalan saat ini memberikan dampak sering terjadinya kesalahan data, lambatnya dalam pembuatan laporan, Sulit untuk mengumpulkan data-data penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah dalam proses Pengelolaan data tujuh jenis pajak daerah karena masih sering tercecer dan Sulitnya mengetahui data yang tersedia.

Dalam proses Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah menggunakan metode pengembangan sistem waterfall, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk metode aliran data sistem menggunakan metode terstruktur yaitu Flowchart Dokumen, Diagram Konteks, Data Flow

Diagram (DFD), dan Kamus Data. Untuk merancang basis data diperlukan

metode normalisasi, relasi tabel, dan Entity Relationship Diagram (ERD).

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Aplikasi ini adalah membantu DPPK dalam meningkatkan kecepatan akan kebutuhan informasi penerimaan dan penyetoran pajak daerah sehingga mempercepat dalam pembuatan laporan penerimaan dan penyetoran pajak daerah. Setelah melalui tahapan sesuai dengan metode pengembangan yang dipilih maka dalam pengimplementasian Aplikasi ini memiliki tindak lanjut pengujian sistem dimana pengujian ini menggunakan metode black box.

Kata kunci :

Penerimaan Pajak Daerah, Penyetoran Pajak Daerah, Data Flow Diagram, Entity Relation Diagram, Waterfall, Black Box.


(4)

Bandung actually in sub division that manage 7 kind of pajak daerah need a kind of information system for managing income file and deposited file of pajak daerah.Manual system that be going on gives impact likes processing data error, in order to report is slow-moving. Is difficult to round-up income file and deposited file in Managing files of 7 kind pajak daerah because there are many files that still spilled and still have difficult to know about ready files.

In process Developing Application of Managing Income File and Deposited File Pajak Daerah using waterfall method to develop the system, where this method use observation, interview and documentation techniques for round-up files. To representation current of files using structured methods likes Flowchart Document, Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), and Dictionary od File. To develop databases this system using normalization method, table Relation and Entity Relation Diagram (ERD)

Goals of develop this application is to help DPPK to increase about income file information and deposited files of pajak daerah so that could be increase the report order of income files and deposited files. After pass the method of development that choose so that in the implementation of application will be continue going to test the system where this test using black box method.

Key Words :

Income Pajak Daerah, Deposited Pajak Daerah, Data Flow Diagram, Entity Relation Diagram, Waterfall, Black Box


(5)

ABSTRAK………... i

ABSTRACK……….… ii

KATA PENGANTAR……….….. iii

MOTTO………..………. v

DAFTAR ISI………..……. vi

DAFTAR GAMBAR………..… ix

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR SIMBOL……….... xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah………. 3

1.2.1 Identifikasi Masalah……… 3

1.2.2 Rumusan Masalah………... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………. 4

1.3.1 Maksud Penelitian……….. 4

1.3.2 Tujuan Penelitian……….4

1.4Kegunaan Penelitian……… 5

1.4.1 Kegunaan Praktis……… 5

1.4.2 Kegunaan Akademis……….. 5

1.5Batasan Masalah……….. 6

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian………... 6

BAB II LANDASAN TEORI………. 8

2.1 Pengertian Perancangan………... 8

2.2Konsep Dasar Sistem……….. 8

2.2.1 Definisi Sistem……… 8

2.2.2 Ciri-ciri Sistem……… 10

2.2.3 Klasifikasi Sistem………... 13

2.3 Konsep Dasar Informasi dan Sistem Informasi……….. 15

2.3.1 Pengertian Data……….. 15

2.3.2 Pengertian Informasi……….. 15

2.3.3 Hubungan Data dan Informasi……… 16

2.3.4 Definisi Sistem Informasi………... 17

2.4 Pengertian Pajak……….. 18

2.4.1 Fungsi Pajak……… 19

2.4.2 Pengertian Pajak Daerah……… 20

2.4.3 Sistem Pemungutan Pajak Daerah………. 20

2.5 Arsitektur Jaringan………. 25

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer……….. 25

2.5.2 Jenis-jenis Jaringan……… 27

2.5.3 Topologi Jaringan Komputer………. 29

2.5.4 Pengertian Jaringan Client/Server……….. 32


(6)

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……… 39

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan………... 45

3.1.3 Struktur Organisasi………. 46

3.1.4 Deskripsi Tugas……….. 47

3.2 Metode Penelitian……… 48

3.2.1 Desain Penelitian……… 48

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data………. 49

3.2.2.1 Sumber Data Primer………...… 49

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder………..… 49

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem………. 50

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem……… 50

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem……….. 50

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan……… 53

3.2.3.3.1 Flow Map……… 54

3.2.3.3.2 Diagram Konteks………. 54

3.2.3.3.3 Data Flow Diagram………. 54

3.2.3.3.4 Kamus Data………. 57

3.2.3.3.5 Perancangan Basis Data……….. 57

3.2.3.3.6 Entity Relation Diagram……….. 59

3.2.4 Pengujian Software……….……. 60

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM………. 61

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan……… 61

4.1.1 Analisis Dokumen……….. 63

4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan………... 64

4.1.2.1 Flow Map Yang Sedang Baerjalan……….….. 65

4.1.2.2 Diagram Konteks………... 70

4.1.2.3 Data Flow Diagram……… 71

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan……….. 72

4.2 Perancangan Sistem………. 74

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem………... 74

4.2.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan……….… 74

4.2.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan……….. 75

4.2.3.1 Struktur Proses Yang Diusulkan……… 75

4.2.3.2 Flow Map Yang Diusulkan………... 76

4.2.3.3 Diagram Konteks……….. 82

4.2.3.4 Data Flow Diagram……….. 83

4.2.3.5 Kamus Data……….. 85

4.2.4 Perancangan Basis Data………. 86

4.2.4.1 Normalisasi……… 87

4.2.4.2 Relasi Tabel………...… 90

4.2.4.3 Entity Relation Diagram………... 91


(7)

4.2.5.3 Perancangan Output……….…. 108

4.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan……… 113

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM……….. 114

5.1 Pengujian………. 114

5.1.1 Rencana Pengujian………. 114

5.1.2 Kasus Dan Hasil Pengujian………. 115

5.1.3 Kesimpulan Hasil Pengujian………...…… 121

5.2 Implementasi……….….. 121

5.2.1 Batasan Implementasi……… 121

5.2.2 Implementasi Perangkat Lunak……….. 122

5.2.3 Implementasi Perangkat Keras……….….. 122

5.2.4 Implementasi Basis Data………. 123

5.2.5 Implementasi Antar Muka……….. 125

5.2.6 Implementasi Instalasi Program………. 126

5.2.7 Penggunaan Program………..……… 134

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….….. 149

6.1 Kesimpulan………..…… 149

6.2 Saran……… 150

DAFTAR PUSTAKA………. xv LAMPIRAN


(8)

Gambar 2.3 Topologi Star………... 29

Gambar 2.4 Topologi Bus………... 30

Gambar 2.5 Topologi Ring……… 31

Gambar 2.6 Topologi Hybrid……….... 32

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung……… 46

Gambar 3.2 Model Waterfall………..….. 51

Gambar 4.1 Strukur Proses Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah……….. 64

Gambar 4.2 Flowmap Pemrosesan Validasi SSPD Yang Sedang Berjalan…...65

Gambar 4.3 Flowmap Pembuatan STS dan Slip Setoran Wajib Pajak Yang Sedang Berjalan……… 66

Gambar 4.4 Flowmap Penerimaan STS dan Slip Setoran Validasi Yang Sedang Berjalan………. 67

Gambar 4.5 Flowmap Pembuatan Laporan Harian Yang Sedang Berjalan…...68

Gambar 4.6 Flowmap Pembuatan Laporan Bulanan Yang Sedang Berjalan…69 Gambar 4.7 Diagram Konteks / DFD Level 0 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang Sedang Berjalan….….. 70

Gambar 4.8 DFD Level 1 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang Sedang Berjalan………... 71

Gambar 4.9 DFD Level 2 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang sedang Berjalan……….…... 72

Gambar 4.10 Struktur Proses Yang Diusulkan……… 76

Gambar 4.11 Flowmap Pemrosesan Validasi SSPD Yang Diusulkan….... 77

Gambar 4.12 Flowmap Pembuatan STS dan Slip Setoran Wajib Pajak Yang Diusulkan……….. 78

Gambar 4.13 Flowmap Penerimaan STS dan Slip Setoran Validasi Yang Diusulkan……….….. 79

Gambar 4.14 Flowmap Pembuatan Laporan Harian Yang Diusulkan…… 80

Gambar 4.15 Flowmap Pembuatan Laporan Bulanan Yang Diusulkan….. 81

Gambar 4.16 Diagram Kontek / DFD Level 0 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang Diusulkan……… 82

Gambar 4.17 DFD Level 1 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang Diusulkan……… 83

Gambar 4.18 DFD Level 2 Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Yang Diusulkan………. 84

Gambar 4.19 Relasi Tabel………... 90

Gambar 4.20 Entity Relationship Diagram……….…… 91

Gambar 4.21 Struktur Menu……….….. 96

Gambar 4.22 Perancangan Input Menu Utama………..…. 98


(9)

Gambar 4.28 Perancangan Input Layanan Surat Tanda Setoran……….… 103

Gambar 4.29 Perancangan Input Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)…... 104

Gambar 4.30 Perancangan Input Surat Tanda Setoran (STS)……..….….. 105

Gambar 4.31 Perancangan Input Laporan Penerimaan………….……….. 105

Gambar 4.32 Perancangan Input Laporan Penyetoran ………..…. 106

Gambar 4.33 Perancangan Input Data Laporan Wajib Pajak………..…… 107

Gambar 4.34 Perancangan Output Surat Setoran Pajak Daerah…………. 108

Gambar 4.35 Perancangan Output Surat Tanda Setoran………. 109

Gambar 4.36 Perancangan Output Laporan Penerimaan………. 110

Gambar 4.37 Perancangan Output Laporan Penyetoran………. 111

Gambar 4.38 Perancangan Output Laporan Data Wajib Pajak……… 112

Gambar 4.39 Rancangan arsitektur jaringan... 113

Gambar 5.1 Installshield……… 127

Gambar 5.2 Create a new project……….. 127

Gambar 5.3 Project Name and Location……… 128

Gambar 5.4 General Information……….. 129

Gambar 5.5 Features………. 129

Gambar 5.6 Setup Types……… 130

Gambar 5.7 Files………..…. 131

Gambar 5.8 Shortcut/Folders………..….. 132

Gambar 5.9 Dialogs………..……. 132

Gambar 5.10 Build Your Release………..…….. 133

Gambar 5.11 Form Login……… 134

Gambar 5.12 Form Menu Utama………. 135

Gambar 5.13 Form Input Admin……….…… 135

Gambar 5.14 Form Objek Pajak……….……. 136

Gambar 5.15 Form Target Pajak……….……. 136

Gambar 5.16 Form Update Validasi SSPD………. 137

Gambar 5.17 Form Update STS……….. 138

Gambar 5.18 Form Layanan Validasi SSPD………...…… 139

Gambar 5.19 Form Surat Tanda Setoran……….…..….. 140

Gambar 5.20 Form Laporan Penerimaan Pajak Daerah……….. 141

Gambar 5.21 Form Laporan Penyetoran Pajak Daerah………...… 142

Gambar 5.22 Form Laporan Data Wajib Pajak………...… 143

Gambar 5.23 Cetak Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) Validasi…….… 144

Gambar 5.24 Cetak Surat Tanda Setoran (STS)……….… 145

Gambar 5.25 Cetak Laporan Penerimaan……….….. 146

Gambar 5.26 Cetak Laporan Penyetoran………..….. 147


(10)

   


(11)

Entitas

Proses Data

Aliran

Menunjukan bagian luar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Menunjukan nama dan batas antar suatu sistem.

Menunjukan arah aliran dokumen antar bagian yang terkait pada suatu sistem, dapat dari sistem keluar atau pun dari luar ke sistem dan antar bagian

di luar sistem  

3. Simbol Data Flow Diagram (DFD)

SIMBOL

NAMA

KETERANGAN

Entitas Luar

Proses Data

Data Store

Aliran

Menunjukan bagian luar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Menunjukan nama dan batas antar suatu sistem.

Merupakan simbol dari media penyimpanan data.

Menunjukan arah aliran dokumen antar bagian yang terkait pada suatu sistem, dapat dari sistem keluar atau pun dari luar ke sistem dan antar bagian


(12)

Entitas

Relasi

Merupakan suatu kesatuan atau entitas

Merupakan simbol dari hubungan atau relasi antar entitas

Menunjukan aliran data Aliran


(13)

Tabel 4.2 Kamus Data………. 85

Tabel 5.1 Rencana Pengujian……….. 114

Tabel 5.2 Pengujian Login Pengguna……….…. 115

Tabel 5.3 Pengujian Input Admin……….….. 115

Tabel 5.4 Pengujian Input Objek Pajak……….….. 116

Tabel 5.5 Pengujian Input Target Pajak……….. 116

Tabel 5.6 Pengujian Input Update SSPD Validasi……….…. 117

Tabel 5.7 Pengujian Input Update STS……….….. 117

Tabel 5.8 Pengujian Input Layanan Validasi SSPD………..…….. 118

Tabel 5.9 Pengujian Input Layanan STS……….…… 118

Tabel 5.10 Cetak Data SSPD Validasi……….…. 119

Tabel 5.11 Cetak Data Surat Tanda Setoran………....…. 119

Tabel 5.12 Cetak Laporan Penerimaan……….. 119

Tabel 5.13 Cetak Laporan Penyetoran……….. 120

Tabel 5.14 Cetak Laporan Data Wajib Pajak………. 120

Tabel 5.15 Implementasi Halaman Berdasarkan User Kepala Bagian Bendahara Penerima………... 125

Tabel 5.16 Implementasi Halaman Berdasarkan User Kepala Staff Operasional………. 126

Tabel 5.17 Implementasi Halaman Berdasarkan User Staff Operasional.. 126


(14)

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat dengan adanya alat elektronik berupa komputer yang didukung dengan fasilitas - fasilitas yang ada sekarang ini sehingga dapat membantu memudahkan suatu pekerjaan. Pada dasarnya komputer digunakan sebagai alat bantu seperti mengolah, menyimpan, dan mengambil kembali data atau informasi yang diperlukan.

Perancangan berbasis komputer dengan bahasa pemrograman sangat diharapkan dapat memecahkan masalah - masalah yang ada. Rancangan aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam analisa, proses kegiatan, dan perencanaan yang tepat mengenai apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi proses pengelolaan data yang masih menggunakan cara sederhana.

Di berbagai instansi pemerintah maupun swasta banyak melibatkan penggunaan perangkat keras seperti perangkat komputer dalam kegiatannya. Termasuk kegiatan yang dilakukan di Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung, khususnya pada bagian Bendahara Penerima yang merupakan pusat penyelenggaraan pengelolaan data penerimaan dan penyetoran Pajak Daerah. Ada tujuh jenis Pajak Daerah yang dikelola oleh bagian Bendahara Penerima antara lain : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Penggalian Gol C dan Pajak Parkir.


(15)

Perincian tugas pada bagian Bendahara Penerima yaitu menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan penerimaan dari tujuh jenis pajak dan pendapatan lain – lain yang sah. Pengelolaan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah ini dilakukan sebagai salahsatu proses untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian - bagian terkait.

Dalam pemenuhan kebutuhan informasinya ada beberapa masalah yang terjadi adalah dalam hal pengelolaan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah ini masih dilakukan secara sederhana dan belum mengoptimalkan penggunaan perangkat komputer yang sudah tersedia sebagai fasilitas pendukung aktifitas kerja. Semua ini masih memungkinkan besarnya terjadi kesalahan - kesalahan atau ketidaktepatan dalam pengelolaan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis bermaksud untuk mengambil judul Skripsi “Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung.”


(16)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dan rumusan masalah yang ada di Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada penulisan latar belakang penelitian di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Dalam hal pengelolaan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah masih dilakukan secara sederhana

2. Belum optimal dalam penggunaan perangkat komputer yang sudah tersedia sebagai fasilitas pendukung aktifitas kerja

3. Masih sulitnya memperoleh informasi mengenai laporan transaksi penerimaan pajak sesuai dengan kebutuhan waktu

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang penelitian dan identifkasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah yang berjalan saat ini di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung. 2. Bagaimana Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan

Penyetoran Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung


(17)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah, guna mengoptimalkan pengelolaan data agar lebih efektif dan efisien, tepatnya pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Sistem Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung yang sedang berjalan.

2. Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung


(18)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada Dinas

Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan pengoptimalisasian sistem yang sedang berjalan sehingga lebih mendukung performansi dinas tersebut .

2. Dapat memberikan alternative alat bantu dalam menyelesaikan kinerja untuk

pemenuhan kebutuhan informasi.

3. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemikiran dan dapat dijadikan bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya dengan bidang kajian yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam penelitian yang dapat mendukung Sistem Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah.

2. Membandingkan antara ilmu pengetahuan dan teori-teori lain yang telah dipelajari dengan kenyataan empiris yang terjadi dalam sebuah lingkungan.

3. Memberikan tambahan wawasan ilmu dan keterkaitannya dengan beberapa disiplin ilmu lain yang dapat memberikan manfaat bagi penulis selanjutnya dalam proses menuntut ilmu.


(19)

1.5 Batasan Masalah

Sistem informasi penerimaan dan penyetoran pajak daerah adalah sistem yang mengelola data penerimaan pajak daerah yang meliputi proses menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan penerimaan dari tujuh jenis pajak dan pendapatan lain – lain yang sah. Adapun masalah pengelolaan data perpajakan, maka penulisan Skripsi ini di batasi pada masalah - masalah sebagai berikut :

1. Sistem hanya membahas tentang penerimaan pajak daerah 2. Sistem mebahas tentang penyetoran penerimaan pajak daerah

3. Sistem membahas tentang penerimaan dari 7 jenis pajak daerah yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Penggalian Gol C dan Pajak Parkir.

4. Tidak menangani wajib pajak yang bermasalah dengan masalah pembayarannya.

5. Penulis tidak membahas mengenai proses pembayaran tunai Pajak Daerah melalui bagian bendahara penerima.

6. Penulis hanya mengimplementasikan bagaimana cara mengoperasikan produk tersebut.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung, yang terletak di Jl. Raya Soreang Km. 17 Soreang Kabupaten Bandung 40911. Adapun lamanya penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(20)

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No. Aktivitas

Waktu

Maret April Mei Juni Juli 2010

1.  Requirements Definition 

          2.  System and Software        3.  Implementation and

Unit Testing

       

4.  Integration and System Testing 

         

5.  Operation and Maintenance 


(21)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya [2004:51]”,

Perancangan adalah Kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah. Dalam perancangan yang akan dibuat penulis adalah Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Asli Daerah Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung.

2.2 Konsep Dasar Sistem

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut juga dengan processing systems.

2.2.1 Definisi Sistem

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya [2004:18]”, pada dasarnya Sistem adalah :

“Kumpulan / group dari sub sistem / bagian / komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”

Menurut Raymond McLeod, Jr dan George Schell dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen [2004:9]” edisi Bahasa Indonesia, Sistem adalah :


(22)

“Sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.”

Dikutip dari : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=12&submit.y=16&submit=prev&p

age=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Finfo%2F2008% 2Fjiunkpe‐ns‐s1‐2008‐26402186‐11187‐curah‐chapter2.pdf  yang berjudul

“Pengertian Sistem Informasi”, Sistem adalah :

“Sekelompok elemen - elemen yang saling terintegrasi untuk dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.”

Dengan definisi tersebut kita bisa menggambarkan sistem dengan menentukan bagian – bagiannya, bagaimana bagian – bagian tersebut berhubungan dan bagaimana ciri – ciri dari tujuan yang harus dicapai.

Sebagai contoh, organisasi perusahaan. Komponen – komponen yang termasuk disini adalah orang – orang, mesin – mesin, bangunan, bagian akuntansi dan bagian pemasaran, yang semuanya berhubungan satu sama lain dalam berbagai cara. Misalnya, orang yang melaksanakan pekerjaan dalam bagian akuntansi juga memiliki tanggung jawab terhadap orang yang menangani pajak pendapatan dan pemotongan dana pensiun dari gaji yang dibayarkan. Pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan bias menggunakan mesin atau alat bantu lainnya, dan ini akan sangat mempengaruhi orang – orang yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Tujuan dari organisasi perusahaan mungkin untuk mendapatkan laba, menghasilkan produk yang baik, tumbuh menjadi lebih besar, tetap bertahan, atau biasanya merupakan kombinasi dari semua ini.


(23)

2.2.2 Ciri – Ciri Sistem

Ciri – Ciri Sistem menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya [2004:19]”, digambarkan dalam gambar 2.1 berikut ini :

 

Gambar 2.1 Ciri – ciri Sistem

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]

1. Tujuan Sistem

Merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. 2. Batas Sistem

Merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungannya.

3. Sub Sistem

Merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, sub sistem ini bisa phisik ataupun abstrak.

4. Hubungan Sistem

Merupakan hubungan yang terjadi antar sub sistem dengan sub sistem lainnya yang setingkat atau antara sub sistem dengan sistem yang lebih


(24)

besar. Ada dua macam hubungan sistem, yaitu hubungan horizontal dan hubungan vertikal.hubungan vertikal disebut sebagai hubungan khirarki yang menggambarkan tingkatan, sedangkan hubungan horizontal menggambarkan hubungan antara sub sistem dengan sub sistem lain yang setingkat. Khirarki sistem pada dasarnya menggambarkan hubungan sistem dengan sistem yang lebih besar yang disebut sebagai super sistem dan hubungan dengan sistem yang lebih kecil yang disebut sebagai sub sistem.

5. Input – Proses – Output

Ciri lain dari sistem adalah melihat dari sudut fungsi dasarnya yaitu :

Input, Proses dan Output. Fungsi ini juga menunjukan bahwa system sebagai proses tidak bisa berdiri sendiri, harus ada input dan output. Seperti terlihat dalam gambar 2.2 dibawah ini :

 

Gambar 2.2 Fungsi dasar suatu sistem

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi

Manajemen Konsep dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]

a. Input adalah segala sesuatu yang masuk kedalam suatu sistem. Input ini bervariasi bisa berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku, layanan atau lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan. Input dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu : Serial input, Probabel input dan


(25)

b. Proses merupakan perubahan dari input menjadi output. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang atau komputer.

c. Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem. Berdasarkan penggunaannya suatu output dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :

a) Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi atau untuk diproses lebih lanjut, sebagai contok multiplek bias langsung digunakan atau dibuat lemari.

b) Output suatu system yang dikonsumsi oleh sub system yang lain dalam system yang sama dalam suatu siklus produksi sebagai contoh adalah barang setengan jadi.

c) Output yang merupakan bagian dari output secara keseluruhan yang dapat dikonsumsi oleh system yang lain atau oleh system yang bersangkutan, tapi menjadi tidak berguna kalau dibuang ke lingkungan. Sebagai contoh adalah limbah gergajian, limbah tersebut tidak bermanfaat kalau dibuang ke lingkungan tapi akan bermanfaat kalau dibuat papan partikel.

6. Lingkungan Sistem

Adalah faktor – faktor di luar sistem yang mempengaruhi sistem. Lingkungan sistem ada dua macam, yaitu : lingkungan eksternal (diluar sistem) dan lingkungan internal (didalam sistem).


(26)

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sistem menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya [2004:27]”, antara lain :

1. Sistem terbuka dan tertutup

Sebuah sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy bila aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup bila aktivitas – aktivitas didalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.

2. Sistem Buatan Manusia dan Tuhan (Allah)

Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan tuhan) atau buatan manusia.

3. Sistem Berjalan dan Konseptual

Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini sedang digunakan, sedangkan sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih diatas kertas.

4. Sistem Sederhana dan Komplek

Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan sub sistem, sedangkan sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan sub sistem.


(27)

5. Kinerjanya bisa yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi yang dihadapi.

6. Sementara dan Selamanya

Sementara artinya system hanya digunakan untuk periode waktu tertentu. Sedangkan selamanya artinya system digunakan selama – lamanya untuk waktu yang tidak ditentukan.

7. Ada secara Phisik dan Non Phisik

Ada secara Phisik artinya disini dapat diraba, sedangkan Non Phisik artinya disini tidak dapat diraba.

8. Sistem, Sub Sistem dan Super Sistem

Berdasarkan tingkatannya sebuah sistem bisa merupakan komponen dari sistem yang lebih besar. Sistem yang lebih kecil yang ada dalam sebuah sistem disebut sebagai subsistem. Super sistem merupakan sistem yang sangat besar dan sangat komplek.

9. Bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Bisa beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, sedangkan tidak bisa beradaptasi artinya tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.


(28)

2.3 Konsep Dasar Informasi dan Sistem Informasi

Setelah mengetahui pengertian beserta klasifikasi sistem, dibawah ini uraian mengenai konsep dasar informasi dan sistem informasi.

2.3.1 Pengertian Data

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya [2004:40]”, Data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan sesuatu. Data bisa berupa bahan untuk diskusi, pengambilan keputusan, perhitungan atau pengukuran.

Dalam suatu perusahaan data bisa merupakan jumlah jam kerja bagi setiap karyawan diperusahaan tersebut, jumlah penjualan dan lain – lain. Ketika data ini diproses, data tersebut dirubah menjadi informasi.

2.3.2 Pengertian Informasi

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen[2004:40]”, Informasi adalah :

“Hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.”

Dikutip dari : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=12&submit.y=16&submit=prev&page=2&

qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Finfo%2F2008%2Fjiunkpe‐ns‐ s1‐2008‐26402186‐11187‐curah‐chapter2.pdf  yang berjudul “Pengertian Sistem Informasi”, Informasi adalah :


(29)

Dari uraian tentang informasi ini ada tiga hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Informasi merupakan hasil pengolahan data 2. Memberikan makna atau arti

3. Berguna atau bermanfaat

Sedangkan Mc Leod mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri – ciri :

1. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

3. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. 2.3.3 Hubungan Data dan Informasi

Dalam pengembangan sistem informasi orang banyak terjebak dalam situasi dimana mereka mengumpulkan data terlebih dahulu tanpa tahu informasi apa yang diperlukan. Dalam menghasilkan informasi kita terlebih dahulu harus tahu informasi apa yang diperlukan selanjutnya kita harus tahu bagaimana mengolah suatu data menjadi informasi. Masalah inilah yang paling penting untuk disadari bahwa menentukan kebutuhan informasi apa yang harus disajikan bukan pekerjaan yang gampang. Kalau informasi yang diperlukan sudah ditentukan


(30)

dengan baik dan tidak ada masalah dibidang pengolahan maka selanjutnya kita baru menentukan data apa yang harus disediakan.

2.3.4 Definisi Sistem Informasi

Menurut Laudon dalam bukunya ‘Management Information Systems : New approaches to Organization & Technology’ mengatakan bahwa Sistem informasi merupakan :

“Komponen – komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian”.

Menurut McKeown dalam bukunya ‘Management Information Systems : Managing with Computers’ mengatakan bahwa Sistem informasi merupakan : “Gabungan dari komputer dan user yang mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi tersebut”.

Dikutip dari : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=12&submit.y=16&submit=prev&page=2&

qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Finfo%2F2008%2Fjiunkpe‐ns‐ s1‐2008‐26402186‐11187‐curah‐chapter2.pdf  yang berjudul “Pengertian Sistem Informasi”, Sistem informasi merupakan :

“Kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang di organisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”.

Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi adalah kumpulan dari sub – sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.


(31)

2.4 Pengertian Pajak

Dikutip dari : http://www.google.co.id/#q=definisi+pajak&hl=id&sa=2&fp=9c053c740acafac3  yang

berjudul “Pengantar Perpajakan”, Pajak adalah :

“Iuran / pungutan wajib yang dapat dipaksakan, karena berdasarkan Undang - undang yang tidak ada kontraprestasi langsung yang dapat ditunjuk yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat umum.”

Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak yang berjudul “Pajak”, Pajak adalah : 

“Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung”.

Menurut H. Wahyu Sukmana, S.E., Ak. Dan Selly Herdianti, S.E., M.Si., Ak., dalam Bukunya yang berjudul “Pengantar Perpajakan[2001:3]” mendefinisikan bahwa Pajak adalah :

“Pembayaran berupa uang kepada pembendaharaan umum Negara atau daerah, yang dikenakan atas wajib pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, yang imbalannya dari Negara atau daerah bersifat umum dan menyeluruh, dan meskipun nyata namun tidak dapat ditunjukkan serta dipisah – pisahkan secara khas, untuk masing – masing pembayaran tersebut, namun pemungutannya dapat dipaksakan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak sebagai contribution

dan nonpenal transfer of resources diartikan sebagai iuran dan pungutan.

Dari definisi yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang ciri – ciri atau unsur pokok yang terdapat pada pengertian pajak, yaitu :

1. Pungutannya oleh pemerintah.


(32)

3. Pemerintah tidak secara langsung memberikan balas jasa kepada pribadi pembayar pajak.

4. Pelaksanaannya bila perlu dapat dipaksakan.

5. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keuangan pemerintah, dalam rangka membiayai belanja Negara.

2.4.1 Fungsi Pajak

Pengertian fungsi dalam fungsi pajak adalah pengertian fungsi sebagai kegunaan suatu hal. Maka fungsi pajak adalah kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menetukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Suatu Negara dipastikan berharap kesejahteraan ekonomi masyarakatnya selalu meningkat. Dengan pajak sebagai salah satu pos penerimaan Negara diharapkan banyak pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan Negara.

Fungsi pajak menurut H. wahyu Sukmana, S.E., Ak. dan Selly Herdianti, S.E., M. Si., Ak. dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Perpajakan [2001:4]”, terdiri dari tiga, yaitu : 

1. Fungsi budgetair (fungsi anggaran) adalah fungsi pajak disektor public, merupakan suatu alat atau sumber untuk memasukkan uang dari masyarakat berdasarkan undang – undang ke kas Negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran umum Negara.

2. Fungsi regulerend (fungsi mengatur) adalah fungsi pajak yang digunakan untuk mengatur atau untuk mencapai tujuan tertentu di bidang ekonomi, politik, social, budaya, pertahanan keamanan. Misalnya dengan mengadakan


(33)

perubahan – perubahan tariff, memberikan pengecualian atau keringanan – keringanan.

3. Sarana partisipasi masyarkat terhadap pembangunan Negara. 2.4.2 Pengertian Pajak Daerah

Pajak Daerah menurut H. wahyu Sukmana, S.E., Ak. dan Selly Herdianti, S.E., M. Si., Ak. dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Perpajakan [2001:10]” adalah pajak – pajak yang pemungutannya dikelola oleh Departemen Dalam Negeri. Pemerintah Daerah Tk. I dan Pemerintah Daerah Tk. II / Kotamadya. Contohnya : Pajak atas Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Objek pajak yang telah dikenakan oleh Pajak Pusat tidak boleh dikenakan lagi oleh Pajak Daerah, maksudnya harus dicegah adanya pemungutan pajak ganda yang akan memberatkan wajib pajak. Pajak ganda artinya bila suatu objek dikenakan pajak yang sejenis untuk kedua kalinya, meskipun dengan nama lain. 2.4.3 Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Sumber diambil dari Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung, Yang dimaksud dengan sistem disini adalah satu totalitas (keutuhan) yang terdiri dari sub – sub sistem yang saling berhubungan, mendukung dan menentukan, sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu dalam mencapai tujuan.


(34)

Sedangkan yang dimaksud dengan Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak, serta pengawasan penyetorannya.

Secara umum sistem pemungutan pajak daerah yang berlaku, adalah : 1. Official Assesment

2. Self Assesment

Didalam sistem Official Assesment, wewenang pemungutan pajak ada pada aparat pajak (Fiskus), yaitu fiscus berhak menentukan besarnya utang pajak dengan mengeluarkan Surat Keterangan Pajak Daerah. Jadi dalam sistem ini para wajib pajak bersifai pasif dan menunggu ketetapan fiscus mengenai utang pajaknya.

Didalam sistem Self Assesment, wajib pajak harus aktif menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetorkan. Sistem ini diberlakukan untuk memberikan kepercayaan bagi masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajak.

Konsekuensi dari sistem ini adalah bahwa masyarakat / wajib pajak harus benar – benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelunasan pajaknya, seperti kapan harus membayar, bagaimana menghitung besar pajak, kepada siapa pajak dibayarkan, apa yang terjadi jika salah perhitungan, atau sanksi apa yang akan diterima bila melanggar ketetapan pajak.


(35)

Walaupun pajak daerah merupakan suatu sarana sistematis dari Pemerintahan Daerah, namun tidak boleh dilakukan secara semena – mena, karena bisa menimbulkan konflik. Azas yang masih relevan untuk diterapkan dalam perpajakan daerah, yaitu :

1. Azas kesamaan dan keseimbangan (Equality)

Dalam azas ini ditekankan pentingnya keseimbangan berdasarkan kemampuan masing - masing subjek pajak, didalam pemungutan pajak tidak ada diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Pemungutan pajak yang dilakukan terhadap semua subjek pajak harus sesuai dengan batas kemampuan masing - masing, sehingga dalam azas equality ini untuk setiap orang yang mempunyai kondisi yang sama harus dikenakan pajak yang sama pula.

2. Azas kepastian (Certainty)

Dalam azas ini ditekankan kepastian mengenai pemungutan pajak yaitu : 1) Kepastian mengenai hukum yang mengaturnya.

2) Kepastian mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak dan tata cara pemungutannya.

Kepastian ini menjamin setiap orang untuk tidak ragu - ragu dalam menjalankan kewajiban membayar pajak, karena segala sesuatunya telah jelas.


(36)

3. Azas kenyamanan untuk membayar (Convenience of payment)

Dalam azas ini ditekankan pentingnya saat dan waktu yang tepat dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

4. Azas Efesiensi (Efficiency)

Dalam azas ini ditekankan pentingnya efesiensi pemungutan pajak, artinya biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan pemungutan pajak tidak boleh lebih besar dari jumlah pajak yang dipungut.

Proses pemungutan pajak daerah yang berlaku di Kabupaten Bandung pada saat ini mengacu kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain.

Pengertian tentang Sistem dan Prosedur yang dapat disingkat SISDUR ini adalah tata urutan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu kegiatan, serta hubungannya dengan kegiatan lain dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam suatu fungsi, untuk menghasilkan sesuatu yang akan menjadi masukan bagi pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan pada fungsi lain sebagai suatu kalanjutan dalam suatu proses.

Sistem dan prosedur tersebut adalah merupakan pedoman bagi aparat / unit kerja terkait dalam pengelolaan pajak daerah, serta sebagai upaya dalam rangka meningkatkan penerimaan dan tertib administrasi pajak daerah. Perangakat untuk keseragaman gerak langkah yang merupakan rincian menyatukan penafsiaran mengenai ketentuan - ketentuan yang berlaku tentang pajak daerah, disamping juga sebagai informasi bagi semua pihak yang berkepentingan, baik terhadap


(37)

wajib pajak maupun pihak lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan pajak, mengenai hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Adapun tujuan dari sistem dan prosedur adalah :

a. Sebagai penuntun, pedoman dan petunjuk praktis bagi aparatur bidang pajak daerah.

b. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan aparatur pelaksana di bidang pajak daerah.

c. Meningkatkan kegiatan pengawasan yang melekat pada tiap fungsi dan sebagai standar pelaksanaan operasional bagi pimpinan pelaksana dan penanggung jawab masing - masing kegiatan / pekerjaan.

d. Meningkatkan daya guna dan hasil guna dari setiap kegiatan dalam penyelenggaraan perpajakan daerah.

Sistem dan prosedur administrasi pajak daerah terdiri dari : a. Pendaftaran dan pendataan.

b. Penetapan. c. Penyetoran.

d. Angsuran dan permohonan penundaan pembayaran. e. Pembukuan dan pelaporan.

f. Keberatan dan Banding. g. Penagihan.

h. Pembetulan, pembatalan, pengurungan penetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi.


(38)

2.5Arsitektur Jaringan

Untuk mendukung kelancaran program aplikasi yang akan dibangun ini maka diperlukan beberapa unit komputer, dimana semua komputer tersebut saling berhubungan dan melakukan komunikasi data agar proses komunikasi data dapat berjalan lancar dengan baik maka dibutuhkan media atau pelantara yang disebut dengan jaringan komputer.

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer

Dikutip dari : http://prima.kurniawan.students‐ blog.undip.ac.id/2009/07/13/pengertian‐jaringan‐komputer‐dan‐manfaatnya/  yang berjudul “Pengertian Jaringan Komputer dan Manfaatnya”, Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program – program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.

Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, yaitu : 1. Sharing resources

Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai.


(39)

2. Media Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya.

3. Integrasi Data

Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.

4. Pengembangan dan Pemeliharaan

Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama – sama. Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus maka pemakai cukup memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.

5. Keamanan Data

Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta


(40)

teknik perlindungan terhadap harddisk sehingga data mendapatkan perlindungan yang efektif.

6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini

Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh setiap pemakai.

2.5.2 Jenis – jenis Jaringan

Dikutip dari : http://www.galihakmal.com/index.php/basic/3‐jenis‐jenis‐ jaringan‐komputer yang berjudul “Jenis - jenis Jaringan”, secara umum dibagi atas lima jenis, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce,misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk


(41)

keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesinmesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

4. Internet

Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi


(42)

walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

2.5.3 Topologi Jaringan Komputer

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak dalam bukunya yang berjudul

“Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya [2004:242]”, ada

empat topologi yang umum digunakan yaitu : 1. Topologi Star

Merupakan konfigurasi jaringan komputer yang berbentuk bintang. Topologi Star ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

 

Gambar 2.3 Topologi Star

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]


(43)

2. Topologi Bus

Jaringan komputer ini memiliki konfigurasi yang berbentuk garis. Dalam jaringan ini tidak ada induk komputer yang mengontrol jaringan computer secara keseluruhan. Topologi Bus ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

 

Gambar 2.4 Topologi Bus

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]

3. Topologi Ring

Sama halnya dengan topologi bus, jaringan ini tidak terpusat pada induk komputer. Sehingga kalau salah satu komputer tidak berfungsi tidak akan mengganggu komputer yang lain. Topologi Ring ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(44)

Printer Terminal

Terminal

Terminal Terminal

Gambar 2.5 Topologi Ring

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]

4. Topologi Hybrid

Konfigurasi jaringan computer ini merupakan gabungan dari berbagai konfigurasi. Topologi Hybrid ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(45)

Printer Terminal Terminal Terminal

Terminal Terminal

Terminal Terminal

Printer Terminal

Terminal

Terminal Terminal

 

Gambar 2.6 Topologi Hybrid

[Sumber : Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak, 2004, Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung]

2.5.4 Pengertian Jaringan Client / Server

Dikutip dari : http://one.indoskripsi.com/node/11083 yang berjudul “Model Jaringan”, Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain didalam jaringan dan Client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server dijaringan tipe client-server disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.


(46)

Keunggulan :

a. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.

b. Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.

c. Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.

Kelemahan :

a. Biaya operasional relatif lebih mahal.

b. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.

c. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu. 2.6 Perangkat Lunak Pendukung

Dalam membangun perangkat lunak ini penulis meanggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7 dan Microsoft Access.

2.6.1 Borland Delphi 7

Menurut M. Agus J. Alam dalam bukunya yang berjudul “Mengolah

Database dengan Borland Delphi7 [2003:15]”, Delphi merupakan bahasa


(47)

canggih. Berbagai jenis aplikasi dapat dibuat dengan Delphi, termasuk aplikasi untuk mengolah teks, grafik, angka, database dan aplikasi web.

Kemampuan Delphi adalah menyediakan komponen – komponen dan bahasa pemrograman yang andal, sehingga memungkinkan untuk membuat program aplikasi sesuai dengan keinginan, dengan tampilan dan kemampuan yang canggih. Delphi menyediakan fasilitas pemrograman yang sangat lengkap, fasilitas pemrograman tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu object dan bahasa pemrograman. Object adalah suatu komponen yang mempunyai bentuk fisik dan biasanya dapat dilihat (visual). Object biasanya dipakai untuk melakukan tugas tertentu dan mempunyai batasan – batasan tertentu. Sedangkan bahasa pemrograman secara singkat dapat disebut sebagai sekumpulan teks yang mempunyai arti tertentu dan disusun dengan aturan tertentu serta untuk menjalankan tugas tertentu.

2.6.2 Microsoft Office Access

Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Access yang berjudul

“Microsoft Access”, adalah sebuah program aplikasi basis data komputer

relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.


(48)

Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.

1. Penggunaan

Microsoft Access digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani pembuatan dan manipulasi data. Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di dalam server yang menjalankan Microsoft Internet Information Services (IIS) dan menggunakan Microsoft Active Server Pages (ASP). Meskipun demikian, penggunaan Access kurang disarankan, mengingat telah ada Microsoft SQL Server yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi.

Beberapa pengembang aplikasi profesional menggunakan Microsoft Access untuk mengembangkan aplikasi secara cepat (digunakan sebagai Rapid Application Development / RAD tool), khususnya untuk pembuatan purwarupa


(49)

untuk sebuah program yang lebih besar dan aplikasi yang berdiri sendiri untuk para salesman.

Microsoft Access kurang begitu bagus jika diakses melalui jaringan sehingga aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh banyak pengguna cenderung menggunakan solusi sistem manajemen basis data yang bersifat klien/server. Meskipun demikian, tampilan muka Access (form, report, query, dan kode Visual Basic) yang dimilikinya dapat digunakan untuk menangani basis data yang sebenarnya diproses oleh sistem manajemen basis data lainnya, seperti halnya Microsoft Jet Database Engine (yang secara default digunakan oleh Microsoft Access), Microsoft SQL Server, Oracle Database, dan beberapa produk lainnya yang mendukung ODBC.

2. Fitur

Salah satu keunggulan Microsoft Access dilihat dari perspektif

programmer adalah kompatibilitasnya dengan bahasa pemrograman Structured

Query Language (SQL); query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen SQL, dan statemen-statemen SQL dapat digunakan secara langsung di dalam Macro dan VBA Module untuk secara langsung memanipulasi tabel data dalam Access. Para pengguna dapat mencampurkan dan menggunakan kedua jenis bahasa tersebut (VBA dan Macro) untuk memprogram form dan logika dan juga untuk mengaplikasikan konsep berorientasi objek.

Microsoft SQL Server Desktop Engine (MSDE) 2000, yang merupakan sebuah versi mini dari Microsoft SQL Server 2000, dimasukkan ke dalam Office


(50)

XP Developer Edition dan dapat digunakan oleh Microsoft Access sebagai alternatif dari Microsoft Jet Database Engine.

Tidak seperti sebuah sistem manajemen basis data relasional yang komplit, Microsoft JET Database Engine tidak memiliki fitur trigger dan stored procedure. Dimulai dari Microsoft Access 2000 yang menggunakan Microsoft Jet Database Engine versi 4.0, ada sebuah sintaksis yang mengizinkan pembuatan kueri dengan beberapa parameter, dengan sebuah cara seperi halnya sebuah stored procedure, meskipun prosesur tersebut dibatasi hanya untuk sebuah pernyataan tiap prosedurnya. Access juga mengizinkan form untuk mengandung kode yang dapat dieksekusi ketika terjadi sebuah perubahan terhadap tabel basis data, seperti halnya trigger, selama modifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan form tersebut, dan merupakan sesuatu hal yang umum untuk menggunakan kueri yang akan diteruskan (pass-through dan teknik lainnya di dalam Access untuk menjalankan stored procedure di dalam RDBMS yang mendukungnya.

Dalam berkas Access Database Project (ADP) yang didukung oleh Microsoft Access 2000 dan yang selanjutnya, fitur-fitur yang berkaitan dengan basis data berbeda dari versi format/struktur data yang digunakan Access (*.MDB), karena jenis berkas ini dapat membuat koneksi ke sebuah basis data MSDE atau Microsoft SQL Server, ketimbang menggunakan Microsoft JET Database Engine. Sehingga, dengan menggunakan ADP, adalah mungkin untuk membuat hampur semua objek di dalam server yang menjalankan mesin basis data tersebut (tabel basis data dengan constraints dan trigger, view, stored procedure, dan UDF). Meskipun demikian, yang disimpan di dalam berkas ADP hanyalah


(51)

form, report, macro, dan modul, sementara untuk tabel dan objek lainnya disimpan di dalam server basis data yang membelakangi program tersebut. 

3. Pengembangan dengan Access

Access mengizinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua tabel basis data, kueri, form, dan report disimpan di dalam berkas basis data miliknya. Untuk membuat Query, Access menggunakan Query Design Grid, sebuah program berbasis grafis yang mengizinkan para penggunanya untuk membuat query tanpa harus mengetahui bahasa pemrograman SQL. DI dalam Query Design Grid, para pengguna dapat memperlihatkan tabel basis data sumber dari query, dan memilih field-field mana yang hendak dikembalikan oleh proses dengan mengklik dan menyeretnya ke dalam grid. Join juga dapat dibuat dengan cara mengklik dan menyeret field-field dalam tabel ke dalam field dalam tabel lainnya. Access juga mengizinkan pengguna untuk melihat dan memanipulasi kode SQL jika memang diperlukan.

Bahasa pemrograman yang tersedia di dalam Access adalah Microsoft Visual Basic for Applications (VBA), seperti halnya dalam beberapa aplikasi Microsoft Office. Dua buah pustaka komponen Component Object Model (COM) untuk mengakses basis data pun disediakan, yakni Data Access Object (DAO), yang hanya terdapat di dalam Access 97, dan ActiveX Data Objects (ADO) yang tersedia dalam versi-versi Access terbaru. 


(52)

BAB III

OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam melakukan penyusunan skripsi ini adalah Pada Bagian Bendahara Penerima di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung, yaitu bagian yang mengelola penerimaan dan penyetoran Pajak Asli Daerah. Beralamatkan di Jl. Raya Soreang Km. 17 Soreang Kabupaten Bandung 40911.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejak pembentukan Daerah – daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat berdasarkan Undang – undang No. 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat, terdapat 14 urusan pemerintahan yang diserahkan bersamaan dengan pembentukan Kabupaten tersebut, yang menjadi urusan Rumah Tangganya yang disebut Kewenangan Pangkal, yaitu :

1. Urusan Umum

2. Urusan Pemerintahan Umum 3. Urusan Agraria

4. Urusan Pengairan, jalan – jalan dan gedung – gedung 5. Urusan Pertanian, perikanan dan Koperasi

6. Urusan Kehewana

7. Urusan Kerajinan, Perdagangan Dalam Negeri dan Perindustrian 8. Urusan Perburuhan


(53)

9. Urusan Sosial

10.Urusan Pembagian (distribusi) 11.Urusan Penerangan

12.Urusan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan 13.Urusan Kesehatan

14.Urusan Perusahaan

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1957 tentang Penyerahan Pajak Negara kepada Daerah, ditetapkan mengenai penyerahan Pajak Negara kepada Daerah Tingkat II, yaitu :

a. Pajak Jalan b. Pajak Kopra

c. Pajak Potong Hewan d. Pajak Pembangunan I e. Pajak Vervonding Indonesia

Selain pajak Negara yang diserahkan kepada Daerah Tingkat II sebagaiman tersebut diatas, juga berdasarkan Undang – undang Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, terdapat kewenangan daerah tingkat II untuk memungut Pajak – Pajak Daerah, sebagai berikut :

a. Pajak atas Pertunjukan dan Keramaian Umum

b. Pajak atas Reklame sepanjang tidak diadakan dengan memuatnya dalam majalah atau warta harian

c. Pajak Anjing


(54)

e. Pajak atas Ijin Penjualan Minuman yang mengandung alkohol f. Pajak atas Kendaraan tidak bermotor

g. Pajak atas Ijin mengadakan perjudian

h. Pajak atas Tanda Kemewahan mengenai luas dan penghiasan kubur

i. Pajak karena berdiam di suatu daerah lebih dari 120 hari dalam suatu tahun pajak, kecuali untuk perawatan didalam rumah sakit atau sanatorium, dan juga atas penyediaan rumah lengkap dengan perabotnya untuk diri sendiri atau keluarganya selama lebih dari 120 hari dari suatu tahun pajak, semua itu tanpa bertinggal tetap di daerah itu dengan ketentuan bahwa mereka yang berdiam di luar daerahnya guna menjalankan tugas yang diberikan oleh Negara atau Daerah tidak boleh dikenakan pajak termaksud

j. Pajak atas milik berupa bangunan serta halamannya yang berbatasan dengan jalan umum di darat atau di air, atau yang terletak disekitarnya dan juga atas milik berupa tanah kosong yang berbatasan atau yang mempunyai jalan keluar pada jalan – jalan tersebur, pajak ini dapat dipungut atas dasar sumbangan yang layak untuk pembiayaan penerangan atau pembangunan air serta kotoran oleh daerah

k. Pajak atas milik berupa bangunan serta keturutannya atau tanah kosong yang terletak dalam bagian tertentu dari daerah, pajak mana dipungut tiap – tiap tahun untuk paling lama 30 tahun atas dasar sumbangan yang layak guna pembiayaan pekerjaan yang diselenggarakan oleh atau dengan bantuan daerah dan yang menguntungkan milik – milik tersebut


(55)

l. Pajak atas milik berupa bangunan serta halamannya yang berbatasan dengan jalan umum didarat atau di air atau dengan lapangan, atau pajak atas tanah yang menurut rencana bangunan daerah yang telah disahkan akan dipergunakan sebagai tanah bangunan dan terletak dalam lingkungan yang ditentukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

m. Pajak sekolah yang semata – mata diperuntukan membiayai pembangunan rumah sekolah rendah untuk pelajaran umum dan pembelian perlengkapan pertama

n. Opsen atas pokok pajak daerah tingkat atasan sepanjang kemungkinan pemungutan opsen itu diberikan dalam peraturan pajak daerah tingkat itu. Demikian pula berdasarkan Undang – undang No. 10 Tahun 1968 dan peraturan pemerintah No. 5 Tahun 1969, diserahkan kewenangan pungutan pajak untuk daerah tingkat II, yaitu :

1. Pajak Radio

2. Pajak Bangsa Asing

Juga berdasarkan keputusan Mendagri No. 900 – 099 Tahun 1980, terdapat adanya tambahan jenis pajak daerah tingkat II, sebagai sumber pendapatan daerah, yaitu :

1. Pajak Penerangan Jalan 2. Pajak Rumah Bola (Bilyar) 3. Pajak Pendaftaran Perusahaan 4. Pajak Forenzen


(56)

6. Pajak atas mempunyai barang – barang menjulang di atas tanah, jalan bangunan yang dikuasai daerah

7. Pajak Perusahaan

8. Pajak Kendaraan di Atas Air 9. Pajak Pelabuhan Perahu 10.Pajak Pembuatan Garam

11.Pajak Pengangkutan Garam ke Luar Daerah 12.Pajak Asuransi

13.Pajak Pengusaha Kandang Babi 14.Pajak Pengambilan Sarang Burung

15.Pajak Pengambilan Rumput Laut dan Agar – agar Laut 16.Pajak Pengumpulan Telur Penyu

17.Pajak Rumah Asap

18.Pajak Mendirikan Rumah – rumah Tembakau 19.Pajak Pelelangan Ikan

Berkenaan dengan hal diatas, maka telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 tentang pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung.

Perangkat Daerah termaksud terdiri dari : 1. Sekretariat Daerah

2. Sekretariat DPRD 3. Dinas Daerah


(57)

5. Kecamatan 6. Kelurahan

Atas dasar peraturan daerah No. 7 Tahun 2001 tersebut, ditetapkan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung oleh keputusan Bupati Bandung No. 43 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung.

Unsur organisasi Dinas, terdiri atas : a. Pimpinan adalah Kepala Dinas

b. Pembantu Pimpinan adalah Wakil dan bagian tata usaha

c. Pelaksana adalah Sub Dinas, cabang dinas dan kelompok jabatan fungsional

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas b. Wakil Kepala Dinas c. Bagian Tata Usaha

d. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional e. Sub Dinas Pajak dan Retribusi Daerah

f. Sub Dinas bagi hasil pendapatan dan pendapatan lain – lsin g. Cabang Dinas


(58)

Di dalam era otonomi daerah, yaitu dengan berlakunya Undang – undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang – undang No. 25 Tahun 1999 yang diberikan kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah, maka Undang – undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak daeraah dan retribusi daerah dapat penyesuaian / perubahan melalui Undang – undang No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang – undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dengan pedoman pelaksanaannya yaitu peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah dan peraturan pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah.

Di dalam salah satu ketentuannya, jenis pajak Kabupaten / Kota terdiri dari :

a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C g. Pajak Parkir

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan VISI :

“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang Repeh, Rapih, Kertaraharja

melalui pembangunan partisipatif yang berbasis religius, kultural dan


(59)

MISI :

1. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berkeadilan. 2. Menciptakan kondisi yang aman, tertib, damai dan dinamis.

3. Memelihara keseimbangan lingkungan dan pembanguan yang berkelanjutan.

4. Memberdayakan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia berlandasan iman dan taqwa.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk dapat lebih jelas mengenai lingkup perusahaan di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung dapat dilihat dari Bagan Struktur Organisasi tersebut dibawah ini :

Kepala Dinas

Bendahara Pengeluaran Bendahara

Penerima Ka. Subag

Umum

Penyusunan Program Ka. Subag

Keuangan Sekretaris

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung


(60)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 7 Tahun 2001 tentang pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung dan Keputusan Bupati No. 43 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung khususnya pada Bagian Bendahara Penerima, adapun susunan Organisasi dan tata kerja pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung khususnya pada Bagian Bendahara Penerima antara lain :

1. Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan Dinas dalam melaksanakan kewenangan Daerah dibidang pendapatan daerah.

2. Sekretaris

Mempunyai tugas tentang kesekertariatan, kebutuhan Rumah Tangga Dinas, Surat menyurat, memprogram rencana kerja anggaran.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas dalam bidang surat menyurat, Kepegawaian dan Kearsipan.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas mengatur rencana anggaran pendapatan dan belanja. 5. Penyusunan Program

Mempunyai tugas membuat program untuk rencana kegiatan anggaran pendapatan dan belanja.


(61)

6. Bendahara Penerima

Mempunyai tugas menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan penerimaan dari tujuh jenis pajak dan pendapatan lain – lain yang sah. 7. Bendahara Pengeluaran

Mempunyai tugas menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan pengeluaran perkegiatan yang ada di Dinas itu sendiri. 

3.2 Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan berbagai metode untuk menunjang penggumpulan data–data perusahaan untuk dijadikan acuan penulis untuk membangun sistem informasi yang dapat langsung diaplikasikan di dalam perusahaan, berikut ini adalah metode–metode yang dilakukan :

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh :

a. Deskripsi mengenai Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Daerah.

b. Penjelasan yang teruji mengenai Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.

Bentuk penelitian secara deskriptif digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan ataupun menilai efektifitas suatu sistem, karena menggunakan metode survei, wawancara dan analisis data sekunder, maka untuk menjawab tujuan penelitian yaitu :


(62)

2) Mengetahui performansi Sistem yang ada pada Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah.

3) Mengetahui informasi output dari Sistem yang ada pada Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara atau alat yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data atau sumber-sumber dari perusahaan atau Dinas yang dijadikan objek penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 3.2.2.1 Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus. Untuk itu dalam penelitian ini data primer meliputi informasi mengenai pengelolaan data diperoleh dari pegawai. Sedangkan informasi mengenai implementasi Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak, diperoleh dari pimpinan (atasan langsung) pada Bagian Bendahara Penerima.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian merupakan data sekunder, yang dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik perusahaan, yang meliputi jumlah pegawai, data tentang hasil evaluasi pegawai, performansi sistem, performansi perangkat penunjang, ketersedian informasi, dan lain-lain.


(63)

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini penulis melakukan metode pendekatan dan pengembangan sistem dengan cara sebagai berikut :

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode yang digunakan untuk melakukan analisis adalah dengan pendekatan terstruktur. Tujuannya adalah supaya pada akhir pengembangan sistem akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Analisis sistem secara terstruktur mengacu pada dokumen atau data yang berjalan dalam sistem.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode adalah suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metode yang digunakan untuk Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung adalah Model Waterfall.

Dikutip dari : http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/waterfall-process-model/ yang berjudul “Waterfall Process Model”, Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing /


(64)

verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Model Waterfall

[Sumber : http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/waterfall-process-model/, “Waterfall Process Model”, 30 Mei 2010]

Gambar di atas adalah tahapan umum dari model proses ini. Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman :

1. System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus


(65)

dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

2. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

3. Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. 4. Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer,

maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

5. Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.


(66)

6. Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis yang digunakan untuk pengembangan sistem pada skripsi ini adalah analisis perancangan terstruktur. Analisis tersebut berfokus pada aliran data atau informasi yang mengalir dalam sistem. Perancangan terstruktur adalah pendekatan yang mempergunakan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan. Sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan mendapatkan sistem yang terstruktur.

a. Analisis

Analisis adalah mempelajari masalah - masalah yang timbul dan kemudian memperbaiki berbagai fungsi yang ada di dalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien.

b. Perancangan

Perancangan adalah menentukan bentuk dari sistem yang akan dibuat yang sesuai dengan kebutuhan pemakai yang telah dianalisis terlebih dahulu, termasuk di dalamnya input dan output sistem.


(1)

   

Laporan penyetoran ini dicetak berdasarkan tanggal atau bulan. Memiliki 5 rangkap dokumen, rangkap-rangkap tersebut diserahkan kepada bagian kas daerah, bagian pendapatan, bagian P2O, bagian akuntansi dan bagian bendahara penerima itu sendiri untuk diarsipkan.

Gambar 5.26 Cetak Laporan Penyetoran


(2)

148   

   

Laporan ini dicetak untuk mengetahui wajib pajak mana saja yang sudah membayar dan yang belum membayar pajak.


(3)

149 6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penyusunan skripsi dengan judul Perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah ini, antara lain :

1. Sistem Informasi Pengelolaan Data Penerimaan dan Penyetoran Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung merupakan sistem yang menangani hal pengelolaan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah meliputi pembuatan validasi untuk SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) dan pembuatan STS (Surat Tanda Setoran).

2. Perangkat pembantu pengolah data penerimaan dan penyetoran pajak daerah dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan pengolahan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah serta membantu menunjang penyediaan kebutuhan informasi untuk bagian lain yang berkaitan.


(4)

150  

6.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan diantaranya :

1. Dengan sistem yang berjalan ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan pekerjaan pengolahan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah.

2. Sistem pengolahan data penerimaan dan penyetoran pajak daerah ini sebaiknya dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang telah ditetapkan.

3.

Untuk perancangan aplikasi sebaiknya dapat dibarengi dengan keamanan jaringan untuk keamanan data dan informasi guna mendukung kinerja sistem. 


(5)

xv 

 

Sumber Buku

Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak. 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan

Pengembangannya. Lingga Jaya. Bandung.

H. wahyu Sukmana, S.E., Ak. dan Selly Herdianti, S.E., M. Si., Ak. 2001.

Pengantar Perpajakan. Universitas Padjadjaran. Bandung.

M. Agus J. Alam. 2003. Mengolah Database dengan Borland Delphi7. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Raymond McLeod, Jr dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Indeks. Jakarta.

Roger S. Pressman, Ph. D.2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi. Yogyakarta. Sumber Internet

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=12&submit.y=16&submit=prev&p age=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Finfo%2F2008% 2Fjiunkpe‐ns‐s1‐2008‐26402186‐11187‐curah‐chapter2.pdf.  Pengertian Sistem

Informasi. 24 Maret 2010

http://www.google.co.id/#q=definisi+pajak&hl=id&sa=2&fp=9c053c740acafac3. 

Pengantar Perpajakan. 13 Maret 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak.  Pajak. 13 Maret 2010 

http://prima.kurniawan.students‐blog.undip.ac.id/2009/07/13/pengertian‐jaringan‐

komputer‐dan‐manfaatnya/. Pengertian Jaringan Komputer dan Manfaatnya. 31

Maret 2010 

http://www.galihakmal.com/index.php/basic/3‐jenis‐jenis‐jaringan‐komputer.  Jenis -

jenis Jaringan. 31 Maret 2010 

http://one.indoskripsi.com/node/11083. Model Jaringan. 31 Maret 2010

http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/waterfall-process-model/. Waterfall

Process Model. 30 Mei 2010

http://mugi.or.id/blogs/yandi_tubagus/archive/2009/11/18/data‐flow‐diagram‐dfd‐

dan‐flowmap.aspx. Data Flow Diagram dan Flowmap. 24 Maret 2010

http://olasolahudin.blogspot.com/2010/01/pengertian‐kamus‐data.html.  Pengertian

Kamus Data. 24 Maret 2010

http://smk‐yabhinka.blogspot.com/2009/05/normalisasi‐sistem‐basis‐data.html. 

Normalisasi Sistem Basis Data. 24 Maret 2010

http://deckynoviar.files.wordpress.com/2008/04/relasi‐antar‐tabel.pdf.  Relasi Antar

Tabel. 24 Maret 2010


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Siti Khodijah

Tempat dan Tanggal Lahir : Indramayu, 30 Januari 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 10506198

Program Studi : Sistem Informasi Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Lengkap : Jl. Haurmekar No. E21 RT 05 RW 01 Kel. Sadang Serang Kec. Coblong Kota Bandung

Nomor Telepon : 0857.2023.5329

Email : Chiko_SK19@yahoo.co.id

Nama Ayah : H. Tafsir Yasin Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Nama Ibu : Hj. Sofroh (Alm) Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

Alamat Lengkap : Jl. Raya Patrol RT 01 RW 01 Patrol Lor Patrol-Indramayu

PENDIDIKAN

1 SDN I Kandanghaur-Indramayu, Lulus Tahun 2000 2 MTsN Al-Falah I Cicalengka-Bandung, Lulus Tahun 2003 3 SMA Muslimin I Bandung, Lulus Tahun 2006

4 Universitas Komputer Indonesia Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi, Tahun 2006-Sekarang


Dokumen yang terkait

Tinjauan atas pemungutan pajak daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung

0 4 31

Tinjauan Atas Prosedur Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

0 11 161

Analisis Sistem Informasi Penerimaan Dan Penyetoran Pajak Di Bagian Bendahara Penerima Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung

0 6 75

Prosedur pengajuan Keberatan Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan keuangan (DPPK) Pemerintah Kabupaten Bandung

0 8 32

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 3

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

1 3 26

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 1 8

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 1

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 1