Bakteri patogen yang ditemukan Isolasi Bakteri Heterotroik

Kualitas Air yang Mendukung Potensi Budidaya...Aspek Mikrobiologi Sutiknowati, L.I. 69 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Total Bakteri Koliform Pengamatan pada Mei 2010 trip I saat surut menunjukkan kepadatan total bakteri koliform yang terdapat pada perairan sekitar keramba budidaya kekerangan dan di ekosistem lamun sekitar 7.000- 7.640 koloni100ml Gambar 4. Bakteri E.coli yang merupakan golongan koliform juga ditemukan di perairan keramba, yaitu sekitar 590-825 koloni100ml. Saat surut tidak diperoleh sampel air pada lokasi sumur, dermaga dan ekosistem mangrove Tabel 1. Kepadatan total bakteri koliform dan E. coli ditemukan pada organ siput gonggong dan kerang darah dengan konsentrasi sekitar 1.980-2.050 koloni100ml koliform dan 486-590 koloni100ml E.coli. Pengamatan pada Oktober 2010 trip II saat pasang menunjukkan konsentrasi total bakteri koliform lebih rendah dibanding pada Mei Gambar 4. Konsentrasi yang rendah ditemukan pada perairan keramba, ekosistem lamun, perairan dermaga, sumur dan ekosistem mangrove, dan konsentrasi bakteri koliform yang terdapat pada sampel siput gonggong lebih tinggi Gambar 4. Bakteri E.coli ditemukan dengan konsentrasi lebih rendah, kecuali pada sampel siput gonggong yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Pada Oktober tidak dilakukan perhitungan konsentrasi total bakteri koliform dan bakteri E.coli pada kerang darah di dalam keramba pembesaran karena habis dimangsa predator atau hilang terbawa air saat pasang. Tingginya konsentrasi total bakteri koliform dan E.coli pada biota siput gonggong dan kerang darah menunjukkan bahwa kekerangan merupakan inkubator bagi bakteri koliform dan E.coli untuk tumbuh dan dapat menginfeksi manusia sehingga menyebabkan lebih tinggi dari konsentrasi total bakteri koliform di perairan. Daging siput gonggong dan kerang darah tidak layak dimakan mentah, dan harus direbus terlebih dulu agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat atau dilakukan puriikasi untuk membersihkan daging siput gonggong dan kerang darah dari bakteri koliform dan E.coli. Adanya kepadatan koliform dan E.coli yang tinggi adalah akibat dari limbah domestik yang masuk ke perairan Suhendar Heru, 2007. Bakteri tersebut dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan biota yang di budidayakan atau bahkan mematikan manusia yang mengkonsumsi biota yang dibudidayakan Girard et al., 2005. Berdasarkan pada Kriteria Baku Mutu Air Laut yang dikeluarkan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 2004 bahwa konsentrasi bakteri total koliform sebesar 1000 sel 100 ml untuk budidaya maka perairan laut P. Pari dikategorikan tidak layak untuk budidaya kekerangan diantaranya siput gonggong dan kerang darah. Suatu daerah perairan baik sungai, muara maupun estuaria dikatakan tercemar bila kepadatan bakteri koli pada perairan permukaannya melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Baku Mutu Air Laut yang dikeluarkan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.

2. Bakteri patogen yang ditemukan

Bakteri patogen terbagi dalam dua kelompok genus marga yaitu Vibrio dan Salmonella. Pada lokasi penelitian di P. Pari ditemukan kelompok Salmonella yang terdiri dari Citrobacter sp, Yersinia sp dan Shigella sp; sedangkan kelompok Vibrio terdiri dari Vibrio sp, V. parahaemolyticus, Aeromonas sp, Pseudomonas sp, dan Proteus sp Tabel 2. Ke tujuh marga bakteri patogen tersebut diperoleh dari sampel air laut, sedimen, kekerangan, ekosistem lamun dan Kepadatan Total Bakteri Koliform dan E.coli di perairan P.Pari pada Mei trip I dan Oktober trip II, 2010. Gambar 4. J. Segara Vol. 8 No. 2 Desember 2012: 65-75 mangrove. Pada siput gonggong dan kerang darah ditemukan 5 genus marga bakteri patogen. Bakteri patogen yang ditemukan dominan adalah bakteri genus aeromonas. Bakteri yang spesiik ditemukan dalam air laut adalah bakteri Proteus dan dalam sedimen adalah bakteri Yersinia. Bakteri patogen yang ditemukan pada penelitian ini pada umumnya lemah dan tidak berbahaya kecuali Vibrio yang bisa menyebabkan gastroenteritis WHO, 1977. Bakteri patogen yang ditemukan di siput gonggong dan kerang darah merupakan indikator bahwa biota laut dapat terinfeksi melalui air laut dan sedimennya.

3. Isolasi Bakteri Heterotroik

Kepadatan bakteri heterotroik di P. Pari ditemukan sekitar 5-45 x 10 5 koloniml Gambar 5, yang diperoleh dari perairan, sedimen keramba dan dermaga trip I II, juga pada ekosistem lamun, lokasi sumur, lokasi dermaga, dan ekosistem mangrove trip II. Bakteri heterotroik ditemukan bervariasi kepadatannya diduga karena padang lamun menyumbang banyak senyawa organik yang merupakan sumber karbon bagi bakteri heterotroik. Padang lamun mempunyai fungsi ekologis sebagai produsen primer, pendaur ulang unsur hara, penstabil substrat dan penangkap sedimen, sebagai habitat dan makanan serta tempat berlindung bagi organisme laut lainnya, dan sebagai substrat bagi periiton Hutomo, 1985; Erftemeijer, 1993. Lokasi penelitian di P. Pari, mempunyai luasan lamun sebesar 17,5-25,5 dengan kerapatan sebesar 63,2-71,6 tunasm 2 . Biomass dari lamun di P. Pari adalah sebesar 423,27-948,36 gr.brt. krg.m 2 . Bakteri heterotroik di laut berperan dalam rantai makanan sebagai pendegradasi bahan organik menjadi bahan anorganik yang dapat dimanfaatkan oleh biota lain yaitu itoplankton, dan merupakan piramida dasar dari sistem rantai makanan, sehingga kehidupan laut menjadi lestari. Bakteri heterotroik digunakan sebagai salah satu indikator kesuburan suatu perairan karena kemampuanmya menguraikan senyawa organik. Bakteri heterotroik mempunyai hubungan simbiosis dengan itoplankton pada kehidupan laut dan disebut sebagai algaecidal bacteria Rheinheimer, 1984. Hubungan simbiosis terjalin dengan adanya perjalanan nutrien yang dibawa oleh sungai ke laut dan dimanfaatkan oleh itoplankton terutama diatom. Namun diatom saling bersaing dengan dinolagellata untuk mendapatkan nutrien Suminto Hirayama, 1993. Menurut pemikiran para ahli plankton, dinolagellata berasosiasi dengan bakteri yang dapat mengakibatkan dinolagellata menjadi single species bloom pada fenomena red tide Praseno Sugestiningsih, 2000. Menurut Lignell 1992, bakteri yang hidup dari serasah mangrove akan mengeluarkan semacam enzim yang dibutuhkan oleh itoplankton untuk perbanyakan sel-selnya. Kelimpahan itoplankton di Perairan Pulau Pari sangat bervariasi, kelimpahan tertinggi terlihat di stasiun mangrove dan keramba dengan kelimpahan itoplankton mencapai 1.720.000– 2.080.000selm 3 dan marga diatom masih mendominasi perairan dibandingkan marga dinolagellata.

4. Total sel bakteri