44
LLWL : Lowest Low Water Level, yaitu elevasi muka air terendah selama periode tertentu.
Dari data pasang surut yang diperoleh dari BMG Maritim Semarang, tahun 2006, didapat data sebagai berikut:
MHWL
cm 95,14
m 9514
, 12
bulan tiap
MHWL
MLWL
cm 29,78
m 2978
, 12
bulan tiap
MLWL
MSL
cm 62,46
m 6246
, x12
2 bulan
tiap
MSL
HHWL = 1,1 m = 110 cm LLWL = 0,1 m = 10cm
Elevasi pasang surut diasumsikan +0,00 dari LLWL, sehingga didapatkan: LLWL = +0,00 cm
MSL = 62,46 – 10
= +52,46 cm HHWL = 110 – 10
= +100 cm
4.2.2 Posisi dan Orientasi Pantai
Posisi pantai sangat penting dalam analisis peramalan gelombang dan transpor sedimen pantai. Dalam analisis gelombang terlebih dahulu harus
mengetahui posisi dan bentuk pantai sehingga dapat menyimpulkan arah angin yang dapat membangkitkan gelombang dan arah transpor sedimen yang akan
terjadi pada pantai tersebut. Berikut adalah gambaran posisi Pantai Sayung yang akan di analisis
terhadap arah mata angin:
45
Gambar 4.3 Posisi Dan Orientasi Pantai Sayung
Dari Gambar 4.3 dapat di orientasikan posisi garis pantai, apabila arah Utara adalah 0
o
, Timur Laut adalah 45
o
, Timur adalah 90
o
, Tenggara adalah 135
o
, Selatan adalah 180
o
, Barat Daya adalah 225
o
, Barat adalah 270
o
, dan Barat Laut adalah 315
o
. Gambar di atas menunjukan posisi garis pantai adalah membujur dari 217
o
– 40
o
. Dari posisi garis pantai dapat diorientasikan arah mata angin pembangkitan gelombang dan transpor sedimen sebagai berikut :
46
Tabel 4.2 Pengaruh Mata Angin Terhadap Pembangkitan Gelombang Dan Transpor Sedimen
Arah Pengaruh
Pengaruh Sudut Mata
Angin Sudut Mata
Angin No.
Mata Angin Gelombang
Sedimen Terhadap
Terhadap Ket
Garis ┴ Pantai
Garis Pantai 1.
Utara Berpengaruh
Berpengaruh -52°
38° Angin
Dominan 2.
Timur Laut Tidak
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh -
- Darat
3. Timur
Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
- -
Darat 4.
Tenggara Tidak
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh -
- Darat
5. Selatan
Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
- -
Darat 6.
Barat Daya Berpengaruh
Berpengaruh 83°
82° -
7. Barat
Berpengaruh Berpengaruh
38° 128°
- 8.
Barat Laut Berpengaruh
Berpengaruh -7°
173° -
4.2.3 Angin
Data angin yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan arah angin dominan serta tinggi gelombang rencana. Data angin yang diperlukan adalah data
arah angin dan kecepatan angin dimana data tersebut didapat dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Semarang, tahun 1996– 2006.
Tabel 4.3 Persentase Kejadian Angin Tahun 1996-2006
Kecepatan ARAH ANGIN
knots Utara
Timur Laut
Timur Tenggara
Selatan Barat
Daya Barat
Barat Laut
Jumlah 0,42
0,42 1-3
10,11 1,59
11,28 8,12
0,50 0,65
2,17 6,20
40,61 4-6
4,78 0,35
4,61 3,88
0,27 0,25
2,51 3,78
20,44 7-9
3,54 0,35
4,08 2,86
0,12 0,12
1,49 2,69
15,26 10-12
3,59 0,12
4,41 3,19
0,10 0,22
1,49 2,71
15,84 13-15
0,72 0,05
0,82 0,62
0,05 0,10
1,29 0,67
4,33 16-18
0,07 0,00
0,22 0,12
0,02 0,02
0,52 0,32
1,32 18
0,07 0,02
0,25 0,17
0,02 0,87
0,35 1,77
Jumlah 22,88
2,49 25,67
18,97 1,07
1,39 10,36
16,73 100,00
47
Gambar 4.4 Windrose Tahun 1996-2006
48
Mengingat posisi Pantai Sayung membujur dari Barat Daya ke Timur Laut dengan bagian lautnya di sebelah Barat, maka gelombang yang berpengaruh disini
hanyalah disebabkan oleh angin yang berasal dari Utara, Barat Laut, Barat, dan Barat Daya.
4.2.4 Fetch