Metode identifikasi isu pengelolaan pesisir

PmMing Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolaan VVilayah Pesisir Terpadu

TODE IDENTIHMASI HSU PENGELOLUN PESISIR
DR. I R M. FEDI A. SONDITA, MSG
Jumsan Pernanfaatan Surnberdaya P e m n a n
Fakultw P e h n a n darn m u Kela-n
Ins~tutPeanian Bogor

PENGmTAR
Walaupun isu tersebut dapat bersifat negatif dm
Tahap pertama dalam siklus program
yang h a g a t negatif bi
pengelolaan d a y a h pesisir adalah ide
isu. Hal initegadi karena
pengkajikm isu (issue identzpcation
m m g b kita cendemg lebih mud& mengatakan
persodan buruk (mengeluh?) dibandingkandengan
mengatakan persodm baik saat m e n g e t h i ada
kesempaw untuk mernperbaiki sesuatu.
pengelolaan & a d dengan kegiatan id
d m pen&ajiannya? Lowry (1999) berpendapat

bahwa orang kebanyakm lebih terpermgah dan
terpesona mtuk membahas persoalan atau isu
dibandingkm dengan membahas bjuan.Dalam
tersebuttentutujuandariupaya
&an terlupakm sehingga pa&
hjuan dapat dibahas secara
disdikanpengertian isu
pengelolaan pesisir, isu-isu u m m ditemukm di
d a y a h pesisir Indonesia, cara menadentimi dan
pen$@ ian Impl&minya, cara menyatakannya dan
prinsip yang ti& boleh dilupakan.
PESISHR
sir dapat diartikan sebagai
pemasdahan yang mencakup pernasalahan yang

ISU UMUTM PENGELOL
PESISIR DI
mDONESIA
umum, isu negatif yang biasa


infomasi tentang pesisir tersebut, (4) kurang
koordinasi antar lernbaga yan
d a y & pesisir, (5) upaya peneg
rendah, (6) jumlah tenaga terampil sangat terbatas
(Dahuri, 1 995). Degradasi kualitas lingkungm
tersebut dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu
pernanfaaw atau ekploitasiyang b e r l e b k , polusi
dan kemsakm fisik habit& (Moosa et al, 1996).
Kemsakm habitat pesisir dapat disebabkan oleh
kmversi habitat
senejamtukpemb
abmi pantai danbeneana d m @ahuri et al, 1996).

U
SUATU
ISIJ AD
?
kelmbagaan di d a y a h pesisir yang perlu ditmgani
Di atas telah dijelaskan bahwa suatu isu
negatif terhadap kualitas lingkungan atau

an memberikan d
maka isu tersebut bersifat negatif. 'Nilai' tersebut
dapat berbentuk suatu angka hasil pengukwan
instrumen d m tata nilai seperti norma, etika,
baik (opportunity), maka isu-isu yang bersifat peratwan, kesepakatm dan I&-lain. Di Indonesia
negatif &pat dibedakan menjadi kelemahan (weak- sudah tersusun peraturan-pe
dan 'nilai baku'
ness) dan ancaman (threats) (Bryson, 1995). parameter lingkungan yang merupakan hasil
11 0

septi:

* Undang Undmg no. 5/1990 tentang komervasi
a darn hayati dan ekosistemya,

* Undang Undang no. 9/1990te

Spategic Plan Great Barrier Reef (GB
19941, R m m a S&ate@sPengelolm Pes~su
danpengelolaan sumberdaya

h u t mtuk 10(sepuiuh)pmpinsi l o k Mmim Re* Undang Wndang no. 241199
sources Evaluation and Planning
7 tentangpgelolaan Project), laporan baseline study
19971,h f i l Smber Daya Wdayah Pesisir 1 o h i

*

19961,
baku mu& Gngkat kebisingan ( K e p e n LH no.
Proyek Pesisir kemudim medasiilitasi
limbah hdustri -men

t;

+

*

*
*


LH no. 031

lebarjaEur hijau pantai (mangrove)
al200
meter (SKB Menteri Pertanian dan Menteri
Kehutanan No. 55O/Kpts-411984),
Keppres no. 3211990 tentang pengelolaan
lindmg,
Peratwan Pernerintah no. 2011990 tentang
mmgenai dam*

* danlain-]&.

93 tenatng d i s i s
lingkungan,

BAGAI
SUATU
lSU rPD

Suatu isu dikatakan bersifat positif atau baik
jika isu tersebut ditangani &an mernberikan

a tersebut helm dimanfaah. J h
suatu nsu posltlf tersebut &an ditangani ten-ya
h m s juga ada batasan seberapajauh darnpak isu
tersebut boleh merubah 'nilai' halitas lhgkungm
ya dukungnya tetap menjamin
masyarakat. 'Nilai' yang ditentukan
&dam nonna, etika, peraturan, kesepakatan di atas
dalmmenilai darnpak negaaperlu dip& sebagai
pedoman dalam menentukan darnpak yang
diperbolehkan &at penan
Metode pengarnatanmtuk
meter hgkungan pesisir dapatmen
yang disusm oleh Wilkinson et a1 (1994).

danjika mmgkin berapa besar dampaknya. Diasebab-&bat &pat & b u t mterk menjelaskan
i kegiatan dan kondisl


untuk m e n a n g ~
isu-isu yang diprioritaskmatau
. Kebijakm adalah
diunggulkan mtuk di
bjuan ahu apa yang
pernyataan yang menunj
diharapkan oleh progrm yang direncanakan.
Strategi adalah bagaimana cara mencapai harapan
tersebut. Tabel 1 menyajikan contoh pernyataan
isu yang teridentifikasi beserta penyebabnya atceu
kepentingmya di suatu vvilayah. Susunan mta.n
unggulan isu dapat dilahkan antara lain dengan
memperhatikan: (1) besarnya dampak jika isu
tersebut tidak ditangani dan (2) kema
pel
rencana pengelolam dengan kekrb
tenaga, dana dan (3) waktu yang tersedia serta
efektifitasupaya p e m g

Peiatihan untuk Pelatih, Pengelolaan Wayah Pesisir Terpadu


Tabel 1. Contoh pernyataan isu yang dilengkapi dengan penyebabnya atau kepentingannya di suatu wilayah
pesisir

sangan penting untuk suplai air &war
habitat pantai berkurang dan mengalami degradasi (penurunan kualitas), ha1 yang
penting menentukandaya dukung
ancaman tumpahan minyak dari kapal tanker dan transportasi iaut serta limbah
rumahtanggadan industri
ikan-ikan karang menurun jumlah dan keragamannya, penting untuk nelayan dan
hutan mangrove berkurang luasan dan jumlah pohon-pohonnya, habitat pentinguntuk
anak-anak ikan dan udang sehingga menentukan kelangsunganperikanantangkap
dan peluang model wisata barn (ekoturismej
daerah penangkapan ikan semakin jauh karena di perairan terdekat nelayan sulit
mendapatkan ikan
aktifitas pesisir di bagian utara mempunyai kendala slam yang sangat penting, yaitu
angin kencang dan gelombang besar pada bulan-buisn November-Februari.
pasir yang terakumulasi secara alami di beberapa tempat mempunyai potensi untuk
dimanfaatkan secara ekonomi.
konflik antara sebagian penduduk dengan pemerintahsetempat akibat kompensasi

pengalihan tanah.

ciri budaya lokal hilang karena jumlah pendatang lebih banyak dari penduduk asli
akses masyarakat setempat semakin terhadap kawasan pesisir lokasi pembangunan
semakin terbatas.
besarnya permintaan masyarakat lokal untuk menentukan nasib sendiri dan bagian
manfaat dari keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan pemanfaatan sumberdaya
alam setempat. Sebuah isu penting untuk masyarakat lokai dan pemerintah pusat

B E B E M M BRINSIB UANG HARETS
DTPE
fKAN DALAM IDENTFIFIKASI
ISU DAN PENGKAJIANNYA
Berbagai rnetode untuk pengamatan d a l m
rangka penggalian isu, baik terh*dap aspek
aya, sosial e~ollomidan
an dm kelemahan.
Keterbatasm terutarna disebabkan oleh faktor
tenaga, waktu dan biaya. Yang perlu diperhatikan
&dam proses penggalian isu ini addah ada peluang

perbedm persepsi terhadap isu-isu di antara stakeholders. Demikian juga, persepsi isu yang ada
dalam benak peneliti bisa saja berbeda dari

rnasyarakat yang menjadi obyek penelitim. Oleh
karena itu untuk keperluan penyusman rencana
pengelolm laya ah pesisir secara terpadu, isu-isu
dari berbagai keloqok stakeholder hams tercatat
dengan baik. Untuk rnencegah kesalahan dalam
proses penyusunan rencana pengelolaan seperti
awan (2000),isu-isu yang
ditekankan oleh D
terdaftar atau disusun oleh peneliti sebaiknya
dikonsultasikm lagi dengan stakeholder untuk
mendapatkan verifikasi. Partisipasi stakeholders
dalampenggalian isu ini seyogyanyatinggi sehingga
mereka rnenyadari adanya isu-isu tersebut, tahu
penyebabnya dm tahu caramengatasinya.

112


CI]

ACTWrrlES

C>

INPACTCREATE3

---+

INFLUENCE

Gambar I.Potensi keterkaitanantar kegiabn-kegiatanpesisirdan pengamhnyaterhadap lingkungan

g for public and non- A guide to strengthening and
ional achievment. Jossey-Bass
Publishers, San Francisco. 325 hal.

Lowry, K. 1999. Notes on a strategicplanning &mework
for Larnpung. 3 ha].
Moosa, M.K., R. Dakhuri, M. Nutomo, I.S. Suwelo dan S.
S a l k . (Eds). 1996. Indonesian county study on integrated coastal md marine biodiversity management.
Ministry of State for Environment, Rep. of Indonesia
and Directorate for Nature Management, Kingdom of
Norway. 189 hal.

Dahuri, R. 1995. National status and approaches to coastal
management: Indonesia. Dalam K. Hotta dm I. Dutton
@&). Coastal management in the Asia-Pasific region:
issues and approaches. Japan International Marine Olsen, S.B., K. Lowry dan J. Tobey. 1999. A manual for
Science and Technology Federation, Tokyo. 277-289.
assessing progress in coastal management. URI-CRC,
Narragansett.
56 hal.
Dahuri, R. J. Rais, S.P. Ginting dm M.J. Sitepu. 1996.
Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir d m lautm Pollnac, R.B., F. Sondita, B. Crawford, E. Mantjoro, C.
secara terpadu. Pradnya Parmita, Jakarta. 305 hal.
Rothsulu, dan A. Siahainenia. 1997. Baseline Assessment of Socioeconomic Aspects of Resource Use
Darmawan. 2000. Siklus penyusunan programm
in Bentenan and Turnbak. Nmagansett RI: Coastal
pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu. Pelatihan
Resources
Center, University of Rhode Island.
u n a Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu,
Bogor, 2 1-26Februari 2000. Proyek Pesisir danPKSPL Tmgkilisan, N., V. Semuel, F. Masambe, E. Mwgga, I.
IPB. 7 hal.
l S. Tomph. 1999. h f i l
Makaminang, M. T & ~dan
sumberdaya
wilayah
pesisir
desa Talise, K e c m a m
English, S., C. W i W o n , dan V. Baker. (Eds.) 1994. Survey
Likupang,
Kabupaten
Minahasa,
Sulawesi Utara,
Manual for Tropical Marine Resources. Australian
Proyek
Pesisir,
Coastal
Resources
Center,
University
Institute for Marine Sciences. 368 hal.
of Rhode Island, NarragansePlt, Rhode Island, USA.
. 1994. The Great Bamier Reef,keep it great. Great
28 hid.
Barrier Reef Marine Park Authority. 64 ha].
Wiryawan, B.,13. Marsden, N.A. Susanto, A.K. Mahi, M.
Kasmidi,M., A. Ratu,E. Armada, J. Mhtahari, 1. Maliasar,
Ahmad dan H. Poespitasari. (Eds.) 1999. Atlas
D. Yanis, E Luinolos, N. Mangampe. 1999. Profil
smberdaya wilayah pesisir h p m g . Pemda Propinsi
sumberdayawilayah pesisir desa Blongko, Kecamatan
Lampmg d m Proyek Pesisir (CRC-URI dan PKSPLTenga, Kabupaten Minahasa, SulawesiUtara. Proyek
IPB), Bandar Lampung. 109hal.
Pesisir, Coastal Resources Center, University of Rhode
Island, Narragansent, Rhode Island, USA. 32 hal.