Pengaruh Suhu Rendah terhadap Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L.), Kedelai (Glycine max (L.) Merr.), Rambutan (Nephelium lappaceum) dan Matoa (Pometia pinnata) setelah Pembekuan dalam Nitrogen Cair

PENGARUH SUHU RENDAH TERHADAP VIABILITAS BENIH
JAGUNG (Zea mays L.), KEDELAI (Glycine m a (L.) Merr.),
RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DAN
MATOA (Pometia pinnafa) SETELAH PEMBEKUAN
DALAM NITROGEN CAIR

Oleh
IKA FITRIYATMI

L-

A 27.0301

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996

RINGKASAN
IKA FITRIYATMI. A 27.0301.


Pengaruh Pendinginan Terhadap

Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L . ) Kedelai (Glycine
max (L.) Merr.), Rambutan (Nephelium lappaceum) dan Matoa
(Pometia pinnata) Selama Periode Simpan Dalam Nitrogen
Cair (Di bawah bimbingan

SJAMSOErOED SADJAD dan

ENNY

SUDARMONOWATI).
Penelitian

ini merupakan penelitian eksploratif de-

ngan tujuan mempelajari pengaruh berbagai metode stratifikasi suhu rendah terhadap viahilitas benih jagung utuh dan
embrio excised dan benih utuh dan tanpa kotiledon untuk
benih kedelai, rambutan dan matoa.
Percobaan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih-IPB Baranangsiang dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIP1 Cibinong, dari bulan Juni

1994 sampai dengan Januari 1995.

Benih yang digunakan

adalah benih jagung varietas Arjuna, benih kedelai varietas Wilis, benih rambutan dan benih matoa.
Metode konservasi sumber daya genetik secara luas
terbagi dua yaitu konservasi ex situ dan konservasi in
situ.

Penelitian ini menggunakan konservasi secara ex

situ, yaitu konservasi tanaman dilakukan di luar habitat
alaminya.

Salah satu teknik konservasi ex situ yaitu

kriopreservasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberha-


Perbedaan kondisi benih dan metode stratifikasi berpengaruh terhadap daya berkecambah benih.

Benih utuh me-

miliki daya berkecambah yang lebih tinggi dibandingkan benih tanpa kotiledon atau benih embrio excised.

Hal ini

dapat disebabkan karena terjadinya pelukaan pada saat pemotongan benih, kulit benih yang tebal dan ukuran benih.
Benih yang dibekukan dengan cara pembekuan lambat (slow
freezing) lebih dapat bertahan hidup dibandingkan dengan
benih yang dibekukan dengan cara pembekuan cepat (deep
freezing).

Benih ortodoks dalam ha1 ini benih jagung dan

kedelai lebih dapat bertahan hidup pada suhu yang dingin
dibandingkan benih rekalsitran yaitu rambutan dan matoa.
Penggunaan krioprotektan dapat melindungi benih dari
kerusakan akibat suhu dingin.


Konsentrasi krioprotektan

untuk masing-masing benih berbeda.

Penggunaan konsentrasi

krioprotektan yang tepat dapat melindungi benih dan menghasilkan daya berkecambah benih yang lebih baik.

Konsen-

trasi krioprotektan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu DMSO 15% menghasilkan pengaruh yang lebih baik pada
benih rekalsitran dibandingkan dengan benih ortodoks. Benih ortodoks yang menggunakan krioprotektan mengalami penurunan daya berkecambah dibandingkan benih yang tidak
menggunakan krioprotektan, sedangkan pada benih rekalsitran terjadi ha1 yang sebaliknya.

PENGARUH SUHU RENDAH TERHADAP VIABILITAS BENIH
JAGUNG (Zea mays L.), KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)
RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DAN
MATOA (Pometia pinnata) SETELAH PEMBEKUAN

DALAM NITROGEN CAIR

SKRIPSI
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh
Ika Fitriyatmi
A 27.0301

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996

PENGARUH SUHU RENDAH TERHADAP VIABILITAS BENIH
JAGUNG (Zea mays L.), KEDELAI (Glycine m a (L.) Merr.),

RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DAN
MATOA (Pometia pinnafa) SETELAH PEMBEKUAN
DALAM NITROGEN CAIR

Oleh
IKA FITRIYATMI

L-

A 27.0301

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996

RINGKASAN
IKA FITRIYATMI. A 27.0301.

Pengaruh Pendinginan Terhadap


Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L . ) Kedelai (Glycine
max (L.) Merr.), Rambutan (Nephelium lappaceum) dan Matoa
(Pometia pinnata) Selama Periode Simpan Dalam Nitrogen
Cair (Di bawah bimbingan

SJAMSOErOED SADJAD dan

ENNY

SUDARMONOWATI).
Penelitian

ini merupakan penelitian eksploratif de-

ngan tujuan mempelajari pengaruh berbagai metode stratifikasi suhu rendah terhadap viahilitas benih jagung utuh dan
embrio excised dan benih utuh dan tanpa kotiledon untuk
benih kedelai, rambutan dan matoa.
Percobaan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih-IPB Baranangsiang dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIP1 Cibinong, dari bulan Juni
1994 sampai dengan Januari 1995.


Benih yang digunakan

adalah benih jagung varietas Arjuna, benih kedelai varietas Wilis, benih rambutan dan benih matoa.
Metode konservasi sumber daya genetik secara luas
terbagi dua yaitu konservasi ex situ dan konservasi in
situ.

Penelitian ini menggunakan konservasi secara ex

situ, yaitu konservasi tanaman dilakukan di luar habitat
alaminya.

Salah satu teknik konservasi ex situ yaitu

kriopreservasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberha-

Perbedaan kondisi benih dan metode stratifikasi berpengaruh terhadap daya berkecambah benih.


Benih utuh me-

miliki daya berkecambah yang lebih tinggi dibandingkan benih tanpa kotiledon atau benih embrio excised.

Hal ini

dapat disebabkan karena terjadinya pelukaan pada saat pemotongan benih, kulit benih yang tebal dan ukuran benih.
Benih yang dibekukan dengan cara pembekuan lambat (slow
freezing) lebih dapat bertahan hidup dibandingkan dengan
benih yang dibekukan dengan cara pembekuan cepat (deep
freezing).

Benih ortodoks dalam ha1 ini benih jagung dan

kedelai lebih dapat bertahan hidup pada suhu yang dingin
dibandingkan benih rekalsitran yaitu rambutan dan matoa.
Penggunaan krioprotektan dapat melindungi benih dari
kerusakan akibat suhu dingin.


Konsentrasi krioprotektan

untuk masing-masing benih berbeda.

Penggunaan konsentrasi

krioprotektan yang tepat dapat melindungi benih dan menghasilkan daya berkecambah benih yang lebih baik.

Konsen-

trasi krioprotektan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu DMSO 15% menghasilkan pengaruh yang lebih baik pada
benih rekalsitran dibandingkan dengan benih ortodoks. Benih ortodoks yang menggunakan krioprotektan mengalami penurunan daya berkecambah dibandingkan benih yang tidak
menggunakan krioprotektan, sedangkan pada benih rekalsitran terjadi ha1 yang sebaliknya.

PENGARUH SUHU RENDAH TERHADAP VIABILITAS BENIH
JAGUNG (Zea mays L.), KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)
RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DAN
MATOA (Pometia pinnata) SETELAH PEMBEKUAN
DALAM NITROGEN CAIR


SKRIPSI
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh
Ika Fitriyatmi
A 27.0301

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996