Pertanggungjawaban Kegiatan Bursa Kerja Khusus BKK

35

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilaksanakan oleh Istianingsih 2010 dalam skripsinya yang berjudul Hambatan-hambatan Penyaluran Tenaga Kerja di Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Tempel Sleman menyimpulkan bahwa BKK memiliki berbagai hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, antara lain hambatan dalam mencari dan memberi informasi ketenagakerjaan, hambatan dalam bimbingan jabatan, hambatan dalam seleksi calon tenaga kerja, hambatan dalam melaksanakan penyaluran tenaga kerja, hambatan dalam kegiatan penelusuran lulusan SMK Negeri 1 Tempel serta berbagai upaya yang dilakukan BKK SMK Negeri 1 Tempel untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Rina Maresha 2009 dalam laporan penelitiannya yang berjudul Peran Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Pedan dalam penyediaan peluang kerja menyimpulkan bahwa terdapat beberapa gambaran yang menonjol dalam pelaksanaan penyaluran tenaga kerja melalui BKK diantaranya adalah kebanyakan orang tua tidak mengijinkan anaknya bekerja di tempat yang jauh, selain itu juga adanya keterbatasan dana untuk memberangkatkan anaknya bekerja di luar negeri, adanya ketidaksesuaian antara kemampuan lulusan dengan kriteria lowongan pekerjaan, kurangnya waktu yang dimiliki pengurus BKK untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan, padahal intensitas kerja sekolah cukup tinggi dan kurangnya dana untuk kegiatan BKK dan tidak adanya dana intensif. 36 Penelitian yang relevan juga dilaksanakan oleh Nihayah Oktaviani 2012 dalam laporan penelitian yang berjudul Pelaksanaan Penyaluran Tenaga Kerja Melalui Bursa Kerja Khusus BKK di SMK Negeri 1 Pemalang menyimpulkan bahwa BKK mempunyai hambatan dalam pelaksanaanya antara lain : lulusan masih belum memanfaatkan BKK secara optimal sebagai tempat pencari tenaga kerja, para lulusan sulit mendapatkan ijin dari orang tua, kompetensi yang dimiliki tamatan tidak sesuai dengan permintaan perusahaan, tidak semua pengurus BKK melaksanakan pekerjaannya secara optimal dan aktif, dan terbatasnya dana yang dialokasikan oleh sekolah untu melaksanakan program-program BKK.

C. Kerangka Berfikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu pendidikan formal yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam mempersiapkan lulusan yang berkualitas dan siap untuk memasuki dunia kerja. Kesiapan peserta didik dalam dunia kerja diharapkan untuk dapat mengisi kebutuhan yang ada di dunia usaha atau dunia industri. Produk yang dihasilkan dari SMK yaitu berupa tamatan atau lulusan yang siap kerja. Ibarat sebuah perusahaan ia selain harus mampu menghasilkan barang, juga harus bisa memasarkannya atau menyalurkannya ke konsumen. Begitu juga dengan SMK, ia harus dapat menyalurkan lulusannya yang akan masuk ke dunia industri. Tetapi pada kenyataannya tidak semua lulusan yang ingin mendapatkan pekerjaan dapat disalurkan atau diserap oleh dunia usaha dan