39
Tabel 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru
No. Kompetensi Inti Guru
Kompetensi Guru Mata Pelajaran 1.
Bertindak sesuai
norma agama, hukum, sosial
dan kebudayaan.
1.1 Menghargai peserta
didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal dan
gender.
1.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang
berlaku dalam
masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
2. Menampilkan
diri sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia dan
teladan bagi
peserta didik
dan masyarakat.
2.1 Berperilaku jujur,
tegas dan
manusiawi. 2.2 Berperilaku
yang mencerminkan
ketakwaan dan akhlak mulia. 2.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan masyarakat di sekitarnya.
3. Menampilkan
diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil,
dewasa, arif
dan berwibawa.
3.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
3.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa
4. Menunjukkan
etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru
dan rasa percaya diri. 4.1 Menunjukkan tanggung jawab dan
etos kerja yang tinggi. 4.2 Bangga menjadi guru dan percaya
pada diri sendiri. 4.3 Bekerja mandiri secara profesional.
5. Menjunjung
tinggi kode etik guru.
5.1 Memahami kode etik profesi guru 5.2 Menerapkan kode etik guru
5.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
guru.
4. Hakikat Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Menyampaikan ilmu melalui aktivitas fisik merupakan salah satu unsur yang menjadi ciri pendidikan jasmani. Melalui permainan yang
40
membuat mereka siswa-siswi merasa senang dan sekaligus mendapatkan ilmu. Syarifudin dalam Sugeng, 2006: 15 menjelaskan bahwa pendidikan
jasmani merupakan pendidikan keseluruhan. Melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organis,
neuromuscular, intelektual dan emosional. Aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani telah mendapatkan sentuhan didaktik-metodik
sehingga dapat diarahkan pada usaha pencapaian tujuan pembelajaran, mengembangkan organis, neuromuskular, intelektual, dan emosional.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas jasmani tampak dalam aktivitas gerak siswa pada saat mereka melakukan tugas-tugas gerak dalam proses
pembelajaran. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa pendidikan jasmani lebih banyak menggunakan gerakan-gerakan fisik, baik yang dilakukan
oleh guru maupun siswa. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu pondasi
pembentukan manusia yang berkepribadian melalui aktivitas jasmani. Untuk itu, selama dalam proses pembelajaran guru dan siswa harus
memahami tentang pendidikan jasmani dan kesehatan, di antaranya: a Pengertian Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, b Fungsi Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, dan c Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
41
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan
watak menjadi salah satu tujuan pokok pendidikan jasmani. Depdikbud menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani dan
kesehatan adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap
positif dan keterampilan gerak serta berbagai aktivitas jasmani agar dapat: 1 memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan
dan berat badan secara harmonis; 2 mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, ketrampilan gerak dan cabang olahraga; 3
mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; 4 mengerti peraturan
dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; 5 mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; dan 6 menumbuhkan
sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan bermain. Seorang guru seharusnya telah menjalani pendidikan tertentu
seperti kewenangan mengajar yang dilandasi program akta sebagai
42
bekal bagi guru untuk mendidik dan mengajar di sekolah. Selama pendidikan seorang calon guru harus memilih salah satu bidang studi
yang diminati untuk menjadi sebagai guru bidang studi dikemudian hari. Pendidikan guru di Indonesia sekarang hanya dilakukan di IKIP
yang telah berubah menjadi Universitas. Hal tersebut mengakibatkan kinerja guru relatif belum sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan. Sebagai akibatnya, kemampuan guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan administrasi pendidikan belum memenuhi
standar kompetensi seorang guru.
c. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani