10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Kontijensi
Teori kontijensi menyatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang dapat diterapkan secara efektif untuk semua
kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif untuk situasi atau organisasi perusahaan tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,
penggunaan teori kontijensi telah lama menjadi perhatian para peneliti. Para peneliti di bidang akuntansi menggunakan teori kontijensi saat menghubungkan pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Pendekatan kontijensi digunakan untuk mengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Penelitian ini memberikan suatu gagasan bahwa sifat hubungan yang ada antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial mungkin
berbeda pada setiap kondisi Riyanto, 2001. Maka dalam penelitian ini faktor kontijensi digunakan untuk mengevaluasi keefektifan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah. Faktor kontijensi yang dipilih adalah variabel moderasi yaitu kepuasan kerja sebagai pemoderasi yang dapat
meningkatkan atau menurunkan pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah.
11
2.1.2 Teori Psikologi
Menurut teori psikologi ada dua alasan utama mengapa partisipasi penyusunan anggaran diperlukan Dunk, 1993, yaitu : a keterlibatan atasan dan bawahan dalam
patisipasi anggaran mendorong pengendalian informasi yang tidak simetris dan ketidakpastian tugas, b melalui partisipasi anggaran individu dapat mengurangi
tekanan tugas dan mendapatkan kepuasan kerja, selanjutnya dapat mengurangi senjangan anggaran. Berikut ini beberapa teori psikologi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: 1 Teori Disonansi Kognitif
Robbins 2006 Teori disonansi kognitif dikembangkan oleh Leon Festinger pada tahun 1950-an. Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku.
Disonansi dalam hal ini berarti adanya suatu inkonsistensi. Istilah kognisi digunakan untuk menunjuk kepada setiap pengetahuan, pendapat, keyakinan atau perasaan
seseorang terhadap dirinya sendiri atau lingkungannya. Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih
sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya. Pekerja dengan sikap positif akan cenderung mengembangkan disonansi kognitif ketika kinerja yang dicapai tidak sesuai
dengan harapannya. Disonansi kognitif membuat seseorang berusaha untuk meningkatkan kinerja melalui partisipasi penyusunan anggaran dengan tujuan untuk
memperoleh informasi.
12
2 Teori Prestasi Teori ini dikembangkan oleh McClelland pada tahun 1990, yang digunakan
untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan teori kebutuhan dan kepuasan. McClelland Robbins, 2006 menyatakan bahwa teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu: a.
Kebutuhan akan prestasi, merupakan dorongan untuk unggul, untuk berprestasi berdasar seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses.
b. Kebutuhan akan kekuasaan, merupakan kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan akan kelompok pertemanan, merupakan hasrat untuk hubungan
antar pribadi yang ramah dan akrab.
2.1.3 Anggaran