Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa resistensi insulin dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, jaringan adiposa, dan status pubertas.
Penelitian oleh Lee menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan dan usia pubertas menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami
resistensi insulin Lee dkk., 2006.
2.2.2. Patogenesis
Resistensi insulin pada obesitas dan diabetes mellitus tipe 2 bermanifestasi sebagai menurunnya transport dan metabolisme glukosa yang distimulasi insulin
pada jaringan adiposa dan otot dan gangguan pada penekanan pengeluaran glukosa oleh hati. Gangguan fungsional ini disebabkan oleh terganggunya sinyal
insulin pada ketiga jaringan target dan hambatan pada transporter glukosa sensitif insulin yang utama yaitu GLUT4 Kahn dan Flier, 2000.
Reseptor insulin merupakan tirosin kinase. Ikatan insulin dengan reseptornya menyebabkan fosforilasi pada residu tirosin dari IRS-1 yang mengaktivasi enzim-
enzim yang berperan dalam metabolisme glukosa yang normal. Pada resistensi insulin, terjadi inhibisi pada ikatan insulin dan reseptornya yang mengakibatkan
penurunan fosforilasi tirosin pada IRS-1 serta peningkatan fosforilasi serin pada IRS-1. Terjadi penurunan aktivitas fosfoinositida 3-kinase PI3K yang
mengakibatkan terganggunya translokasi, penyimpanan, dan fusi dari vesikel yang mengandung GLUT4 dengan membran plasma. Akibatnya terjadi penurunan
transpor glukosa ke dalam sel. Inhibisi pada reseptor insulin juga menurunkan aktivitas heksokinase yang berfungsi dalam fosforilasi glukosa dan enzim
fosfofruktokinase serta glikogen sintase yang mengakibatkan penurunan pembentukan glikogen dan peningkatan glukosa dalam darah.
Terdapat perbedaan yang spesifik untuk proses sinyal insulin pada jaringan tertentu. Pada adiposit dari individu obesitas dengan diabetes tipe 2, ekspresi IRS-
1 menurun, menyebabkan penurunan aktivitas fosfoinositida 3-kinase PI3K yang berkaitan dengan IRS-1, dan IRS-2 menjadi protein utama untuk PI3K.
Sebaliknya, pada jaringan otot individu obesitas dan diabetes tipe 2, kadar protein IRS-1 dan IRS-2 normal tetapi aktivitas PI3K yang berkaitan dengan IRS
terganggu Kahn dan Flier, 2000. Dislipidemia dengan penumpukan lemak intra abdominal dikatakan
berkorelasi positif dengan kadar insulin basal serta triasilgliserol. Sementara kadar high density lipoprotein HDL yang rendah pada dislipidemia, berkorelasi negatif
dengan kadar insulin basal Osganian dan Ferranti, 2008. Akumulasi asam lemak dalam sel otot, terutama dalam bentuk asil-CoA rantai panjang dan diasilgliserol,
dapat meningkatkan aktivitas serin kinase dan selanjutnya meningkatkan fosforilasi serin IRS-1. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan terjadinya
penurunan transpor glukosa Savage dkk., 2005. Pada obesitas morbid, ekspresi dari berbagai molekul sinyal insulin menurun
pada otot skeletal. Pada berbagai bentuk obesitas dan diabetes, faktor utama yang berkontribusi terhadap gangguan transport glukosa yang distimulasi insulin pada
adiposit adalah down regulasi dari GLUT4. Meskipun demikian, pada otot skeletal individu obese dan diabetes, dapat ditemukan ekspresi GLUT4 normal
dan gangguan transpor glukosa tampaknya adalah akibat terganggunya
translokasi, penyimpanan, dan fusi dari vesikel yang mengandung GLUT4 dengan membrane plasma Kahn dan Flier, 2000.
Individu dengan resistensi insulin bila tidak mampu mempertahankan derajat hiperinsulinemia yang dibutuhkan untuk mengatasi resistensi insulin, akan
berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan apabila individu dengan resistensi insulin mampu mensekresi insulin yang cukup untuk tetap berada dalam
kondisi non diabetes, individu ini tetap memiliki risiko yang meningkat untuk mengalami sekumpulan kelainan yang disebut dengan istilah Sindrom Resistensi
Insulin. Istilah lain yang juga sering dipergunakan adalah Sindrom Metabolik atau Sindrom Dismetabolik. ACE, 2003
2.2.3 Kriteria diagnosis