UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011-2012

OLEH

A M I N A H

Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 12 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : bola dari kertas, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 26,67 %; sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 15 siswa atau 50 %, dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 80,67% hanya menyisakan 4 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus ketiga penelitian selesai.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan menggunakan alat bantu yang telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung dapat meningkat.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011-2012

OLEH : A M I N A H

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011-2012

(Skripsi)

OLEH :

A M I N A H

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Jadwal Penelitian ... 20 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Menangkap Bola .. 29


(5)

viii MOTTO

Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi akan amat bernilai apabila telah diwujudkan

Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatu pun kepada manusia tanpa bekerja keras


(6)

v

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Herman Tarigan, M. Pd ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(7)

vi

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : A M I N A H

NPM : 1013068004

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola Dengan Satu Tangan Dalam Permainan Kipers Dengan Alat Yang Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8Gedong Air Bandar Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.

Bandar Lampung, September 2012

AMINAH

Materai Rp 6000


(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 07 Maret 1961, merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan Bapak Makmun dan Ibu Siti Chotijah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 31 Tanjung Karang tamat pada tahun 1976, melanjutkan pendidikan di

MTSn 2 Tanjung Karang tamat pada tahun 1979 dan melanjutkan Sekolah MAN 1 Tanjung Karang tamat pada tahun 1982. Tahun 1983 penulis melanjutkan

Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk SD pada Sekolah Guru Olahraga Negeri Tanjung Karang.

Sejak tahun 1984 hingga kini penulis adalah seorang guru olahraga di SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

Dan pada tahun 2010, penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai tahun 2012.


(9)

x

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola Dengan Satu Tangan Dalam Permainan Kipers Dengan Alat Yang

Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air Bandar

Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.P d selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Herman Tarigan, M. Pd selaku dosen pembimbing yang selalu dengan


(10)

xi

5. Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang

telah memberikan banyak arahan dalam penulisan skripsi.

6. Ibu Dra. Helmayati selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Gedong Air

Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung atas izin yang diberikan untuk mengadakan penelitian.

7. Para dewan guru SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat

Kota Bandar Lampung yang memberikan masukan selama mengadakan penelitian.

8. Seluruh siswa-siswi SD Negeri 8 Gedong Air khususnya siswa-siswi kelas IV

9. Yang tercinta Orang Tua, suami, anak-anaku serta seluruh keluarga besarku

yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan doa.

10.Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskes Unila.

11.Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih belum sempurna serta terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis didalam penyusunan baik materi, pembahasan dan penyajiannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran untuk penyempurnaan Skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati.

Bandar Lampung, September 2012 Penulis,


(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kipers termasuk cabang olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil dan merupakan pengembangan dari permainan kasti, yang sudah ada di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama dengan permainan kasti, baik teknik dasarnya maupun cara bermainnya. Perbedaannya dalam permainan kasti bola dilambangkan oleh lawan main, sedangkan dalam permainan Kipers bola di lambangkan sendiri saat akan memukul dengan alat pemukul.

Perbedaan lainnya adalah, jika permainan kipers seorang pemukul memukul bola tidak kena maka tidak lari ketiang hinggap, tetapi berlindung diruang bebas, sambil menunggu giliran memukul kembali dan dianggap mati satu. Sedangkan dalam permainan kasti seorang pemukul yang memukul kena atau tidak, maka pemukul harus lari menuju tiang hinggap.

Perbedaan yang lainnya lagi adalah lapangannya, kalau lapangan kasti dibagi menjadi beberapa ruang, tetapi kalau kipers hanya dibagi menjadi tiga ruangan yaitu ruang bebas, ruang pemukul dan ruang jaga, dan masih ada lagi


(12)

perbedaan-perbedaan lain yang sengaja penulis tidak kemukakan, karena perbedaan yang mendasar adalah, yang telah penulis uraikan diatas.

Dalam permainan Kipers juga ditanamkan sikap sportifitas, kejujuran, kerjasama, menghormati kawan dan lawan main, disiplin dan aspek-aspek yang lain sehingga dalam permainan tersebut dapat menimbulkan sifat yang positif antar pemain serta dapat membentuk kepribadian siswa yang baik dan berkarakter. Didalam pelaksanaannya, aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, melalui pengalaman itulah peserta didik. Tujuan dari permainan kipers adalah agar siswa dapat melakukan berbagai macam gerakan dasar melempar, menangkap, memukul dan mematikan serta dapat bermain dengan baik, jujur, kerjasama, sportif dan menghargai orang lain.

Dari hasil pengamatan pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air Bandar Lampung, bahwa gerak dasar lempar bola dalam kategori masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada saat siswa melakukan gerakan gerakan menangkap bola, pada kenyataannya masih banyak yang belum dapat melakukan gerakan dasar dengan baik dan benar sehingga hasil belajar siswa-siswi masih rendah.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang "Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola Dengan Satu Tangan Dalam Permainan Kipers Dengan Alat Yang


(13)

Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas SD Negeri 8 Gedong Air Bandar Lampung Pelajaran 2011-2012".

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi masalah, sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa-siswi yang tidak dapat melakukan gerakan dasar menagkap bola dengan benar.

2. Masih banyak siswa-siswi yang belum menguasai teknik dasar menagkap bola dengan benar.

C. Batasan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah diatas, maka untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasar dari tujuan penelitian ini. Adapun batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran menangkap bola dengan menggunakan alat bantu yang telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi dapat meningkatkan pembelajaran lempar bola kecil pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung?”


(14)

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperbaiki sikap awal pada gerak dasar menangkap bola dengan

satu tangan.

2. Untuk memperbaiki sikap tangan dan kaki saat akan menangkap bola dengan satu tangan.

3. Untuk memperbaiki sikap tangan, badan dan kaki saat menangkap bola dengan satu tangan.

4. Untuk memperbaiki sikap akhir setelah menangkap bola dengan satu tangan.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi.

2. Bagi Siswa

Sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatan kemampuan bermain kipres khususnya pada gerakan menangkap bola dengan satu tangan.

3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai bahan rujukan untuk melatih kemampuan bermain kipres khususnya gerakan menangkap bola dengan satu tangan.


(15)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung.

2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajaran

menangkap bola dengan satu tangan dengan menggunakan alat bantu yang

telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar

Lampung.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin.

Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan.

Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan yang menunjang pembentukan manusia seutuhnya, dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai hambatan dalam proses belajar harus sejalan dan stabil agar kondisi belajar yang kondusif tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat mencapai hasil yang maksimal.


(17)

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian, yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktifitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan, sedangkan pendidikan melalui aktifitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktifitas jasmani. Marta Dinata (2009:31), mendefinisikan Pendidikan Jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan bersih melalui berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

C. Keterampilan Gerak

Menurut Lutan (1988:95), mendefinisikan bahwa keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin


(18)

kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Lutan (1988:30), menyebutkan bahwa, belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yaitu: (1) tahap kognitif, (2) tahap

asosiatif, dan (3) tahap otomatisasi.

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang bara mulai mempelajari keterampilan motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini, gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas gerak, dan mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semaian konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.


(19)

D. Upaya

Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mencapai sesuatu perwujudan dan keinginan orang atau kelompok tersebut.

E. Model Pembelajaran

Menurut Kelvin (2007), pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus-menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Kegiatan Pembelajaran dirancang secara sistematis, tahap demi tahap secara ketat, sebagaimana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dinyatakan eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan ditentukan, serta pengalaman-pengalaman belajar yang dipilih untuk siswa, mungkin saja berguna bagi guru tetapi tidak berarti bagi siswa (Rogers dalam Snelbecker, 1974).

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang

harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap,

sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran


(20)

Melihat kenyataan yang ada di lapangan pembelajaran Pendidikan Jasmani mengalami berbagai persoalan diantaranya peserta didik mengalami kejenuhan, monoton dan tidak atraktif (menarik) sehingga out put yang didapat prestasi peserta didik menurun dan tidak menunjukan kegairahan dalam olahraga.

Melihat fakta di atas maka jelaslah bahwa guru pendidikan jasmani perlu menerapkan model-model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang

menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikan dengan perkembangan jiwa

peserta didik. Model pembelajaran yang dapatditerapkan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani salah satunya adalah model pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat bantu yang dimodifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, efektif, menarik dan dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak untuk melakukan gerak dengan baik.

F. Alat Bantu

Yusuf (1985:50), mengemukakan bahwa alat bantu adalah alat yang digunakan pengajar dalam menyampaikan materi, dengan adanya alat peraga maka bahan ajar atau materi akan lebih mudah dimengerti, oleh peserta didik. Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu


(21)

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad Azhar (2005:24-25), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain;

G. Modifikasi

Menurut Lutan, (1977) modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Pembahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karatenstik semula. Modifikasi adalah penyesuaian alat atau perlengakapan pada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan, modifikasi biasanya digunakan bila suatu


(22)

lembaga, misalnya sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap maka dibuatlah modifikasi alat agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik, Menurut Arsyad (2005:7), media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu (peraga) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.

Menurut Hamzah (1988), penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari atas alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang contoh).

a. Perlengkapan yang di gunakan dalam menangkap bola dengan satu tangan,

yaitu sebagai berikut:

1. Lapangan 4. Bola Modifikasi Dari Plastik

2. Bola Modifikasi Dari Kertas 5. Bola Modifikasi Bola Tenis


(23)

Pada dasarnya dalam cabang olahraga permainan mempergunakan seluruh komponen gerak untuk memudahkan dalam gerak-gerak seperti jalan, lari, lompat, loncat, mengayun, memanjat, menolak, mendarat.

H. Menangkap Bola

Keterampilan teknik menangkap bola menentukan pula kebehasilan regu dalam memenangkan permainan. Menangkap adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk mengusai bola dengan tangan dari pukulan maupun lemparan teman. Keterampilan menangkap bola harus dimiliki dan dilatih oleh pemain agar dapat bermain permainan kipers dengan baik. Menangkap bola pada permainan kipers memerlukan sikap tubuh yang tertentu sesuai dengan karakteristik datangnya bola.

I. Tahapan Dalam Menagkap Bola

A. Menangkap Bola

Permainan kipers yang baik harus pandai melakukan menangkap bola. Pada dasarnya menagkap bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: menangkap bola lurus, menagkap bola bergulir, menangkap bola lambung.

1. Menangkap Bola Lurus

Cara menangkap bola yang baik yaitu berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan di depan siap menangkap bola, kedua lulut agak direndahkan dan pandangan kearah adatangnya bola. Setelah bola masuk kedalam tangan segera dipegang dan bersiap utuk


(24)

dilemparkan kembali. Saat menangkap bola diikuti arah gerak bola dengan menarik lengan dan kaki ke belakang. Untuk menghasilkan tangkapan yang baik, maka harus berlatih cara menangkap bola dengan serius dan dilakukan secara berulang-ulang.

2. Menangkap Bola Bergulir

Cara melempar bola bergulir yaitu berdiri dengan kedua tangan kaki dibuka lebar, saat bola dtang menggelinding langkahkan kaki kiri ke depan bersama kedua lulut agak direndahkan dan lengan kiri serta kanan dijulurkan di depan kaki kiri hingga mengarah datangnya bola.

3. Menangkap Bola Lambung

Cara melempar bola lambung ialah suatu usaha dari pemain untuk dapat menguasai bola dengan tangan terhadap bola yang melambung, baik hsil pukulan ataupun lemparan bola dari teman. Usahakan posisi bola berada di depan atas kepala, perhatikan dan pandangan lurus selalu pada bola. Saat menangkap bola gerakan tangan lurus ke arah bola di depa atas kepala.

J. Kerangka Pikir

M. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu


(25)

anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada cabang olahraga permainan kipers yang kurang efektif dimana fasilitas pembelajaran yang kurang memadai dan minat siswa rendah maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang efektif.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk

menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan pada permaianan kipers dilakukan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, maka pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SD Negeri 8 Gedung Air Bandar lampung ada peningkatan yang signifikan.


(26)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau lapangan.

Suharsimi (2002:58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti;


(27)

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru;

(Suharsimi Arikunto, 2007:73 ), mengemukan prinsip PTK, yaitu : a.Tidak menggangu proses pembelajaran;

b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang; c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan; d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merncanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian melalui siklus-siklus berikut:

Gambar 1 : Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi (Muhajirl997) Dan Siklus Penelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999) Keterangan gambar di atas :


(28)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencangan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apakah yang akan dilakukan pada putaran berikutnya.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian menurut Suharsimi (1998:99). Sedangkan menurut


(29)

Ibnu penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, ditetapkan dua macam variabel Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Modifikasi Alat Bantu. 2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sebanyak tiga siklus. Pada setiap siklusnya diambil data atau penilaian dengan menggunakan instrument penilaian yang telah disiapkan sebelumnya, pertemuan dilaksanakan tes pendemonstrasian kemudian di antara setiap siklusnya penelitian melaksanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Sebelum memasuki pelaksanaan penelitian siswa diberikan tes awal melakukan gerakan menangkap bola dengan satu tangan dengan bola plastik, bola kertas, dan bola tenis atau bola box dan dinilai dengan menggunakan instrument penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.


(30)

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4

Tes Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

1. Siklus Pertama

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola kipres, kotak kardus secukupnya dengan jumlah yang cukup. 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus

pertama, yaitu alat bantu menggunakan bola dari kertas atau bola dari plastik dengan jumlah yang cukup.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan:

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap saling berhadapan dipisah antara laki-laki dan perempuan.


(31)

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap

bola kecil yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola kecil dari plastik berbentuk bulat sebesar bola kipres/bola box

c. Observasi:

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.

d. Refleksi:

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru Pendidikan Jasmani.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

3. Setelah di diskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan alat bantu bola kecil dari kertas dengan jumlah yang cukup sehingga dalam pelaksanaanya semua siswa aktif bergerak berpasang-pasangan.

2. Siklus Kedua

a. Rencana:

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.


(32)

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola.

3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu alat bantu menggunakan bola kecil dari kertas berbentuk bulat sebesar bola tenis.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap berhadap-hadapan terpisah antara laki-laki dan perempuan.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap

bola dengan tangan satu yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola dari kertas.

c. Observasi:

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrament yang telah di persiapkan.


(33)

d. Refleksi :

1. Data hasil observasi di simpulkan dan di diskusikan kepada guru bidang study penjaskes.

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga,

3. Setelah didiskusikan, disimpulkan tindakan pada siklus ketiga adalah menggunakan alat bantu modifikasi berupa bola tenis dengan jurulah yang cukup, agar siswa dapat berperan aktif dalam latihan dan senam aktif dalam latihan dan semua aktif bergerak.

3. Siklus Ketiga

a. Rencana:

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola tenis.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan:

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sudah ditentukan.


(34)

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir, gerak lanjutan.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menagkap bila

dengan satu tangan yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan kaki dan ayunan tangan saat dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola tenis.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes permainan kipres pada teknik menangkap bola dengan satu tangan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.

D. Subyek Penelitian

Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi (1991:102); Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek penyelidikan yaitu


(35)

berisi seluruh siswa" subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, sebelmu melakukan penelitian, terlebih dahulu siswa melakukan tes awal gerakan menangkap bola dengan satu tangan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, untuk menentukan alat bantu modifikasi yang akan digunakan pada setiap siklusnya dan urutan alat yang digunakan pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan. Masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan dengan menggunakan modifikasi alat bantu yang berbeda-beda. Setiap siklus diberikan penjelasan dan contoh melakukan gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan yang benar, lalu siswa melakukan gerakan yang telah di contohkan, di akhir pertemuan pada setiap siklus dievaluasi bersama para siswa dan guru penjas, dan di akhir pertemuan kedua pada setiap siklus, siswa dites dengan menggunakan instrumen penilaian menangkap bola dengan satu tangan yang telah dipersiapkan, lalu data tersebut dihitung dan dianalisis.


(36)

F. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning

Ham dalam Muhajir ( 1997:58 ). Alat untuk mengukur instrument dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat itu berupa indikator-indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa bola kecil dari plastic, dari kertas dan bola tenis. Serta penilaian keterampilan gerakan lempar bola kecil. Instrument terlampir di lampiran halaman 40.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan nonnatif menggunakan rumus sebagai berikut :

%

100

N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(37)

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian 65% secara perorangan (KKM SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung) 2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85%

siswa yang telah mendapat nilai > 65

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.


(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi berupa bola kertas, bola plastik dan bola kasti dapat meningkatkan pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Untuk siswa

Perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh karena suatu latihan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh akan

mendapatkan hasil yang memuaskan.


(39)

Diharapkan dapat memanfaatkan dan menggunakan alat bantu yang telah di modifikasi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan.

3. Bagi Program Studi Penjaskes Universitas Lampung

Dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan olahraga khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan metode mengajar keterampilan gerak terutama pada permainan bola kecil.

4. Pada Peneliti Lain

Pembelajaran gerak dasar melempar bola masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan

belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (Makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suprianti. 2009. Bermain Kipres. Depdiknas. Jakarta.

Herman Subarjah. 2007. Permainan Kecil Disekolah Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rusli Lutan, dkk 1997. Manusia Dan Olahraga, Seni Bahasa Kuliah Olahraga di ITB.

Kerjasama ITB dan FPOKIKIP Bandung. Bandung.

Aip Syarifuddin (1191). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pend. Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Suharto, Sonti. MS. (1997). Pendidikan Kesehatan. Depdikbud. Jakarta.

, 2008. Panduan Umum Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(1)

berisi seluruh siswa" subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung 2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, sebelmu melakukan penelitian, terlebih dahulu siswa melakukan tes awal gerakan menangkap bola dengan satu tangan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, untuk menentukan alat bantu modifikasi yang akan digunakan pada setiap siklusnya dan urutan alat yang digunakan pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan. Masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan dengan menggunakan modifikasi alat bantu yang berbeda-beda. Setiap siklus diberikan penjelasan dan contoh melakukan gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan yang benar, lalu siswa melakukan gerakan yang telah di contohkan, di akhir pertemuan pada setiap siklus dievaluasi bersama para siswa dan guru penjas, dan di akhir pertemuan kedua pada setiap siklus, siswa dites dengan menggunakan instrumen penilaian menangkap bola dengan satu tangan yang telah dipersiapkan, lalu data tersebut dihitung dan dianalisis.


(2)

F. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning

Ham dalam Muhajir ( 1997:58 ). Alat untuk mengukur instrument dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat itu berupa indikator-indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa bola kecil dari plastic, dari kertas dan bola tenis. Serta penilaian keterampilan gerakan lempar bola kecil. Instrument terlampir di lampiran halaman 40.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan nonnatif menggunakan rumus sebagai berikut :

%

100

N

f

P

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(3)

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian 65% secara perorangan (KKM SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung) 2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85%

siswa yang telah mendapat nilai > 65

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi berupa bola kertas, bola plastik dan bola kasti dapat meningkatkan pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Untuk siswa

Perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh karena suatu latihan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh akan

mendapatkan hasil yang memuaskan. 2. Kepada guru penjaskes


(5)

Diharapkan dapat memanfaatkan dan menggunakan alat bantu yang telah di modifikasi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan.

3. Bagi Program Studi Penjaskes Universitas Lampung

Dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan olahraga khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan metode mengajar keterampilan gerak terutama pada permainan bola kecil.

4. Pada Peneliti Lain

Pembelajaran gerak dasar melempar bola masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan

belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (Makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suprianti. 2009. Bermain Kipres. Depdiknas. Jakarta.

Herman Subarjah. 2007. Permainan Kecil Disekolah Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rusli Lutan, dkk 1997. Manusia Dan Olahraga, Seni Bahasa Kuliah Olahraga di ITB.

Kerjasama ITB dan FPOKIKIP Bandung. Bandung.

Aip Syarifuddin (1191). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pend. Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Suharto, Sonti. MS. (1997). Pendidikan Kesehatan. Depdikbud. Jakarta.

, 2008. Panduan Umum Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 55

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 23 49

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 NEGARA RATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 HADUYANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKARAJA GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 99

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 12 46

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 BANYUWANGI PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 4 39

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

0 3 42