MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT

YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh RUDI ASTUTI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead pass pada siswa kelas VI SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan dengan memberikan tindakan berupa penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali pada tiang bambusehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Lampung Selatan yang berjumlah 25 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 12 siswa putri. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar overhead pass dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan persentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan: pertama, pada siklus I dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan prosentase ketuntasan belajar 48 %; kedua, pada siklus II dengan penggunaan bola plastik dan dan modifikasi tali pada tiang bambu dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan prosentase ketuntasan belajar 80 % tercapailah ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengajukan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani yaitu materi bola basket teknik overhead pass dapat digunakan alat modifikasi bola berupa bola plastik dan tali pada tiang bambu.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melaluiaktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembanganindividu secara menyeluruh.Melalui PendidikanJasmani, siswa diharapkan mampu mengembangkan aspek kesehatan,

kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada sekolah dasar, ada empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani, sebagai berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan keterampilan bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan d) Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup sehat.

Pada saat ini, Pendidikan Jasmani adalah salah satu kurikulum yang berkembang dengan sangat pesat dalam pendidikan di sekolah dasar. Kebutuhan untuk melengkapi anak-anak dengan pengalaman belajar dalam Pendidikan Jasmani telah diakui secara universal dan telah mengalami perubahan secara meyakinkan dalam isi dan strategi mengajarnya. Pendidikan Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan tentang pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputusan, ekspresi yang kreatif, keterampilan motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta pemahaman tentang gerakan manusia. Oleh karena itu tingkat keberhasilan para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi anak, gerakan adalah satu alat komunikasi non-verbal dan ungkapan atau ekspresi yang


(3)

paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk kesan-kesan tentang pribadinya dan lingkungannya.

Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan melalui gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak yang sedang berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan pendidikan bagi anak. Anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah pencoba aktif dan suka belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dirinya sendiri. Tingkat perkembangan dan cara belajar individu harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka belajar berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan berhak untuk berkembang dan berhasil menurut tingkat mereka masing-masing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gerak atau aktifitas fisik merupakan perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani. Maka guru Pendidikan Jasmani mempunyai suatu tugas yang sangat penting di sekolah dasar, karena gerakan sangat penting bagi anak-anak kecil dan

merupakan bagian yang melekat dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru bertugas untuk membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman

mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas rikmis; aquatic (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door). Salah satu keterampilan gerak dasar yang harus dipelajari dalam mata pelajaran

Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan bola basket seperti overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama, menghargai teman, dan juga tanggung jawab.Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan dengan gerakan yang benar sehingga pembelajaran tuntas.


(4)

Berdasarkan hasil observasi di SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan, pada saat pembelajaran gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di atas kepala sebagian besar siswa belum tuntas. Dari 25 siswa yang memperoleh

ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 20%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa atau 80%. Padahal salah satu tujuan pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar yang kemampuan ini tidak terpisahkan untuk perkembangan koordinasi gerak dan kemampuan mengatur keserasian gerak bagian tubuh sehingga mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya, dan pada lanjutannya mencapai suatu keterampilan gerak spesialisasi. Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran melakukan operan, dikarenakan hanya satu bola yang digunakan. Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu antri, sehingga pembelajaran terkesan kaku dan membosankan, siswa mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit. Dan pada akhirnya tujuan pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa masih kesulitan melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang belum melambung.

Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus disesuaikan dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut. Jangan sampai terjadi pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan periode (usia) siswa tertentu. Pada usia 7-12 tahun anak-anak yang duduk di sekolah dasar ( SD) berada pada fase

operasional konkret. Jadi, proses pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing), melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara langsung apa yang dipelajari (experiencing).


(5)

Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu maupun alat-alat modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat modifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.Dari bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi atau mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan mampu menciptakan pembelajaran PAIKEM.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan”.


(6)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola basketnya. 2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di atas kepala

dikarenakan ukuran bola standar yang berat.

3. Masih belum digunakannya alat modifikasi dalam pembelajaran bola basket C. Batasan Maasalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat

modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-A di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat meningkatkan keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas VI-A di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan? ”

E. Tujuan Penelitian


(7)

1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead pass pada siswa kelas VI-A di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.

2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas VI-A di SD Negeri 2

Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan. F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagaiberikut : 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar overhead pass

2. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajaran yang tepat, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi siswa

Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia dewasa. G. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.


(8)

2. Objek penelitian yang diamati adalah gerak dasar overhead pass dengan menggunanakanalat yang dimodifikasi berupa bola plastkc dan tali yang dipancangkan pada dua buah tiang.


(9)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,

keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang.Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004).


(10)

Menurut Lutan dkk(2002:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki

kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta

perkembangan pribadinya secara harmonis.

Lutan dkk (2002: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani adalah untuk menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak

menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral. B. Belajar Motorik

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5) Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).

Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.


(11)

1. Ranah kognitif meliputipengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi,

digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. 2. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian,

penghargaan dan penyatuan.

3. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan naturalisasi.

Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh.

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:

1. Tahap KognitiF

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.

2. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.


(12)

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa

Husdarta dan Yudha (1999/2000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaaan yang ditandai dengan indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas. Perubahan fisik dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi.

Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat dalam bentuk atau wujud perilaku seperti:

1) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud situasi)

2) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak) 3) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas,

cermat)

4) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.

Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas

perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati (2006: 5) bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.


(13)

itu faktor motivasi baik dari diri individu, atau lingkungan bersifat mendorong akan sangat baik untuk perkembangan mental siswa. Selain mengetahui perkembangan kognitif dan afektif anak, perlu juga diketahui tahap perkembangan motorik anak. Sehingga dapat

ditentukan aktivitas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap perkembangan tersebut.

Siswa kelas VI SD Negeri 2 Wayhuwi rata-rata berada dalam rentang usia 11-13 tahun. Menurut Iain Adam (1988: 140) bahwa pada usia ini anak laki-laki dan perempuan lebih senang terpisah dalam kegiatan bermainnya. Anak laki-laki cenderung lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot besar, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan banyak yang telah didapat.

Masa antara usia enam sampai dua belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik. Rentangan dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan. Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang olahraga secara menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini adalah bahwa mereka hanya menjiplak tanpa menerima sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu diciptakan berbagai kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan mereka secara meluas.


(14)

Melalui program Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, liputan tujuan ini terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, sosial dan moral spiritual.

D. Permainan Bola Basket

Perbasi (1999: 11) Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/score. Suatu regu yang telah mencetak suatu angka terbanyak pada akhir waktu permainan adalah menjadi pemenang.

Permainan bola basket diciptakan pada Desember 1891 oleh Dr.James Naismith, seorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield Massachusetts yang sekarang dikenal dengan SpringfieldCollege. Naismith menciptakan permainan bola basket atas tugas yang diberikan oleh Dr.Luther Gulick untuk membentuk suatu permainan yang dapat

dimainkan dalam ruangan di musim dingin. Bola basket segera terkenal dan tersebar cepat ke seluruh negeri dan dunia oleh perjalanan para lulusan Sekolah Pelatihan YMCA (Young Men’s Christian Asosiation). Pada tanggal 21 Juli 1992 terbentuk federasi bola basket International yang di beri nama “Federation Internationale de Basketball Amateur” (FIBA) dengan Leon Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai

sekretaris Jendral. Untuk pertama kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade di Jerman dan di ikuti 21 negara.


(15)

Dijelaskan dalam peraturan Perbasi (1999: 11) bahwa lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 28 m, lebar lapangan 15m. Garis tengah lingkaran ditengah lapangan 3,6m, tinggi ring basket dari lantai 3,05 m, diameter ring basket 0,45m, ukuran papan pantul P x L :1,80m x 1,20m.Bola yang dipakai untuk bola basket terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm dan berat 567-650gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567). Untuk dapat melakukan permainan bola basket ada beberapa ketrampilan atau teknik dasar dalam bola basket. Ketrampilan dasar bola basket meliputi pasing (mengoper), dribble (menggiring) dan shooting (menembak).

E. Teknik-Teknik Dasar Permainan Bola Basket

Bermain bola basket artinya melakukan permainan dengan gerakan yang kompleks seperti jalan, lari dan lompat untuk menggunakan teknik-teknik dasar yang dipakai menghadapi lawan. Menurut Hall Wissel (2001:40)adapun teknik-teknik permainan bola basket adalah sebagai berikut :

1) Dribel Bola, untuk mendapatkan gerakan dribble yang sempurna adalaj dengan cara memantulkan bola dengan jemari, gunakan atas telapak tangan yang juga mengenai jari-jari tangan, dan arahkan sesuai gerak bola, kecepatan pantulan juga sesuai dengan dorongan yang kita lakukan, jika kita dorong terlalu keras maka pantulan balik juga cepat, sebaliknya jika pelan maka kecepatan pantukan akan berkurang.

2) Pivot, gerakan yang satu ini merupakan dasar dari bermain bola basket. Dengan posisi bola yang masih ditangan ( mempertahankan bola ) dari lawan, dengan menggunakan gerakan badan,putaran kaki atau badan tersebut dapat diputar sampai 360 derajat, selama tidak bergeser kaki yang satunya.karena satu kaki sebagai tumpuan, atau poros, jika kedua kaki sama-sama bergerak maka akan terjadi pelenggaran. 3) Shooting atau tembakan, mengguakan dua atau satu tangan. Cara dengan

mengarahkan bola lurus sejajar pada ring dengan menumpukan bola pada satu tangan diangkat sejajar dengan telinga di atas pundak dan satu tangan sebagai menyeimbang, untuk hasil lemparan yang semurna gunakan jari-jari untuk mendorong bola. Memang untuk pemula akan terasa berat dan sulit akan tetapi hasil gerakan bola akan

maksimal.

4) Overhead pass atau bisa disebut tembakan dengan melayang, dengan teknik tiga langkah terakhir bisa kanan-kiri-kiriatau kiri-kanan-kanan, untuk posisi kaki. 5) Jump Shoot adalah teknik menembakkan bola kedalam ring, dengan lompatan


(16)

F. OverheadPass

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam permainan bola basket. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola dari penjagaan lawan.

Gamba

Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan unt

melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepa

dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan

termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam

. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.

Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepa

dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan

termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam

. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola

Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola

uk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan


(17)

bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan telapak tangan ke bawah.

G. Modifikasi

Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila

diindividualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat kesempatan untuk belajar dan diberi peluang untuk melakukannya. Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik yang sesuai harus disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan harus cukup menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar proses belajar efisien dan efektif.

Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya serta keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran Pendidikan Jasmani yang dimiliki oleh sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hariguru Pendidikan Jasmani akan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani sangat diperlukan.Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru Pendidikan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.

Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti


(18)

pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini :

1) Peralatan

Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di dalam/di antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat pemukul dsb. Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun

menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan pendidikan Jasmani.

2) Penataan ruang gerak

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, passing atas kepala atau lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar.

3) Jumlah siswa yang terlibat

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan


(19)

tugas ajar tersebut. Misal: belajar passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.

H. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket

Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm dan berat 567-650gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567 gram (Nuril Ahmadi 2007:9). Namun dalam pembelajaran di sekolah khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu dilakukan modifikasi alat yang menyerupai bola basket standar. Hal ini dilakukan guna memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak menyulitkan siswa dalam belajar karena beratnya.

Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang aman dimana ukuran besar dan beratnya tidak usah standar. Bola modifikasi dari bola basket standar dipilih yang lebih ringan. Alat yang dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola plastik dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar lemparan anak benar di atas kepala.

Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk pembelajaran gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya adalah untuk

mengoptimalkan kemampuan gerak dasar siswa sehingga dapat melakukan lemparan overhead pass dan akhirnya hasil lemparan melambung di atas kepala. Latihan dilakukan dengan jumlah ulangan yang cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi motorik anak akan menjadi lebih baik.


(20)

Gambar 2.Melempar Bola Berpasangan.

Sumber : Dirjen Keolahragaan Depdiknas, 2003/2004.

Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing berpasangan menggunakan bola plastik. Tujuannya adalah untuk memotivasi anak melakukan lemparan dengan bantuan temannya yang ada di depan (seperti pada gambar 2). Jarak antara pasangan diatur atau disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari sikap berdiri kemudian tarik kedua tangan ke atas lalu lempar bola kepada temannya. Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan melempar temannya, maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil lemparan siswa harus melewati tali yang dipasang oleh guru. Tujuan merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh bola seperti terlihat pada gambar 2 adalah untuk memperbaiki lambungan bola siswa. Hasil lemparan overhead harus di atas kepala. Tinggi tali berkisar 150-200 cm, diubah-ubah untuk memberikan variasi belajar gerak.


(21)

Gambar 3. Melempar Bola Dengan Tali.

Sumber : Dirjen Keolahragaan Depdiknas, 2003/2004.

Bentuk-bentuk latihan di atas merupakan variasi penggunaan bola plastik agar menarik dan tidak monoton bagi siswa. Diharapkan dengan penggunaan alat modifikasi akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa akan tertarik dan semangat untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang diinstruksikan oleh guru. Dan pada akhir pembelajaran akan tercapailah ketuntasan belajar siswa.

I. Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran.Dan untuk mengetahui apakah pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini peneliti


(22)

menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar overhead pass untuk mengetahui apakah tindakan pada setiap siklus yang dilakukan peneliti telah berhasil untuk meningkatkan pembelajaran atau belum.

Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket. Terknik dasar ini adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam ketuntasan sub materi bola basket. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar.

Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan menggunakan alat yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan bola plastik saat proses

pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan bola plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal berat bola sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk melakukan lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika mengenai tubuh. Selain bola plastik akan digunakan juga tali yang dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah membuat lambungan lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.

Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar. J. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.


(23)

Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Dengan penggunaan bola plastik pada siklus I dapat meningkatkan keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.

H2 : Dengan penggunaan bola plastik dan tali pada siklus II dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.


(24)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari

pemecahannya. Masih rendahnya hasil keterampilan gerak dasar overhead pass siswa adalah masalah yang muncul dari proses pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan selama proses penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (2007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.Tujuan PTK ini


(25)

dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyel berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan t

sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pend

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap

(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyel berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan hal sebagai berikut : Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

erhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang

idikan anak di sekolah Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang


(26)

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. Sumber : Arikunto dkk, 2007.

Keterangan gambar di atas : 1. Perencanaan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada

perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan ( Action )

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan 2. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilakukan dalan 2 siklus, dengan


(27)

lama penelitian adalah setengah bulan (Desember 2011).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Lampung Selatan yang berjumlah 25 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 15 siswa putri.

D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus Pertama (3xpertemuan)

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir. 3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan plastik yang ringan.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi 2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya bola plastik.


(28)

Gambar 5. Bentuk Latihan Siklus Pertama.

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki. c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa mampu melakukan lemparan dari atas kepala. 2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama. d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua


(29)

2. Siklus II (3xpertemuan) a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir. 3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan plastik yang ringan dan tali.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi. 2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada tiang untuk

memperbaiki hasil lambungan lemparan.


(30)

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki. b. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa mampu melakukan gerak dasar overhead passdengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan.

c. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 2) sikap pelaksanaan ; 3) gerak akhir.

Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang diadaptasi dari Hal Wissel (2000: 77) dimana penilaian dilakukan pada setiap indikator gerakan dengan bobot nilai 0-1.


(31)

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.

No Indikator Deskriptor 1 2 3 Nilai 1 Fase Persiapan - Lihat target

- Sikap berdiri yang seimbang - Tangan sedikit di belakang bola - Posisi pegangan tangan rileks - Bola di atas dahi

- Siku masuk ke dalam

2 Fase

Pelaksanaan

- Lihat target

- Pandangan mata jauh ke depan - Rentangkan lutut, punggung dan

lengan

- Lenturkan pergelangan tangan dan jari-jari

- Lepaskan bola dari tangan

- - -

3 Fase Follow Through

- Lihat target

- Lengan direntangkan - Telapak tangan ke bawah - Jari-jari menunjuk pada target

- - -

diadaptasi dari Hal Wissel (2000)

F. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100% n f   Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar


(32)

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes Siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 65

Dalam penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajara siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit daripada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap


(33)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukandapatdiambilkesimpulanbahwa : 1. Denganpenggunaan bola plastikpadasiklus I

dapatmeningkatkanketerampilangerakdasaroverhead pass pada siswa kelasVI-A SD Negeri 2 WayhuwiJatiagung Lampung Selatan.

2. Denganpenggunaan bola plastikdantalipadasiklus II

dapatmeningkatkanketerampilangerakdasaroverhead pass pada siswa kelasVI-A SD Negeri 2 WayhuwiJatiagung Lampung Selatan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Pada pembelajaran gerak dasar overhead pass dapat digunakan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali untuk meningkatkan gerak dasar siswa.

2. Hasil penelitian pada siklus kedua menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna memperoleh alat bantu yang lebih tepat lagi dalam meningkatkan prosentase ketuntasan belajar.


(34)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT

YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh Rudi Astuti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(35)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT

YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh Rudi Astuti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerak Dasar Overhead Pass Bola Basket ... 17

2. Melempar Bola Berpasangan ... 21

3. Melempar Bola DenganTali ... 22

4. Spiral PTK ... 27

5. Bentuk Latihan Siklus I ... 29

6. Bentuk Latihan Siklus II ... 31

7. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Awal ... 36

8. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus I. ... 37

9. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus II ... 38

10. Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 39


(37)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. BatasanMasalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. RuangLingkup... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. PendidikanJasmani ... 8

B. BelajarMotorik ... 10

C. PertumbuhandanPerkembanganSiswa ... 12

D. Permainan Bola Basket ... 14

E. Teknik-TeknikDasarPermainan Bola Basket ... 15

F. Overhead Pass ... 18

G. Modifikasi ... 20

H. AlatYang Modifikasiada Bola Basket ... 22

I. Hipotesis Tindakan ... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN... 25

A. Metode Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 28

C. SubjekPenelitian ... 28

D. ProsesPembelajaranPenelitianTindakanKelas ... 28

1. Siklus I ... 28

a. Rencana ... 28

b. Tindakan ... 29

c. Observasi ... 30

d. Refleksi ... 30

2. Siklus II ... 30

a. Rencana ... 30

b. Tindakan ... 31

c. Observasi ... 32

d. Refleksi ... 32

E. InstrumenPenelitian ... 32

F. Teknik Analisis Data... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. AnalisisProsentaseTesAwalGerakDasar Overhead Pass ... 36


(38)

2. AnalisisProsentaseTesSiklus I GerakDasar

Overhead Pass ... 37

3. AnalisisProsentaseTesSiklus II GerakDasar Overhead Pass ... 38

B. Pembahasan... 40

1. Siklus I ... 40

2. Siklus II ... 40

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 42

A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, ArmadanManadji, Agus. 1994. Dasar-

DasarPendidikanJasmani.DepartemenPendidikandanKebudayaan. Jakarta. Adam, Iain. 1988. MengajarUntukPemahaman.DirektoratPendidikan Guru

dantenagaTeknisDirjenPendidikanDasardanMenengah. Jakarta

Arikunto, Suharsimidkk. 2007. PenelitianTindakanKelas. PT BumiAksara. Jakarta. DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta. DimyatidanMudjiono. 2006. BelajardanPembelajaran. RinekaCipta. Jakarta.

Dirjen Keolahragaan Depdiknas. 2003/2004. Peralatan Olahraga Anak (POA). Jakarta. Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/2000. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta.

______. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.

Perbasi. 1999. PeraturanPemain Bola Basket. PengurusBesarPerbasi. Jakarta. Roji. 2006. PendidikanJasmaniOlahragadanKesehatan. Erlangga. Jakarta

Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

SyaodihSukmadinata, Nana. 2007. LandasanPsikologi Proses Pendidikan. PT RemajaPusdakarya. Bandung.


(40)

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format PenulisanKaryaIlmiah. Bandar Lampung. Wissel, Hal. 2000. Bola Basket: LangkahUntukSukses. PT GrafindoPersada. Jakarta


(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Format Penilaian GerakDasarOverhead Pass ... 33 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar

Overhead Pass ... 35 3. RekapitulasiAnalisisHasilTesAwalGerak Dasar

Overhead Pass ... 36 4. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus I Gerak Dasar

Overhead Pass ... 37 5. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus II Gerak Dasar

6. Overhead Pass ... 38 7. Deskripsi Hasil Ketuntasan Pembelajaran Keterampilan


(42)

Judul Skripsi :Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead PassDalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan

NamaMahasiswa : Rudi Astuti

NPM : 1013078017

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

NIP 19510507 198103 1 002 NIP19590117 198403 1 001


(43)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. AkorSitepu, M.Pd. ………

Penguji

BukanPembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd. ………

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(44)

MOTTO

“Kemenangan yang seindah-indahnyadansesukar-sukarnya, Yang bolehdirebutmanusiaadalahmenundukkandirisendiri”

(Kartini)

“Bukanlahsuatuaibjikakamugagaldalamsuatuusaha,

Yang merupakanaibadalahjikakamutidakbangkitdarikegagalanitu” (Ali Bin Abu Thalib)


(45)

PERNYATAAN

Bahwapenulis yang bertandatangan di bawahini: nama : Rudi Astuti

NPM : 1013078017

Tempat Tanggal Lahir : Lampung Tengah, 20 Desember 1966

Alamat : Jalan Karimunjawa, Perumdam III, Kemuning C5 Sukarame, Bandarlampung

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead PassDalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Januari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila pernyataan ini tidak benar maka penelitibersediabertanggungjawabdandisanksisesuaiperaturan yang berlaku.

Bandarlampung, Mei 2012


(46)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryakeciliniuntuksuamitercintadananak-anak yangselalumenjadipenghebatdalamhidupku.


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 20Desember 1966, anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak SumardiPawirodisastrodanIbuSuparmi. Dan pada Jumat, 23 Oktober 1987, penulis menikah dengan Drs. Suparno dan memiliki dua orang anak.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Negeri 10Yosodadi I diselesaikan pada tahun 1980, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri Seputih Raman pada tahun 1983, Sekolah guru Olahraga di SGO PGRI Metro pada tahun 1986, dan menyelesaikan studi Diploma II Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tahun 2001. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

Pertengahan Januari 2012, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir studi Strata Satu dengan judul ”Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola Basket Dengan Alat yang DimodifikasiPada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan”.


(48)

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd.,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan tekun dan sabar membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Usman Adam, M.Pd. selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang telah memberikan banyak arahan selama masa studi.

6. Ibu Lis Triaswati, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD N 2 Wayhuwi, Jatiagung atas bantuan dan motivasinya.


(49)

8. Suamiku Drs. Suparno, dan anak-anakku, Ahmad Nungki Purnomo, Kesuma Ariyanti, dan Jakti Galuh Prassanta, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berlimpahan.

9. Rekan-rekan guru SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.

10. Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskesrek Lampung

Selatan, Tahun 2010.

11. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT. menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.


(1)

MOTTO

“Kemenangan yang seindah-indahnyadansesukar-sukarnya, Yang bolehdirebutmanusiaadalahmenundukkandirisendiri”

(Kartini)

“Bukanlahsuatuaibjikakamugagaldalamsuatuusaha,

Yang merupakanaibadalahjikakamutidakbangkitdarikegagalanitu”


(2)

PERNYATAAN

Bahwapenulis yang bertandatangan di bawahini:

nama : Rudi Astuti

NPM : 1013078017

Tempat Tanggal Lahir : Lampung Tengah, 20 Desember 1966

Alamat : Jalan Karimunjawa, Perumdam III, Kemuning C5 Sukarame, Bandarlampung

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead PassDalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Januari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila pernyataan ini tidak benar maka penelitibersediabertanggungjawabdandisanksisesuaiperaturan yang berlaku.

Bandarlampung, Mei 2012


(3)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryakeciliniuntuksuamitercintadananak-anak yangselalumenjadipenghebatdalamhidupku.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 20Desember 1966, anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak SumardiPawirodisastrodanIbuSuparmi. Dan pada Jumat, 23 Oktober 1987, penulis menikah dengan Drs. Suparno dan memiliki dua orang anak.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Negeri 10Yosodadi I diselesaikan pada tahun 1980, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri Seputih Raman pada tahun 1983, Sekolah guru Olahraga di SGO PGRI Metro pada tahun 1986, dan menyelesaikan studi Diploma II Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tahun 2001. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

Pertengahan Januari 2012, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir studi Strata Satu dengan judul ”Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola Basket Dengan Alat yang DimodifikasiPada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan”.


(5)

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd.,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan tekun dan sabar

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Usman Adam, M.Pd. selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang telah

memberikan banyak arahan selama masa studi.

6. Ibu Lis Triaswati, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD N 2 Wayhuwi, Jatiagung atas

bantuan dan motivasinya.


(6)

8. Suamiku Drs. Suparno, dan anak-anakku, Ahmad Nungki Purnomo, Kesuma Ariyanti, dan Jakti Galuh Prassanta, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berlimpahan.

9. Rekan-rekan guru SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.

10. Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskesrek Lampung

Selatan, Tahun 2010.

11. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Semoga Allah SWT. menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 17 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 53 48

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 12 46

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 14 46

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

4 22 43

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 PANJEREJO GADINGREJO PRENGSEWU

0 7 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 PANJEREJO GADINGREJO PRENGSEWU

0 4 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

0 3 42

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

0 3 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 98