commit to user 16
C. Proses Perbenihan
Proses penanganan pasca panen buah pare untuk mendapatkan benih yang baik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelepasan biji Untuk menyiapkan benih, diperlukan buah pare yang benar-benar
masak dan sehat. Buah pare dibiarkan menua di pohonnya, setelah itu dipetik dan bibiarkan selama 2-3 hari sampai buah merekah, berair dan
dagingnya yang menempel mudah dipisahkan. Lalu biji dipisahkan dari bagian yang lain, cuci biji pare tersebut dengan menggunakan air yang
mengalir agar daging yang menempel mudah terlepas. Pelepasan biji bisa menggunakan pisau atau sendok makan. Tidak
semua biji dari bagian tengah atau buah bisa lolos menjadi benih bermutu. Biji ini masih harus tetap diseleksi lagi, sampai mendapatkan benih yang
bentuk, ukuran dan warnanya seragam Mugnisjah dan Setiawan, 2004. 2. Perlakuan dengan fungisida dan insektisida
Perlakuan benih dengan bahan kimia sebelum disimpan maupun ditanam biasanya dilakukan untuk menghindari benih dari serangan hama
dan penyakit. Penyakit yang menyerang benih yang disimpan umumnya disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan.
Fungisida yang biasa digunakan antara lain Dithane M-45, Thiram Cerean, Araan, Cuprocide, Captan dan lain-lain. Benih cerealia dapat digunakan
fungisida Organo-mercury mial, Agrosan dan Ceresan. Benih legume dan rumput makanan ternak dapat diperlakukan dengan Ethyl mercury
phosphate, Methyl mercury nitrate atau Arusan kering dry method bila berbentuk tepung atau secara basah wet method cara kerjanya yaitu
berfungsi sebagai racun kontak sebagai pengendali cendawan, jamur dan serangga pengganggu Oren dan Louis, 2002.
3. Pengeringan Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan
air dalam benih dengan tujuan agar benih dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kandungan air pada benih sangat menentukan lamanya
commit to user 17
penyimpanan. Metode pengeringan yang termasuk pengeringan alami adalah pengeringan dengan matahari, pengeringan tanpa pemanasan,
dengan pemanasan, pengeringan dengan angin yang dikeringkan, pengeringan beku. Pengeringan dapat pula dilakukan dengan alat pengering
Artifical drying Oren dan Louis, 2002. 4. Seleksi Benih
Seleksi benih merupakan cara untuk mengetahui baik dan buruknya suatu benih yang akan kita tanam berdasarkan sifat fisik benih itu sendiri.
Ciri-ciri fisik benih yang baik dan bermutu antara lain : a. Benih memiliki bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Permukaan
kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput merupakan pertanda bahwa buah dipetik
pada saat buah belum cukup umur. b. Benih tidak tercampur dengan benih atau bahan lain, kotoran other
material dan biji lain other seed Mugnisjah dan Setiawan, 2004. 5. Uji viabilitas dan vigor benih
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual
atau konsumen benih, karena mereka bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas benih. Daya kecambah dan
kekuatan tumbuh dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih dengan gejala pertumbuhan. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara
tidak langsung, misalnya dengan mengukur gejala-gejala metabolisme ataupun secara langsung dengan mengamati dan membandingkan unsur-
unsur tumbuh penting dari benih dalam suatu periode tumbuh tertentu. Struktur pertumbuhan yang dinilai maliputi akar, daun dan daun lembaga.
Daya dan kecepatan berkecambah benih merupakan salah satu ukuran untuk menentukan mutu dan kualitas benih. Daya kecambah benih
adalah kemampuan bagian-bagian penting dari embrio untuk berkembang secara normal pada lingkungan yang sesuai. Benih diuji daya tumbuh atau
daya kecambahnya pada jangka waktu tertentu Oren dan Louis, 2002.
commit to user 18
6. Sertifikasi benih Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat benih tanaman
setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan. Tujuan dari sertifikat benih adalah
untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas dan untuk menjamin ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan. Pelaksanaan
sertifikasi dilakukan oleh instansi pemerintah atau peroranganbadan hukum yang telah memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku. Tahapan kegiatan sertifikasi meliputi : a. Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih dan benih sumber, ada atau tidak terjadinya persilangan
liar dan tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain. Pemeriksaan untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morfologi
tanaman dan untuk perbanyakan secara vegetatif dilakukan terhadap kebenaran dan atau kesehatan materi induknya pada tahap-tahap
pertumbuhan tertentu. b. Pengujian laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang meliputi mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih sepanjang mutu
genetis tersebut dapat diuji di laboratorium. Sebelun diadakan pengujian laboratorium calon benih diproses terlebih dahulu
dikeringkan, pembersihan
kotoran, dikemasdisusun
rapi dikelompokkan ke dalam lot benih dan selanjutnya mengajukan
permohonan untuk pengambilan contoh benih. c. Pemasangan label
Dilakukan setelah calon benih telah lulus sertifikasi dan pemohon mengajukan permintaan untuk pemasangan label setelah
benih dikemas atau benih siap salur. Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan 10 hari sebelum tanam.
Surat permohonan sertifikasi benih sayuran dilampiri dengan label benih
commit to user 19
yang akan ditanam, sket atau peta lapangan dan biaya pendaftaran serta pemeriksaan lapangan. Pada setiap pelaksanaan kegiatan, pemohon terlebih
dahulu menyeleksi pertanaman calon benih dan selanjutnya mengajukan permintaan untuk pemeriksaan lapangan disertai dengan bukti hasil
pemeriksaan sebelumnya Anonim, 2003. 7. Pengemasan packing
Pengemasan ataupun pengepakan yang baik berarti melindungi produk benih dari kerusakan fisik yang menyebabkan memar, kehilangan
kadar air dehidrasi serta mencegah busuk karena infeksi oleh organisme. Pengepakan yang dibarengi dengan bahan kimia juga merupakan tindakan
untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan. Kadang-kadang pengepakan dikombinasikan dengan penyegelan atau
penutupan yang rapat agar produk tidak terkontaminasi dengan oksigen yang dapat menyebabkan kebusukan Anonim, 2009
8. Pemasaran Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari seluruh
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran
mencakup usaha
perusahaan yang
dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebagai suatu sistem Dharmmasta dan Handoko, 1997. 9. Penyimpanan
Benih dalam jumlah besar disimpan dalam karung, kaleng, tong atau wadah penyimpanan lainnya yang tertutup. Lamanya benih bertahan
pada kondisi ini tergantung pada kelembapan dan temperatur udara tempat penyimpanan. Untuk penyimpanan benih dalam jumlah kecil dapat
digunakan kain kantong blacu, kantong kertas, kantong polyethylene,
commit to user 20
kantong alumunium, tabung gelas dan lain-lain. Tempat penyimpanan harus tertutup, kering dan rapat, disamping itu sirkulasi udara dalam
gudang harus baik. Kombinasi dari kadar air benih yang rendah, tempat penyimpanan tertutup dan pada temperatur rendah merupakan kondisi
penyimpanan yang paling baik Oren dan Louis, 2002. 10. Analisis usaha tani
Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya lahan, kerja, modal, waktu,
pengelolaan yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ilmu ekonomi. Beberapa elemen dalam teori ekonomi
yang mungkin sangat penting dan relevan terhadap penelitian usaha tani mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan hasil yang berkurang,
substitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan cabang usaha dan bakutimbang tujuan.
Prinsip analisis biaya ini sangat penting untuk diketahui, karena tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dan usaha taninya.
Penggolongan biaya produksi berdasarkan sifatnya. Biaya tetap fixed cost ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang
diproduksi, contohya sewa lahan. Biaya tidak tetap variable cost ialah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah. Biaya ini ada apabila
ada sesuatu barang yang diproduksi, contohnya upah kerja. Penentuan apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau biaya tidak tetap tergantung
sebagian pada sifat dan waktu pengambilan keputusan itu dipertimbangkan Soekartawi, Dillon, Hardakek dan Soeharjo, 1986.
commit to user
21
BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN