Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan

commit to user 26

B. Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan

Dalam proses perbanyakan benih pare di CV. Multi Global Agrindo memerlukan cara budidaya yang benar agar dihasilkan benih bermutu tinggi. Disamping itu juga dubutuhkan cara penanganan benih pare pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menjaga mutu benih agar lebih baik. Di bawah ini cara budidaya tanaman pare untuk diambil benihnya : 1. Persiapan dan pengolahan lahan Gambar 4.1 Persiapan dan pengolahan lahan Tahap awal dalam tata laksana budidaya tanaman pare adalah pemilihan lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Sebelum ditanam, tanah terlebih dahulu diseterilkan dengan cara tidak ditanami pare secara terus menerus melainkan digilir penanamannya dengan tanaman lain atau dengan menerapkan sistem rotasi tanaman. Dalam hal ini tanah yang digunakan adalah bekas tanaman padi. Jerami sisa tanaman padi dibakar dan dicampurkan dalam pengolahan tanah, tujuannya adalah untuk menambah kesuburan tanah. Persiapan dan pengolahan lahan ini dilakukan ± 1 bulan sebelum tanam. Setelah panen dilakukan, lahan didiamkan selama ± 1 minggu agar bibit penyakit yang mungkin ada dalam tanah dapat terbasmi oleh sinar matahari. Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan gulma yang ada pada lahan, agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pare. commit to user 27 Kemudian tanah dibajak atau dicangkul supaya menjadi gembur, lalu dibuat bedengan setengah jadi dengan campuran pupuk kandang 2ton1000 m², dolomit 2 kw1000 m² dan pupuk buatan yang terdiri dari 35 kg ZA1000 m², 25 kg SP361000 m² dan 15 kg KCl1000 m². Ukuran lebar 150cm, panjang 500cm, tinggi 25cm. Dalam 1 bedengan ditanami 2 baris tanaman pare dengan jarak antar bedengan 200cm, sedangkan jarak antar bedengan yang digunakan untuk saluran irigasi adalah ± 30cm. Jarak tanamnya 80cm x 400cm, ukuran ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lahan. Setelah bedengan setengah jadi selesai dibuat, kemudian didiamkan terlebih dahulu selama 3-4 hari agar komposisi pupuk yang diberikan tersebut dapat tercampur dengan matang. Kemudian dilakukan penimbunan tanah agar bedengan menjadi sempurna, dengan ukuran 50cm. Pemasangan mulsa hendaknya sampai bawah bedengan hingga hampir menutup semuanya, untuk mempersempit pertumbuhan gulma. Lubang tanam bibuat dengan menggunakan kaleng susu bekas dengan ukuran ± 10cm. Kemudian para-para yang terbuat dari bambu dipasang dengan tinggi 250cm pada setiap lubang tanam dengan kedalaman ± 20cm dan tiap batang dihubungkan dengan batang lainnya berbentuk mendatar. 2. Persemaian Gambar 4.2 Persemaian tanaman pare Sebelum ditanam di lahan, tanaman pare melalui proses persemaian terlebih dahulu agar bibit yang ditanam terseleksi dengan baik commit to user 28 untuk menghasilkan tanaman berkualitas dan sehat. Media yang digunakan adalah dari pasir dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 lalu dimasukkan dalam boks plastik dengan ukuran ± 23cm x 30cm, sebanyak setengah boks. Sebelum benih pare disemai ujung biji dipotong sedikit agar benih cepat tumbuh, karena biji pare merupakan biji yang memiliki cangkang kulit yang keras. Setelah peletakan benih, kemudian disiram dengan air bersih, untuk menjaga kelembapan diatas boks ditutup dengan mulsa. ± 2-3 hari kemudian bibit dipindahkan dalam polybag dengan media tanah : pupuk kandang : sekam 2 : 1 : 1. Setelah bibit berumur 14-15 hari dapat ditanam di lahan yang telah disiapkan. 3. Penanaman Penanaman bibit pare dilakukan pada pagi atau sore hari, agar suhu matahari tidak terlalu panas. Sebelum bibit ditanam, bedengan disiram terlebih dahulu agar lembab. Penanaman dilakukan dengan cara media pada polybag dibasahi dengan air agar mudah dilepas, kemudian polybag dibalik dengan perlahan untuk mengeluarkan seluruh akar dan tanah. Kemudian dimasukkan dalam lubang yang telah disiapkan sedalam 2-3cm, tekan sedikit dengan posisi bibit tegak lurus. Lalu siram tanah di sekitar tanaman untuk menjaga kelembapan dan untuk mengurangi tingkat kelayuan tanaman pare. 4. Pemeliharaan a. Pengairan Pada awal pertumbuhan tanaman pare memerlukan ketersedian air yang cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman dilakukan secara kontinu 3 hari sekali pada pagi dan sore hari, tergantung pada keadaan tanah dan cuaca. Dalam pengairan jangan terlalu basah menggenang atau terlalu kering. Pengairan dilakukan dengan cara dileb atau disiram di sekeliling tanaman. Seusai pengairan, keadaan air dalam parit atau saluran irigasi tidak boleh menggenag. Hal ini bertujuan agar akar tanaman tidak terendam air sehingga mengakibatkan kebuskan. commit to user 29 b. Pengendalian gulma penyiangan Penyiangan dilakukan sedini mungkin dengan mencabut rumput gulma secara manual agar pertumbuhan tanaman pare tidak terganggu. Jika sudah terlihat ada rumput langsung dicabut dan dibuang, tidak dibiarkan besar baru dicabut karena rumput tersebut akan mengambil unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman pare. Minimal penyiangan dilakuakan 1 minggu sekali. c. Pemupukan Untuk memacu pertumbuhan tanaman pare agar tumbuh baik dan subur serta ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman tetap terjaga perlu dilakukan pemupukan susulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK dengan dosis 2 kg100 lt pada 3 minggu hari setelah tanam dengan interval pemupukan 1 minggu sekali. Kemudian minggu selanjutnya 3 kg100 lt, pemupukan ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan tanaman pare. Selain itu juga diberikan perekat dengan dosis 5 cc14 lt, diberikan setiap 1 minggu sekali. Fungsi dari perekat adalah agar pupuk yang sudah diberikan pada tanaman tidak mudah larut terkena air hujan. d. Penyulaman Apabila terlihat dalam suatu lubang, tanamannya mati maka langsung dilakukan penyulaman atau penggantian dengan tanaman baru yang lebih baik. Penyulaman dilakuakan maksimal 5 hari setelah tanam bibit, apabila dilakukan lebih dari itu maka pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal karena sudah tertinggal jauh pertumbuhannya dengan tanaman yang lain sehingga mengakibatkan tanaman tumbuh tidak seragam. e. Pemangkasan Tanaman pare merupakan jenis tanaman yang tumbuhnya merambat dan memiliki banyak cabang. Maka dari itu pemangkasan perlu dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan menghasilkan benih yang maksimal pula. Dalam budidaya tanaman pare untuk perbenihan, cabang yang dipelihara hanya sebanyak 4 buah. commit to user 30 Pemangkasan dilakukan pada 12-15 hari setelah tanam. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong langsung cabang ke-5 menggunakan pisau atau gunting. Pemangkasan dilakukan pada waktu pagi hari agar luka yang ditimbulkan cepat mengering. Setelah dilakukan pemangkasan lalu cabang yang dipelihara dirambatkan kekanan dan kekiri pada lanjaran atau para-para, pada setiap batang terdapat 2 cabang tanaman pare. Batang diikat dengan tali rafia, pengikatan tidak terlalu kencang tetapi dapat menahan cabang dengan baik agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. f. Pengendalian hama dan penyakit Salah satu kendala yang paling berarti dalam budidaya tanaman pare adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Hama yang biasa menyerang adalah trips, lalat buah, dan ulat daun. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman pare adalah penyakit virus atau virus kuning, embun tepung, antraknosa dan layu fusarium. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tersebut dapat disemprotkan fungisida PPC dengan dosis 30 ml14 lt, Ditan N45, Antracol dan Daconil dengan dosis 15 gr20 ml. Sedangkan insektisida yang diseprotkan adalah Marshall dan Tribun dengan dosis 20 ml14 lt per luas lahan 500 m². Penyemprotan ini dilakukan 1 minggu sekali setelah 5 hari tanam. Apabila hama dan penyakit telah menyerang maka pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman pare, mengumpulkan dan mematikan vektor, membuang daun atau bagian tanaman yang terserang jika serangan masih sedikit namun bila serangan telah menyebar dan banyak di bagian tubuh tanaman maka tanaman tersebut langsung dibuang dan dimusnakan agar tidak menyebar ke tanaman yang lainnya. Selain itu untuk mencegah juga dilakukan dengan memberikan air irigasi yang bersih, maksudnya adalah air tidak berasal dari limbah rumah tangga, limbah pabrik atau air yang sudah tercemar. commit to user 31 g. Kohe Kohe adalah kegiatan menyerbukkan tepung sari dari bunga jantan ke putik bunga betina untuk menghasilkan tanaman turunan yang hybrid. Waktu pelaksanaan kohe pada tanaman pare yaitu pada pukul 07.00 sampai pukul 10.00 jika lebih dari pukul 10.00 maka bunga betina sudah layu dan tidak maksimal untuk pelaksanaan kohe. Bunga jantan dari lokasi lain yang telah disiapkan dipetik, kemudian dibawa ke bunga betina dan benang sari langsung dioleskan pada kepala putik bunga betina. 5. Panen Gambar 4.3 Panen pare Setelah usia tanaman 60 hari atau sekitar 2 bulan, panen pertama dapat dilakukan. Pare yang siap panen adalah buah yang talah berwarna kuning dan memiliki daging buah yang sudah lunak. Cara pemanenan yaitu dengan memotong tangkai buah dengan perlahan bisa menggunakan pisau, gunting atau tangan kosong. Untuk panen selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat kenampakan fisik tanaman pare, sampai buah habis dapat dilakukan ± 20 kali petik tergantung jenis dan varietas tanaman pare. Buah yang telah dipetik kemudian diletakkan dalam kontainer yang telah disiapkan kemudian diangkut ke tempat penampungan atau gudang untuk dilakukan proses lebih lanjut. commit to user 32 6. Pasca panen Gambar 4.4 Proses sortasi atau pengkelasan pare Setelah buah dikumpulkan di gudang penyimpanan, proses selanjutnya adalah disortasi atau pengkelasan dengan memilih buah pare yang mulus baik, layu, busuk atau abnormal. Kemudian diklasifikasikan keseragamannya menurut jenis, ukuran, dan warna buah yang relatif seragam. Biasanya pengkelasan ini diambil sampel beberapa buah saja, karena pada saat pemanenan telah dibedakan berdarkan jenis atau varietasnya. Kemudian buah dibelah dan diambil bijinya menggunakan sendok makan atau pisau. Biji yang telah diambil kemudain dibersihkan dengan air yang mengalir untuk menghilangkan sisa daging buah dan kotoran yang menempel. 7. Proses produksi benih tanaman pare unggul a. Pengeringan Gambar 4.5 Proses pengeringan benih Pengeringan benih masih dilakukan secara sederhana dengan mengandalkan panas alami dari sinar matahari. Sebelum benih dijemur, commit to user 33 terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida yang bernama Ecolab selama ± 30 menit dengan dosis 100 ml 20 lt air. Penjemuran dilakukan di dalam scren house yang berada di belakang kantor CV. MGA. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan adalah 3- 4 hari pada waktu musim panas, sedangkan pada musim penghujan pengeringan dapat lebih lama lagi bisa sampai sekitar 6-7 hari. b. Uji kemurnian dan keseragaman Gambar 4.6 Keseragaman tanaman pare Jamrud, Petra dan Mutia Untuk dapat memisahkan benih murni dengan komponen- komponen lain maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud benih murni. Benih murni itu sendiri bisa diartikan benih yang dominan di dalam pengujian kemurnian benih. Benih pare dipisahkan dari benih tanaman lain, kotoran dan benda mati dengan memilahnya secara manual. Setelah benih pare dipisahkan maka didapatkan benih murni yang telah terseleksi dengan baik dan dilakukan riset penanaman benih pare untuk diuji keseragamannya. Pertumbuhan tanaman pare diamati keseragamannya yang meliputi bentuk buah dan keadaan tanaman. Apabila keseragaman telah terpenuhi 80 maka benih pare tersebut dapat diproduksi dan dipasarkan. commit to user 34 c. Uji daya tumbuh Uji daya tumbuh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu benih untuk tumbuh dan berkembang secara normal pada lingkung yang telah disediakan. Kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal pada kondisi yang optimum merupakan parameter daripada suatu viabilitas potensial benih. Pengujian daya tumbuh dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi hemat dan benih cepat tumbuh. Langkah-langkah dalam pengujian daya tumbuh benih adalah ambil sampel benih pare sebanyak 100 biji secara acak, kemudian potong sedikit pada bagian ujungnya. Siapkan boks dengan ukuran 23 cm x 30 cm yang telah dilapisi bawahnya dengan kertas koran yang sudah dibasahi. Kertas koran ini jangan sampai terlalu basah dan terlalu kering. Benih ditata di dalam boks jangan sampai saling menindih, kemudian ditutup lagi dengan kertas koran yang telah dibasahi. Setelah itu boks dimasukkan dalam kantong plastik warna hitam rangkap 5 dan ditali erat-erat agar kelembapan udara di dalam boks tetap terjaga. Boks disimpan di dalam ruangan dengan diberi penerangan lampu 25 watt. Setelah 2-3 hari, boks dibuka dan dihitung berapa persen benih yang berkecambah. Apabila benih berkecambah lebih dari 85, maka benih tersebut layak dan baik digunakan atau dipasarkan. d. Sertifikasi benih Sebelum dipasarkan sertifikasi benih perlu dilakukan untuk mempertanggungjawabkan kwalitas benih tersebut. Sertifikasi benih dilakukan oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih BPSP Jawa Tengah. Tes yang dilakukan untuk sertifikasi benih adalah uji kadar air, daya tumbuh, vigor dan kemurnian benih. Setelah tes tersebut dilaksanakan, kemudian dilakukan tes kelayakan yaitu dengan melakukan percobaan penanaman pare di 3 area yang berbeda. Apabila tanaman pare tersebut dapat tumbuh dengan baik maka BPSP akan memberikan sertifikat kelayakan dan benih dapat dipasarkan. commit to user 35 e. Pengemasan Gambar 4.7 Kemasan benih dalam negeri dan luar negeri Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi benih dari kerusakan mekanik, kedap udara dan kedap air. Benih yang lolos uji sertifikasi kemudian dikemas. Aluminium foil digunakan untuk kemasan pasar dalam negeri, sedangkan benih yang dipasarkan di luar negeri dikemas dalam bentuk drum dengan bahan plastik. Sebelum benih dikemas terlebih dahulu dihitung beratnya, dalam setiap kemasan benih pare beratnya adalah 20 gr. Dalam kemasan dicantumkan informasi mengenai kadar air, daya tumbuh, kemurnian, tanggal kadaluwarsa, nomor lot, berat benih dan klasifikasi mengenai jenis pare tersebut. Penyimpanan benih cadangan, diletakkan dalam ruangan yang telah dimodifikasi suhu, udara, kelembapan dan tingkat keamanannya. f. Pemasaran Benih pare CV. MGA dipasarkan baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Untuk pemasaran di luar negeri, CV. MGA bekerja sama dengan negara Jepang, benih yang dikirim ke Jepang masih dalam bentuk curah. Sedangkan pasar dalam negeri meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan. Pemasaran benih dilakukan dengan menitipkan produk di toko-toko pertanian, promosi kepada petani langsung dan pedagang bakul buah. commit to user 36

C. Jenis-jenis pare unggul di CV. MGA