METODE PENELITIAN Identifikasi dan Pemberdayaan Sumber Daya Desa (Tinjauan Sosiologis Desa di Bali Menghadapi UU No. 6 Tahun 2014).

13

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sifatnya kualitatif. Metode ini digunakan agar bisa melihat langsung dan meresapi bagaimana kondisi di lapangan. Metode penelitian dengan jenis kualitatif merupakan metode yang melibatkan penelitinya langsung turun ke lapangan, melihat dan menyelami keadaan sosial yang berlaku sesungguhnya Bryman, 2004:267. Dalam penelitian ini, terjun langsung ke lapangan sangat dipentingkan. Tujuannya adalah dapat melihat langsung keadaan geografis, mengamati lokasi yang bermanfaat dapat dikembangkan, serta melihat interaksi sosial masyarakat. Interaksi ini perlu didalami untuk melihat karakter mereka, apakah semangat, penuh konflik atau ada gaya interaksi lainnya. Terjun langsung ke lapangan juga berguna untuk merasakan semangat mereka bekerja. Seluruhnya berguna untuk mengamati bagaimana potensi- potensi yang ada di desa tersebut.

III. 2 Lokasi dan Alasan Pemilihan

Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali. Kecamatan ini terletak kurang lebih 60-70 Kilometer di sebelah barat Kota Denpasar atau Kuta. Akan tetapi, banyak masyarakat yang justru pergi bolak-balik dari Kerambitan menuju Denpasar, Badung, Kuta, Jimbaran. Disaat ini, tanah-tanah pertanian di desa-desa Kecamatan Kerambitan yang berdekatan dengan kota Tabanan, banyak yang telah beralih fungsi jadi perumahan. Padahal, Kerambitan dikenal sebagai salah satu lumbung industri, sumber pertanian serta perkebunan di Kabupaten Tabanan. Tetapi sumber daya ini terbengkalai karena tidak dilirik dan ditinggal bekerja di Denpasar atau Kuta. Daerah ini juga mempunyai pantai yang berbatasan dengan Samudra Indonesia, yang semuanya merupakan sumber daya yang mampu dimaksimalkan manfaatnya untuk masyarakat. Jika hal ini mampu dimanfaatkan oleh desa atau desa pakraman, anggota masyarakat tidak perlu sampai jauh pergi ke Denpasar dan tidak perlu menjual tanah untuk kebutuhan keluarga, karena telah dapat memanfaatkan lahannya sendiri. 14

III. 3 Sampel

Sampel pada penelitian kualitatif merupakan sampel purposif. Artinya sampel yang sudah ditentukan. Metode penarikan sampel ini sesuai dengan teknik bola salju. Artinya jumlah sampel akan ditentukan oleh kualitas pertanyaan dari peneliti dan kualitas jawaban dari responden. Apabila jawaban dinilai mempunyai kekurangan akan dikembangkan lagi dan memungkinkan terjadinya pertambahan sampel kepada individu yang lain. Dalam konteks desa, atau desa pakraman akan dicari desa di Kecamatan Kerambitan secara berimbang, di daerah selatan, utara, barat, timur dan tengah, masing-masing dua desa. Misalnya, Desa Tista di Selatan, Timpag di utara, Desa Tibubiyu di Barat, Desa Samsam bagian timur dan Kukuh di bagian tengah.

III. 4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah wilayah desa, baik desa pakraman maupun desa dinas atau dengan sebutan lainnya, dengan lingkungan yang ada di dalamnya. Dipakainya desa sebagai unit analisis adalah untuk melihat, mengobservasi, dan mencari sumber daya yang ada di wilayah tersebut terutama sumber daya yang nampak secara kasat mata, misalnya sawah, sungai atau letak strategis. Sebagai sasaran analisis yang lain adalah anggota masyarakat, terutama tokoh-tokoh yang berpengaruh baik dari kalangan remaja, dewasa muda, dewasa mauptun tokoh yang sudah tua. Sasaran atau obyek analisis ini dipentingkan untuk mendapatkan pendapat dan gambaran tentang potensi sumber daya tidak nampak, seperti misalnya semangat, kecerdasan, tingkat pengetahuan dan cara pandang anggota masyarakat di desa tersebut. Dengan demikian, unit yang akan dianalisis adalah desa dan anggota masyarakat yang ada di desa tersebut.

III. 5 Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua yakni data primer dan data sekunder. Dalam penelitian kualitatif, data primer merupakan data yang berasal dari lingkungan yang berasal dari wilayah penelitian. Data seperti ini dapat dikumpulkan melalui observasi pada saat awal perencanaan penelitian maupun setelah penelitian. Data hasil observasi ini akan dicatat dan direkam. Dapat 15 juga dilakukan melalui wawancara mendalam atau mendengarkan percakapan warga tentang potensi desa dimana mereka berada. Sumber data berikutnya adalah data sekunder yang berupa berbagai informasi yang telah tercatat, baik dilihat dari buku-buku, internet maupun catatan yang ada di kecamatan, balai desa maupun yang telah ada di arsip sederhana yang dimiliki penduduk. Misalnya penduduk yang kebetulan menyimpan catatan pembangunan sebuah bendungan. Di Desa Pakaraman Telaga Tunjung, Kerambitan, ada bendungan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Termasuk pula berbagaisumber tercatat yang ada di kantor pemerintahan Kabupaten Tabanan. Pendapat dan hasildiskusi dengan para ahli atau cendekiawan juga dipakai sebagai acuan dan dipandang sebagai data sekunder, sepanjang pendapat itu sesuai dengan tema dalam penelitian ini.

III. 6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan beberapa cara. Yang pertama adalah observasi terhadap lingkungan fisik yang ada di desa yang telah ditetapkan sebagai sampel untuk penelitian ini. Dalam konteks observasi, lokasi, kondisi geografis, demografis, sampai hubungan sosial diantara penduduk akan dicatat sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian. Berdasarkan pencatatan segala obyek yang menonjol tersebut akan dilakukan langkah lanjutan yang dapat berupa wawancara maupun diskusi dengan anggota masyarakat setempat. Untuk mendapatkan pola pekerjaan mereka, jumlah ternak, penempatan kandang ternak juga akan dicatat dan dimaknai. Kedua, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Dalam hal ini, wawancara merupakan langkah lanjutan yang dilakukan setelah observasi. Diperlukan wawancara untuk mengamati secara lebih mendalam dari pola interaksi, kondisi obyek yang dilihat, yang dapat merupakan sumber daya dari desa tersebut. Disamping dilakukan dengan pencatatan, berbagai obyek tersebut juga akan difoto dan direkam untuk kemudian dianalisis melalui metode penafsiran atau hermenautika. Baik pertanyaan untuk wawancara dicatat diturunkan dari perumusaan masalah, dan kemudian dikembangkan saat melakukan wawancara. Observasi juga merupakan turunan dari perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini. 16 Ketiga, data dikumpulkan melalui diskusi kelompok yang terpusat focus group discusion, baik kepada anak-anak muda, remaja, dewasa dan orang tua. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang persoalan yang diangkat. Data sekunder yang didapatkan dari buku-buku, maupun wawancara dengan pihak lain di luar Kecamatan Kerambitan, akan dicatat untuk mendukung data primer.

III. 7 Teknik Analisis Data

Analisis data ini didasarkan pada perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Analisis data pada penelitian kualitatif sifatnya induktif. Artinya dari demikian banyak data yang didapatkan, ditafsirkan melalui sebuah kesimpulan dan kemudian dikelompokkan sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan. Data yang didapatkan dari observasi fisik, akan dimaknai sesuai dengan tema yang ada. Demikian juga data yang didapatkan melalui wawancara, akan dikelompokkan sesuai dengan perumusan masalah, ditafsirkan dengan keterkaitan antara satu pernyataan dengan pernyataan yang lainnya. Keterkaitan ini akan memungkinkan membuat kesimpulan terhadap satu fenomena tertentu. Dalam pemahaman hermenutika, memahami sesuatu itu adalah melalui penafsirannya Gibbons, Noer Zaman, 2002: xiv Contoh Pencatatan Realitas, Tindak Lanjut, dan Pemaknaan No Realitas yang Dicatat Tindak Lanjut PemaknaanPenafsiran 1 Kondisi geografis tanah subur -Bertanya dan wawancara kepada anggota masyarakat tokoh, ahli, mahasiswa dsb, tentang pemanfaatan tanah tersebut -Melakukan perbandingan dengan wilayah desa lain, kecamatan lain, atau kabupaten lain. -Petani yang rumahnya besar memahami bahwa tanah subur memang dapat diberdayakan. -Anggota masyarakat yang memilih kerja sebagai tukang kebun di kota, masih belum melihat sebagai potensi sumberr 17 daya 2 Lokasi di jalan raya utama Melihat aktifitas kegiatan masyarakat yang berhubungaan dengan lokasi tersebut. -Banyak warung pinggir jalan merupakan indikasi masyarakat memahami kelebihan lokasinya. 3 Hewan dan ternak terpelihara dengan baik. Melihat aktivitas ternak di keluarga lain atau di desa lain. Masyarakat memanfaatkan ternak sebagai penghasilan tamabahan. Bisa dikatakan sebagai potensi desa. 4. Bale banjar dimanfaatkan, baik sebagai ruang kumpul- kumpul maupun kreatifitas. Ikut beraktivitas dan menyelami aktivitas yang ada. Potensi semangat kekeluargaan tinggi dan kreativitas hidup dii desa tersebut. 5 Dan sebagainya 18

BAB IV PEMBAHASAN