Peran ASEAN bagi Hubungan Internasional

Pendidikan Kewarganegaraan SMA MA Kelas XI 130 tuan rumah sidang tahunan para menteri luar negeri ASEAN. Masa jabatan ketua komisi tetap adalah satu tahun. 7. Senior Economic Officials Meeting SEOM, Senior Official Meeting SOM, ASEAN Senior Financials Official Meeting ASFOM dan Committess adalah sidang ASEAN yang memiliki 29 komisi yang terdiri atas pejabat-pejabat senior kementerian. Komisi ini berfungsi mendukung sidang-sidang para menteri yang meliputi bidang pertanian dan kehutanan, energi perdagangan, lingkungan, keuangan, informasi, investasi, perburuan, hukum, persoalan regional, kejahatan lintas negara, transportasi, Dewan AIA, dan Dewan AFTA. 8. Sub-sub komisi dan kelompok-kelompok kerja ASEAN Sub-Committes and Working Groups adalah komisi ASEAN yang memiliki 122 subkomisi dan kelompok kerja teknis yang mendukung kerja lembaga-lembaga tingkat menteri senior. 9. Sekretaris ASEAN, memiliki fungsi untuk memprakarsai, memberi nasihat, mengoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh seorang Sekretaris Jendral ASEAN yang dipilih berdasarkan prestasi dan senioritas berdasarkan rekomendasi negara-negara anggota ASEAN.

c. Peran ASEAN bagi Hubungan Internasional

Berdasarkan pertemuan KTT ASEAN ke-9 di Bali pada tahun 2003 dibentuk ASEAN Community yang kerja samanya meliputi tiga bidang, yakni: 1 politik– keamanan ASEAN Security Community 2 ekonomi ASEAN Economic Community 3 sosial budaya ASEAN Socio-cultural Community Sebagai organisasi regional, ASEAN telah melakukan hubungan dengan negara-negara di luar ASEAN yang dikenal sebagai mitra wicara dialogue partners. Saat ini ASEAN telah memiliki sepuluh negara mitra wicara, yakni Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia, Republik Korea, dan Amerika Serikat. ASEAN juga memiliki mitra kerja sama sektoral, yakni UNDP dan Pakistan. Hubungan ASEAN dengan mitra dialog, antara lain adalah sebagai berikut. 1 ASEAN menjalin kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif dengan rok dan Closer Economic RelationsCER Australia dan Selandia Baru 2 ASEAN telah mengeluarkan deklarasi bersama untuk memerangi kejahatan transnasional dengan Australia, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Rusia, dan US. 3 ASEAN telah mendatangani beberapa perjanjian perdagangan bebas dengan mitra wicaranya dalam bentuk perjanjian kemitraan ekonomi yang komprehensif dengan Cina, Jepang, dan India. 4 ASEAN mengembangkan kerja sama dalam kerangka ASEAN+3 ASEAN plus three, yakni ASEAN dengan Cina, Jepang, dan Republik Korea Di unduh dari : Bukupaket.com 131 Bab 4 Hubungan I nternasional dan Organisasi I nternasional 5 ASEAN mengadakan East Asia Summit EAS yang pertama di Kuala Lumpur, Desember 2005 yang diikuti oleh Cina, Jepang, Republik Korea, Australia, India, dan Selandia Baru. Selain sebagai organisasi regional di wilayah Asia Tenggara yang mengon- sentrasikan persoalan pada penciptaan hubungan yang harmonis dan kerja sama yang bermanfaat bagi negara-negara anggota, ASEAN juga membina hubungan dengan negara-negara di luar wilayah ASEAN. Hubungan tersebut ditujukan bagi peningkatan kerja sama yang semakin bermanfaat dalam suasana damai antarnegara. 3 . Konferensi Asia Afrika Konferensi Asia Afrika dibentuk berdasarkan konferensi Colombo pada tanggal 28 April 1945 yang diikuti oleh lima negara, yakni India, Indonesia, Burma, Srilanka, dan Pakistan yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Bogor. Hasil dari pertemuan Bogor adalah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955. Konferensi tingkat tinggi Asia Afrika 1955 ini dikoordinasikan oleh menteri luar negeri Indonesia, Roeslan Abdulgani, yang berlangsung antara 18 April-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia. Tujuan konferensi ini adalah mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, ataupun negara- negara imperalis lainnya. KTT tersebut dihadiri oleh 29 negara. Sumber: www.vietnam-un.org Gambar 4.8 Para pemimpin negara ASEAN saat menghadiri KTT Asean ke-16 di Vietnam Di unduh dari : Bukupaket.com Pendidikan Kewarganegaraan SMA MA Kelas XI 132 Konferensi Asia Afrika merefleksikan pandangan mereka atas ketidakinginan mereka atas kekuatan-kekuatan Barat dalam memengaruhi Asia pada masa perang dingin, kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara RRC dan Amerika Serikat, keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan damai antara RRC dengan mereka dan pihak Barat, penentangan terhadap kolonial Prancis di Aljazair, dan keinginan Indonesia dalam mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Hasil dari konferensi ini adalah Dasasila Bandung yang berisi pokok pikiran berikut. a Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam piagam PBB. b Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. c Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil. d Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain. e Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian ataupun secara kolektif yang sesuai dengan piagam PBB. f Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar dan tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain. g Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi dan penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. Sumber: indonesian.cri.cn Gambar 4.10 Konferensi Asia Afrika yang berlang- sung di Bandung Sumber: jalanjalanbandung.wordpress.com Gambar 4.9 Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung Di unduh dari : Bukupaket.com 133 Bab 4 Hubungan I nternasional dan Organisasi I nternasional 1. Menunjukkan sikap positif terhadap kerja sama dan perjanjian internasional Dewan Keamanan PBB pernah memainkan peran penting dalam mendukung upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan Agresi Militer terhadap berbagai kota di Jawa dan Sumatra. Tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar kedua belah pihak menghentikan tembak-menembak, dan diadakan arbitrasi untuk mencari jalan damai. Dewan Keamanan PBB kemudian memutuskan untuk membentuk komisi jasa baik yang berfungsi sebagai perantara dalam pertikaian Indonesia-Belanda. Komisi jasa baik itu kemudian di kenal dengan nama Komisi Tiga Negara. Ketika agresi militer Belanda terjadi lagi pada tanggal 19 Desember 1948, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi antara lain memerintahkan kedua belah pihak untuk: 1 menghentikan saling menyerang, 2 membebaskan segala tawanan, 3 berunding lagi atas dasar persetujuan Linggarjati dan Renville, dan 4 mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta.

E. Memanfaatkan Kerja Sama dan Perjanjian Internasional