TINJAUAN PUSTAKA Efikasi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Larvasida pada Larva Aedes aegypti.

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty . Penyakit DBD dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Agent Infeksius DBD adalah virus Dengue yang merupakan bagian dari famili flaviviridae . Keempat serotipe virus Dengue DEN- 1, DEN-2,DEN-3, DEN-4 dapat dibedakan dengan metode serologi. Virus dengue tipe 2 dan tipe 3 secara bergantian merupakan serotipe yang dominan, namun virus dengue tipe 3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat DBD derajat IV, DBD disertai ensefalopati, DBD disertai hematemesis dan melena,dan DBD yang meninggal. Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3 sd 14 hari tetapi pada umumnya 4 sd 7 hari. Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan suportif. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember ini tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebesar 71.668 orang, 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 Kemenkes RI, 2015. 2.1. Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning yellow fever dan chikunguya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti merupakan pembawa utama primary vector dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa-desa dan perkotaan Anggraeni, 2010. Aedes aegypti berkembang biak di tempat lembab dan genangan air bersih. Sedangkan Aedes albopictus berkembang biak di lubang-lubang pohon, dalam potongan bambu dan genangan air lainnya. Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan 4 mencari tempat hinggap beristirahat. Tempat hinggap yang disenangi ialah benda-benda yang tergantung, seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Setelah masa istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandiWC, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Biasanya sedikit di atas permukaan air. Selanjutnya nyamuk akan mencari mangsanya menghisap darah lagi dan seterusnya Kemenkes RI, 2015. Gambar 1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti Siklus hidup nyamuk Aedes egypti : Telur – Jentik – Kepompong – Nyamuk . Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk kurang lebih 9-10 hari 2.2. Daun pepaya Klasifikasi tanaman pepaya adalah sebagai berikut Yuniarti, 2008: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Cistales Family : Caricaceae Genus : Carica Species : Carica papaya L . Kandungan Kimia Daun Pepaya Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut yang diduga memiliki potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin. 5 a. Enzim Papain Enzim papain adalah enzim proteolitik yang berperan dalam pemecahan jaringan ikat, dan memiliki kapasitas tinggi untuk menghidrolisis protein eksoskeleton yaitu dengan cara memutuskan ikatan peptida dalam protein sehingga protein akan menjadi terputus Nani dan Dian, 1996. Enzim papain dapat banyak ditemukan pada daun pepaya . Walaupun dalam dosis yang rendah, dan apabila enzim papain masuk ke dalam tubuh larva nyamuk Aedes aegypti akan menimbulkan reaksi kimia dalam proses metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan terhambatnya hormon pertumbuhan. Bahkan akibat dari ketidakmampuan larva untuk tumbuh akibatnya dapat menyebabkan kematian pada larva Nani dan Dian, 1996. b. Flavonoid Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang bersifat racun yang terkandung di dalam daun pepaya. Beberapa sifat khas dari flavonoid yaitu memiliki bau yang sangat tajam, rasanya yang pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organik, dan juga mudah terurai pada temperatur tinggi. Dinata 2008, mengatakan bahwa flavonoid merupakan senyawa yang dapat bersifat menghambat makan serangga. Flavonoid berfungsi sebagai inhibitor pernapasan sehingga menghambat sistem pernapasan nyamuk yang dapat mengakibatkan nyamuk Aedes aegypti mati Dinata, 2008. Bagi tumbuhan pepaya itu sendiri flavonoid memiliki peran sebagai pengatur kerja antimikroba dan antivirus. c. Saponin Senyawa lain pada daun pepaya yang memiliki peran sebagai insektisida dan larvasida adalah saponin. Saponin merupakan senyawa terpenoid yang memiliki aktifitas mengikat sterol bebas dalam sistem pencernaan, sehingga dengan menurunnya jumlah sterol bebas akan mempengaruhi proses pergantian kulit pada serangga Dinata, 2009. Saponin terdapat pada seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, daun, batang, dan bunga. Senyawa aktif pada saponin berkemampuan membentuk busa jika dikocok dengan air dan menghasilkan rasa pahit yang dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga dapat merusak membran sel serangga Mulyana, 2002. d. Tanin Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol yang terdapat dalam tanaman pepaya. Mekanisme kerja senyawa tanin adalah dengan mengaktifkan sistem lisis sel karena aktifnya enzim proteolitik pada sel tubuh serangga yang terpapar tanin Harborne , 1987. 6 Menurut Harborne 1987, senyawa kompleks yang dihasilkan dari interaksi tanin dengan protein tersebut bersifat racun atau toksik yang dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan dan mengurangi nafsu makan serangga melalui penghambatan aktivitas enzim pencernaan. Tanin mempunyai rasa yang sepat dan memiliki kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Umumnya tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah sebagai penolak hewan herbivore dan sebagai pertahanan diri bagi tumbuhan itu sendiri Harborne, 1987. 7

BAB 3. METODE PENELITIAN