commit to user
26
persentase yang
cukup besar
bukanlah merupakan
inflas i. Waluyo, 2003: 167.
Kenaikan harga in i diu kur dengan menggunakan index harga. Beberapa indeks harga yang serin g digunakan untuk mengukur inflas i
antara lain: ·
Indeks biaya hidup
consumer price index
· Indeks harga perdagangan besar
wholesa le price index
· GNP deflator
b. Jenis Inflasi Dilihat dari Parah Tidaknya Inflasi.
1. Inflasi ringan laju inflasi dibawah 10 setahun
2. Inflasi sedang laju inflasi 10-30 setahun
3. Inflasi berat laju inflasi 30-100 setahun
4. Hiperinflasi laju inflasi diatas 100 setahun.
Boediono, 1990.
c. Sebab-s ebab inflas i
Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan inflasi menurut Sukirno 2000 : 177-178 antara lain :
a Berbagai go longan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh
pendapatan relatif leb ih besar daripada kenaikan produktivitas mereka. b
Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang-barang dan jasa naik lebih cepat daripada tambahan keluarnya
output
yang mungkin dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan.
commit to user
27
c Adanya kebijakan pemerintah baik yang bersifat ekonomi atau non-
ekonomi yang mendorong kenaikan harga. d
Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga. e
Pengaruh inflasi luar negeri apabila negara yang mempunyai sistem perekonomian terbuka pengaruh inflasi ini terlihat melalui pengaruh terhadap
harga-harga barang impor.
d. Pengaruh Inflasi
Menurut Sukirno 2000:339 dalam suatu negara inflasi sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara tersebut karena :
1. Tingkat inflasi yang tinggi mempengaruhi tingkat produksi dalam negeri,
melemahkan produksi barang ekspor. Tingkat inflasi yang tinggi menurunkan produksi karena harga menjadi tinggi dan permintaan akan barang menurun
sehingga produksi menurun. 2.
Inflasi menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan kenaikan harga upah buruh, maka kalkulasi harga pokok meninggikan harga jual produk lokal.
Dilain pihak turunnya daya beli masyarakat terutama berpenghasilan tetap akan mengakibatkan tidak semua bahan habis terjual. Inflasi menyebabkan
naiknya harga jual produksi barang ekspor, dan berpengaruh terhadap neraca pembayaran.
2.1.5. Suku Bunga Deposito
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah 2004:80 adalah harga dari pinjaman. Suku Bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
commit to user
28
waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun fungsi suku bunga
menurut Sunariyah 2004:81 adalah : a.
Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan;
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan ekonomi
suatu sektor industry tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industry tersebut akan meminjam dana, maka pemerintah memberikan tingkat bunga
yang lebih rendah dibandingkan sektor lain; c.
Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian. Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal terutama dari sektor bisnis. Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya
berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi
suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Sementara itu menurut Prasetiantoro 2000: 98-101, jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia
commit to user
29
dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan, dan pada posisi ini permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah
karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portofolio perbankan deposito dan tabungan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar ,
maka gairah belanja akan menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika
suku bunga rendah, masyarakat cenderung untuk tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Namun ternyata kebijakan pemberian suku bunga yang tinggi dapat pula menimbulkan dampak negatif pada kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga tinggi
ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga dapat membuat
dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan Boediono, 1990 : 3.
Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi pemerintah tersebut, maka dalam hal ini pemerintah harus bisa memutuskan
kebijaksanaan yang harus diambil sehingga dapat memperbaiki maupun meningkatkan struktur dan kualitas perbankan Indonesia
2.2 Kajian Empiris