Manajerial ‐ KKKS Page
penggunaan, seperti ruang laboratorium, ruang rapat, ruang olah raga, ruang kesenian, dapat dipadukan dengan sistem non plot. Bahwa
ruangan tersebut telah diplotkan untruk kegunaan utilitas tertentu, kita tidak bisa menyangkal; tetapi dilihat dari siapa yang menggunakan, bisa
kelompok belajar dan atau kelompok siswa yang berbeda. Karena itu, sesungguhnya sistem plot yang mengacu ke aspek utilitas ini sebenarnya
tidak murni plot tetapi sesudah terpadu dengan sistem non plot.
5. PengembanganPenambahan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana yang berupa ruangan-ruangan perlu dikembangkan secara terus menerus agar makin lama makin mencukupi
kebutuhan warga sekolah dan para peserta didik yang terus berkembang. Pengembangan tersebut, mencakup jumlahnya maupun kualitas dan
asesorinya. Dengan demikian, makin lama ruangan-ruangan tersebut makin banyak dan makin indah dipandang serta makin nyaman dipakai.
Penambahan asesori ini selain berkaitan dengan aspek keindahan, juga berkaitan dengan peningkatan aspek utilitas. Optimalisasi utilitas
suatu ruangan, kesempurnaan asesoris, makin tingginya kenyamanan dan makin sedapnya pandangan pada suatu ruangan, hanya bisa dicapai
dengan suatu proses panjang, dan lazimnya dilakukan oleh administrator sekolah yang senantiasa tiada berhenti berimprovisasi. Sentuhan tangan
dingin administrator yang penuh dengan obsesi-obsesi kesempurnaanlah, yang kerap menjadikan pembeda antara keindahan suatu ruangan di
suatu sekolah yang baik dengan sekolah yang konvensional.
6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Pemeliharaan termasuk aspek krusial dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, karena bukan lagi rahasia umum, bahwa
sarana dan prasarana yang tidak terpelihara dirasakan sangat tidak nyaman oleh para penggunanya. Betapapubn berkualitasnya suatu
sarana dan prasarana, betapapun spektakulernya bangunan, gedung dan ruangan sekolah, manakala tidak dipelihara dengan baik akan menjadikan
Manajerial ‐ KKKS Page
penghuni dan penggunanya tidak merasa enak atau nyaman. Bahkan sarana prasarana yang sederhana sekalipun, manakala terpelihara
dengan baik, akan enak dipakai; apa lagi jika sarana dan prasarana tersebut berkualitas.
Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah dimaksudkan untuk mengkondisikan sarana dan prasarana tersebut
senantiasa siap pakai dan tidak mengalami trouble ketika sedang dipergunakan. Sebab, sarana dan prasarana yang senantiasa siap pakai
dan tidak trouble ketika dipergunakan, akan memperlancar jalannya proses belajar pembelajaran di sekolah, dan sekaligus memperlancar
penunaian tugas-tugas sekolah secara keseluruhan. Karena itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
dilakukan secara teratur, sistematis dan terus menerus; jangan sampai menunggu rusak terlebih dahulu.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang memang
membutuhkan pemeliharaan secara berkala. Sebagai contohnya adalah pengecatan tembok, pengecatanpemlituran kusen, pintu dan jendela,
penggantian kran, penembelan saluran air PVC yang bocor, pengecatan pagar, penggantian tanaman, pemolesan ulang lantai traso, pemotongan
rumput taman, pemlituran ulang meubeler, penambalan talang yang bocor, dan masih banyak lagi. Pemeliharaan secara berkala ini lazimnya
akan menjadikan sarana dan prasarana berubah menjadi indah kembali, dan sekaligus mencegah dari kerusakan yang lebih parah. Sebagai
contoh, list kayu pada genting dan talang yang habis catnya akan mudah lapuk oleh sinar matahari dan air hujan. Karena itu, sebelum mengelupas
semuanya perlu dicat ulang agar tercegah dari kelapukan.
7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah