41
Konselor secara terus-menerus berusaha untuk memutakhirkan pengetahuan dan keterampilan, salah satunya adalah aktif
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar.
3. Program PPL Bimbingan dan Konseling
Dalam mendukung dan melengkapi layanan bimbingan dan konseling di sekolah, praktikan mempunyai program yang
dapat membantu kelancaran proses bimbingan dan konseling, meliputi:
a. Pembuatan Banner BK Peduli Siswa
Tujuan : Banner dipasang pada tembok yang langsung
terlihat dari pintu BK, ketika siswa masuk ke ruang BK siswa akan langsung dapat membaca tulusan BK Peduli Siswa. Maka
siswa dapat merasa nyaman ketika masuk diruang BK Sasaran
: Seluruh Siswa Waktu
: September
b. Pengadaan sand Banner 5S
Tujuan : Siswa dapat menerapkan 5S Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, dan Santun Sasaran
: seluruh siswa Waktu
: September
4. Kegiatan Persekolahan
Selama praktik di SMA Negeri 1 Kalasan, praktikan tidak hanya melaksanakan layanan BK. Adapun kegiatan lain
yang dilakukan sebagai berikut: a.
Piket di lobby sekolah b.
Upacara bendera
C. HAMBATAN PELAKSANAAN PPL DAN CARA MENGATASI
PERSIAPAN
Dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling praktikan menghadapi berbagai hambatan, baik hambatan secara teknis
maupun nonteknis, tetapi berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat diatasi. Adapun hambatan-hambatan dan solusi
42
cara mengatasi dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dialami praktikan, berikut penjabarannya:
1. Faktor Pendukung Program PPL
Dalam pelaksanaan PPL baik praktik mengajar maupun kegiatan persekolahan lainnya dosen pembimbing lapangan dan guru
pembimbing yang lain banyak memberikan masukan dan dukungan kepada praktikan. Guru pembimbing juga memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada praktikan untuk melaksanakan program PPL yang telah direncanakan dan memberikan kebebasan dalam menggunakan
metode mengajar. Guru pembimbing juga sangat mendukung program yang telah direncanakan.
2. Hambatan
a. Layanan Dasar
Dalam melaksanakan praktik bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok, praktikan mengalami beberapa hambatan baik berasal dari
siswa maupun dari praktikan itu sendiri. Adapun hambatan yang dialami antara lain :
1 Dari Siswa
a Sebagian siswa kurang memperhatikan materi layanan yang disampaikan,
siswa sering kali sibuk sendiri sehingga praktikan harus lebih aktif dan kreatif dalam memberikan layanan. Siswa lebih tertarik pada games dan
video yang diberikan. Hal ini memperlama proses layanan karena siswa tidak dapat menyerap materi secara optimal.
b Siswa juga sering mengobrol sendiri dengan teman-temannya sehingga
kelas menjadi gaduh atau ramai. Akibatnya materi yang disampaikan oleh praktikan harus diulang agar siswa memahami materi.
2 Dari Praktikan
Praktikan merasa kesulitan dalam menghafal wajah dan nama siswa karena terlalu banyak kelas yang diampu. Jika akan menegur siswa
yang ramai dikelas, praktikan harus menggunakan daftar presensi atau harus bertanya dulu pada teman yang ada di depan.
43
Selain itu ada hambatan yang berasal dari luar siswa maupun praktikan yaitu, Bimbingan Kelompok kurang berjalan dengan maksimal
karena terbatasnya waktu pertemuan. b.
Layanan Responsif 1
Konseling Individual Tidak dapat melaksanakan konseling individual diruang BK
dikarenakan permintaan konseli. Akhirnya konseling individual dilakukan di perpustakaan dan di tempat luar sekolah pada jam pulang
sekolah. 2
Konseling Kelompok Konseling kelompok yang dilakukan praktikan hanya diikuti 5 orang
siswa. Keempat siswa sudah responsive aktif akan tetapi ada satu siswa yang responsive pasif. Meski demikian, praktikan tetap berusaha untuk
memaksimalkan efektivitas konseling kelompok yang telah dilakukan. c.
Perencanaan Individual Masih kurangnya wawasan dan jam terbang praktikan tentang
informasi terkait kelanjutan studi, sehingga konsultasi jadi kurang maksimal. Untuk mengatasinya, praktikan berkonsultasi dengan guru
pembimbing lapangan.
3. Usaha Mengatasi Hambatan
a. Dalam penyampaian materi praktikan harus lebih aktif dan kreatif.
b. Penyampaian materi dengan diiringi games dan video, sehingga siswa
lebih tertarik dengan materi yang disampaikan praktikan serta lebih menyerap materi.
c. Praktikan harus lebih sabar menghadapi siswa.
d. Untuk mengatasi perencanaan individual, praktikan setelah konsultasi
praktikan kembali belajar dan mencari informasi serta wawasan baru.
44
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan PPL di SMA Negeri 1 Kalasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum program PPL dapat terlaksana dengan baik. Sebagian besar rencana
kegiatan dapat dilaksanakan oleh praktikan. Dengan mengikuti kegiatan PPL, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menemukan permasalahan-permasalahan
aktual seputar kegiatan belajar mengajar dan berusaha memecahkan permasalahan tersebut dengan menerapkan ilmu dan teori-teori yang dipelajari di kampus. Pada
kenyataannya, praktikan masih sering mendapatkan kesulitan karena minimnya pengalaman atau jam terbang mengajar.
Di dalam kegiatan PPL, mahasiswa bisa mengembangkan kreativitas, misalnya dengan menciptakan media bimbingan, menyusun materi sendiri berdasarkan tujuan
layanan yang ingin dicapai. Praktikan juga mempelajari bagaimana menjalin hubungan yang harmonis dengan semua komponen sekolah untuk menjamin kelancaran kegiatan
belajar mengajar. Selain itu, pelaksanaan PPL memberikan manfaat dimana praktikan dapat
mengenal berbagai karakter serta kepribadian dari lingkungan sekolah, baik guru, karyawan, dan siswa, serta seluruh komponen sekolah dan masyarakat di sekitar
sekolah dan kegiatan lain yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
Pelaksanaan kegiatan PPL terpadu oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNY di SMA Negeri 1 Kalasan yang dimulai pada tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan
15 September 2016, secara umum berjalan dengan lancar. Hal ini bisa dilihat dari semua program kerja PPL individu yang tertulis di matriks program kerja PPL telah
terlaksana. Berdasarkan pelaksanaan PPL di SMA Negeri 1 Kalasan yang telah di tempuh,
maka dapat diambil kesimpulan sebaga berikut: a.
Pada umumnya pelaksanaan program PPL individu berjalan dengan baik. Program kegiatan PPL dapat direalisasikan,
b. Kegiatan PPL memberikan suatu pengalaman yang nyata, sehingga bisa
membandingkan kondisi dilapangan dengan kajian teoritik di bangku kuliah.